A. Pengertian.
1. Pengertian Ketrampilan dan Pengertian berpikir
kemampuan fisik dan mental yang secara relatif mudah di praktekan secara
dan otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis,
berpikir dasar, untuk menemukan novel, estetik, produk, ide yang membangun
dengan cara guru mengajar. Pola pengajaran dan interaksi yang lebih memberi
mencari pemecahan masalah dari setiap kasus pengajaran yang dihadapi akan
mengembangkan sikap dan kemampuan peserta didik yang dapat membantu untuk
inovatif.
pertanyaan.
- Perilaku Siswa : Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-
beda.
Berpikir kreatif tumbuh subur apabila didukung oleh faktor personal dan
a. Kemampuan Kognitif
Ternasuk kemampuan diatas rata-rata dan fleksibilitas kognitif, cara ini diperoleh
saat sifat terbuka dimiliki maka banyak informasi dan kesempatan yang dapat kita
Orang kreatif tidak senang “digiring” ingin menampilkan diri semampu dan
dan mengembangkan gagasan baru, ide baru sebagai pengembangan dari ide yang
88-91) yaitu: (1) fluency (berpikir lancar), (2) flexibility (berpikir luwes), (3)
keterampilan berpikir kreatif ini digunakan tes uraian untuk memperoleh data
keseluruhan, aspek dan indikator keterampilan berpikir kreatif yang diukur dalam
pertanyaan;
yang berbeda.
akan ditempuh.
agar model-model itu menjadi lebih baik dan memuaskan. Terkadang model dapat
perseptual yang mantap yang diperoleh dari lingkungannya (Bruner, 1957), dan
1) Berpikir Kreatif
1. Sangat lancar dalam menjabarkan ide umum ke dalam ide yang spesifik.
Sangat lentur (fleksibel) dalam mengkaji ide dari berbagai sudut pandangan.
menarik.
Terjamin konsekwenannya.
tertentu.
Penggambarannya lengkap .
2) Berpikir Kritis
Adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau alternatif pemecahan
Mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah
yang lainnya.
Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi
Sumber Kognitif
Mencakup konsep, keterampilan, pengetahuan dan akal muslihat disamping alat
alat verbal yang dibutuhkan. Dalam buku Blagg (1988) Somerset Thinking
Strategi Kognitif
strategi itu bersifat fleksibel yang dapat digunakan dalam berbagai situasi.
ubah.
4. Merencanakan taktik.
5. Memantaukan kegiatan.
7. Memperbaiki perencanaan dan strategi yang relevan dengan tujuan yang hendak
dicapainya.
mengkomunikasikan.
Upaya yang harus dilakukan guru dalam membina siswa pandai berpikir adalah
melatih cara-cara bepikir kreatif dan kritis dalam menangani masalah yang sedang
dihadapinya.
keterbatasan dirinya dan proses-proses yang dilakukan oleh orang lain dalam
berpikir, dalam situasi kehidupan nyata. Pendekatan ini disebut pengenalan medan
memecahkan masalah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas tugas utama Guru dalam mengelola pembelajaran untuk
mengasah ketrampilan siswa berpikir kreatif mencakup peningkatan ketrampilan
guru dalam merancang scenario mengelola kelas,merancang perencanaan
pembelajaran melalui perumusan RPP, menerapkan rencana pembelajaran dalam
kegiatan belajar siswa, menilai proses hasil belajar dan mengevaluasi
pembelajaran.
Dalam bahasan ketrampilan berpikir dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berpikir adalah suatu keterampilan yang berguna bagi manusia untuk meraih
pengetahuan sebanyak-banyaknya.
sistematis, dapat diselenggarakan pada semua bidang studi di sekolah dan dapat
B. Saran
Dari karya tulis ini kami mengharapkan:
kurang tepat.
https://miraclous99.blogspot.com/2013/06/ketrampilan-berpikir-thinking-
skill_6.html
PENGEMBANGAN KETRAMPILAN BERPIKIR (THINKING SKILL) DALAM
PEMBELAJARAN IPA
A. Pengertian.
- Perilaku Siswa : Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.
a. Kemampuan Kognitif
Ternasuk kemampuan diatas rata-rata dan fleksibilitas kognitif, cara ini diperoleh
dengan mengoptimalkan potensi otak.
1) Sangat lancar dalam menjabarkan ide umum ke dalam ide yang spesifik.
2) Sangat lentur (fleksibel) dalam mengkaji ide dari berbagai sudut pandangan.
3) Terampil melakukan elaborasi, menambah, dan memperkaya ide menjadi lebih menarik.
4) Bersifat original dalam menjabarkan ide yang unik.
5) Menggunakan cara dalam memecahkan masalah.
6) Suka mempertimbangkan banyak faktor.
7) Terjamin konsekwenannya.
8) Menggunakan kiasan (metapor) dalam mencurahkan pikirannya, seperti dalam hal
karang mengarang.
9) Suka membuat daftar atribut dari sebuah pernyataan melalui gambar-gambar tertentu.
10) Suka membuat alat yang berfungsi mngecek ide yang disampaikannya
11) Suka mempertajam hubungan pengetahuan satu dengan yang lainnya.
12) Suka mengambil resiko dari tanggung jawab yang dipikulnya.
13) Bayangannya kuat, subur ide, dan kaya konsep.
14) Sangat kuat dalam membandingkan sesuatu terhadap yang lainnya.
15) Penggambarannya lengkap .
16) Jenis kata (morphologis) yang digunakannya tajam.
17) Mudah menurunkan pertanyaan-pertanyaan.
18) Pertanyaan dan aktifitasnya bersifat terbuka
2.Berpikir Kritis
Adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan
mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Ciri-ciri berpikir kritis adalah sebagai berikut.
m. Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau alternatif pemecahan
terhadap masalah, ide dan situasi.
n. Mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah
yang lainnya.
o. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi
Sumber Kognitif
Mencakup konsep, keterampilan, pengetahuan dan akal muslihat disamping alat alat
verbal yang dibutuhkan. Dalam buku Blagg (1988) Somerset Thinking Skills Course,
disingkat STSC, memuat contoh-contoh sumber kognitif berdasarkan konsep,
keterampilan, pengetahuan dan alat-alat verbal.
Strategi Kognitif
Upaya yang harus dilakukan guru dalam membina siswa pandai berpikir adalah
menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Strategi mengajar lebih banyak ditampilkan keterampilan memecahkan masalah dari
pada menyampaikan pengetahuan.
https://riapuspitasari108002.blogspot.com/2012/01/pengertian-keterampilan-
berpikir.html
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
October 29, 2017 Penelitian
https://mytuaianilmu.blogspot.com/2016/10/keterampilan-berpikir-tingkat-tinggi.html
Konsep Berpikir Tingkat Tinggi HOT
Oleh karena itu Bloom membagi keterampilan menjadi dua bagian dalam proses
kognitif.
Baca Juga:
Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui para peserta
didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin ilmu.
Pengetahuan konseptual tediri atas skema, model mental, atau teori eksplisit dan
implisit dalam model -model psikologi kognitif yang berbeda.
Oleh karena itu pengetahuan prosedural sering mengambil bentuk dari suatu
rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti.
Terkadang dengan cara yang sama hasil akhirnya bias pasti, namun dalam kasus
lain hasilnya tidak pasti. Meskipun proses tersebut bisa pasti tetapi secara umum
hasil akhir dianggap pasti dalam bagian jenis pengetahuan.
1. Pengetahuan strategi
3. Pengetahuan diri
Kewaspadaan diri mengenai kaluasan dan kelebaran dari dasar pengetahuan
dirinya merupakan aspek penting pengetahuan diri.
Peserta didik perlu memperhatikan jenis strategi yang berbeda yang lebih tepat
untuk tugas tertentu. Tentunta hal ini dapat mendorong ke arah suatu perubahan
dalam penggunaan strategi. Konsep Berpikir Tingkat Tinggi HOTS.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dikenal dengan Higher Order Thinking
Skill (HOTS) dipicu oleh empat kondisi.
b. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat
diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor tersebut terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam
belajar.
c. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau
spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
https://bertema.com/konsep-berpikir-tingkat-tinggi-hots
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diterjemahkan dari Higher Order Thinking Skills
(HOTS) adalah kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif hirarki tinggi dari
taksonomi berpikir Bloom.
Higher Orde Thinking Skill (HOTS) yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai
kemampuan berfikir tingkat tinggi merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran dimana siswa diajarkan untuk berfikir kritis, logis, reflektif, metakognitif,
dan berpikir kreatif. Kemampuan berfikir ini akan muncul ketika individu atau siswa
dihadapkan pada masalah yang belum mereka temui sebelumnya. HOTS ini sesuai
dengan Standar Isi Permen 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa mata pelajaran
Matematika diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali mereka dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerja sama.
Saat ini teori-teori yang berkembang tentang Higher Orde Thinking Skill lebih
banyak difokuskan tentang bagaimana keterampilan ini dipelajari dan dikembangkan.
Strategi pengajaran yang tepat serta lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi
kemampuan berfikir siswa merupakan faktor yang penting untuk tercapainya
pendekatan ini. Seperti halnya ketekunan siswa, pemantauan diri, dan berfikir terbuka
serta sikap fleksibel.
Dalam berfikir tingkat tinggi, diperlukan kemampuan bernalar. Dimana
kemampuan bernalar dan berfikir kritis ini saling berhubungan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Krulik dan Rudnick (1995: 2), bahwa penalaran mencakup berpikir dasar (basic
thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Dua
tingkat berfikir terakhir inilah (berfikir kritis dan berfikir kreatif) yang disebut sebagai
keterampilan berfikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan dalam pembelajaran
matematika dan akan dibahas dalam tulisan ini.
Beberapa konsep utama yang sesuai dengan pendekatan HOTS adalah mengikuti
ketiga anggapan tentang berpikir dan belajar. Yaitu:
a. Berpikir tidak bisa tidak dihubungkan dari tingkat, mereka saling tergantung satu sama
lain
b. Berfikir atau tidak berpikir dapat belajar tanpa isi pokok, hanya poin teoritis. Dalam
kehidupan nyata, siswa akan mempelajari materi pelajaran berdasarkan pada
pengalaman sekolahnya.
c. HOTS meliputi berbagai cara berpikir, memproses, serta menerapkan pada situasi
gabungan dan variabel kelipatan setelahnya.
Secara umum, keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat, yaitu: menghafal
(recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative
thinking) (Krulik & Rudnick, 1999).
Dengan demikian agar para siswa tidak salah pada waktu membuat keputusan
dalam kehidupannya, mereka perlu memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik.
Menurut Ruber (Romlah, 2002: 9) dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan
strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan
masalah, dan mengatasi masalah serta kekurangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Tapilouw (Romlah, 2002:9), bahwa “berpikir kritis merupakan berpikir disiplin yang
dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir yang terarah,
terencana, mengikuti alur logis sesuai dengan fakta yang diketahui”.
Tingkatan yang terakhir adalah berfikir kreatif yang sifatnya orisinil dan
reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan
yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan
efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang
biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.
Berfikir Kritis dalam kimia adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya
mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berfikir kritis
termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari
data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan
dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis.
Berfikir Kreatif kimia yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir
ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan
ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga
kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.
Pemecahan masalah dalam kimia adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya
mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berfikir kritis
termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari
data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan
dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis.
Menyimpulkan konsep dalam kimia yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari
keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di
antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan
efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang
biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.
Perhatikan cakupan materi kimia yang diharuskan untuk tiap jenjang SMP atau SMA
(kurikulum kimia).
Perhatikan beberapa kompetensi yang terkait dengan HOTS dan diturunkan menjadi
indicator dan tujuan sesuai dengan karakteristik HOTS kimia.
Menggunakan hukum dasar kimia pengetahuan atau kemampuan dasar nya untuk
menyesaikan permasalahan yang ada kaitannya dengan kimia.
Dianjurkan untuk menyediakan berbagai macam data kimia (kualitatif, tabel, grafik, hasil
dari percobaan yang dilakukan, laporan, bahan bacaan, hasil observasi, dll) sebagai
stimulus untuk menjawab soal-soal HOTS
Berbagai macam data kimia yang disediakan seharusnya memberikan informasi kepada
siswa merujuk kepada hokum dasar kimia sehingga dapat diolah lebih lanjut
https://eriktampubolon2.blogspot.com/2017/04/keterampilan-berpikir-tingkat-
tinggi.html
Cara Meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) /
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Tomata Likuang Jumat, Desember 14, 2018
Orangtua dan guru dapat melakukan banyak hal untuk mendorong pemikiran tingkat
tinggi. Berikut ini beberapa strategi untuk membantu memupuk pemikiran kompleks
anak-anak.
Higher order thinking skills (HOTS) adalah berpikir pada tingkat yang lebih tinggi dari
menghafal fakta atau mengatakan sesuatu kembali kepada seseorang persis seperti yang
diceritakan kepada Anda. HOT mengambil pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi
daripada menyajikan kembali fakta dan meminta siswa untuk melakukan sesuatu
dengan fakta - memahami mereka, menyimpulkan dari mereka, menghubungkan
mereka dengan fakta dan konsep lain, mengkategorikan mereka, memanipulasinya,
menempatkan mereka bersama dalam cara baru atau baru, dan menerapkannya saat
kami mencari solusi baru untuk masalah baru.
Ketika melakukan brainstorming, penting untuk mengingat semua ide yang diletakkan di
atas meja. Yang mana adalah "penjaga" dan yang mana yang dibuang ke tempat sampah
diputuskan nanti.
Metode ini dapat sama efektifnya dengan tugas sekolah dan dengan hal-hal sehari-hari
seperti seberapa larut remaja bisa keluar pada Sabtu malam atau siapa yang pergi ke
konser. Sebagai contoh, pemungutan suara beberapa keluarga yang dipilih secara acak
atau bersama-sama dapat menghasilkan hasil yang lebih obyektif daripada orang tua
atau anak "membengkokkan" hasil dengan memilih orang yang jawabannya akan
mendukung cara berpikir mereka.
4. Mengkategorikan konsep
Siswa harus dibimbing untuk mengidentifikasi konsep-konsep penting dan memutuskan
jenis konsep masing-masing (nyata, abstrak, verbal, nonverbal, atau proses).
Bandingkan yang baru dengan yang sudah dikenal. Siswa harus diminta untuk berhenti
dan membandingkan dan menghubungkan informasi baru dengan hal-hal yang sudah
mereka ketahui. Misalnya, jika mereka akan membaca satu bab tentang listrik, mereka
mungkin berpikir tentang apa yang sudah mereka ketahui tentang listrik. Mereka
kemudian akan berada pada posisi yang lebih baik untuk menyerap informasi baru
tentang listrik.
Disana:
Jawabannya ada dalam teks, biasanya mudah ditemukan; kata-kata yang digunakan
untuk menyusun pertanyaan dan kata-kata yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ada di sana dalam kalimat yang sama.
Teknik QAR membantu siswa menjadi lebih sadar akan hubungan antara informasi
tekstual dan pengetahuan sebelumnya dan memungkinkan mereka untuk membuat
keputusan yang tepat tentang strategi mana yang digunakan ketika mereka mencari
jawaban atas pertanyaan. Teknik ini telah terbukti sangat bermanfaat bagi siswa
berprestasi rendah dan siswa dengan perbedaan belajar di kelas dasar (Raphael 1984;
Simmonds 1992).
https://www.tomatalikuang.com/2018/12/cara-meningkatkan-higher-order-thinking-
skills-hots-keterampilan-berpikir-tingkat-tinggi.html
Keterampilan Berpikir (Thinking Skills)
Oleh: Rudy Kustijono
Berpikir (thinking) merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Berpikir
merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya.
Proses berpikir itu pada pokoknya terdiri dari 3 langkah, yaitu pembentukan pengertian,
pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.
Pandangan ini menunjukkan bahwa jika seseorang dihadapkan pada suatu situasi,
maka dalam berpikir, orang tersebut akan menyusun hubungan antara bagian-bagian
informasi yang direkam sebagai pengertian-pengertian. Kemudian orang tersebut
membentuk pendapat-pendapat yang sesuai dengan pengetahuannya. Setelah itu, ia akan
membuat kesimpulan yang digunakan untuk membahas atau mencari solusi dari situasi
tersebut. Berpikir dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan
bahwa kesimpulan itu benar sesuai dengan pengetahuan sebelumnya. Berpikir analitis
adalah kemampuan untuk menguraikan, memerinci, dan menganalisis informasi yang
digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan menggunakan akal dan pikiran
yang logis, bukan berdasar perasaan atau tebakan. Berpikir sistematis adalah kemampuan
untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan,
langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efisien. Ketiga jenis berpikir
tersebut saling berkaitan. Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir sistematis, maka ia
perlu berpikir secara analitis untuk memahami informasi yang digunakan. Kemudian,
untuk dapat berpikir analitis diperlukan kemampuan berpikir logis dalam
mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi.
Linda Elder (2007) mendefinisikan berpikir kritis sebagai cara berpikir tentang
subjek apapun, isi, atau masalah di mana pemikir meningkatkan kualitas berpikirnya
dengan terampil dalam menganalisis, menilai, dan merekonstruksi. Berpikir kritis itu
mengarahkan diri (self-directed), disiplin diri (self-diciplined), terpantau (self-monitored),
dan korektif (self-corrective). Berpikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan
kemampuan pemecahan masalah, serta komitmen untuk mengatasi egocentrism dan
sociocentrism.
Pernyataan Michael Scriven & Richard Paul (1987) dalam The 8th Annual
International Conference on Critical Thinking and Education Reform tentang berpikir
kritis sebagai berikut: ”Berpikir kritis merupakan proses disiplin intelektualitas tentang
keaktifan dan keterampilan konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis, dan/atau
mengevaluasi informasi yang diperoleh dari, atau dihasilkan oleh, pengamatan,
pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk mempercayai
dan melakukan. Sebagai contoh, berpikir kritis didasarkan pada nilai-nilai intelektual
universal yang melampaui bagian materi subyek: kejelasan, ketepatan, presisi, relevansi,
bukti, alasan-alasan,kedalaman materi, keluasan, dan keadilan”.
Berpikir kritis banyak dipikirkan di otak kiri, sedang berpikir kreatif lebih
banyak di otak sebelah kanan, mereka kedua-duanya melibatkan " berpikir." Biasanya
kita sebut sebagai HOTS " higher-order thinking skills " yang terkonsentrasi pada tiga
kompetensi kognitif tertinggi dari Taksonomi Bloom, yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi
yang perlu dikuasai siswa di kelas. Berpikir kritis sering dikaitkan dengan berpikir
kreatif.
The Liang Gie (2003) memberikan batasan, bahwa berpikir kreatif adalah suatu
rangkaian tindakan yang dilakukan orang dengan menggunakan akal budinya untuk
menciptakan buah pikiran baru dari kumpulan ingatan yang berisi berbagai ide,
keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan. Berpikir kreatif ditandai dengan
penciptaan sesuatu yang baru dari hasil berbagai ide, keterangan, konsep, pengalaman,
maupun pengetahuan yang ada dalam pikirannya. Kreativitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan karya yang asli, tapi masih sesuai dan berguna (Berk, 2005, dalam
Woolfolk, 2008), dan disebutkan pula kreatif sebagai imajinasi, pemikiran asli atau
pemecahan masalah. Berpikir kreatif melibatkan menciptakan sesuatu yang baru atau asli.
Berpikir kreatif melibatkan keterampilan fleksibilitas, keaslian, kelancaran, elaborasi,
curah pendapat (brainstorming), modifikasi, perumpamaan (imagery), berpikir asosiatif,
mendaftar atribut, berpikir berkenaan dengan metafora, membuat hubungan.
Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika
seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut
merupakan gabungan-ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan. Pengertian ini
lebih memfokuskan pada proses individu untuk memunculkan ide baru yang merupakan
gabungan ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran.
Pengertian bepikir kreatif ini ditandai adanya ide baru yang dimunculkan sebagai hasil
dari proses berpikir tersebut.
https://fisika-dan-pembelajaran.blogspot.com/2010/12/keterampilan-berpikir-thinking-
skills.html
BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGHER
LEVEL THINKING)
Posted on 10 Agustus 2011 by IDA RIANAWATY,S.Si.,M.Pd.
3 Votes
Berpikir Tingkat Tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan
informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata
kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan
jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan. Membahas tentang
“Berpikir Tingkat Tinggi”, mengingatkan kita kepada Taksonomi Bloom, terdapat
tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir
tingkat tinggi atau higher-Level thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa,
aspek evaluasi dan aspek mencipta. Sedang tiga aspek lain dalam ranah yang
sama, yaitu aspek mengingat, aspek memahami, dan aspek aplikasi, masuk dalam
bagian intilektual berpikir tingkat rendah atau lower-Level thinking. Membahas
tentang berpikir tingkat tinggi, kita bahas dulu tentang Ketrampilan berfikir.
Soal-soal ulangan yang dibuat oleh guru perlu memperhatikan beberapa hal:
Selain beberapa prinsip di atas, satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam
melatih keterampilan berpikir adalah perlunya latihan-latihan yang intensif.
Seperti halnya keterampilan yang lain, dalam keterampilan berpikir siswa perlu
mengulang untuk melatihnya walaupun sebenarnya keterampilan ini sudah
menjadi bagian dari cara berpikirnya. Latihan rutin yang dilakukan siswa akan
berdampak pada efisiensi dan otomatisasi keterampilan berpikir yang telah
dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru harus selalu
menambahkan keterampilan berpikir yang baru dan mengaplikasikannya dalam
pelajaran lain sehingga jumlah atau macam keterampilan berpikir siswa
bertambah banyak.
Jika pengajaran keterampilan berpikir kepada siswa belum sampai pada tahap
siswa dapat mengerti dan belajar menggunakannya, maka keterampilan berpikir
tidak akan banyak bermanfaat. Pembelajaran yang efektif dari suatu keterampilan
memiliki empat komponen, yaitu: identifikasi komponen-komponen prosedural,
instruksi dan pemodelan langsung, latihan terbimbing, dan latihan bebas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran keterampilan berpikir
adalah bahwa keterampilan tersebut harus dilakukan melalui latihan yang sesuai
dengan tahap perkembangan kognitif anak.
Pelajaran yang diajarkan dengan cara mengajak siswa untuk berfikir tingkat tinggi
akan lebih cepat dimengerti oleh siswa. Jadi untuk keberhasilan penguasaan suatu
materi pelajaran atau yang lain, usahakan dalam proses belajarnya selalu
menggunakan cara-cara yang membuat siswa untuk selalu berpikir tingkat tinggi.
https://idarianawaty.wordpress.com/2011/08/10/berpikir-tingkat-tinggi-higher-order-
thinking/