02 - PANDUAN PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR-070119 mwkoOKE PDF
02 - PANDUAN PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR-070119 mwkoOKE PDF
02 - PANDUAN PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR-070119 mwkoOKE PDF
PELAYANAN PASIEN
PENYAKIT MENULAR DAN
RUANG ISOLASI
i
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MARDI WALOEJA KAUMAN
NOMOR: 038/PER.DIR/RSIA.MWK/VI/2018
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit Ibu dan
Anak Mardi Waloeja Kauman maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan risiko tinggi
yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien, terkhusus
untuk pasien penyakit menular dan ruang isolasi;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a perlu ditetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan
Anak Mardi Waloeja Kauman tentang Panduan Pelayanan Pasien
Penyakit Menular dan Ruang Isolasi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
90/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu : Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mardi Waloeja Kauman
Tentang Panduan Pelayanan Pasien Penyakit Menular Dan Ruang Isolasi
Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mardi Waloeja Kauman
Kedua : Pimpinan Rumah Sakit Ibu dan Anak Mardi Waloeja Kauman bersepakat
untuk memberikan pelayanan pasien penyakit menular dan ruang isolasi.
Ketiga : Pimpinan Rumah Sakit Ibu dan Anak Mardi Waloeja Kauman
menetapkan Panduan Pelayanan Pasien Penyakit Menular dan Ruang
Isolasi.
Keempat : Peraturan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dan apabila
ii
dikemudian hari ternyata terdapat kekurangan dan kekeliruan akan
diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya
Kelima : Salinan Peraturan Direktur ini disampaikan kepada yang bersangkutan
untuk diketahui dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
Ditetapkan di : Malang
Tanggal : 18 Juni 2018
Direktur RSIA Mardi Waloeja Kauman
dr. Susilowati
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...................................................................................................................................................... Er
ror! Bookmark not defined.
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MARDI WALOEJA
KAUMAN .................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Pengertian ............................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP ........................................................................................................ 3
2.1. CARA-CARA PENULARAN PENYAKIT ........................................................... 3
2.2. PENYAKIT IMUNOSUPPRESED........................................................................ 4
2.3. JENIS PENYAKIT MENULAR YANG MEMERLUKAN PENANGANAN
KHUSUS ................................................................................................................ 4
2.4. UNIT KERJA YANG TERKAIT DALAM PELAYANAN PASIEN
DENGAN PENYAKIT MENULAR ...................................................................... 5
BAB III KEBIJAKAN ................................................................................................................. 6
BAB IV TATA LAKSANA ......................................................................................................... 7
4.1. TATALAKSANA PERAWATAN PASIEN DI RUANG ISOLASI ..................... 7
4.2. TATA LAKSANA PENANGANAN LIMBAH PASIEN
DENGAN PENYAKIT MENULAR ...................................................................... 7
4.3. TATA LAKSANA PENGGUNAAN PERALATAN MAKAN PASIEN
DENGAN PENYAKIT SALURAN CERNA YANG MENULAR ....................... 8
4.4. TATA LAKSANA PENANGANAN PASIEN DENGAN HIV/AIDS ................. 8
4.5. TATA LAKSANA PENGATURAN RUANG PERAWATAN PASIEN TB ....... 8
4.6. PENGELOLAAN PASIEN DENGAN HEPATITIS B DAN C ............................ 9
4.7. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN
BERBASIS TRANSMISI AIRBORNE (UDARA) ................................................. 9
4.8. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN
BERBASIS TRANSMISI KONTAK ..................................................................... 10
4.9. PENANGANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR MELALUI
UDARA .................................................................................................................. 10
4.10. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS
TRANSMISI DROPLET (PERCIKAN) ................................................................ 11
4.11. TATA LAKSANA EDUKASI PASIEN TENTANG ETIKA BATUK ................ 11
BAB V DOKUMENTASI ........................................................................................................... 12
iv
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MARDI WALOEJA
KAUMAN
NOMOR: 038/PER.DIR/RSIA.MWK/VI/2018
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR DAN RUANG ISOLASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Pengertian
Penyakit Menular adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi
(seperti virus, bakteri atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia
(seperti keracunan)
Imunosupresi mengacu pada peredaman dari respon imun dengan sistem kekebalan tubuh
yang normal terhadap stimulasi antigenik, baik sengaja, atau sebagai efek samping dari agen
terapi seperti kemoterapi anti-neoplastik. Definisi lain dari imunosupresi adalah gangguan respon
imun sistemik yang meningkatkan risiko infeksi.
Ruang Isolasi adalah ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien dengan kondisi
medic tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka menerima perawatan medik. Pengertian
lain dari ruang isolasi adalah ruang yang digunakan untuk perawatan pasien dengan penyakit
resiko yang dapat ditularkan pada orang lain seperti penyakit-penyakit infeksi antara lain
HIV/AIDS, SARS, Flu Burung, Flu Babi, dan lain-lain. Tujuan disediakannya ruang isolasi
adalah untuk mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko
1
terhadap pemberi layanan kesehatan serta memutus siklus penularan penyakit. Dengan adanya
ruang isolasi, diharapkan dapat merawat pasien yang memerlukan perawatan isolasi mulai
pemeriksaan awal sampai perawatan lanjutan dan terintegrasi semua aspek pelayanan dalam satu
tempat (satu pintu) serta mampu menciptakan lingkungan yang aman dari kontaminasi bagi
seluruh komponen.
1.3. Tujuan
1. Memberikan pengertian kepada staf mengenai jenis penyakit menular serta cara
penularannya
2. Memberikan gambaran kepada staf pentingnya pengetahuan mengenai ruang isolasi.
3. Memberikan pengetahuan kepada staf mengenai pentingnya kewaspadaan umum
(universal precaution) terhadap infeksi nosokomial di ruang isolasi.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1. CARA-CARA PENULARAN PENYAKIT
1. Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)
Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain :
a. Penyakit kelamin
b. Rabies
c. Trakoma
d. Skabies
e. Erisipelas
f. Antraks
g. Gas-gangren
h. Infeksi luka aerobik
i. Penyakit pada kaki dan mulut pada penyakit kelamin seperti GO, sifilis, dan HIV,
agen penyakit ditularkan langsung dan seorang yang infeksius ke orang lain
melalui hubungan intim.
3
Kuman patogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, ditularkan melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh kolera, tifoid,
hepatitis virus, disentri basiler dan poliomielitis.
b. Water washed mechanism
Jenis penyakit water washed mechanism yang berkaitan dengan kebersihan
individu dan umum dapat berupa :
Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak.
Infeksi melalui kulit dan mata, seperti skabies dan trakoma.
Penyakit melalui gigitan binatang pengerat, seperti Ieptospirosis.
5
BAB III
KEBIJAKAN
1. Semua pasien dengan penyakit menular dan atau daya tahan tubuh yang direndahkan
(immunosupressed) ditempatkan di ruang pasien tersendiri (ruang isolasi) dengan alat
pelindung diri yang ditetapkan.
2. Prinsip secara umum, RSIA Mardi Waloeja Kauman tidak melayani pengobatan pasien
dengan HIV/AIDS. Jika ada pasien dengan HIV/ AIDS maka untuk pengobatannya RSIA
Mardi Waluyo Kauman merujuk ke RSU dr. Saiful Anwar
3. Menempatkan pasien dengan sistem kohorting tetapi bila tidak memungkinkan, tempatkan
pasien di tempat paling pinggir atau pojok atau diberi jarak > 1 meter antar tempat tidur.
6
BAB IV
TATA LAKSANA
4.1. TATALAKSANA PERAWATAN PASIEN DI RUANG ISOLASI
Syarat–syarat Ruang Isolasi
1. Pencahayaan
Pencahayaan untuk ruang isolasi harus cukup mendapatkan paparan sinar matahari.
2. Pengaturan sirkulasi udara
Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip
pengaturan sirkulasi/ alur udara. Dengan penempatan ekshauser, kipas angin, dan
penempatan jendela pada ruang isolasi.
Jika ada muntahan di lantai atau di meja, yang harus dilakukan adalah:
a. Memberi tanda cairan tersebut, bias dengan tanda “awas lantai licin” dengan tujuan
tidak tersentuh orang lain.
b. Bubuhkan pasir
c. Berikan cairan clorin, biarkan selama 2 menit
7
d. Dengan menggunakan APD, masukkan muntahan tadi ke dalam kantong plastic
warna kuning
e. Masukkan ke dalam sampah infeksius warna kuning
f. Jika pasien muntah ditampung dengan bengkok maka muntahan ataupun cairan
tubuh pasien yang lain dimasukkan ke dalam kantong warna kuning dan dimasukan
ke dalam kotak sampah infeksius.
g. Edukasi pasien untuk tidak membuang di kamar mandi atau kloset.
8
Akan tetapi proses keseluruhan dari pelayanan pasien TB tertuang dalam panduan
serta standar prosedur operasional pelayanan TB
9
4. Alur transfer pasien dari UGD ke ruang isolasi dengan melewati koridor tengah ruang
yordan dengan syarat pasien dan petugas menggunakan masker
5. Batasi gerakan. Transport pasien hanya kalau diperlukan saja dan berikan masker
bedah
6. Pakai APD masker bedah saat melakukan pemeriksaan atau tindakan.
7. Petugas pakai N95 jika melakukan tindakan menghasilkan aerosol.
8. Batasi jumlah pengunjung.
9. Berikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa orang yang rentan tidak diperbolehkan
masuk ruangan pasien
10. Berikan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD) masker bedah
11. Berikan edukasi tentang Etika Batuk dan Bersin
12. Goggle (kaca mata) dipakai saat melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul
aerosol
13. Lakukan dekontaminasi dan pembersihan ruangan dengan cara :
a. Ganti korden pasien dengan korden yang bersih
b. Bersihkan dengan clorine 0.5% semua dinding, mebelair ruangan yang kontak
dengan petugas dan pasien
c. Bersihkan exhaust fan
d. Masukkan linen kotor pada wadah linen non infeksius apabila tidak
terkontamionasi dengan cairan tubuh pasien
e. Dokumentasikan dalam Checklist Pembersihan Ruangan Bertekanan Negatif
setelah pelaksanaan selesai.
10
4. Jika memungkinkan, upayakan ruangan tersebut dialiri udara bertekanan negatif yang
dimonitor (ruangan bertekanan negatif) dengan 6-12 pergantian udara per jam dan
sistem pembuangan udara keluar atau menggunakan saringan udara partikulasi efisien
tinggi (filter HEPA) yang termonitor sebelum masuk ke sistem sirkulasi udara lain di
rumah sakit.
5. Jaga pintu tertutup setiap saat.
6. Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD yang sesuai yaitu
masker. Bila perlu memakai gaun, pelindung wajah atau pelindung mata dan sarung
tangan.
7. Bila perlu pakai sarung tangan bersih, non steril ketika masuk ruangan.
8. Bila perlu pakai gaun yang bersih, non steril ketika masuk ruangan jika akan
berhubungan dengan pasien atau kontak dengan permukaan atau barang-barang di
dalam ruangan.
9. Pada saat akan memasuki dan meninggalkan kamar harus cuci tangan.
10. Semua alat yang terkontaminasi oleh sekresi pasien harus didesinfeksi.
11
BAB V
DOKUMENTASI
Semua kegiatan dicatat dan didokumentasikan dalam catatan rekam medis dan digunakan
sebagai bukti bilamana proses ini diperlukan.
Direktur,
dr. Susilowati
12