Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar
untuk satu periode. Laporan tersebut juga membedakan sumber dan penggunaan arus kas dengan
memisahkan arus kas menjadi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Bagian ini membahas
hubungan-hubungan penting arus kas dan penyajian laporan arus kas.
1. Relevansi Kas
Kas merupakan aset yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi
perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi perusahaan. Aktivitas operasi
perusahaan melibatkan konversi kas menjadi berbagai aset (seperti persediaan) yang digunakan
untuk menghasilkan piutang dari penjualan kredit. Siklus operasi menjadi lengkap saat kas kembali
ke perusahaan melalui proses penagihan yang memungkinkan dimulainya siklus operasi baru.
Analisis laporan keuangan mengakui bahwa akuntansi akrual, di mana perusahaan mengakui
pendapatan saat dihasilkan dan beban saat terjadi, berbeda dengan akuntansi berbasis kas. Namun,
sesungguhnya, kas merupakan ukuran akhir profitabilitas, Kas digunakan untuk membayar utang,
mengganti peralatan, memperluas fasilitas, dan membayar dividen, bukan laba. Dengan demikian,
analisis arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan berikut sumber operasi, investasi. dan
pendanaannya merupakan salah satu pekerjaan investigasi yang paling penting Analisis ini
membantu kita menilai likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan.
Likuiditas (liquidity) merupakan kedekatan aset dan kewajiban pada kas. Solvabilitas
(solvency) merupakan kemampuan untuk membayar kewajiban saat jatuh tempo. Fleksibilitas
keuangan (financial flexibility) adalah kemampuan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri
terhadap kesempatan dan kesulitan. Informasi yang berguna, tetapi tidak lengkap atas sumber dan
penggunaan kas terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi komparatif. Namun, gambaran
menyeluruh atas arus kas didapat dari laporan arus kas (statement of cash flow-SCF). Laporarn
ini penting bagi analisis dan menyediakan informasi untuk menjawab pertanyaan pengguna
laporan seperti berikut ini.
Berapakah kas yang dihasilkan dari atau digunakan untuk operasi?.
Pengeluaran apakah yang dibayar dengan kas dari operasi? .
Bagaimana dividen dibayarkan saat perusahaan mengalami kerugian operasi?
Berasal dari manakah kas untuk pembayaran utang?
Bagaimana kenaikan investasi didanai? .
Berasal dari manakah kas untuk pembelian aset tetap baru?
Mengapa kas lebih rendah saat laba meningkat?
Bagaimana penggunaan kas yang berasal dari pendanaan baru?
Pengguna laporan keuangan menganalisis arus kas untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan
tersebut dan pertanyaan-pertanyaan lain yang serupa. Laporan kas merupakan kunci untuk
merekonstruksi banyak transaksi yang menjadi bagian penting dalam analisis. Analisis laporan ini
memerlukan pemahaman atas pengukuran akuntansi yang mendasari penyiapan dan penyajiannya.
Bab ini berfokus pada dasar akuntansi yang penting ini, selanjutnya pada penggunaan analisis atas
laporan arus kas.
Investasi dalam modal kerja penting lainnya seperti piutang tidak disertakan karena didanai
terutama oleh kredit jangka pendek (seperti pertumbuhan utang usaha). Dengan demikian, hanya
penambahan persediaan yang disertakan. Perhatikan bahwa pada tahun di mana persediaan
menurun, perubahan tersebut diperlakukan sebagai tidak ada perubahan (nol) dalam menghitung
rasio.
Rasio kecukupan arus kas perlu diinterpretasikan secara tepat. Rasio sebesar 1 menunjukkan
bahwa perusahaan dapat menutup kebutuhan kas tanpa perlu mendapatkan pendanaan eskternal.
Rasio kurang dari 1 menunjukkan bahwa sumber kas internal tidak cukup untuk mempertahankan
dividen dan tingkat pertumbuhan operasi saat ini. Bagi Campbell Soup Company, rasio ini
menunjukkan bahwa untuk periode tiga tahun yang berakhir di tahun ke-11, arus kas operasi
Campbell tidak cukup untuk menutup dividen dan pertumbuhan operasi. Meskipun tidak
dilustrasikan di sini, perhitungan rasio untuk periode enam tahun menghasilkan rasio yang lebih
baik. Rasio kecukupan arus kas juga mencerminkan dampak inflasi untuk keperluan pendanaan
perusahaan. Sebagaimana analisis lainnya, kesimpulan yang ditarik dari rasio ini harus didukung
dengan analisis dan investigasi lebih lanjut.
2. Rasio Reinvestasi Kas
Rasio reinvestasi kas (cash reinvestment ratio) merupakan ukuran atas persentase investasi
dalam aset yang mencerminkan kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam
perusahaan untuk mengganti aset dan pertumbuhan operasi. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Asset kas operasi – Dividen
Asset tetap kotor + Investasi + Aset lain + Modal kerja