Alat Ukur Digital
Alat Ukur Digital
PENDAHULUAN
Alat ukur digital adalah alat ukur yang menunjukan besaran yang diukur dalam
bentuk angka. Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan
langsung dengan angka dari besaran yang diukur, dan titik desimal ditunjukan pula secara
langsung untuk memudahkan pengukuran.
Disamping ini ada keuntungan-keuntungan lain seperti penggunaan signal-signal
digital untuk pencetakan (printing out) atau perekaman langsung pada pita berlubang atau
pita magnetis atau selanjutnya untuk berhubungan langsung. Komputer-komputer alat-alat
digital untuk menambah efisiensi pengolahan data.
Didalam alat ukur digital, dikenal suatu bagian komponen yang digunakan untuk
merubah sistem analog ke digital yang dsebut dengan AD konverter.
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, mudah
dioperaikan, dan praktis.
1.3. Tujuan
a. Mengetahui apa itu alat ukur digital.
b. Mengetahui macam-macam fungsi dari alat ukur.
c. Mengetahui rangkaian dan prinsip kerja alat.
d. Mengetahui cara pemakaian dalam pengukuran.
1.
BAB II
PEMBAHASAN
Alat ukur digital mempunyai beberapa keuntungan daripada alat ukur analog,
diantaranya meningkatkan akurasi, resolusi, kecepatan pengukuran yang tinggi, dan
mengurangi error yang disebabkan oleh manusia (pembacaan hasil pengukuran).
Karena sinyal yang diukur adalah sinyal analog maka sinyal tersebut perlu dirubah
kedalam sinyal digital agar dapat dilakukan pengukuran oleh alat ukur digital. Perubahan
sinyal dari analog ke digital dapat dilakukan oleh alat ADC (Analog to Digital Converter).
Alat ukur digital sebenarnya terbagi menjadi dua macam, yaitu :
Prinsip kerja macam Alat ukur dapat digambarkan dengan diagram sederhana sebagai
berikut:
Pada alat ukur analog sinyal input berupa sinyal analog di proses melalui rangkaian analog
yang kemudian sinyal tadi ditransformasikan kedalam besaran fisik/mekanik sehingga dapat
diukur besarnya sinyal melalui display analog (jarum penunjuk)
2.
2. Digital Readout Instruments (Alat Ukur Pembacaan Digital)
Pada Alat ukur Digital Readout Instruments (Alat Ukur Pembacaan Digital), sinyal analog
input akan diprioses melalui rangkaian analog (penguat dll), kemudian hasil proses sinyal tadi
di konversikan kedalam bentuk sinyal digital oleh ADC sehingga hasil pengukuran dapat di
tampilkan kedalam display digital
Pada Alat ukur Digital Instruments (Alat Ukur Digital), sinyal analog input akan konversikan
terlebih dahulu kedalam bentuk sinyal digital oleh ADC, sinyal digital dari ADC tadi akan
diproses oleh rangkaian digital (multiplex, mikrokontroler dll) kemudian hasil pengukuran di
tampilkan melalui display digital.
Perbedaan mendasar antara Digital Instruments (Alat ukur Digital) dan Digital Readout
Instruments (Alat ukur Pembacaan Digital) adalah bahwa alat ukur digital memproses sinyal
melalui rangkaian digital, sedangkan Alat ukur pembacaan digital memproses sinyal melalui
rangkaian analog, adapaun display pengukuran kedua alat ini adalah sama yaitu display
digital.
Digital Readout Instruments (Alat ukur Pembacaan Digital) biasanya mempunyai akurasi
yang sama dengan alat ukur analog biasa, karena proses pengolahan sinyalnya melalui alat
yang sama yaitu rangkaian analog, hanya saja Digital Readout Instruments (Alat ukur
Pembacaan Digital) dapat mengurangi kesalahan pengukuran yang diakibatkan oleh
kesalahan pembacaan (skala, paralaks, kondisi mata) dikarenakan hasil pengukuran sudah
dapat dibaca dalam bentuk angka.
3.
2.2. Prinsip Kerja Alat Ukur Digital
Besaran-besaran listrik seperti tegangan, arus, daya, dan faktor daya dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur tertentu. Tegangan diukur dengan voltmeter, arus diukur
dengan amperemeter, daya diukur dengan wattmeter, dan faktor daya diukur dengan cos phi
meter. Selain itu, masih banyak alat ukur listrik lainnya yang disesuaikan dengan besaran
yang ingin diukur.
Alat ukur ada yang bersifat analog, ada pula yang bersifat digital. Perbedaan
mendasar antara alat ukur analog dan digital adalah rangkaian pemrosesan sinyal inputnya.
Alat ukur analog menggunakan rangkaian analog, alat ukur digital menggunakan rangkaian
digital. Selain itu, perbedaan yang dapat terlihat langsung adalah cara pengguna membaca
nilai besarannya. Nilai pada alat ukur analog dilihat dengan membaca skala yang ditunjukkan
oleh jarum, sementara pada alat ukur digital, nilai dapat langsung dibaca besarnya karena
ditampilkan dalam bentuk digit angka.
Pada dasarnya, alat ukur digital mengubah input sinyal (tegangan, arus, dan lain-lain)
yang berbentuk analog (artinya memiliki nilai di setiap waktu) menjadi bentuk digital (bit 1
dan 0) sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk angka decimal dengan seven segment
display.
4.
Blok diagram alat ukur digital adalah sebagai berikut:
1. Sinyal input besaran yang ingin diukur akan masuk melalui probe menuju Sensor
berguna sebagai pendeteksi sinyal dan mengubah semua sinyal baik listrik maupun
non-listrik menjadi tegangan.
2. Sinyal digital yang dihasilkan akan diolah/diproses oleh rangkaian digital sehingga
didapatkan sinyal output digital berupa nilai biner.
3. Nilai biner itu akan menentukan keluaran seperti apa yang akan ditampilkan di seven
segment dalam bentuk digit angka.
Rangkaian digital dari alat ukur ini terdiri dari komponen-komponen seperti
komparator, counter atau pencacah, gerbang logika AND, Operational Amplifier (Op-Amp)
dan decoder. Rangkaian digital ini memerlukan sumber DC dari batere untuk catu daya dan
pembangkit clock pulsa.
Mekanisme dalam rangkaian digitalnya ada sebagai berikut:
-> Sinyal yang masuk ke rangkaian digital akan dibandingkan tegangannya menggunakan
komparator. Prinsip perbandingannya adalah, jika ada salah satu input yang lebih besar
daripada nilai feedback atau umpan balik, maka akan menghasilkan logika 1.
-> Misal tegangan 2 Volt masuk sebagai sinyal input. Saat itulah counter 4 bit akan direset
menjadi 0000. Komparator akan memeriksa input dengan feedback. Dibandingkanlah input =
2 Volt dan feedback= 0. Sehingga akan menghasilkan logika 1.
-> Logika 1 yang dihasilkan komparator akan mengaktifkan gerbang AND. Gerbang AND
yang aktif akan mengizinkan pulsa dari trigger batere lewat menuju counter. Pulsa tersebut
menyebabkan counter bekerja, melanjutkan pencacahan sehingga nilai binernya sekarang
0001.
5.
-> Nilai 0001 akan masuk ke BCD to seven segment decoder sehingga pada seven segment
akan menyala LED b dan c. Pembacaan yang diberikan adalah desimal 1.
-> Nilai 0001 juga dimasukkan ke Digital-to-Analog Converter (DAC). Nilai analog dari
0001 adalah sekitar 3.2 Volt. Nilai ini terpasang pada masukan Op-Amp melalui resistor 150
kohm. Penguatan tegangan Op-Amp adalah:
A = Rf/Rin = 47000/150000 = 0.31
Penguatan menjadi 0.31. Penguatan tegangan dikali tegangan masukan sama dengan
tegangan keluaran :
Vout = A x Vin = 0.31 x 3.2 = 1 volt
Tegangan keluaran DAC adalah 1 volt. Nilai 1 volt ini akan dimasukkan kembali ke
komparator sebagai feedback.
-> Nilai 2 volt masih terpasang sebagai input dan feedbacknya bernilai 1 V. Komparator akan
melakukan perbandingan lagi. Karena nilai input lebih besar daripada nilai feedback, maka
logika yang keluar dari komparator adalah 1.
-> Nilai logika 1 ini sekali lagi akan mengaktifkan gerbang AND dan clock pulsa selanjutnya
akan masuk. Counter akan melakukan pencacahan sehingga hasilnya menjadi 0010. Biner
0010 tersebut didekode dan ditampilkan pada seven segment display sebagai angka desimal 2.
-> Biner 0010 akan masuk lagi ke DAC. Setelah melewati proses di Op-Amp, DAC
mengeluarkan sekitar 2 volt yang difeedback ke komparator untuk dibandingkan lagi dengan
input 2 V. Karena input sudah sama dengan feedback, maka komparator menghasilkan logika
0. Akibatnya gerbang AND tidak aktif sehingga tidak ada clock pulsa yang masuk ke counter.
Pencacahan pun tidak berlanjut dan tetap mengeluarkan output 0010 yang dibaca sebagai
desimal 2 pada seven segment display. Sehingga pengguna dapat langsung mengetahui
besarnya tegangan yang terukur.
6.
Flowchart untuk rangkaian digitalnya adalah sebagai berikut:
Kekurangan:
perlu sumber eksternal yakni baterai untuk satu daya bagi komponen-komponen di
dalam rangkaian digitalnya.
7.
2.3. Macam-Macam Alat Ukur Digital
A. TERMOMETER DIGITAL
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba.
Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk
mengukur suhu dengan valid.
Termometer digital memiliki beberapa jenis menurut cara pemakaiannya, ada
yang diletakakan pada telinga dan ada pula yang di letakkan pada mulut untuk
memperoleh hasil pengukurannya tetapi memiliki prinsip kerja yang sama dengan
termometer yang lainnya yaitu pemuaian.
8.
Termometer air raksa sangat akurat dan murah harganya. Sayangnya, bila
jatuh akan langsung pecah sehingga tidak terlalu dianjurkan penggunaannya pada bayi
dan balita. Termometer digital lebih mahal harganya tetapi relatif lebih aman
penggunaannya.
9.
B. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter sering digunakan dalam pengukuran besaran-besaran listrik. Selain
itu alat ini juga atau biasa disebut AVO (Ampere, Volt, dan Ohm) meter yang artinya
suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) dengan
satuan ampere, mengukur tegangan listrik (V) dengan satuan volt, dan untuk
mengukur besarnya tahanan listrik dengan satuan ohm.
10.
C. VOLTMETER DIGITAL
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.
ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat
voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan
magnet dan kuat arus.
Pada voltmeter digital menunjukan tegangan dapat pula untuk mengukur
tahanan meter-meter voltohm atau dapat untuk dua-duanya tegangan DC dan DC.
Metode-metode yang dipakai secara garis besar dapat dilkaukan dengan metode
perbandingan. Metode perbandingan Voltmeter berdasarkan metode ini mempunyai
suatu tegangan standar berkode yang dibandingkan oleh suatu amplifier pembanding.
Adapaun tegangan standar dapat berubah secara otomatis sampai menyamai tegangan
yang diukur kemudian tegangan standar yang berkode ini ditunjukan secara bilangan.
Metode ini memiliki beberapa sifat sedemikian rupa sehingga perbandingan langsung
antara tegangan yang diukur dan tegangan standar menjamin ketelitian dan ketepatan
pengukuran.
D. AMPEREMETER DIGITAL
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik. Amperemeter
biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik. Dalam praktikum
sumber listrik arus searah, amperemeter biasanya digunakan untuk mengukur
besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar.
Pada amperemeter digital sistem yang dimiliki, hampir sama dengan sistem
yang ada pada volt meter digital. Yang membedakan hanya pada besar dan cara
pengukurannya. Selain itu, isyarat yang masuk tetap diubah dari analog ke digital.
Adapun metode yang dipakai pada alat ini yaitu metode perbandingan. Metode
perbandingan, amperemeter berdasarkan metode ini mempunyai suatu kuat arus
standar berkode yang berubah-ubah, dengan mana arus yang diukur dibandingkan
oleh suatu amplifier pembanding.
11.
E. NERACA DIGITAL
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi
dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi
gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi dari neraca elektrik
maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur massa. Kegunaan
neraca ini tergantung dari skala dari neraca tersebut misal neraca/timbangan elektrik
yang ada di pasar swalayan dengan yang di laboratorium tentu sensitivitas dan skala
neracanya jauh berbeda.
a. Proses Pengukuran
Secara umum proses meninbang dengan neraca elektronik/digital adalah:
1. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
2. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi).
3. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.
5. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena
hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
F. OSILOSKOP DIGITAL
Osiloskop digital tidak bagus dalam hal resolusi, hal ini disebabkan proses pembagian
digitalisasi sebuah sinyal kedalam pengukuran diskrit (dipecah-pecah), kebanyakan
DSO kehilangan kemampuan resolusi yang diperoleh dalam osiloskop analog. Namun
demikian, osiloskop digital yang lebih maju telah berhasil menggabungkan teknik
pencuplikan yang pintar dan cermat dengan moda akuisisi untuk menaikkan resolusi
vertikal maupun horisontalnya. Dengan menaikkan laju cuplikan, sebuah osiloskop
digital dapat menaikkan resolusi horisontalnya secara memadai. Osiloskop digital
dapat menangkap gejala gelombang seperti halnya pada osiloskop analog, karena
dapat mencuplik sampai 400.000 gelombang per detik. Dalam hal penyimpanan
bentuk gelombang yang diukur, jelas di sini DSO memiliki keunggulan karena ia
memiliki memori.
12.
Lingkaran 1 menyatakan bahwa sumber signal :
§ Switch pada posisi CH1 artinya sumber signal berasal dari Channel 1.
§ Switch pada posisi CH2 artinya sumber signal berasal dari Channel 2.
§ Switch pada posisi LINE artinya sumber signal berasal dari Line.
§ Switch pada posisi EXT artinya sumber signal berasal dari sumber external di luar
osiloskop.
13.
§ Perhatikan ada tombol kecil di tengah tombol besar yang berfungsi sama tetapi dengan
skala yang lebih kecil (fine-tuning).
Tombol Volts/Div harus diatur sedemikian rupa sehingga seluruh bagian dari signal
tampak pada layar.
Lingkaran 8 menyatakan bahwa Time/Div (waktu per kotak pada layar osiloskop).
§ Time/Div merupakan kebalikan dari frekuensi.
§ Satuan Time/Div adalah second atau milisecond (ms).
§ Satuan frekuensi adalah Hz atau 1/second.
§ Tombol Time/Div diatur sesuai dengan frekuensi signal input.
14.
Menentukan Kalibrasi pada Osiloskop
v Switch Volt/div ditetapkan pada posisi 1 V/div.
v Switch sweep time/div ditetapkan pada posisi 1 mS/div.
v Menarik CAP dari probe dengan ujung jari sampai connector positif terlihat dan
menempelkannya pada terminal CALΩ1V pp, maka pada layar akan keluar gambar
isyaratnya.
15.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Alat ukur digital merupakan alat ukur yang memperagakan suatu pengukuran dalam
bentuk angka diskret sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada skala kontinu dalam
alat ukur analog
3.2. Saran
Makalah ini berisikan tentang Alat Ukur Digital serta salah satu contoh, rangkaian,
dan prinsip kerja-nya. Semoga dengan isi makalah, pembaca lebih memahami bagaimana
yang dimaksud dengan Alat Ukur Digital. Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati meminta masukan dan kritikan yang dapat
membangun dan bermanfaat untuk mengembangkan isi dari makalah ini.
16.
DAFTAR PUSTAKA
http://henii-241.blogspot.co.id/2011/07/alat-ukur-digital.html
https://ikkholis27.wordpress.com/2013/11/12/alat-ukur-listrik-digital/
http://sandiozawa.blogspot.co.id/2015/03/prinsip-pengukuran-dengan-alat-ukur.html
http://detilkan.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-alat-ukur-listrik.html
http://www.dien-elcom.com/2012/09/macam-alat-ukur-elektronik-dan-fungsinya.html
http://dwiandi.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2016/01/05_Slide-ALAT-UKUR-
DIGITAL.pdf
17.