Anda di halaman 1dari 8

Jurnal String Vol. 3 No.

2 Desember 2018 p-ISSN: 2527 - 9661


e-ISSN: 2549 - 2837

OPTIMALISASI UNTUK MENGHASILKAN EFISIENSI IDEAL


TURBIN UAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA
KAPASITAS 20 MW
Habibi Santoso
Program Studi Teknik Industri, Universitas Indraprasta PGRI
Jl. Nangka No.58C (TB Simatupang) Tanjung Barat, Jagakarsa
Jakarta Selatan
habibisantoso@yahoo.com

Abstrak
Krisis energi merupakan salah satu permasalahan yang dialami Indonesia. Salah satu solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatan sampah menjadi energi listrik, serta
dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah yang sekian lama semakin menumpuk di banyak
area di Indosesia. Penelitian ini adalah bagian dari perancangan awal PLTU dengan sumber energi
Biomassa (sampah). Penelitian ini mencakup perancangan awal siklus rankine, antara lain menentuan
jenis turbin apa yang digunakan apakah turbin reaksi atau impuls, berapa posos turbin, menentukan
siklus sederhana, regeneratif atau siklus termodifikasi yang lain. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah membandingkan secara termodinamika kelebihan dan kekurangan siklus rankine sederhana
dengan siklus regeneratif. Parameter yang digunakan sebagai pembanding adalah efisiensi termal,
kerja netto dan rasio kerja. Dari hasil perhitungan didapatkan turbin uap dengan jenis turbin impuls
satu poros, siklus yang digunakan regeneratif dengan 3 feedwater Heater karena dapat menaikkan
efisiensi menjadi 50% jika dibandingkan dengan siklus regeneratif sederhana yang efisiensinya hanya
37%.
Kata kunci: siklus rankine, regeneratif, kerja netto

Abstract
The energy crisis is one of the problems facing by Indonesia. One solution to overcome this
problem is turning waste into electricity, leading to a solution to the long-standing waste
problems in many areas in Indonesia. This research is part of the initial design of PLTU with
Biomassa (Waste) energy sources. This research covers the initial design of the rankine cycle
that includes determining the type of turbine to be used, whether the reaction turbine or
impulse turbine and the number of turbine shaft and determining a simple, regenerative cycle
or another modified cycle. The step taken is comparing thermodinamically the advantages
and disadvantages of the simple rankine cycle with the regenerative cycle. The parameters
used as the standard of comparison are thermal efficiency, net work and work ratio. From the
calculation results, it is determined to use a steam turbine with the type of one-shaft impulse
turbine using a regenerative cycle with 3 feedwater heaters because it can increase efficiency
up to 50% when compared to a simple regenerative cycle with efficiency of 37%.
Keywords : Renkine cycle, regenerative cycle, net work

1. PENDAHULUAN jumlah penduduk semakin bertambah pula


Energi listrik adalah kebutuhan utama yang kebutuhan energi listrik.
tidak dapat diabaikan dalam kehidupan Bahan bakar fosil baik berupa minyak,
sehari-hari, baik di sektor rumah tangga, batubara dan gas alam terus menjadi
sektor industri atau swasta dan sektor
sumber utama energi di dunia.
pemerintahan. Dengan meningkatnya Meningkatnya kebutuhan energi akan

181 Habibi Santoso, Optimalisasi Untuk Menghasilkan ...


Jurnal String Vol. 3 No.2 Desember 2018 p-ISSN: 2527 - 9661
e-ISSN: 2549 - 2837

mempercepat habisnya bahan bakar fosil Berdasarkan data TPA (Tempat


terbatas. Pembuangan Akhir) dari Dirjen EBTKE
(Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Permasalah lingkungan dan ekonomi
Energi) dan potensi energi yang dihasilkan
merupakan alasan utama yang mendorong
dihitung dengan ketentuan 1 ton sampah
pemanfaatan energi baru dan terbarukan di
dapat digunakan untuk pembangkit 18 kW,
seluruh dunia. Oleh karena itu sebagian
sehingga sampah yang dibutuhkan untuk
negara yang memaksimalkan potensi
pembangkit listrik dengan kapasitas 20
energi terbarukan di wilayahnya dengan
MW sebanyak 1111 Ton
melakukan pengembangan-pengembangan
di bidang teknologi.
A. Pengertian Optimasi
Biomassa adalah bahan organik yang Secara umum optimasi berarti pencarian
dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik nilai terbaik (minimum atau maksimum)
berupa produk maupun limbah, seperti dari beberapa fungsi yang diberikan
tanaman, rumput, dedaunan, limbah pada suatu konteks. Optimasi dapat
pertanian, limbah hutandan kotoran ternak. diartikan usaha untuk meningkatkan
Konsep Pengolahan Sampah menjadi kinerja, sehingga mampu dihasilkan
Energi (Waste to Energy) atau PLTBM kualitas yang baik dan hasil kerja yang
(Pembangkit Listrik Tenaga biomassa) tinggi. Pada penelitian ini, optimasi
secara ringkas adalah sebagai berikut : diartikan pemaksimalan nilai :
A. Pemilahan sampah 1) Efisiensi (η) berhubungan
Sampah dipilah untuk memisahkan dengan pemakaian bahan bakar.
sampah yang dapat didaur ulang. sisa Semakin besar nilainya maka
sampahdimasukkan kedalam sebuah pemakaian bahan bakar lebih
alat, yaitu Insinerator untuk dibakar. sedikit dan efisien, sehingga
B. Pembakaran sampah lebih menguntungkan,
Proses pembakaran sampah dapat 2) Kerja netto (Wnet) berhubungan
menggunakan teknologi pembakaran dengan ukuran turbin, jika
yang dapat dilakukan dengan efektif nilainya lebih besar maka
dan aman bagi lingkungan. Pada proses dimensi turbin lebih kecil
ini, suhu pembakaran harus 3) Work ratio berhubungan dengan
dipertahankan dalam temperatur yang stabilan operasi. Jika penurunan
tinggi. Asap hasil pembakaran yang efisiensi dan beban kecil maka
keluar juga dilakukan penanganan stabil. Jika mengalami
khusus agar asap yang keluar dapat penurunan yang tidak terlalu
memenuhi standar mutu emisi gas jauh/penurunannya terlalu
buang yang aman. drastis maka stabil.
C. Pemanfaatan panas Sehingga dengan hasil optimasi
Pembakaran sampah ini akan tersebut dapat didesain turbin uap yang
menghasilkan temperatur yang tinggi optimal dan menguntungkan.
dan dapat digunakan sebagai pemanas
pada Boiler atau ketel uap. Uap B. Pembangkit Listrik Biomassa
bertekanan yang dihasilkan tersebut Proses kerja PLTB (Pembangkit Listrik
digunakan untuk memutar sudu-sudu Tenaga Biomassa) terdapat dua macam
tubin dan diteruskan untuk memutar yaitu: proses pembakaran dan proses
generator litrik. teknologi fermentasi metana.

182 Habibi Santoso, Optimalisasi Untuk Menghasilkan ...


Jurnal String Vol. 3 No.2 Desember 2018 p-ISSN: 2527 - 9661
e-ISSN: 2549 - 2837

1) Proses pembakaran d) Penggerakan Turbin dan


Pembangkit listrik tenaga biomassa Generator Serta Hasil.
dengan proses pembakaran Uap didistribusikan menuju
menggunakan proses konversi turbin hingga turbin berputar.
Thermal saat pengolahan sampah Turbin yang berputar tersebut
menjadi energi. Proses kerja telah dihubungkan dengan
tersebut dilaksanakan dalam generator. Maka ketika turbin
beberapa tahap yaitu: berputar generator juga akan
a) Pemilahan dan Penyimpanan berputar. Putaran dari Generator
Sampah tersebut, mengahasilkan listrik
Limbah sampah kota yang akan didistribusikan.
dikumpulkan pada suatu tempat
yang dinamakan Tempat C. Turbin Uap Pembangkit Listrik
Pengolahan Akhir (TPA). Turbin adalah sebuah alat yang berputar
Pemilahan sampah sesuai dan merubah energi dari aliran fluida.
dengan kriteria yang dibutuhkan Turbin sederhana memiliki satu bagian
PLTB. Sampah yang sudah yang bergerak, “assembly rotor-blade“.
dipilah tersebut disimpan Fluida yang dialirkan menuju turbin
didalam tempat penampungan mengakibatkan sudu-sudu turbin berputar,
yang menggunakan teknologi sehingga menghasilkan energi untuk
RDF (Refused Derived Fuel). menggerakkan rotor.
Teknologi RDF digunakan
untuk memadatkan sampah atau D. Analisa thermodinamika pada
imbah kota, sehingga nilai kalor sistem Turbin Uap [5]
yang dihasilkan tinggi. Siklus turbin uap adalah siklus Rankine ,
Penyimpanan dilakukan selama yang terdiri dari 2 jenis siklus yaitu:
5 hari, hingga kadar air 45 %. 1) Siklus terbuka, dimana sisa uap
Lalu dilanjutkan dengan dari turbin langsung dipakai untuk
pembakaran. keperluan proses.
b) Pembakaran Sampah 2) Siklus tertutup, dimana uap bekas
a) Tungku PLTB pada awal dari tubin dapat digunakan kembali
pengoperasiannya akan dengan cara mendinginkannya
digunakan bahan bakar dengan menggundakan kondensor,
minyak. kemudian akan dihasilkan titik-titik
b) Ketika temperatur mencapai air yang dialirkan menuju kolam
850oC – 900oC, sampah penampungan untuk dipompakan
dimasukkan kedalam tungku menuju boiler kembali.
pembakaran (insenerator)
yang berjalan 7800 jam.
c) Pemanasan Boiler
Panas yang digunakan
sebagai pemanas boiler
berasal dari pembakaran
sampah. Proses pemanasan
pada boiler tersebut,
mengubah air yang ada pada
boiler berubah menjadi uap.

183 Habibi Santoso, Optimalisasi Untuk Menghasilkan ...


Jurnal String Vol. 3 No.2 Desember 2018 p-ISSN: 2527 - 9661
e-ISSN: 2549 - 2837

feed water. Air kondensat yang


keluar dari kondensator,
dipompakan dengan menggunakan
pompa extraksi kondensat menuju
heat exchanger. [5]
Ada dua cara untuk proses
perpindahan panas yang terjadi,
juga heat exchanger yang biasa
Sumber: Cengel, Yunus A., Boles, Michael A (2007) digunakan. Yang pertama adalah
Gambar 1. Diagram Temperatur tipe Open Feed Water Heater, sifat
(T) - Enthalpy (s) siklus Rankine untuk tipe ini terbuka dan
sederhana perpindahan panasnya secara
konveksi.extraction steam akan
Terdapat beberapa proses pada bercampur langsung dengan fluida
Siklus Rankine sederhana, yaitu: kerja disebuah wadah tertentu.
1–2 : Proses pemompaan isentropic Kelemahan sistem ini, tidak dapat
pada pompa digunakan apabila antara extraction
2 – 3 : Proses pemanasan pada steam dengan fluida kerja terdapat
tekanan konstan dalam ketel uap perbedaan tekanan teralu besar,
3–4 : Proses ekspansi isentropik tetapi memiliki kelebihan dalam
didalam turbin sisi ekonomis dan perpindahan
4–1 : Proses pengeluaran kalor pada panas yang maksimal, karena kedua
tekanan konstan media tersebut langsung bertemu.

E. Meningkatkan efisiensi Thermal


Secara ideal efisiensi termal
dari siklus rankine berkisar di angka
37%. Beberapa cara untuk
meningkatkan efisiensi termal siklus
renkine, yaitu dengan memodifikasi
siklusnya. Sumber: Fajar.A.F&Bachtiar.A (2014)
1) Preheater atau Regenerative Gambar 2. Siklus Rankine dengan
Pada Siklus Renkine Regenerative Open Feed Water
Salah satu cara untuk Heater
meningkatkan efisiensi siklus
renkine adalah dengan Referensi [5] menunjukkan bahwa
menggunakan preheater atau Kadar uap dalam campuran ini disebut
pemanasan awal dari fluida kerja faktor kebasahan (X) dapat dihitung
sebelum masuk kedalam boiler. dengan mengunakan rumus:
Cara ini disebut dengan
Regenerative Renkine Cycle.
Sumber panas yang digunakan
untuk preheater dari uap yang Keterangan :
diambil dari turbin uap pada stage X : faktor kebasahan (%) uap
tertentu (Extraction Steam). Steam hg(t): entalphi uap pada temperatur
bekas ini dialirkan melalui pipa fluida tertentu (Kj/kg)
menuju heat exchanger dan hf : entalpi cair (Kj/kg)
bertemu dengan air kondensat atau

184 Habibi Santoso, Optimalisasi Untuk Menghasilkan ...


Jurnal String Vol. 3 No.2 Desember 2018 p-ISSN: 2527 - 9661
e-ISSN: 2549 - 2837

hfg : entalpi perubahan dari cair ke gas a) Efisiensi (η) berhubungan


(Kj/kg) dengan pemakaian bahan
sg(t) : entropi uap pada temperatur bakar, jika lebih besar nilainya
fluida tertentu (Kj/kg.K) maka pemakaian bahan bakar
sf : entropi cair entropi cair Kj/kg.K) lebih sedikit dan efisien,
sfg : entropi perubahan dari cair ke sehingga lebih menguntungkan
gas (kJ/kg.K) b) Kerja netto (Wnet) berhubungan
dengan ukuran turbin, jika
Beberapa proses yang terjadi pada alat, nilainya lebih besar maka lebih
adalah: kecil.
Kerja pompa : c) Work ratio berhubungan
dengan stabilan operasi. Jika
ν adalah volume spesifik yang besarnya: penurunan efisiensi dan beban
kecil maka stabil. Jika
mengalami penurunan yang
Kalor masuk ke boiler : tidak terlalu jauh/
penurunannya terlalu drastis
maka stabil.
Kerja yang dihasilkan turbin uap : Pada turbin uap siklus rankine
WT  h2  h3 sederhana, regeneratif (1 feedwater
Kalor yang dibuang oleh kondensor : heater, 2 feedwater heater dan 3
Efisiensi thermal siklus Rankine ideal feedwater heater)
sederhana dapat dihitung : 4. Membuat grafik perbandingan
Wnet  WT  WP turbin uap siklus rankine sederhana
W W  WP dan regeneratif
th  net  T 5. Merumuskan hasil penelitian dan
Qin Qin
pembahasan
Dimana :
Untuk menghitung kinerja siklus Rankine,
diperlukan tabel sifat-sifat air dan uap 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perbandingan efisiensi, Wnet dan


2. METODE PENELITIAN work ratio antara turbin dengan
Adapun langkah-langkah yang harus siklus rankine sederhan dengan
dilakukan selama melakukan penelitian siklus regeneratif
ilmiah ini adalah sebagai berikut: Dalam perencanaan sebuah turbin
1. Menentukan tekanan masuk, uap telah diketahui parameter-
temperatur masuk, tekanan keluar parameter uap sebagai fluida
turbin uap 20 MW dan tekanan kerjanya dan parameter-parameter
kondensor lain yang dibutuhkan antara lain:
2. Menentukan jenis turbin uap a) Tekanan uap masuk turbin (Pot)
impuls atau reaksi, dengan : 100 bar
melakukan perbandingan grafik b) Temperatur uap masuk turbin (Tot)
tekanan uap dan kecepatan uap : 500 °C
antara turbin impuls dan reaksi c) Tekanan uap keluar turbin (PIt)
3. Menentukan siklus yang digunakan : 10 bar
dengan melakukan perhitungan dan d) Tekanan Kondensor
membandingkan nilai : : 0,08 bar

185 Habibi Santoso, Optimalisasi Untuk Menghasilkan ...


Jurnal String Vol. 3 No.2 Desember 2018 p-ISSN: 2527 - 9661
e-ISSN: 2549 - 2837

Dari hasil perhitungan didapatkan:


1) Perhitungan siklus rankine Wnet = 1676.509 kJ/kg
sederhana ηth = 47%
4) Perhitungan siklus regeneratif
dengan 3 feed water

Sumber: Cengel, Yunus A., Boles, Michael A (2007)


Gambar 3. Siklus Rankine Sederhana
Sumber: Wakil, E.M.M (1992)

Dari hasil perhitungan didapatkan : Gambar 6. Sistem Turbin


Wnet = 1163.56 kJ/kg Regeneratif dengan 3 Feed water
ηth = 37.62% heater
2) Perhitungan siklus regeneratif Dari hasil perhitungan didapatkan:
dengan 1 feed water Wnet= 1173.33 kJ/kg
ηth = 50%

Sehingga kurva yang dihasilkan


60%

50% 50%
47%
Efisiensi (η)

40% 39%
37%
30% Efisiensi (η)
Sumber: Wakil, E.M.M (1992) 20%
Gambar 4. Sistem Turbin 10%
Regenerstif dengan 1Feed water 0%
STD 1 2 3
heater
Jumlah Feedwater Heater
Dari hasil perhitungan didapatkan: Gambar 7. Grafik perbedaan
Wnet = 1590.346 kJ/kg efisiensi pada siklus rankine
ηth = 39% sederhana dengan regeneneratif
3) Perhitungan siklus regeneratif
dengan 2 feed water Berdasarkan grafik diatas terlihat
peningkatan efisiensi dari siklus rankine
sederhana yang hanya 37% dengan
menggunakan siklus regeneratif naik
menjadi 50% sehingga dengan sistem
regeneratif sangat menguntungkan.

Sumber: Wakil, E.M.M (1992)


Gambar 5. Sistem Turbin
Regeneratif dengan 2 Feed water
heater

186 Habibi Santoso, Optimalisasi Untuk Menghasilkan ...


Jurnal String Vol. 3 No.2 Desember 2018 p-ISSN: 2527 - 9661
e-ISSN: 2549 - 2837

ii. Turbin Reaksi

Gambar 8 Grafik perbedaan Kerja netto


pada siklus rankine sederhana dengan
regeneneratif
Pada gambar 8 menunjukkan bahwa kerja
netto pada siklus regeneratif dengan 3
feedwater lebih tinggi daripada siklus
rankine sederhana sehingga dimensi turbin
siklus regeneratif dengan 3 feedwater lebih Sumber: Wakil, E.M.M (1990)
kecil daripada siklus rankine sederhana Gambar 10. Grafik tekanan dan
kecepatan uap turbin Reaksi
Perbandingan turbin Impuls dengan
Reaksi Berdasarkan perbandingan kedua jenis
turbin diatas maka untuk mendapatkan
i. Turbin Impuls design turbin uap yang ekonomis dipilihlah
turbin uap jenis Impuls dengan 1 shaft

4. SIMPULAN
Simpulan
Berdasar hasil perhitungan dan analisa,
maka dapat diambil simpulan:
1. Turbin uap yang digunakan untuk
pembangkit listrik tenaga
biomassa adalah turbin Impuls
dengan 1 shaft karena sudu gerak
dan sudu tetap pada turbin jenis
ini memiliki fungsi yang berbeda,
yaitu sudu tetap hanya berfungsi
sebagai pengarah tekanan uap saja
dan sudu gerak mengubah
Sumber: Wakil, E.M.M (1990) menjadi energi mekanis, sehingga
Gambar 9. Grafik tekanan dan gaya aksial yang dihasilkan lebih
kecepatan uap turbin Impulse rendah jika dibandingkan dengan
turbin reaksi yang mana sudu
Prinsip kerja turbin impuls yaitu tetap dan geraknya berfungsi
proses ekspansi lengkap uapnya sebagai nosel sehingga gaya
hanya terjadi pada sudu tetap saja, aksial yang dihasilkan lebih besar.
dan energi kecepatan diubah 2. Berdasarkan Perhitungan dapat
menjadi kerja mekanis pada sudu- disimpul bahwa turbin uap yang
sudu turbin. optimal untuk pembangkit listrik

187 Habibi Santoso, Optimalisasi Untuk Menghasilkan ...


Jurnal String Vol. 3 No.2 Desember 2018 p-ISSN: 2527 - 9661
e-ISSN: 2549 - 2837

tenaga biomassa 20 MW dengan DAFTAR PUSTAKA


siklus yang digunakan adalah
siklus regeneratif dengan 3 [1] Wakil, E.M.M. Instalasi Pembangkit
Feedwater Heater didapatkan Daya. Jakarta : Erlangga. 1992
Wnet= 1173.33 kJ/kg, ηth = 50% [2] General Electric. Steam Turbines
for industrial applications. Atlanta :
Saran General Electric. 2013
Dalam menentukan jenis turbin uap dan [3] Fajar.A.F&Bachtiar.A.Pengaruh
siklus yang digunakan untuk turbin uap Feedwater Heater Terhadap Efisiensi
yang optimal harus diperhatikan efisiensi Sistem Pembangkit 410 MW dengan
yang tertinggi, harus diperhatikan juga Pemodelan Gate Cycle, paper and
faktor ekonomi sehingga biaya yang Presentations of Mechanical
diperlukan untuk pembangunan Engineering RSM 621.402 5 Faj p,
pembangkit listrik tersebut tidak terlalu 2014
besar sehingga dapat direalisasikan [4] Cengel, Yunus A., Boles, Michael A.,
Thermodynamics an Engineering
Approach in SI Units, 6th Edition,
McGraw-Hill, inc United States of
America. 2007.
[5] Shlyakin, P. Turbin Uap Teori dan
Perancangan. Jakarta : Erlangga. 1990

188 Habibi Santoso, Optimalisasi Untuk Menghasilkan ...

Anda mungkin juga menyukai