ABSTRACT Livestock On-Farm Trials addressed Peranakan Ongole, Sumba Ongole, and Simental
to identify livestock system of beef cattle Cross for fattening purposes were moderate to high
production in the villages of Cilacap, Banyumas, of BCS, but low reproductive for Brahman Cross.
Purbalingga, Banjarnegara and Kebumen Improving feeding system and good farming
regencies. This study was designed to documenting practices could be done to increase beef cattle
the production system characteristics of beef cattle productivity. Policies to improve access to credit
and development strategic of livestock production financing, including (i) Strengthening of group
system in order to increase their productivity and dynamics and application of technology to improve
financial support from bank. Beef cattle production the productivity of beef cattle,(ii) government
systems characterize by traditional rural landless assistance on the aspects of credit guarantee and
and integrated with crops especially rice. Ongole subsidies, provision of assistance for agricultural
Cross (Peranakan Ongole) are the predominant of revitalization managed by the government and
the local cattle and are widely distributed over the banking,(iii) working with appropriate partners such
five regencies. Brahman Cross also found that are as banks and BUMN for Partnership Credit and
raising for cow calf operation. Performance of Corporate Social Responsibility programs.
Keywords: Livestock production system, beef cattle, productivity, development strategies
2017 Agripet : Vol (17) No.1 : 60-66
PENDAHULUAN1 fikasikan dua tipe utama yaitu sistem
Kajian sistem produksi peternakan tradisional dan modern. Beberapa pola sistem
(Livestock Production System) mengklasi- produksi melalui kombinasi dengan usaha
pertanian lain telah diterapkan dan
Corresponding author : sodiq_akhmad@hotmail.com memberikan peningkatan pendapatan. Dari sisi
DOI : https://doi.org/10.17969/agripet.v17i1.7643
Sistem Produksi Peternakan Sapi Potong di Pedesaan dan Strategi Pengembangannya (Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.agr, et al)
61
penggembalaan (rangeland-based). Hasil (traditional rural landless) dengan jumlah
pengamatan memperlihatkan bahwa secara kepemilikan ternak sedikit (smallholders) serta
umum sistem produksi peternakan Sapi Potong terintegrasi dengan tanaman (crop-livestock)
di wilayah Kabupaten Cilacap, Banyumas, utamanya tanaman padi. Karakteristik sistem
Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen produksi peternakan dan strategi
berupa peternakan tradisional berlahan terbatas pengembangan sistem disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik sistem produksi peternakan sapi potong pada lokasi penelitian
a. Karakteristik Sistem
1. Type (klasifikasi) Sub-tipe : Mixed farming (crop livestock), minimum land Traditional, landless, smallholders,
2. Ketersediaan lahan, tenaga kerja, dan modal : Land (integrated), tenaga kerja (household), modal (low-input, LEISA).
3. Orientasi produksi : Business, marketing, subsistence, Calf-crop, dung
4. Produksi tanaman, fertilizer : Padi, jagung, kotoran ternak.
b. Subsistem Produksi Peternakan
1. Bangsa ternak Adaptasi Produktivitas : Peranakan Ongole, Peranakan Sumba Ongole, Persilangan Simmental, Brahman Cross Lokal
dan bangsa impor.
: Reproduksi sangat rendah utamanya pada partus kedua untuk bangsa impor (Brahman Cross)
2. Fungsi dalam sistem : Subsistence, cash-income, security, investment
3. Pengelolaan Perkandangan : Sistem pemberian pakan (cut-and-carry, integration into crop).
: Kandang kawasan, integrasi dengan lahan rumput
4. Interaksi dengan produksi tanaman : Saling mendukung (pupuk kandang)
5. Hambatan: pakan dan penyakit : Pakan (kualitas dan keberlanjutan/ketersediaan) Prolapsus uteri, bload dan parasit
c. Strategi Pengembangan Sistem
1. Upaya perbaikan produksi ternak : Pemilihan bibit (orientasi penggemukan, perbibitan, cow calf operation, persilangan dan
seleksi, inseminasi buatan dengan bangsa sapi yang produktivitas tinggi.
2. Upaya sistem integrasi untuk perbaikan pakan : Crop-livestock system, LEISA, Forest margin, aplikasi teknologi pakan (amoniasi, silase,
starbio).
3. Pemasaran dan Stratifikasi : Perakitan asosiasi/koperasi, penguatan dinamika kelompok, perkuat jaringan pemasaran.
4. Aksesibilitas kepada bank : Perkuat kelembagaan kelompok, koperasi/asosiasi, model kemitraan inti plasma.
Sistem Produksi Peternakan Sapi Potong di Pedesaan dan Strategi Pengembangannya (Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.agr, et al)
63
relati lebih tinggi dari laporan sebelumnya dan (iv) ancaman: impor daging, impor sapi
(Sodiq dan Budiono, 2012) yaitu BCS berkisar potong dari Australia.
dari 3 sampai 6 dengan modus 4 (sapi Akses peternak kepada permodalan
Peranakan Ongole dan Sumba Ongole) dan selama ini masih menjadi salah satu kendala
5 (untuk sapi Persilangan Simmental dan untuk meningkatkan usaha peternak, sehingga
Charolois). Kondisi ideal BCS dipacu secara umum mempengaruhi produktivitas
mencapai skor tinggi 7-9, sehingga memiliki nasional. Lemahnya struktur modal peternak
konformasi perdagingan lebih tinggi dan diakibatkan tidak adanya aset yang dapat
potensi akan menghasilkan nilai jual lebih dijadikan agunan, untuk itu revitalisasi
mahal (Sodiq dan Yuwono, 2016). pembiayaan perlu dilakukan melalui kerja
Indikator BCS sangat penting untuk sama dengan berbagai pihak, meliputi:
mengevaluasi pengelolaan dan dapat (a) pemerintah pusat dan daerah melalui
digunakan sebagai alat untuk mengoptimasikan kementerian, departemen/direktorat maupun
produksi, mengevaluasi kesehatan dan status dinas teknis terkait (b) lembaga perbankan,
nutrisi (Neary, 2007). Petani sapi potong untuk (c) lembaga perguruan tinggi dan institusi
tujuan penggemukan sangat memperhatikan penelitian, dan (d) lembaga asuransi, serta
pentingnya pemberian pakan konsentrat. Pakan (e) lembaga kemasyarakatan. Sodiq (2008,
konsentrat dapat berasal dari pencampuran 2009) merumuskan constraints akses kepada
bahan-bahan yang bersumber dari lokal perbankan antara lain: (i) persyaratan jaminan,
setempat, serta memanfaatkan limbah pada umumnya tidak memiliki sertifikat dan
pertanian maupun hasil agroindustri seperti BPKB, (ii) suku bunga (rate) atau margin
dedak padi, dedak jagung, dan ampas tahu. masih relatif tinggi, (iii) siklus produksi
Disarankan oleh Huyen et al. (2011) bahwa, (gestation period), (iv) analisis kelayakan,
pakan yang berkualitas baik dan diberikan pada umumnya sangat lemah, dan
dalam jumlah yang cukup akan meningkatkan (v) kelembagaan kelompok relatif belum solid.
produktivitas ternak. Pengembangan sistem produksi
peternakan harus memperhatikan beberapa
Pengembangan Sistem Produksi untuk aspek sebagai berikut: (1) bangsa ternak,
Pengembangan Usaha (2) sumber daya manusia peternak dan
Hasil kajian melalui studi catatan, kelembagaan peternakan, (3) lahan sebagai
wawancara dan Diskusi Kelompok Terfokus basis ekologis budidaya ternak, dan
dirumuskan berbagai kekuatan, kelemahan, (4) teknologi peternakan. Strategi perbaikan
peluang dan ancaman yang dirumuskan sistem produksi untuk peningkatan
sebagai berikut: (i) kekuatan: tersedia lahan aksesibilitas terhadap lembaga perbankan
sebagai basis budidaya, tersedia agroekosistem, dirumuskan dalam road map sebagai berikut:
tersedia berbagai bangsa ternak, tersedia (i) potensi peternak individu ditingkatkan
teknologi, tersedia pasar (lokal, regional dan pengetahuan dan keterampilannya,
nasional), tersedia skim pembiayaan untuk (ii) peternak dihimpun dalam kelembagaan
UMKM (KKPE, KUR, KUPS, CSR) dan kelompok yang solid, (iii) fasilitasi teknologi
program nasional (ketahanan pangan dan terapan yang proven mencakup breeding
pengentasan kemiskinan dana APBN/APBD management, housing, feeding system, good
seperti PNPM, SMD, Dana Pembantuan, farming practices (untuk meningkatkan
Penyelamatan Betina Produktif, Dana Insentif fisibilitas usaha), dan (iv) mediasi kepada
Sapi Bunting); (ii) kelemahan: kelembagaan lembaga perbankan (fasilitasi informasi dan
kelompok belum solid, beberapa teknologi akses pembiayaan kepada perbankan). Pada
belum diterapkan (utamanya breeding dan usaha peternakan yang sudah feasible tetapi
pakan), Usaha belum feasible dan bankable. belum bankable difasilitasi akses pada lembaga
Koordinasi dan sinergi berbagai pihak sangat keuangan dengan penjaminan kredit maupun
kurang; (iii) peluang: market demand termasuk model tanggung bersama-sama dalam wadah
pasar ekspor, beragam produk (daging, pupuk); kelembagaan kelompok.
Sistem Produksi Peternakan Sapi Potong di Pedesaan dan Strategi Pengembangannya (Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.agr, et al)
65
Otonomi Daerah. Lokakarya Nasional Sodiq, A., Hidayat, N., 2014. Kinerja dan
Sapi Potong, Jakarta. Perbaikan Sistem Produksi Peternakan
Sapi Potong Berbasis Kelompok di
Selk, G. 2007. Body Condition Scoring of Beef
Pedesaan. Jurnal Agripet, 14(1):56-64.
Cows. Oklahoma Cooperative Extension
Fact Sheets. Sodiq, A., Yuwono, P., 2016. Pola
Pengembangan dan Produktivitas Sapi
Sodiq, A. 2008. Penguatan Usaha Kambing PE
Potong Program Kemitraan Bina
Sebagai Ternak Dwiguna dan Pola
Lingkungan di Kabupaten Banyumas dan
Integrasi Kambing PE dengan Penderes
Cilacap Propinsi Jawa-Tengah. Jurnal
Gula Kelapa. Final Report. Program
Agripet, 16(1):56-61.
Pemberdayaan Ekonomi Daerah, Kantor
Bank Indonesia. Thomas, D., Zerbini, E., Rao, P.P.,
Vaidyanathan, A., 2002. Increasing
Sodiq, A. 2009. Aksesibilitas terhadap
animal productivity on small mixed
Perbankan dalam Mendukung
farms in South Asia: a systems
Pembangunan Peternakan. Makalah
perspective. Agricultural Systems, 71(1-
Utama Sidang Pleno. Pertemuan Teknis
2): 41-57.
Fungsi-Fungsi Pembangunan Peter-
nakan, di Indonesia, Mataram NTB, 23- Winugroho, M., 2002. Strategi Pemberian
25 April 2009. Pakan Tambahan untuk Memperbaiki
Efisiensi Reproduksi Induk Sapi. Jurnal
Sodiq, A., Budiono, M., 2012. Produktivitas
Litbang Pertanian, 21(1): 19-23.
Sapi Potong pada Kelompok Tani
Ternak di Pedesaan. Jurnal Agripet,
12(1): 28-33