Mata Kuliah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH

TEKNIK INFORMASI DAN KOMUKASI

REVOLUSI INDUSTRI 4.0


DI INDUSTRI MANUFAKTUR

Dosen Pengampu: Heri Nurdiyant, S.Kom., M.T.I.

Disusun oleh:

Nama : RISKI PRAYUDI


NIM : 2018006070
Kelas : 1 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2018
PRAKATA

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakathu.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah ini berhasil disusun dengan baik. Makalah ini
disusun setelah penulis mencari data dan sumber materi dari internet. Kegiatan
penulisan makalah ini dikerjakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berperan dan membantu dalam
terselesainya penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kami senantiasa mengharapan masukan dari pembaca yang bersifat membangun.
Terimakasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakathu.

Yogyakarta, 5 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

PRAKATA....................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Revolusi industri 4.0

B. Revolusi Industri 4.0 Di Bidang Industri Manufaktur.

BAB III PENUTUP


2.1 Kesimpulan........................................................................................
2.2 Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Diawali dengan ditemukannya mesin uap yang mendorong revolusi industri
atau dikenal juga dengan industri 1.0 pada tahun 1784, revolusi industri terus
berkembang mulai saat itu. Revolusi industri menyebabkan peralihan
penggunaan tenaga manusia dan hewan yang digantikan dengan teknologi
mekanik. Industri 1.0 ini berkembang hingga akhir abad 19, yang kemudian
pada awal abad 20 digantikan dengan industri 2.0 yaitu produksi massal yang
menggunakan tenaga listrik. Pada awal tahun 1970 terjadi revolusi industri
ketiga yaitu industri 3.0, pada revolusi ini mulai dikenal penggunaan alat
elektronik dan IT untuk proses manufaktur otomatis. Proses manufaktur
otomatis ini mulai menggantikan tugas-tugas operator dengan mesin dan robot.
Revolusi industri keempat atau industri 4.0 terjadi pada tahun 2012, industri 4.0
memperkenalkan proses produksi Cyber-Physical. Industri 4.0 ini mengarah
kepada proses manufaktur yang berbasis internet atau jaringan
wireless. Penggunaan teknologi ini tidak hanya sebatas pada komunikasi, akan
tetapi juga mencakup kontrol dan kendali jarak jauh (Wahlster, 2012).

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dari makalh ini yaitu :

1. Apa itu revolusi industri 4.0


2. Bagaimana perubahan revolusi 4.0 di bidang manufaktur
3. Ciri-ciri industri manufaktur

1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui proses perubahan revolusi 4.0 di bidang Industri
Manufaktur
2. Agar dapat mengetahui ciri-ciri industri manufaktur.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0


Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini
dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet
untuk segala, komputasi awan,dan komputasi kognitif.
Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas
berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik,
menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan
yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik
berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara
bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi
disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai
Prof Klaus Schwab adalah Ekonom terkenal dunia asal Jerman,
Pendiri dan Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) yang
mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0. Dalam bukunya yang berjudul
“The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab (2017) menjelaskan
revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara
fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi
industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas
yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia
fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu,
ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami
terobosoan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya (1)robot kecerdasan
buatan (artificialintelligence robotic),(2) teknologi nano, (3) bioteknologi,
dan (4) teknologi komputer kuantum, (5) blockchain (seperti bitcoin), (6)
teknologi berbasis internet, dan (7) printer 3D. Revolusi industri 4.0
merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang
dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat
revolusi industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin
uap untuk mendukung mesin produksi,kereta api dan kapal layar.
Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia
dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap. Dampaknya,
produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai wilayah
secara lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga
menimbulkan dampak negatif dalam bentuk pengangguran masal.
Ditemukannya energi listrik dan konsep pembagian tenaga kerja
untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah
menandai lahirnya revolusi industri 2.0. Energi listrik mendorong
para imuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu,
mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh
efesiensi produksi hingga 300 persen. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah melahirkan
teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara
otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia
tetapi menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem
otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi menjadi
semakin murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya
teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin
berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya
musik digital. Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan
lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di
seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong
sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi
internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia
di seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi
perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis transportasi
online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas
manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin
meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa
supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi
semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah
secara fundamental.

B. REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI BIDANG MANUFAKTUR

Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti
dibuat dengan tangan. Kata manufacturemuncul pertama kali tahun 1576,
dan kata manufacturingmuncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang
paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini
meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-
tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih
modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui
bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang
terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan.
Manufaktur dapat di definisikan secara teknisdan secara ekonomis:
a) Secarateknis: Proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi
dengan menggunakan mesin, alat, daya, dan tenaga kerja.
b) Secaraekonomis : proses pengolahan bahan dasar (baku)
menjadi bahan jadi yang memiliki nilai tambah.

Sejak Ir. Soekarno menjabat menjadi presiden pertama di Indonesia,


proses industrialisasi Negara Indonesia telah dirintis oleh beliau. Mulai dari
berbagai pabrik pembuatan aneka bahan pokok di Indonesia, dan lainnya.
Industrialialisasi di Indonesia mulai berkembang pesat saat Bapak Soeharto
menjabat sebagai presiden. Puncaknya adalah mampunya Indonesia
menerbangkat pesawat buatan anak negeri sendiri, yaitu N250 – Gatotkaca
yang pada waktu itu dipelopori oleh BJ. Habibie. Setelah sukses melakukan
peluncuran tersebut, makin banyak Industri-industri di Indonesia yang
berdiri. Kawasan Industri pun semakin bertebaran. Di Jawa Timur sendiri,
terdapat beberapa kawasan industri yang terkenal. Seperti di daerah
Surabaya, Gresik, Malang, dan lainnya. Mulai dari Industri berat sampai
industri-industri kecil
Dengan semakin berkembangnya Industri tersebut, maka dalam
Industri tentunya diperlukan sebuah keilmuan yang berhubungan dengan
proses produksi industri tersebut, khususnya industri manufaktur. Salah satu
ilmu yang diperlukan adalah Proses Manufaktur. Yaitu proses pembuatan
produk manufaktur mulai dari pencampuran bahan baku, proses
pengecoran, pembentukan, hingga finishing. Dalam kehidupan manusia,
ilmu ini dapat diimplementasikan untuk membuat alat-alat kehidupan
sehari-hari. Mulai dari kursi, meja, laptop, kalkulator, dll. Oleh karena
itulah, proses manufaktur sangat diperlukan dalam kehidupan manusia,
karena hamper semua tool atau peralatan hidup manusia dibuat melalui
proses manufaktur.
Pada tahun 2012 yang lalu, berdasarkan riset yang dilaporkan oleh
UNIDO (Organisasi Pengembangan Industri Dunia), pertumbuhan industri
manufaktur global pada kuartal III tahun 2012 hanya 0.2 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Catatan itu sekaligus
menunjukkan pertumbuhan paling lambat sejak tahun 2009. Catatan ini pula
menjadi warning kepada seluruh negara-negara di dunia. Sebab, menurut
badan PBB tersebut, industri manufaktur akan menghadapi tantangan berat
ke depannya. Hal itu disebabkan resesi kuat di Eropa, serta melemahnya
pertumbuhan ekonomi di Amerika Utara serta Asia Timur, ditambah dengan
melambatnya laju ekonomi di negara-negara berkembang.
Krisis ekonomi global menjadi kendala berkembangnya sektor industri
manufaktur di seluruh dunia. Lesunya perekonomian di Amerika Serikat
dan Eropa yang merupakan kiblat perekonomian dunia berdampak pada
berbagai sektor termasuk perindustrian manufaktur. Dampak dari itu semua
adalah perekonomian dunia pun ikut lesu karena sektor industri manufaktur
termasuk sektor yang paling basah.
Tingginya komnsumsi masyarakat berakibat pada penguatan kinerja
impor. Namun, di sisi lain, kinerja ekspor relatif melemah akibar rendahnya
permintaan di dunia yang menyebabkan neraca perdagangan defisit. Krisis
ekonomi di dunia juga berdampak pada melemahnya nilai tukar berbagai
mata uang negara, sehingga sektor industri manufaktur pun semakin lesu.
Di tahun 2013 ini, banyak pihak yang lebih merasa optimistis dengan
perkembangan industri manufaktur dunia. Selain kondisi perekonomian
amerika dan eropa yang makin membaik, sektor industri manufaktur di
negara berkembang juga semakin pesat perkembangannya. Dengan begitu
walaupun masih ada bayang-bayang krisis ekonomi global, diharapkan
industri manufaktur dunia lebih kreatif dalam mengatasi permasalahan ini.
Sementara di Indonesia ini, prospek perkembangan industri manufaktur
begitu pesat. Optimisme itu merujuk pada krisis moneter pada tahun 1998
yang lalu saat perekonomian Indonesia hancur lebur. Namun Indonesia
ternyata mampu bangkit dan pada tahun 2011 yang lalu pertumbuhan PDB
bahkan mencapai 6.2%. Pada tahun 2012, pertumbuhan sektor industri
manufaktur khusus sektor nonmigas secara kumulatif mencapai 6.5%.
Bahkan pada kuartal II tahun 2012 pertumbuhan mencapai angka 7.27%.
Hal itu membawa angina segar bagi sektor industri manufaktur di Indonesia.
Namun, yang perlu diingat di sini adalah tantangan untuk thun 2013 ini lebih
berat ke depannya. Salah satu faktor yang paling memicu adalah kenaikan
TDL (Tarif Dasar Listrik) sebesar 15% yang itu akan berpengaruh pada daya
saing industri baik di sektor domestic maupun pasar ekspor.Tantangan berat
lain yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah “ASEAN-China Free Trade
Area” yang telah diberlakukan semenjak Januari 2010 yang lalu. Hal itu
menyebabkan berbagai produk manufaktur dari china memasuki pasar
Indonesia dengan deras. Berbagai produk elektronik yang berharga murah
pun menggerogoti pangsa pasar produk lokal Indonesia. Demikian juga
produk lainnya, seperti besi, baja, tekstil, dan barang-barang hasil industri
lainnya.

C. CIRI-CIRI INDUSTRI MANUFAKTUR


Perusahaan Manufaktur memiliki beberapa karakteristik dan juga ciri-
ciri, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Material dan Hasil Produksi


Perusahaan manufaktur melakukan proses pengolahan bahan- bahan
mentah menjadi barang yang memiliki nilai jual. Produk yang
dihasilkan terlihat secara kasat mata atau berwujud. Berbeda dengan
perusahaan jasa yang produknya tidak berwujud.

2. Menggunakan Mesin dan SDM Skala Besar


Dalam proses produksinya, Perusahaan manufaktur biasanya
menggunakan mesin dan tenaga Manusia dalam skala besar, yang
mengerjakan proses manufacturingberdasarkan SOP yang telah dibuat.

3. Terdapat Biaya Produksi


Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan manufaktur, umumnya
terdiri dari 3 elemen, yakni, biaya bahan baku, tenaga kerja dan
overhead pabrik / BOP.
BAB III
PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Revolusi Industri Manufaktur saat ini sudah sangat pesat, banyak


industri-industri manufaktur saat ini sudah menggunakan teknologi
canggih dalam proses pekerjaan untuk menghasilkan suatu barang.
Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas
berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik,
menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan
yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-
fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan
manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal
dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak
di dalam rantai nilai

2.2 SARAN

Untuk semua pekerja pada saat ini diharuskan dapat menggunakan


teknologi-teknologi canggih di era 4.0 saat ini, karena pada era 4.0 saat
ini revolusi atau perkembangan teknologi sudah semangkin canggih dan
lebih memudahkan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai