Konsep Dasar Praktek Keperawatan Gerontologi PDF
Konsep Dasar Praktek Keperawatan Gerontologi PDF
Pengertian:
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan masalahnya ( Zeman,
1942) old age adalah bertambahnya umur dalam kehidupan manusia yang disertai
penurunan kekuatan dan aktivitas atau kegiatannya (Wehster’s, 1970).
Elderly adalah diarahkan pada perubahan usia menuju “post middle age” atau
mendekati usia tua ( webster’s 1970).
Gerontological Nursing adalah Ilmu yang mengunakan dasar pengetahuan yang luas
untuk menyusun dan membentuk pelayanan keperawatan pada lansia dengan cara
promosi kesehatan, memberikan dorongan secara kontinue yang bertujuan untuk
mencapai kualitas kehidupanya yang optimal dan kematian dengan damai.
Gerontik adalah cabang ilmu kedokteran yang memfokuskan pada penyaklit dan
keterhambantanya pada lansia.
Geriatric nursing adalah asuhan keperawatan yang difokuskan pada kondisi sakit.
Aging dilihat dari berbagai aspek adalah
1) Perspektif Biologis:
“ sejumlah total perubahan selama kehiduan yang umum terjadi pada semua
species” ( Weiss, 1966; Shock, 1961).
Perubahan ini terjadi pada setiap saat setelah maturasi telah tercapai baik dan
ukuran, bentuk, dan fungsi (Rockstein, et. al, 1977)
2) Perspektif Psikologi:
Penuaan merupakan perubahan yang bersifat reguler dan terjadi pematangan
(mature) yang dapat dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan.
3) Perspektif sosiologi:
Penuaan adalah sebuah proses kehifupan yang panjang dari usia muda (dewasa)
sampai usia tua dimana proses ini sudah dimulai dan sejak kelahiran (konsepsi)
dan diakhiri dengan kematian penuaan meliputi 3 proses yaitu biologi, psikologi
dan sosial. Ketiganya merupakan proses yang saling berkaitan (Riley, 1979)
4) Perspektif Keperawatan:
‘Penuaan bukan merupalcan sebuah kernunduran dan bukan penyakit akan tetapi
merupakan proses perkembangan yang telah diawali dan konsepsi” ( Rogers,
1985)
Pengaruh penuaan pada perubahan individu
Penuaan merupakan proses alami dan suatu kehidupan yang dapat dipengaruhi oleh
adanya interaksi antara genetik, lengkungan, lifestyles dan efek dan penyakit. Namun
demikian masalah ini untuk masing-masing individu susah diprediksi untuk
menentukan status kesehatannya pada usia tua, tingkat fungsi/fisiologis pada usia tua
dan kronologis proses penuaaanya sendiri.
Perubahan-perubahan akibatdari proses menua bisa meliputi:
1) Perubahan fisiologi
2) Perubahan psikologi
3) Perubahansosial
5. Gray Panthers
Kelompok ini memberikan perlindungan terhadap lansia dan keanggotaanya dan
kelompok lansia dan pemuda-pemuda yang peduli terhadap lansia.
2. Implementor
Peran perawat gerontologi disini identik dengan peran ‘provider’ yang lebih banyak
dalarn memberikan pelayanan dibandingkan dengan tim kesehatan yang lain.
Perawat dituntut mampu mengunakan teori-teori gerontologi dalam menerapkan
proses keperawatan terhadap usia lanjut. Didalarn peran mi klien dan keluarganya
dituntut berperan aktif. Meskipun ‘body of knowlegde’ geriatric dan gerontologi
telah berkembang tetapi dalam mengoptimalkan peran implementor masih
membutuhkan informasi-informasi yang sangat diperlukan terutama yang berkaitan
dengan disiplin ilmu pengetahuan yang mempunyai relevansi dalam rentang
kehidupan usia lanjut sehingga proses keperawatan yang dihasilkan akan semakin
optimal pula.
3. Educator
Pearan perawat gerontologi dituntut mampu mengunakan fasilitas yang formal atau
non formal dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sebagai pemben
pelayanan terhadap usia lanjut. Pengetahuan ( seperti patofisiologi, famakoIogi dli)
dan ketrampilan yang diperoleh akan bermanfaaat untuk memahami terjadinya
proses menua sehingga peran perawat sebagai edukator akan lebih komunikatif
dan efektif. Peran mi sangat membutuhkan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif
yang meliputi: listening, interacting, clarifying, validating dan evaluating.
4. Advocate
Peran ‘advocate’ sebagai perawat dapat berupa usaha perawat untuk membantu
klien mendapatkan haknya sebagai klien, rnendapatkan pelayanan yang
seharusnya didapatkan, rnemperjuangkan kepentingan usia lanjut.
5. Innonator
Perawat gerontologi harus mengembangkan secara kontinue dan mengarah ke
spesialisasi bahkan dapat mengunakan kesempatan untuk mengunakan tehnologi
yang baru dalam rneningkatkan pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut. ‘Jiwa
ingin tahu harus dirniliki oleh perawat gerontologi agar dalam membuat keputusan
dan mengernbangkan melalui eksperimen-eksperimen dapat meningkatkan
kualitas praktek keperawatan gerontologi.
Standart .
Praktek keperawatan profesional diarahkan dengan mempergunakan standar praktek
yang merefleksikan tingkat dan harapan dan pelayanan, serta dapat digunakan untuk
evaluasi praktek keperawatan yang telah diberikan.
Standar keperawatan gerontologi menurut American Nursing Association (ANA) adalah
a. Standar I : organisasi pelayanan keperawatan gerontologi.
Yaitu semua pelayanan keperawat gerontologi harus direncanakan, diorganisasi
dan dilakukan oleh seorang eksekutif perawat (has baccalaureate or master’s
preparation and experience in gerontological nursing and administrasion of long-
term care services or acute-care services for older patients)
b. Standar II : Teori.
Perawat disini harus berpartisipasi dalarn rnengernbangkan dan melakukan
percobaan percobaan yang didasari oleh teori untuk mengambil keputusan klinik.
Perawat juga mengunakan konsep teontik yang digunakan sebagai petunjuk untuk
melaksanakan praktek keperawatan gerontologi yang lebih efektif.
c. Standar III : Pengumpulan data
Status kesehatan pada klien dikaji secara terus menerus dengan komprehensive,
akurat dan sistematis. Informasi yang didapatkan selama pengkajian kesehatan
harus dapat dipecahkan dengan mengunakan pendekatan dan interdisipliner team
kesehatan termasuk didalamnya lansia dan keluarga.
d. Standar IV: diagnose keperawatan.
Perawat dengan mengunakan data yang telah diperoleh untuk menentukan
diagnose keperawatan yang tepat sesuai dengan prioritasnya.
e. Standar V: perencanaan dan kontinuitas dan pelayanan
Perawat mengembangkan perencanaan yang berhubungan dengan klien dan
orang lain yang berkaitan. Untuk mencapai tujuan dan prioritas dan perencanaan
perawatan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh klien, perawat dapat mengunakan
terapeutik, preventif, restoratif dan rehabilitasif. Perencanaan peraatan ini
bermanfaat untuk membantu klien dalam mencap[ai dan mempertahankan tingkat
kesehatan, kejahtera, kualitas hidup yang yang tinggi (optimal ) dan serta mati
dalam keadaan damai.
f. Standar VI : Intervensi
Perencanaan pelayanan yang telah ada digunakan sebagai petunjuk dalarn
membenkan intervensi untuk mengembalikan fungsi dan mencegah terjadinya
komplikasi dan ‘excess disability’ pada klien.
g. Standar VII: Evaluasi
Perawat harus melakukan evalusai secara terus menerus terhadap respon klien
dan keluarga terhadap intervensi yang telah diberikan. Disamping itu evaluasi juga
digunakan untuk menentukan . tingkat keberhasilannya dan mengevaluasi kembali
data dasarnya, diagnosanya dan perencanaannya.
h. Standar VIII: Kolaborasi Interdisipliner
Kolaborasi perawat dengan disiplin ilmu yang lain (team kesehatan) sangat penting
dilakukan dalam membenkan pelayanan kesehatan terhdap klien ( lansia). Hal ini
dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan yang rutin untuk menentukan
perencanaan yang tepat sesuai dengan perubahan kebutuhan yang ditemukan
pada klien.
i. Standar IX : Research
Perawat harus ikut berpartisipasi dalam rnengernbangkan penelitian untuk
memperkuat pengetahuan dibidang keperawatan gerontoogi, menyebarluaskan
hasil penelitian yang diperolehnya dan digunakan dalam praktek keperawatan.
j. Standar X: Ethics
Perawat rnengunakna kode etik keperawatan (ANA) sebagai petunjuk etika dalam
mengambil keputusan didalam praktek.
k. Standar XI : Professional Development
Perawat harus mempunyai asumsi bahwa perkembangan dan kontribusi
profesionalisme keperawatan merupakan tanggung jawabnya dan sangat berkaitan
erat dengan perkembngan interdisiplin ilmu yang lain. Dalam hal ini perawat juga
harus mampu mengevaluasi perkembangan dalam praktek kualitas yang diberikan.
Standar ini dikembangkan oleh dan untuk perawat gerontologi sendiri sehingga
perawat hams mempunyai peraturan yang jelas untuk mengevaluasi bila terjadi
pelanggaran yang menyimpang dan standar praktek yang seharusnya diberikan.
Standar ini akan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.