Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II

IDENTIFIKASI Escherichia coli

Oleh :

I WAYAN GAGA ADY SUJANA

17.131.0720

Analis Kesehatan A-11 OFF

D-III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

2019
I. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi E. coli secara biokimiawi.

II. DASAR TEORI


Uji biokimia merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
menentukan spesies kuman atau bakteri yang tidak diketahui sebelumnya
(Lim, 1998). Beberapa jenis uji biokimia yang pada umumnya digunakan
dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yaitu, uji MR-VP,
Uji Gula-gula, Uji SIM, Uji TSIA, Uji Indol, dan Uji Simmons Citrate
(Dwidjoseputro, 1954). Sedangkan, uji biokimia yang biasanya digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri Escherichia coli adalah Fermentasi
Karbohidrat, dan Uji IMVIC.
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari
interaksi antara metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen
kimia. Kemampuan bakteri dalam menggunakan senyawa tertentu sebagai
sumber karbon dan sumber energi yang dapat digunakan untuk identifikasi
(Murray, 2005).
Escherichia coli merupakan flora normal yang terdapat dalam
usus. Dari berbagai penelitian menunjukkan beberapa galur atau strain
bakteri E. colidapat menyebabkan wabah diare atau muntaber terutama
pada anak-anak. Bakteri penyebab penyakit yang cukup berbahaya ini
diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sifat-sifat virulensinya yang
meliputi:
 Enteropathogenic E. coli (EPEC)
 Enteroxigenic E. coli (ETEC)
 Enterohaemoragic E. coli (EHEC)
 Enteroinvasive E. coli (EIEC)
 Enteroaggregative E. coli (EAEC)

Escherichia coli tumbuh pada media sederhana dengan pH 7,2.


Bakteri dapat tumbuh pada suhu 10-400C dengan suhu optimal 370C. sifat
biokimia meliputi dapat ,menguraikan gluosa menjadi asam dan gas,
menfermentasikan laktosa dan manitol, membentuk koloni yang khas pada
media EMB Agar, beberapa jenis dapat menghaemolisis dan tumbuh pada
suasana aerob dan an aerob.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Cawan petri
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Jarum ose loop
5. Ose jarum
6. Bunsen
7. Incubator
8. Tabung durham
B. Bahan
1. Biakan bakteri E. coli
2. Media EMB Agar
3. Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)/KIA
4. Media Simon Citrat
5. Media Methyl Red (pepton water, glukosa, indikator methyl red)
6. Media gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa, peptone water,
indikator BTB)
7. Semi solid agar
8. Media Muller Hinton miring

IV. PEMBUATAN MEDIA


1. Media EMB Agar
Dilarutkan media sesui takaran yang dibutuhkan pada aquades
kemudian dipanaskan hingga media larut dan homogen. Sterilisasi
pada autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit. Tuang media pada
cawan petri yang steril, ditunggu hingga media memadat.
2. Media TSIA/KIA
Ditimbang media sebanyak 4.87 gram, kemudian dilarutkan
dengan aquades sebanyak 75 mL. panaskan media hingga terlarut dan
homogen. Dituang media ke dalam tabung reaksi masing-masing
sebanyak 5 mL, ditutup tabung menggunakan kapas, kemudian
disterilisasi dengan menggunakan autoclave. Setelah proses sterilisasi
selesai, dimiringkan agar pada tabung dan ditungg hingga memadat.
3. Media SCA
Ditimbang media sebanyak 1.65 gram, kemudian dilarutkan
dengan aquades sebanyak 75 mL. panaskan media hingga terlarut dan
homogen. Dituang media ke dalam tabung reaksi masing-masing
sebanyak 5 mL, ditutup tabung menggunakan kapas, kemudian
disterilisasi dengan menggunakan autoclave. Setelah proses sterilisasi
selesai, dimiringkan agar pada tabung dan ditungg hingga memadat.
4. Media Gula-gula (Glukosa, dan Sukrosa)
Ditimbang media peptone sebanyak 1.87 gram dan sumber gula
(glukosa, dan sukrosa) sebanyak 0.75 gram dilarutkan dalam masing-
masing aquades sebanyak 75 mL. Dipanaskan media hingga terlarut
sempurna dan homogen. Ditambahkan 3-5 tetes indikator BTB,
dihomogenkan. Dituang media kedalam tabung reaksi yang telah berisi
tabung durham dan label pada masing-masing tabung reaksi sebanyak
5 mL, ditutup tabung menggunakan kapas, kemudian disterilisasi
dengan menggunakan autoclave.
5. Media Methyl Red
Dilarutkan media peptone sebanyak 1.87 gram pada aquadest 75
mL. Ditambahkan sumber glukosa sebanyak 0.75 mL. Dipanaskan
media hingga terlarut sempurna dan homogeny. Dituang media
kedalam masing-masing tabung reaksi, ditutup dengan menggunakan
kapas. Dilakukan sterilisasi pada autoclave.
6. Media Semi Solid
Ditimbang media NA/MH sebanyak 1.27 gram. Dilarutkan dalam
aquadest sebanyak 75 mL. Dipanaskan media hingga terlarut sempurna
dan homogen. Dituang media kedalam masing-masing tabung reaksi
sebanyak 5 mL, ditutup dengan menggunakan kapas.Dilakukan
sterilisasi pada autoclave.

V. PROSEDUR KERJA
1. Inokulasi pada media differential
Media : EMBA
Dipanaskan ose bulat pada Bunsen kemudian dinginkan. Diambil
biakan dengan menggunakan ose, kemudian straking pada kuadran
pada permukaan media tegak. Inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Diamati warna koloni, bentuk koloni, ukuran koloni dan tepi koloni.
2. Inokulasi pada media padat dengan dasar (butt) dan miring (slant)
Media : SCA dan TSIA/KIA
Dipanaskan ose jarum pada api Bunsen kemudian dinginkan.
Diambil biakan dengan ose jarum dan digoreskan pada lereng media
kemudian tusukkan dari tengah media hingga ke dasar. Diinkubasi
pada suhu 370C selama18-24 jam. Diamati lereng, dasar, gas dan H2S
untuk media KIA dan untuk media SCA, dipanaskan ose bulat pada api
Bunsen kemudian dinginkan. Diambil biakan dengan ose bulat dan
digoreskan pada lereng media. Diinkubasi pada suhu 370C selama 24
jam. Diamati perubahan warna yang terjadi.
3. Inokulasi pada media cair
Media : Gula-gula dan Methyl Red
Dipanaskan ose bulat pada api Bunsen kemudian dinginkan.
Diambil biakan dengan ose bulat dan diinokulasikan pada media cair.
Dihomogenkan hingga terbentuk suspense kuman. Diinkubasi pada
suhu 370C selama 24. Diamati perubahan warna pada media dan
gelembung pada tabung durham untuk Media Gula-gula sedangkan
untuk Media Methyl Red diamati terbentuknya cincin merah di
permukaan media setelah diteteskan indikator methyl red pada media.
4. Inokulasi pada media semi solid
Media : Media Semi Solid
Dipanaskan ose jarum pada api Bunsen kemudian dinginkan.
Diambil biakan dan ditusukkan pada media dengan posisi tegak lurus
hingga dasar media kemudian dicabut. Diinkubasi pada suhu 370C
selama 24. Diamati pergerakan koloni.

VI. INTERPRETASI HASIL


1. Media gula-gula
(+): media berwarna kuning, terbentuk gelembung pada tabug durham.
(-): meda tidak berubah warna da tidak terbentuk gelembung pada tabung
durham
2. Media methyl red
(+) : media berwarna merah (mengindikasikan PH dibawah 6)
(-) : media berwarna kuning (mengindikasikan tidak adanya produksi
asam)
3. Media KIA
Lereng:
+ : Acid (berwarna kuning)
- : Alkali (berwarna merah)
Dasar:
+ : Acid (kuning)
- : Alkali (merah)
Gas :+
H2S :-
4. Media simon sitrat
(+) : Media berubah warna menjadi biru. Klebsiella.
(-) : Media tidak berubah warna menajdi biru. E.coli
5. Semi solid
(+) : terjadi pergerakan dengan warna keruh pada media
(-) : Tidak terjadi pergerakan
6. Media EMBA
Bentuk koloni : bulat
Ukuran koloni : kecil
Warna koloni : hijau metalik
Tepi koloni : rata

VII. HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Identifikasi Escherichia coli

NO UJI HASIL GAMBAR KETERANGAN


1. KIA Lereng :  Lereng:
Acid berwarna merah
Datar :  Datar: berwarna
Acid kuning
Gas : +  Gas: terbentuk
H2S : - gas / ada
gelembung
 H2S: tidak
terdapat warna
hitam
2. Simon Positif Lereng berwarna
sitrat biru
3. Glukosa Positif Terjadi perubahan
warna biru menjadi
kuning dan
terbentuk
gelembung pada
tabung durham.

4. Sukrosa Positif Terjadi perubahan


warna menjadi
kuning dan terdapat
gelembung pada
tabung durham

5. Semi Positif, Terjadi pergerakan


solid motil dengan warna keruh
pada media
6. Methyl Positif Terjadi perubaha
red warna merah
setelah ditetsi
indikator sebanyak
3 tetes dan
terbentuk cincin
merah.

7. EMBA Positif Koloni tidak


tumbuh pada media
dan tidak berwarna
hijau metalik

VIII. PEMBAHASAN
Bakteri coliform merupakan kelompok bakteri yang digunakan
sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik
terhadap air, makanan maupun susu kedelai. Ada beberapa bakteri yang
digolongkan dalam bakteri coliform, yaitu: Serratia, Hafnia, Citrobacter,
Enterobacter,Klebssiella, dan E.coli. Dari beberapa golongan bakteri
coliform tersebut, pemilihan bakteri E. coli pada penelitian ini karena
bakteri E. coli merupakan bakteri yang mudah diperiksa. Bakteri E. coli
merupakan kuman yang relatif tahan lama dibandingkan dengan bakteri
fecal lainnya yang berada di feces. Sehingga apabila ditemukan bakteri E.
coli pada penelitian ini dapat diindikasikan bahwa sampel tersebut juga
terkontaminasi bakteri lain yang berasal dari feces (Pelczar dan Chan,
2005).
Uji biokimia terdiri dari beberapa jenis pengujian yang berbeda,
dengan tahap dan juga bahan yang berbeda pada tiap ujinya.Pada
praktikum kali ini, dilakukan suatu identifikasi terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia coli dengan menggunakan beberapa tahap uji
biokimia, yakni diantaranya uji MR (Methyl Red), Uji SCA (Simmons
Citrate Agar), Uji KIA (Kliger Iron Agar), Uji Gula-gula (terdiri dari Uji
Glukosa, Uji Sukrosa), dan Uji EMBA (Eosin Methylene Blue Agar).
Tidak seluruh uji biokimia yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri
Escherichia coli dilakukan, seperti Uji Indol, Uji VP (Voges – Proskaur),
dan Uji Urease. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan media pada saat
dilakukannya praktikum.
Tahap uji yang dilakukan pertama dengan Uji KIA (Kliger Iron
Agar), dimana pada pengujian kali ini, tahap inokulasi bakteri pada media
dilakukan sebanyak dua kali, yakni dengan cara streaking miring pada
media miring yang telah dibuat, dan juga streaking tusuk yang dilakukan
pada media yang sama. Hasil yang didapat menunjukkan warna kuning
pada dasar (butt) media (bersifat acid), dan warna orange kemerahan pada
lereng(slant) (bersifat alkali/acid). Hal ini menandakan bahwa bakteri yang
tumbuh hanya memfermentasi glukosa. Fermentasi pada uji ini juga
disertai dengan pembentukan gas CO2, yang ditandai dengan pecahnya dan
terangkatnya media. Namun, pembentukan H2S menunjukkan hasil yang
negatif, dimana hal ini menandakan bahwa bakteri tidak memfermentasi
metionin dan sistein (asam amino yang memiliki gugus S).
Uji biokimia dilanjutkan dengan Uji Citrate, yaitu dengan
menggunakan media SCA (Simmons Citrate Agar). Koloni bakteri
diinokulasi pada media, dan dilakukan tahap inkubasi sama seperti
sebelumnya. Setelah dilakukannya inkubasi, kemudian dilakukan proses
pembacaan hasil, dimana hasil yang ditunjukkan pada uji biokimia kali ini
yaitu hasil positif, dimana media mengalami perubahan warna biru pada
lereng.
Uji biokimia kemudian dilanjutkan dengan Uji Gula-gula, dimana
uji gula-gula pada praktikum kali ini menggunakan media glukosa,
sukrosa. Perlakuan yang diberikan pada kedua jenis uji gula-gula tersebut
adalah sama, dimana media dituangkan kedalam tabung reaksi yang telah
berisi tabung durham, ditambahkan dengan media BTB (Bromothymol
Blue), kemudian bakteri diinokulasikan dan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 37°C. Hasil yang ditunjukkan dari kedua media bervariasi. Pada
media gula-gula glukosa, menunjukkan hasil positif, dimana media yang
awalnya berwarna biru muda berubah menjadi berwarna kuning, dan
disertai dengan terbentuknya gelembung gas CO2 pada tabung durham,
yang menandakan bahwa bakteri memfermentasi gula, membntuk asam
dan juga gas. Untuk hasil media gula-gula sukrosa, menunjukkan hasil
variabel, dimana hasil variabel ditandai dengan terbentuknya warna
kuning kehijauan pada media yang awalnya berwarna biru muda, dan
diserta pula dengan pembentukan gelembung gas CO2 pada tabung
durham.
Uji selanjutnya dengan media SSA (Semi Solid Agar). Perlakuan
yang diberikan sama seperti pengujian sebelumnya, namun pada inokulasi
dilakukan dengan menggunkan ose jarum yaitu dengan menusukkan ose
pada media. Kemudian diinkubasi dan dilakukan pembacaan hasil. Hasil
yang ditunjukkan pada praktikum kali ini adalah hasil yang positif yang
berarti motil, dimana ditandai dengan terlihatnya pertumbuhan koloni
yang berwarna putih menyebar seperti akar pada media disekitar inokulasi.
Hal ini menunjukkan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan,
yang berarti bakteri memiliki flagel.
Pengujian yang pertama dilakukan yaitu, uji MR. Uji biokimia ini,
dilakukan dengan menggunakan media Glucose Broth. Setelah bakteri
diinokulasi pada media, kemudian dilakukan tahap inkubasi pada suhu
37°C selama 24 jam. Setelah dilakukannya inkubasi, media kemudian
ditambahkan dengan indikator MR (Methyl Red) sebanyak 2-3 tetes, dan
dilakukan pembacaan hasil. Uji MR pada praktikum kali ini menunjukkan
hasil yang positif, dimana terbentuk cincin berwarna merah pada
permukaan media. Methyl Red merupakan indikator pH yang dapat
ditunjukkan dengan perubahan media menjadi warna merah yang
menandakan pH asam ±4,4. Hasil positif menandakan bahwa bakteri
menghasilkan asam campuran (methylene glikon) dari proses fermentasi
glukosa yang terkandung dalam media MR.
Uji biokimia yang terakhir yaitu pengujian yang dilakukan pada
media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar). Pengujian dilakukan dengan
cara melakukan streaking kuadran pada media. Hasil yang didapatkan
pada praktikum kali ini yaitu hasil positif yaitu tumbuhnya bakteri
Escherichia coli¸ yang ditandai dengan warna koloni yang tumbuh adalah
hijau metalik, dengan bentuk koloni bulat berukuran kecil, dan tepi koloni
rata. Media EMBA merupakan media yang selektif terhadap pertumbuhan
Escherichia coli. Perubahan media yang semula berwarna merah pekat
atau kehitaman berubah menjadi hijau metalik disekitar streaking yang
telah dilakukan, sebagai penanda pertumbuhan koloni bakteri, yang
dikarenakan oleh peningkatan keasaman agar, dan pengambilan warna
oleh proses fermentasi dari bakteri Escherichia coli.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, identifikasi bakteri
Escherichia coli dapat dilakukan dengan beberapa uji biokimia yaitu, Uji
KIA (Kliger Iron Agar) dengan hasil dasar (butt) media menunjukkan
warna kuning (bersifat acid), dan warna orange kemerahan pada
lereng(slant) (bersifat alkali/acid), Uji SCA (Simmons Citrate Agar) yang
menunjukkan hasil positif (+)Uji Gula-gula (terdiri dari Uji Glukosa yang
menunjukka hasil positif (+), Uji Sukrosa menunjukkan hasil variabel,
kemudian uji menggunakan media SSA (Semi Solid Agar) menunjukkan
hasil positif/motil),Uji MR (Methyl Red) yang menunjukkan hasil positif
(+),dan Uji EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) yang menunjukkan hasil
positif Escherichia coli dengan pertumbuhan media berbentuk bulat, kecil,
dengan tepi yang rata, serta warna pertumbuhan koloni hijau metalik.

MAHASISWA DOSEN PENGAMPU

I Wayan Gaga Ady Sujana Ni Wayan Desi Bintari.S.Si,.M.Si

DAFTAR PUSTAKA

Hendrayana, Made Agus, dkk. 2017. “Identifikasi Bakteri Escherichia


coli”.https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/33429/2023
2_. Diakses pada tanggal 31 Maret 2019.

http://eprints.ums.ac.id/42439/1/10.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Donny, Sagita, dkk. 2015. “Uji Biokimia Bakteri Escherichia coli”.


https://www.academia.edu/33162525/uji_biokimia_baktri_e_coli.p
ptx. Diakses pada tanggal 31 Maret 2019.
Raharja, Zulfikar Tria. 2015. “Identifikasi Escherichia coli”.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38042/1/
ZULFIKAR%20TRIA%20RAHARJA-FKIK.pdf. Diakses pada
tanggal 31 Maret 2019.

LAMPIRAN GAMBAR
Gambar a. Media yang digunakan pada uji biokimia untuk mengidentifikasi
bakteri Escherichia coli

Gambar b. Hasil pertumbuhan koloni bakteri Escherichia colipada media


EMBA

Anda mungkin juga menyukai