Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alat ukur digital adalah alat ukur yang menunjukan besaran yang diukur dalam
bentuk angka. Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan
langsung dengan angka dari besaran yang diukur, dan titik desimal ditunjukan pula secara
langsung untuk memudahkan pengukuran.
Disamping ini ada keuntungan-keuntungan lain seperti penggunaan signal-signal
digital untuk pencetakan (printing out) atau perekaman langsung pada pita berlubang atau
pita magnetis atau selanjutnya untuk berhubungan langsung. Komputer-komputer alat-alat
digital untuk menambah efisiensi pengolahan data.
Didalam alat ukur digital, dikenal suatu bagian komponen yang digunakan untuk
merubah sistem analog ke digital yang dsebut dengan AD konverter.
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, mudah
dioperaikan, dan praktis.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa itu alat ukur digital?
b. Fungsi alat ukur ?
c. Rangkaian dan prinsip kerja alat?
d. Cara pemakaian dalam pengukuran?

1.3. Tujuan
a. Mengetahui apa itu alat ukur digital.
b. Mengetahui macam-macam fungsi dari alat ukur.
c. Mengetahui rangkaian dan prinsip kerja alat.
d. Mengetahui cara pemakaian dalam pengukuran.

1.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Alat Ukur Digital

Alat ukur digital mempunyai beberapa keuntungan daripada alat ukur analog,
diantaranya meningkatkan akurasi, resolusi, kecepatan pengukuran yang tinggi, dan
mengurangi error yang disebabkan oleh manusia (pembacaan hasil pengukuran).

Karena sinyal yang diukur adalah sinyal analog maka sinyal tersebut perlu dirubah
kedalam sinyal digital agar dapat dilakukan pengukuran oleh alat ukur digital. Perubahan
sinyal dari analog ke digital dapat dilakukan oleh alat ADC (Analog to Digital Converter).
Alat ukur digital sebenarnya terbagi menjadi dua macam, yaitu :

– Digital Instruments (Alat ukur Digital)


– Digital Readout Instruments (Alat ukur Pembacaan Digital)

Prinsip kerja macam Alat ukur dapat digambarkan dengan diagram sederhana sebagai
berikut:

1. Alat ukur Analog

Pada alat ukur analog sinyal input berupa sinyal analog di proses melalui rangkaian analog
yang kemudian sinyal tadi ditransformasikan kedalam besaran fisik/mekanik sehingga dapat
diukur besarnya sinyal melalui display analog (jarum penunjuk)

2.
2. Digital Readout Instruments (Alat Ukur Pembacaan Digital)

Pada Alat ukur Digital Readout Instruments (Alat Ukur Pembacaan Digital), sinyal analog
input akan diprioses melalui rangkaian analog (penguat dll), kemudian hasil proses sinyal tadi
di konversikan kedalam bentuk sinyal digital oleh ADC sehingga hasil pengukuran dapat di
tampilkan kedalam display digital

3. Digital Instruments (Alat ukur Digital)

Pada Alat ukur Digital Instruments (Alat Ukur Digital), sinyal analog input akan konversikan
terlebih dahulu kedalam bentuk sinyal digital oleh ADC, sinyal digital dari ADC tadi akan
diproses oleh rangkaian digital (multiplex, mikrokontroler dll) kemudian hasil pengukuran di
tampilkan melalui display digital.

Perbedaan mendasar antara Digital Instruments (Alat ukur Digital) dan Digital Readout
Instruments (Alat ukur Pembacaan Digital) adalah bahwa alat ukur digital memproses sinyal
melalui rangkaian digital, sedangkan Alat ukur pembacaan digital memproses sinyal melalui
rangkaian analog, adapaun display pengukuran kedua alat ini adalah sama yaitu display
digital.

Digital Readout Instruments (Alat ukur Pembacaan Digital) biasanya mempunyai akurasi
yang sama dengan alat ukur analog biasa, karena proses pengolahan sinyalnya melalui alat
yang sama yaitu rangkaian analog, hanya saja Digital Readout Instruments (Alat ukur
Pembacaan Digital) dapat mengurangi kesalahan pengukuran yang diakibatkan oleh
kesalahan pembacaan (skala, paralaks, kondisi mata) dikarenakan hasil pengukuran sudah
dapat dibaca dalam bentuk angka.

3.
2.2. Prinsip Kerja Alat Ukur Digital

Besaran-besaran listrik seperti tegangan, arus, daya, dan faktor daya dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur tertentu. Tegangan diukur dengan voltmeter, arus diukur
dengan amperemeter, daya diukur dengan wattmeter, dan faktor daya diukur dengan cos phi
meter. Selain itu, masih banyak alat ukur listrik lainnya yang disesuaikan dengan besaran
yang ingin diukur.
Alat ukur ada yang bersifat analog, ada pula yang bersifat digital. Perbedaan
mendasar antara alat ukur analog dan digital adalah rangkaian pemrosesan sinyal inputnya.
Alat ukur analog menggunakan rangkaian analog, alat ukur digital menggunakan rangkaian
digital. Selain itu, perbedaan yang dapat terlihat langsung adalah cara pengguna membaca
nilai besarannya. Nilai pada alat ukur analog dilihat dengan membaca skala yang ditunjukkan
oleh jarum, sementara pada alat ukur digital, nilai dapat langsung dibaca besarnya karena
ditampilkan dalam bentuk digit angka.

Gbr 1. alat ukur digital Gbr 2. alat ukur analog

Pada dasarnya, alat ukur digital mengubah input sinyal (tegangan, arus, dan lain-lain)
yang berbentuk analog (artinya memiliki nilai di setiap waktu) menjadi bentuk digital (bit 1
dan 0) sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk angka decimal dengan seven segment
display.

4.
Blok diagram alat ukur digital adalah sebagai berikut:

gambar 3: blok diagram alat ukur digital

1. Sinyal input besaran yang ingin diukur akan masuk melalui probe menuju Sensor
berguna sebagai pendeteksi sinyal dan mengubah semua sinyal baik listrik maupun
non-listrik menjadi tegangan.

2. Sinyal digital yang dihasilkan akan diolah/diproses oleh rangkaian digital sehingga
didapatkan sinyal output digital berupa nilai biner.

3. Nilai biner itu akan menentukan keluaran seperti apa yang akan ditampilkan di seven
segment dalam bentuk digit angka.

Rangkaian digital dari alat ukur ini terdiri dari komponen-komponen seperti
komparator, counter atau pencacah, gerbang logika AND, Operational Amplifier (Op-Amp)
dan decoder. Rangkaian digital ini memerlukan sumber DC dari batere untuk catu daya dan
pembangkit clock pulsa.
Mekanisme dalam rangkaian digitalnya ada sebagai berikut:

-> Sinyal yang masuk ke rangkaian digital akan dibandingkan tegangannya menggunakan
komparator. Prinsip perbandingannya adalah, jika ada salah satu input yang lebih besar
daripada nilai feedback atau umpan balik, maka akan menghasilkan logika 1.

-> Misal tegangan 2 Volt masuk sebagai sinyal input. Saat itulah counter 4 bit akan direset
menjadi 0000. Komparator akan memeriksa input dengan feedback. Dibandingkanlah input =
2 Volt dan feedback= 0. Sehingga akan menghasilkan logika 1.

-> Logika 1 yang dihasilkan komparator akan mengaktifkan gerbang AND. Gerbang AND
yang aktif akan mengizinkan pulsa dari trigger batere lewat menuju counter. Pulsa tersebut
menyebabkan counter bekerja, melanjutkan pencacahan sehingga nilai binernya sekarang
0001.

5.
-> Nilai 0001 akan masuk ke BCD to seven segment decoder sehingga pada seven segment
akan menyala LED b dan c. Pembacaan yang diberikan adalah desimal 1.

-> Nilai 0001 juga dimasukkan ke Digital-to-Analog Converter (DAC). Nilai analog dari
0001 adalah sekitar 3.2 Volt. Nilai ini terpasang pada masukan Op-Amp melalui resistor 150
kohm. Penguatan tegangan Op-Amp adalah:
A = Rf/Rin = 47000/150000 = 0.31
Penguatan menjadi 0.31. Penguatan tegangan dikali tegangan masukan sama dengan
tegangan keluaran :
Vout = A x Vin = 0.31 x 3.2 = 1 volt
Tegangan keluaran DAC adalah 1 volt. Nilai 1 volt ini akan dimasukkan kembali ke
komparator sebagai feedback.

-> Nilai 2 volt masih terpasang sebagai input dan feedbacknya bernilai 1 V. Komparator akan
melakukan perbandingan lagi. Karena nilai input lebih besar daripada nilai feedback, maka
logika yang keluar dari komparator adalah 1.

-> Nilai logika 1 ini sekali lagi akan mengaktifkan gerbang AND dan clock pulsa selanjutnya
akan masuk. Counter akan melakukan pencacahan sehingga hasilnya menjadi 0010. Biner
0010 tersebut didekode dan ditampilkan pada seven segment display sebagai angka desimal 2.

-> Biner 0010 akan masuk lagi ke DAC. Setelah melewati proses di Op-Amp, DAC
mengeluarkan sekitar 2 volt yang difeedback ke komparator untuk dibandingkan lagi dengan
input 2 V. Karena input sudah sama dengan feedback, maka komparator menghasilkan logika
0. Akibatnya gerbang AND tidak aktif sehingga tidak ada clock pulsa yang masuk ke counter.
Pencacahan pun tidak berlanjut dan tetap mengeluarkan output 0010 yang dibaca sebagai
desimal 2 pada seven segment display. Sehingga pengguna dapat langsung mengetahui
besarnya tegangan yang terukur.

6.
Flowchart untuk rangkaian digitalnya adalah sebagai berikut:

gbr4. flowchart alat ukur digital

Kelebihan alat ukur digital:

 dapat mengurangi error pengukuran karena kesalahan pembacaan (skala, paralaks,


kondisi mata).

 murah, mudah dioperasikan, praktis.

Kekurangan:

 perlu sumber eksternal yakni baterai untuk satu daya bagi komponen-komponen di
dalam rangkaian digitalnya.

7.
2.3. Macam-Macam Alat Ukur Digital

gbr5.contoh macam alat ukurdigital

A. TERMOMETER DIGITAL

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba.
Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk
mengukur suhu dengan valid.
Termometer digital memiliki beberapa jenis menurut cara pemakaiannya, ada
yang diletakakan pada telinga dan ada pula yang di letakkan pada mulut untuk
memperoleh hasil pengukurannya tetapi memiliki prinsip kerja yang sama dengan
termometer yang lainnya yaitu pemuaian.

Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang


kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan
ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca. Termometer digital
biasanya dilengkapi dengan bunyi (misalnya bip) yang akan memberitahukan bahwa
pengukuran suhu telah selesai dilakukan.

8.
Termometer air raksa sangat akurat dan murah harganya. Sayangnya, bila
jatuh akan langsung pecah sehingga tidak terlalu dianjurkan penggunaannya pada bayi
dan balita. Termometer digital lebih mahal harganya tetapi relatif lebih aman
penggunaannya.

CARA PENGUKURAN TERMOMETER


Cara pengukuran umumnya sama dengan cara pengukuran dengan memakai
termometer konvensional (air raksa), hanya saja Anda tidak perlu melihat jam untuk
mengetahui kapan pengukuran suhu selesai.Walau demikian, biasakan membaca
dahulu petunjuk yang disertakan oleh pabrik pembuat termometer tersebut. Sebab
mungkin saja termometer yang Anda beli memerlukan cara berbeda untuk
pemakaiannya.

PRINSIP KERJA TERMOMETER DIGITAL


Sensor yg berupa PTC atau NTC dengan tingkat sensitifitas tinggi akan
berubah nilai tahanannya jika terjadi sebuah prubahan suhu yg
mengenainya..Perubahan nilai tahanan ini linear dengan perubahan arus, sehingga
nilai arus ini bisa dikonversi ke dalam bentuk tampilan display- Sebelum dikonversi,
nilai arus ini di komparasi dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator,
fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt yg akan
dikonversi ke display.Kalibrasinya biasa menggunakan kalibrator manual atau
otomatis, kalibrator manual suhu yg dikenakan ke sensor adalah suhu pemanas nyata
dimulai dari 0 derajat untuk setting ofsetnya. Kalibrasi otomatis terdiri dari suhu
pemanas dan checker untuk gain dalam rangkaian komparatornya.
Material Penyusunnya :
o sensor PTC/ NTC
o komparator (OP-amp dan sejenisnya)
 Analog to Digital konverter
 dekoder display (IC 7447 TTL misalnya)
 display (7 segmen, LCD, monitor)

9.
B. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter sering digunakan dalam pengukuran besaran-besaran listrik. Selain
itu alat ini juga atau biasa disebut AVO (Ampere, Volt, dan Ohm) meter yang artinya
suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) dengan
satuan ampere, mengukur tegangan listrik (V) dengan satuan volt, dan untuk
mengukur besarnya tahanan listrik dengan satuan ohm.

Multimeter digital memiliki resistansi konstan 1M (often 10 MΩ) untuk


seluruh jangkah ukur tegangan DC ini lebih dari cukup untuk seluruh rangkaian.
Pengukuran arus dan tegangan dengan multimeter
1. Pilih jangkah ukur dengan lebih besar dari dengan pembacaan yang masih dapat
dilakukan.
2. Sambungkan meter, yakinlah sambungan pada sisi yang benar.

Multimeter sangat mudah rusak oleh perlakuan sembrono mohon diperhatikan


hal ini:
§ Selalu melepas meter sebelum memindah jangkah ukur
§ Selalu periksa letak jangkah sebelum dihubungkan kerangkaian
§ Jangan membiarkan pengukuran arus paling besar resiko kerusakannya berada
pada resistansi rendah.

Pengukuran resistansi dengan Digital Multimeter


1. Letakkan jangkah ukur lebih besar dari yang ada. Perhatikan penampil
menunjukan “off dari skala” (biasanya kososng atau 1 pada sisi kiri).
2. Lebih besar dari yang ada Sentuhkan ujung pengukur meter bersama dan
periksa apakah terbaca nol, jika tidak nol, putar saklar ‘set zero’ jika
tidak coba lagi.
3. Letakkan ujung penduga ke komponen. Jauhi sentuhan lebih dari satu
sambungan pada waktu yang sama atau anda akan dapatkan kenaikan
pembacaan.

10.
C. VOLTMETER DIGITAL
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.
ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat
voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan
magnet dan kuat arus.
Pada voltmeter digital menunjukan tegangan dapat pula untuk mengukur
tahanan meter-meter voltohm atau dapat untuk dua-duanya tegangan DC dan DC.
Metode-metode yang dipakai secara garis besar dapat dilkaukan dengan metode
perbandingan. Metode perbandingan Voltmeter berdasarkan metode ini mempunyai
suatu tegangan standar berkode yang dibandingkan oleh suatu amplifier pembanding.
Adapaun tegangan standar dapat berubah secara otomatis sampai menyamai tegangan
yang diukur kemudian tegangan standar yang berkode ini ditunjukan secara bilangan.
Metode ini memiliki beberapa sifat sedemikian rupa sehingga perbandingan langsung
antara tegangan yang diukur dan tegangan standar menjamin ketelitian dan ketepatan
pengukuran.
D. AMPEREMETER DIGITAL
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik. Amperemeter
biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik. Dalam praktikum
sumber listrik arus searah, amperemeter biasanya digunakan untuk mengukur
besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar.
Pada amperemeter digital sistem yang dimiliki, hampir sama dengan sistem
yang ada pada volt meter digital. Yang membedakan hanya pada besar dan cara
pengukurannya. Selain itu, isyarat yang masuk tetap diubah dari analog ke digital.
Adapun metode yang dipakai pada alat ini yaitu metode perbandingan. Metode
perbandingan, amperemeter berdasarkan metode ini mempunyai suatu kuat arus
standar berkode yang berubah-ubah, dengan mana arus yang diukur dibandingkan
oleh suatu amplifier pembanding.

11.
E. NERACA DIGITAL
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi
dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi
gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi dari neraca elektrik
maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur massa. Kegunaan
neraca ini tergantung dari skala dari neraca tersebut misal neraca/timbangan elektrik
yang ada di pasar swalayan dengan yang di laboratorium tentu sensitivitas dan skala
neracanya jauh berbeda.
a. Proses Pengukuran
Secara umum proses meninbang dengan neraca elektronik/digital adalah:
1. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
2. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi).
3. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.
5. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena
hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.

b. NST Neraca Digital dan Ketelitiannya


Nilai satuan terkecil dari Neraca Digital yaitu 0,01 g. Bearti Neraca Digital mampu
menimbang massa minimal 0,01 g.

F. OSILOSKOP DIGITAL
Osiloskop digital tidak bagus dalam hal resolusi, hal ini disebabkan proses pembagian
digitalisasi sebuah sinyal kedalam pengukuran diskrit (dipecah-pecah), kebanyakan
DSO kehilangan kemampuan resolusi yang diperoleh dalam osiloskop analog. Namun
demikian, osiloskop digital yang lebih maju telah berhasil menggabungkan teknik
pencuplikan yang pintar dan cermat dengan moda akuisisi untuk menaikkan resolusi
vertikal maupun horisontalnya. Dengan menaikkan laju cuplikan, sebuah osiloskop
digital dapat menaikkan resolusi horisontalnya secara memadai. Osiloskop digital
dapat menangkap gejala gelombang seperti halnya pada osiloskop analog, karena
dapat mencuplik sampai 400.000 gelombang per detik. Dalam hal penyimpanan
bentuk gelombang yang diukur, jelas di sini DSO memiliki keunggulan karena ia
memiliki memori.

12.
Lingkaran 1 menyatakan bahwa sumber signal :
§ Switch pada posisi CH1 artinya sumber signal berasal dari Channel 1.
§ Switch pada posisi CH2 artinya sumber signal berasal dari Channel 2.
§ Switch pada posisi LINE artinya sumber signal berasal dari Line.
§ Switch pada posisi EXT artinya sumber signal berasal dari sumber external di luar
osiloskop.

Lingkaran 2 menyatakan bahwa input Channel 1.


§ Osiloskop tersebut mempunyai 2 Channel input, yaitu Channel 1dan Channel 2.

Lingkaran 3 menyatakan bahwa Channel yang ditampilkan pada layar yaitu :


§ Switch pada posisi CH1 artinya layar akan menampilkan grafik di Channel 1 dari
Channel 1.
§ Switch pada posisi CH2 artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel 2.
§ Switch pada posisi dual artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel 1dan
Channel 2 secara bersamaan.
§ Switch pada posisi ADD artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel 1 di
superposisi dengan Channel 2.

Lingkaran 4 menyatakan bahwa jenis signal input.


§ Switch pada posisi AC artinya signal input berupa signal AC.
§ Switch pada posisi GND artinya signal input berupa signal ground.
§ Switch pada posisi DC artinya signal input berupa signal DC.
Keluaran head unit dan amplifier adalah signal AC maka untuk menampilkan
signalnya di osiloskop, switch harus diletakkan pada posisi AC.

Lingkaran 5 menyatakan bahwa Volts/Div (besarnya Volts perkotak pada layar


osiloskop).
§ Tombol Volts/Div diputar ke kanan artinya semakin besar Volts perkotak sehingga
tampilan signal semakin kecil.
§ Tombol Volts/Div diputar ke kiri artinya semakin kecil Volts perkotak sehingga
tampilan signal semakin besar.

13.
§ Perhatikan ada tombol kecil di tengah tombol besar yang berfungsi sama tetapi dengan
skala yang lebih kecil (fine-tuning).
Tombol Volts/Div harus diatur sedemikian rupa sehingga seluruh bagian dari signal
tampak pada layar.

Lingkaran 6 menyatakan bahwa Vertikal Position (posisi secara vertikal).


§ Apabila tombol Vertikal Position diputar ke kanan maka tampilan signal bergerak ke
atas.
§ Apabila tombol Vertical Position diputar kekiri maka tampilan signal bergerak ke
bawah.
Tombol Vertikal Position harus diatur sedemikian rupa sehingga posisi signal berada
tepat di tengah layar.

Lingkaran 7 menyatakan bahwa Horizontal Position (posisi secara horizontal).


§ Apabila tombol Horizontal Position diputar ke kanan maka tampilan signal bergerak ke
kanan.
§ Apabila tombol Horizontal Position diputar ke kiri maka tampilan signal bergerak ke
kiri.

Lingkaran 8 menyatakan bahwa Time/Div (waktu per kotak pada layar osiloskop).
§ Time/Div merupakan kebalikan dari frekuensi.
§ Satuan Time/Div adalah second atau milisecond (ms).
§ Satuan frekuensi adalah Hz atau 1/second.
§ Tombol Time/Div diatur sesuai dengan frekuensi signal input.

Cara Mengoperasikan Osiloskop


Untuk mengoperasikan osiloskop perlu memperhatikan langkah-langkah berikut :
§ Untuk keamanan, memperhatikan tegangan AC apakah sudah cocok dengan tegangan
AC pada jala-jala.
§ Mengetahui bahwa objek yang akan diukur tidak melebihi kapasitas ukur, misalkan
untuk lebih aman menggeser posisi switch dari Volt/div pada posisi tertinggi yaitu 20
Volt/div dan untuk sweep Time/div cukup pada posisi mS.

14.
Menentukan Kalibrasi pada Osiloskop
v Switch Volt/div ditetapkan pada posisi 1 V/div.
v Switch sweep time/div ditetapkan pada posisi 1 mS/div.
v Menarik CAP dari probe dengan ujung jari sampai connector positif terlihat dan
menempelkannya pada terminal CALΩ1V pp, maka pada layar akan keluar gambar
isyaratnya.

15.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Alat ukur digital merupakan alat ukur yang memperagakan suatu pengukuran dalam
bentuk angka diskret sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada skala kontinu dalam
alat ukur analog

Keunggulan alat ukur digital

1. Mudah dalam pembacaan


2. Menghindari kesalahan paralaks
3. Respon cepat
4. Fasilitas penyimpanan hasil pengukuran

3.2. Saran

Makalah ini berisikan tentang Alat Ukur Digital serta salah satu contoh, rangkaian,
dan prinsip kerja-nya. Semoga dengan isi makalah, pembaca lebih memahami bagaimana
yang dimaksud dengan Alat Ukur Digital. Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati meminta masukan dan kritikan yang dapat
membangun dan bermanfaat untuk mengembangkan isi dari makalah ini.

16.
DAFTAR PUSTAKA

http://henii-241.blogspot.co.id/2011/07/alat-ukur-digital.html

https://ikkholis27.wordpress.com/2013/11/12/alat-ukur-listrik-digital/

http://sandiozawa.blogspot.co.id/2015/03/prinsip-pengukuran-dengan-alat-ukur.html

http://detilkan.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-alat-ukur-listrik.html

http://www.dien-elcom.com/2012/09/macam-alat-ukur-elektronik-dan-fungsinya.html

http://dwiandi.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2016/01/05_Slide-ALAT-UKUR-
DIGITAL.pdf

17.

Anda mungkin juga menyukai