Penyakit Mata
Penyakit Mata
Degenerasi Makula
Pertambahan usia yang biasanya terjadi pada orang tua dengan usia
lebih dari 65 tahun.
Adanya riwayat keluarga yang mengalami degenerasi makula
Kebiasaan merokok
Obesitas
Riwayat penyakit jantung dan kolesterol tinggi
Terlalu banyak konsumsi sayur dan buah seperti diet hanya dengan
konsumsi sayur dan buah.
Tidak ada perawatan yang bisa mencegah degenerasi makula yang sudah
terjadi. Namun untuk penyakit ini bisa dicegah sebelum terjadi yaitu dengan
cara:
2. Katarak
Penyebab Katarak
Katarak bisa muncul dengan berbagai sebab termasuk kondisi cacat bawaan
sejak lahir. Usia juga memberikan pengaruh yang sangat besar. Sementara
pemicu lain adalah seperti:
Penambahan usia
Penyakit diabetes yang tidak dikendalikan
Kebiasaan mengkonsumsi alkohol (Baca : Bahaya alkohol)
Paparan langsung dari sinar matahari
Ada riwayat katarak dalam keluarga
Penyakit Darah tinggi
Obesitas
Pernah mengalami gangguan mata
Kebiasaan merokok.
Perawatan Katarak
3. Neuritis Optik
Cara Mencegah
4. Glukoma
Glukoma adalah kondisi penyakit mata
yang menyebabkan mata tidak bisa melihat dalam jangka waktu tertentu.
Penyakit ini bisa disebabkan karena kondisi penyakit mata tertentu yang
menyerang pada bagian saraf optik mata. tekanan yang terlalu tinggi dalam
bagian mata bisa menyebabkan penyakit ini muncul. Ada dua jenis glukoma
yaitu glukoma sudut terbuka dan glukoma sudut tertutup.
4. Ablasi Retina
Hingga saat ini belum ada cara untuk mencegah atau mengobati ablasi
retina. Namun semua orang bisa mengendalikan ablasi retina terutama untuk
yang sudah berusia lebih dari 40 tahun dan segera melakukan pemeriksaan
rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan mata.
6. Penyakit Graves
Gejala Strabismus
Penyebab Strabismus
8. Mata Bintitan
Muncul bintitan di kelopak mata bagian atas dan atau bagian bawah
Perih di mata
Rasa nyeri
Mata cenderung berwarna merah dan kebiruan.
Penyebab
Mata kelilipan, ketika terkena debu atau benda asing kita biasanya
menggucek mata.
Infeksi Kuman Stafilokokus
Peradangan atau infeksi dari muara kelenjar pada lapisan kelopak
mata
9. Mata Belekan
Cara Mengatasi
Untuk mengatasi belekan terutama pada anak anak biasanya hindari dari
kontak langsung terhadap lingkungan berdebu. Selain itu hindari makanan
yang dapat menyebabkan panas dalam seperti cokelat dan gorengan. Jika
tidak kunjung sembuh dalam 5 hari anda dapat membawanya ke dokter
terkait.
1. Rabun Dekat
2. Rabun Jauh
Baca juga :
11. Keratitis
Jenis penyakit mata yang menyerang pada bagian kornea mata yang dapat
disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. Ciri ciri penyakit ini adalah adanya
bintik bintik putih pada mata. Solusi satu satunya penyakit ini adalah dengan
melakukan cangkok pada mata. Penyakit ini salah satu jenis penyakit pada
mata yang cukup berbahaya bagi para penderitanya.
13. Presbiopi
Menyebabkan seseorang tidak dapat melihat benda dekat ataupun benda
jauh, umumnya terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut. Presbiopi
biasanya ditangani dengan memberikan kaca mata yang terdapat lensa plus
dan lensa minus pada setiap bagiannya.
Berbagai jenis penyakit mata memang harus dihindari dan dicegah. Penyakit
mata yang berhubungan dengan sistem kekebalan juga harus diantisipasi
dengan mengobati penyakit itu sendiri. Jadi, mari menjaga kesehatan mata
dengan langkah yang paling sehat untuk mata.
Mata adalah organ penglihatan manusia, menjalankan fungsinya dengan menangkap cahaya dan
meneruskannya kepada ‘layar’ retina di ujung belakang kelopak mata, dimana terkumpul juluran saraf
penglihatan yang disebut saraf optik. Bagian terluar bola mata adalah lapisan selaput bernama
kornea. Cahaya akan masuk ke dalam mata melewati lubang kecil yang bernama pupil. Kecil dan
besarnya ukuran pupil ini diatur oleh otot-otot halus yang dapat berkontraksi dan berelaksasi yang
disebut dengan iris, bagian ini jugalah yang memberikan warna pada bola mata manusia, seperti
hitam, coklat, hingga biru dan hijau.
ads
Setelah masuk ke dalam lubang, cahaya akan dibiaskan oleh lensa mata yang berbentuk cembung.
Tujuannya adalah agar cahaya yang masuk dari luar dapat berpotongan secara tepat pada retina
mata, untuk menghasilkan visualisasi penglihatan yang jelas dan tajam. Setelah dibiaskan oleh lensa,
cahaya akan melewati ‘badan bola mata’, yang bernama vitreous humor, memiliki konsistensi hampir
seperti jeli.
Setelah itu, baru cahaya akan sampai pada retina, dan juluran-juluran saraf pada lapisan ini akan
meneruskan informasi visual ke otak. Otak kita akan memproses informasi yang datang dan
menciptakan persepsi tentang benda apa yang kita lihat, bagaimana warnanya, dan sebagainya.
Sehingga, agar memiliki visualisasi yang baik, maka cahaya harus mampu melewati seluruh bagian
ini dengan baik, tidak boleh ada kelainan atau kerusakan di salah satu bagiannya.
Secara umum, jenis-jenis penyakit mata dibagi ke dalam lima golongan, untuk memudahkan dokter
melakukan diagnosis kerja. Empat golongan tersebut adalah:
Infeksi yang menimbulkan blefaritis paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus,
Pneumococcus, serta Pseudomonas. Blefaritis yang diakibatkan oleh alergi dapat dipicu oleh kontak
kronis dengan asap, debu, bahan kimia yang bersifat iritatif, serta bahan kosmetik. Oleh karena itu,
kita perlu hati-hati apabila akan mengaplikasikan bahan kimia pada kulit. Pilih produk yang aman, dan
segera hentikan apabila terdapat gejala iritasi seperti gatal, rasa panas, dan kemerahan.
Selain bakteri dan alergi, blefaritis juga dapat diakibatkan oleh infeksi parasit kutu, yang
bernama Demodex folliculorum. Kutu ini tinggal didalam folikel-folikel rambut (bulu mata), sehingga
menimbulkan gejala yang khas pada bulu mata. Bulu mata akan mengalami hiperkeratinisasi
(mengeras dan terlihat sangat kotor), terlihat tidak teratur seperti bulu mata pada umumnya, hingga
menyebabkan kebotakan bulu mata.
Blefaritis akibat infeksi bakteri, diobati dengan antibiotik topikal (berupa salep). Sebelumnya, kelopak
mata akan dicuci terlebih dahulu dengan cairan fisiologis (NaCl 0,95%). Brefaritis alergi ditangani
dengan menghentikan kontak dengan bahan iritan, serta akan diberikan obat anti-alergi. Khusus
untuk blefaritis akibat D. folliculorum, bulu mata harus dicabut semua terlebih dahulu, kelopak
dibersihkan dengan cairan fisiologis, dan diberikan obat antibiotik oral (diminum), seperti tetrasiklin.
2. Hordeolum
Peradangan pada salah satu kelenjar kelopak mata tersebut menimbulkan gejala bengkak pada
kelopak mata, kemerahan, rasa sakit, rasa kelilipan, dan terkadang disertai rasa panas dan gatal.
Agen infeksi yang biasanya menyebabkan penyakit ini adalah bakteri dari kelompok Staphylococcus
sp. Infeksi hordeolum ini bersifat supuratif, artinya mengeluarkan nanah, berada dibalik benjolan
bintitan ini.
Pada sebagian kasus, hordeolum bersifat sangat ringan dan dapat sembuh sendiri, dengan higienitas
yang dijaga baik. Untuk mempercepat meredanya peradangan, dapat dibantu dengan mengompres
kelopak mata dengan air hangat, 3 kali sehari.
Namun pada beberapa hordeolum yang terlanjur memberat, benjolan dapat bersifat sangat besar,
hingga penderita sangat sulit membuka matanya. Nanah juga dapat keluar dari pangkal bulu mata.
Pada kasus berat ini, terkadang diperlukan pengangkatan bulu mata untuk drainase nanah, dibantu
juga dengan melakukan kompres hangat selama 10 hari.
Pada kasus biasa, pengobatan dapat diberikan dengan mengoleskan antibiotik salep kloramfenikol di
bagian benjolan. Pada kasus dimana benjolannya cukup berat, Dokter dapat merekomendasikan
antibiotik oral yang bekerja sistemik (seluruh tubuh), seperti amoksisilin dan ciprofloxacin.
Gejala klinis yang muncul pada konjungtivitis adalah mata merah akibat pelebaran pembuluh-
pembuluh darah mata, rasa seperti adanya benda asing pada mata, serta keluar cairan (sekret) dari
mata. Yang membedakan konjungtivitis bakteri dengan agen penyebab lainnya adalah sekret yang
keluar ini bersifat purulen, dimana cairan bersifat kental, berwarna putih kekuningan, serta lengket.
Hal ini lah yang sering dikatakan awam sebagai “belekan“.
4. Konjungtivitis Virus
Demam faringokonjungtivitis
Ditemukan kedua mata merah berair disertai demam dan radang tenggorokan. Penyakit ini
disebabkan oleh adenovirus tipe 3, 4, dan 7, dapat menular cepat terutama pada anak-anak di
sekolah yang disebarkan melalui droplet dan lewat kolam renang. Pengobatan yang diberikan
diantaranya obat penurun demam (misal parasetamol) dan steroid topikal untuk meredakan
peradangan.
Konjungtivitis herpetik
Umumnya dimulai dengan munculnya benjolan berupa bintik-bintik kecil, dan infeksinya biasanya
hanya mengenai salah satu mata saja. Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi virus Herpes simplex atau
herpes zoster, sehingga harus diobati dengan obat antivirus, seperti asiklovir. Perlu pemeriksaan
mikrobiologi untuk menegakkan diagnosis penyakit ini.
5. Konjungtivitis Alergi
Gejala yang dialami diantaranya adalah mata merah, terasa panas dan bengkak, gatal, dan
terkadang silau. Karena respon masing-masing individu berbeda-beda, maka gejala yang dialami
penderita pun dapat berbeda-beda, dari ringan hingga berat.
Pada beberapa kasus, seperti pada konjungtivitis vernal, pada bagian dalam kelopak mata dapat
muncul pertumbuhan seperti daging kecil, yang disebut papil. Ini akan menimbulkan rasa berat, dan
mengganggu penglihatan. Konjungtivitis vernal terjadi secara berulang kali (kambuhan) dan terjadi
pada kedua mata.
Pengobatan konjungtivitis alergi sangat bergantung dengan penyebab dan beratnya gejala yang
dialami penderita. Pertama, tentunya harus mencegah kontak dengan alergen. Obat yang dapat
diberikan adalah astringen (mengecilkan jaringan), dan steroid (anti-radang) topikal dosis rendah.
6. Perdarahan Sub-Konjungtiva
Tanda yang timbul adalah bagian putih mata yang tiba-tiba seperti terwarnai oleh merahnya darah,
ukurannya bisa kecil maupun besar. Penderita juga akan merasakan ada sesuatu mengganjal,
namun tidak nyeri. Karena warna merah ini, orang biasanya takut dan langsung ke dokter. Namun,
tidak ada penanganan khusus yang diperlukan. Cara meredakannya adalah dengan mengkompres
hangat sehingga perdarahan dapat diserap masuk kembali ke pembuluh darah. Gejala akan hilang
dalam waktu 1-2 minggu, sebelumnya warna merah akan berubah kehitaman terlebih dahulu seperti
pada luka biasa.
7. Pterigium
Penyebab pasti dari kelainan ini belum diketahui secara pasti, namun diduga dipicu oleh iritasi kronik
(dalam jangka waktu yang lama) akibat debu, cahaya matahari, maupun udara yang panas. Penderita
biasanya tidak merasakan gejala sakit yang berarti, mungkin hanya berupa mata yang agak
kemerahan. Penglihatan secara umum tidak terganggu.
Pengobatan pterigium tergantung dengan gejala yang dialami pasien. Untuk mencegah makin
parahnya pterigium, lindungi mata dari debu, sinar matahari dan udara kering dengan kacamata.
Apabila radang kemerahan sudah cukup mengganggu, dokter dapat memberikan obat steroid atau
dekongestan. Untuk menghilangkan pterigium secara total harus dilakukan tindakan bedah, biasanya
ketika pterigium sudah mengganggu penglihatan dan untuk mengurangi risiko kekambuhan.
Karena kornea berfungsi untuk melindungi pupil tempat lewatnya cahaya masuk, maka radang pada
lapisan ini akan menyebabkan mata silau (karena cahaya berpendar ketika memasuki kornea),
disertai penglihatan berkurang. Keratitis umumnya disertai dengan konjungtivitis.
Sponsors Link
Pengobatan keratitis bakteri tentunya dengan antibiotik, yang tergantung dengan jenis bakteri
penyebabnya. Untuk bakteri golongan gram (-) dapat diberikan ceftriaxone, moxifloxacin, caftazidime,
atau floroquinolone. Sedangkan bakteri gram (+) dapat diberikan cefazoline, vancomycine, atau
moxifloxacine.
Gejala kedua jenis infeksi ini biasanya terasa lebih nyeri dan
berair dibandingkan infeksi bakteri, namun lebih jarang terjadi. Dokter akan curiga dengan infeksi
jenis ini apabila terdapat faktor pemicu yang spesifik.
Untuk infeksi jamur, faktor risiko yang paling sering menjadi pemicu adalah kelilipan mata oleh bagian
tumbuh-tumbuhan, misalnya saat berladang. Jenis jamur yang menjadi penyebab diantaranya adalah
Fusarium, Candida, dan Aspergillus. Untuk mengetahui pasti, dokter akan melakukan usapan kornea
dan dilakukan pemeriksaan mikroskop dengan KOH 10%. Obat yang diberikan adalah anti-jamur,
seperti ketokonazol, amfoterisin B, nistatin, atau golongan azol lainnya.
Sedangkan parasit Acanthamoeba seringkali menyebabkan keratitis pada pemakai lensa kontak.
Acanthamoeba merupakan parasit yang senang hidup di tanah dan air, baik bersih maupun kotor.
Sehingga, dapat masuk ketika membersihkan lensa kontak dengan air yang tidak steril, atau
menggunakan lensa kontak ketika berenang.
Pengobatan infeksi ini cukup sulit. Pertama-tama harus dilakukan ‘kerokan’ pada kornea yang
terinfeksi agar membuang parasit Acanthamoeba. Kemudian, diberikan obat polyhexamethylene
biguanide atau klorhexidine digluconate, yang berfungsi sebagai anti-amoeba.
Pada awalnya, gejalanya cukup ringan, sehingga penderita banyak yang terlambat untuk
berkonsultasi. Namun, apabila dibiarkan infeksi akan merambah ke bagian mata yang lebih dalam,
sehingga menimbulkan komplikasi serius. Pengobatan keratitis herpetik ini adalah dengan antivirus
asiklovir dan agen sikloplegik (obat untuk melebarkan pupil.
Baca juga: Penyebab Kebutaan Mata.
Ulkus ini terletak dibagian tengah kornea, hampir selalu diakibatkan oleh infeksi, baik bakteri, jamur,
virus seperti herpes, ataupun Acanthamoeba. Oleh karenanya, sebenarnya ulkus kornea ini
merupakan komplikasi (penyakit lanjutan) dari keratitis apabila tidak ditangani secara tuntas.
Pengobatan ulkus sangat tergantung oleh agen penyebabnya, sehingga sangat penting dilakukan
pemeriksaan mikrobiologi laboratorium. Sebelum hasil lab keluar, dapat diberikan antibiotik spektrum
luas seperti florokuinolon. Obat antibiotik, antivirus maupun anti jamur dapat diberikan dalam
kemasan salep mata.
Cara menggunakan salep mata ini dengan mengaplikasikannya pada bagian dalam kelopak mata ,
kemudian menutup mata dan menggerakkan bola mata ke segala arah. Pemakaian salep mata
sangatlah tidak nyaman, sehingga biasanya digunakan sebelum tidur. Namun, obat inilah yang paling
efektif dibandingkan oral atau tetes mata.
Uveitis paling sering terjadi pada bagian depan (sehingga disebut uveitis anterior), biasanya terjadi
hanya pada salah satu mata. Gejala yang timbul berupa mata merah berair dengan penglihatan
menurun, serta fotofobia dan sakit ringan. Ketika dilakukan pemeriksaan, didapatkan tekanan bola
mata meningkat.
Penyebab uveitis tidak dapat disimpulkan berdasarkan gejala dan tanda klinis saja. Berbagai faktor
risiko dapat memicu uveitis, seperti infeksi, trauma, penyakit autoimun, atau penyebab lainnya yang
belum dapat diidentifikasi secara pasti. Namun, mekanisme yang mendasari uveitis sebagian besar
adalah reaksi hipersensitivitas imun (artinya imun yang bereaksi secara hiperaktif).
Pengobatan uveitis dapat diberikan steroid (anti-inflamasi) salep atau tetes mata, namun demikian
penggunaannya harus hati-hati dan sesuai indikasi. Steroid tidak dianjurkan diberikan untuk herpes
simpleks atau herpes zoster. Selain itu, dapat diberikan agen midriatikum (memperbesar pupil).
13. Endoftalmitis
Penyebab endoftalmitis adalah bakteri atau jamur, didapatkan dari luar (eksogen) maupun dari dalam
(endogen). Pada endoftalmitis eksogen, biasanya merupakan komplikasi dari keratitis dan ulkus
kornea, sehingga patogen masuk hingga menembus kedalam bola mata. Sedangkan pada
endoftalmitis endogen, bakteri atau jamur berasal dari dalam darah, yang bersirkulasi hingga sampai
ke pembuluh darah dalam mata dan menyebabkan infeksi berat. Hal ini dapat terjadi apabila
penderita sudah mengalami ‘sepsis’.
Endoftalmitis memerlukan pengobatan topikal dan oral (yang bersifat sistemik), seperti ampisilin dan
kloramfenikol. Selain itu, terkadang diperlukan antibiotik tambahan lain sesuai dengan agen definitif
penyebab endoftalmitis, tentunya berdasarkan pemeriksaan lab mikrobiologi. Sesuai indikasi dokter,
endoftalmitis juga dapat memerlukan antibiotik yang disuntikkan langsung ke dalam bola mata.
Cahaya perlu di refraksikan dengan baik agar berpotongan tepat di lapisan retina ini, tempat
berkumpulnya saraf optik, agar penglihatan kita jelas dan tajam. Kelainan media refraksi mata
menyebabkan penglihatan kabur.
Miopia: disebut juga rabun jauh, penglihatan akan kabur dan buram apabila melihat objek yang
terletak jauh dari mata. Hal ini diakibatkan bentuk bola mata yang lebih panjang dari seharusnya,
sehingga cahaya jatuh di depan retina.
15. Presbiopi
Berbeda dengan miopia atau hipermetropia, presbiopia
adalah kelainan refraksi yang diakibatkan oleh melemahnya kelenturan lensa mata untuk mengatur
kecembungannya. Penyakit ini berhubungan dengan proses penuaan.
Oleh karenanya, lansia penderita presbiopia akan mengalami pandangan kabur baik melihat objek
yang jauh ataupun yang dekat. Maka dari itu, penanganan presbiopia adalah dengan menggunakan
kacamata lensa ganda (bagian cekung untuk melihat jauh, bagian cembung untuk melihat dekat dan
membaca).
16. Astigmatisma
Hal ini diakibatkan oleh tidak idealnya bentuk dari kornea, dapat berupa permukaan yang tidak rata
atau kelengkungan kornea yang menyerupai bola American football. Karena permasalahan
astigmatisma terletak pada struktur kornea, maka diperlukan lensa untuk mengatur cahaya masuk ke
mata secara merata, hingga akhirnya membentuk hanya 1 fokus saja, yaitu dengan lensa yang
berbentuk silindris (tabung).
17. Katarak
Gejala yang dialami penderita adalah gangguan pada penglihatan, dimana akan terlihat kabur,
pandangan seperti berkabut/berasap, merasa silau, melihat ada bayangan disekitar suatu sinar, dan
penglihatan ganda. Apabila sudah sangat mengganggu penglihatan, katarak dapat diobati dengan
tindakan pembedahan lensa mata.
18. Glaukoma
Faktor risiko utama penyakit ini adalah tingginya tekanan bola mata, dimana kondisi ini akan
memberikan tekanan yang besar ke arah belakang bola mata, tempat berada saraf optik, secara
terus-menerus. Ini menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Tekanan bola mata dipengaruhi oleh
produksi cairan aqueous humor yang terus menerus dihasilkan mata, serta aliran dan drainasenya.
Prinsip pengobatan glaukoma adalah bertujuan untuk menurunkan tekanan bola mata. Hal itu dapat
dicapai dengan:
Ketiga prinsip pengobatan ini dapat dicapai dengan obat dan operasi, tergantung penyebab dan
tingkat keparahan glaukoma, serta penilaian dokter.
19. Retinopati
Retinopati adalah penyakit pada retina dimana terjadi
penurunan fungsi dan kematian jaringan, sehingga penglihatan penderita akan menurun secara
progresif, dan lama-kelamaan dapat menyebabkan kebutaan. Penderita mengeluh pandangan makin
kabur , sehingga terkadang terus menerus berganti lensa kacamata. Padahal, ternyata masalah
terletak pada retina.
Anemia
Diabetes melitus
Hipotensi (tekanan darah terlalu rendah
Hipertensi (tekanan darh terlalu tinggi)
Retinopati leukemia
Karena penyebabnya berbeda-beda, maka pengobatan kausanya adalah sesuai dengan kasus
penderita. Selain itu, pengobatan pada retina dengan tindakan bedah menggunakan laser
(fotokoagulasi).
Pada kasus ini, ketika melihat penderita akan merasa ada benda kecil beterbangan, disusul dengan
kilat, dan diikuti penurunan penglihatan secara tiba-tiba. Pengobatan harus dilakukan sesegera
mungkin, yaitu dengan pembedahan.
Penyebab sumbatan pembuluh darah diantaranya adalah hipertensi dan arteriosklerosis (dinding
pembuluh darah tebal dan kaku akibat timbunan lemak, pada penderika kolestrol tinggi). Pengobatan
kausa adalah dengan mengontrol hipertensi dan kadar kolestrol. Sedangkan pengobatan untuk
penglihatan dilakukan dengan laser fotokoagulasi. Ada beberapa obat lain yang perlu disuntikkan
kedalam bola mata.
1. Miopi
miopi
Miopi atau dikenal dengan rabun jauh, pada penyakit ini penderita tidak
dapat melihat benda-benda yang jauh, hal ini dikarenakan mata tidak dapat
dapat menampung cahaya tepat retina. Bentuk bola mata yang berubah
menjadi panjang menyebabkan cahaya dari benda jatuh depan retina. Cara
penanggulangannya memakai kacamata negatif untuk membantu pantulan
bayangan jatuh kepada retina. Faktor terjadinya penyakit miopi bisa jadi
karena keturunan, dan seseorang yang sering berada depan komputer dengan
jangka waktu yang lama cenderung mengalami miopi.
2. Presbiopi
presbiopi
Presbiopi (mata tua) adalah penyakit mata yang tidak dapat melihat benda-
benda yang berjarak dekat maupun jauh. Hal ini dikarenakan lensa yang tidak
bisa memipih dan mencembung. Hal ini dapat ditolong dengan penggunaan
kacamata yang berlensa rangkap. Biasanya dengan makin bertambahnya
umur, maka tingkat kesukaran mata makin tinggi.
3. Buta warna
Buta warna adalah istilah kepada seseorang yang tidak bisa membedakan
warna 1 dengan yang lain. Penyakit buta warna biasanya diderita karena
faktor genetis, penyakit ini ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk
menangkap pantulan warna. Buta warna terjadi karena retina pada mata yang
terdiri dari sel batang dan sel kerucut tidak peka terhadap cahaya.
4. Rabun senja
rabun senja
Rabun senja adalah ketidakmampuan melihat dengan baik pada malam hari
atau jika kekurangan sumber pencahayaan. Pada umumnya, rabun senja
terjadi karena sel-sel batang yang ada pada retina tidak dapat merespon
cahaya yang masuk. Orang yang sedang dalam pengobatan Gleukoma
biasanya mengalami rabun senja, hal ini karena mengecilnya pupil. Penyebab
rabun senja diantaranya kekurangan vit A atau tubuhnya tidak bisa menyerap
vit A yang terkandung dalam makanan, katarak, ketidakfungsian sel batang
pada retina, miopi atau hipermetropi juga dapat beresiko mengalami rabun
senja. Untuk pencegahan terjadinya penyakit ini tergantung dari tingkat
penyakitnya, untuk rabun jauh dan dekat bisa konsultasi kepada dokter, untuk
yang mengkonsumsi obat gleukoma bisa berhenti penggunaan obat dan
diganti dengan yang lain, perbanyak konsumsi vit A, dan bila katarak
segeralah dilakukan operasi katarak.
5. Konjungtivitis (menular)
Konjungtivitis
Konjungtivis adalah infeksi mata yang menular yang disebabkan oleh virus
konjungtiva. Konjungtiva adalah selaput mukosa yang menutupi bagian
warna putih mata. Penyakit ini sering ditemui pada anak-anak dan remaja,
ciri-cirinya pada awalnya mata akan terasa merah, bengkak dan gatal, walau
penyakit ini tidak termasuk serius, tetapi sangat mengganggu, karena mata
terasa ada yang mengganjal dan membesar, disertai keluarnya cairan bening
yang terus-terusan, walau penyakit ini menyerang 1 mata, biasanya 1 mata
yang lain ikut tertular. Penyakit yang cenderung disepelekan ini bila dibiarkan
lama akan merusak kornea mata, pengobatan secara cepat, bila terkena
penyakit ini putuskan berdiam diri di dalam kamar, atau memakai kacamata
hitam bila keluar, lakukan pengompresan dengan air dingin untuk
mengurangi rasa bengkak, dan bersihkan air bening dari mata dengna tisu,
oleskan dengan salep antibiotik atau tetes mata antibiotik untuk mata merah
tetapi jangan menggunakan tetes mata dan salep secara bersamaan, sering-
sering basuh mata dengan air.
6. Trakoma (menular)
trakoma
Infeksi mata yang berkembang biak di linkungan kotor atau daerah yang kotor
biasanya penyakit ini banyak diderita pada negara berkembang, infeksi ini
diakibatkan oleh virus Chlamydia trachomatis. Ciri-ciri gejalanya yaitu, mata
memerah, bengkak, kelopak mata membengkak, pembengkakan kelenjar
getah bening, mengeluarkan kotoran dari mata, dan kornea mata menjadi
keruh. Pencegahan timbulnya penyakit ini adalah tidak melakukan kontak
langsung dengan penderita trakoma karena penyakit ini menular, lingkungan
yang kotor dengan memakai kosmetik dan handuk secara bersama-sama.
7. Selulitis Orbitalis (SO)
Selulitis Orbitalis
8. Blefaritis
Blefaritis
Dakrosistitis
ulkus kornea
Rabun dekat atau biasa disebut dengan Hipermetropi disebabkan karena lensa mata
yang terlalu pipih, jadi mata tidak dapat melihat benda dari jarak dekat dengan jelas.
Contohnya saja seseorang yang tidak mampu membaca secara jelas tulisan dari buku
atau majalah pada jarak dekat. Penglihatan orang yang mengalami rabun dekat bisa
diperbaiki dengan menggunakan kacamata berlensa cembung atau (+).
Rabun Tua
Rabun tua atau biasa disebut juga dengan Presbiopi. Yaitu sebuah kelainan pada mata
yang diderita oleh orang yang usianya sudah mulai lanjut atau melemah. Dampaknya
seseorang penderitanya ini tidak bisa melihat suatu benda, entah itu benda yang
letaknya dekat ataupun jauh. Solusi untuk penderita kelainan mata ini adalah dengan
menggunakan jenis kacamata dengan lensa rangkap atau kacamata positif dan negatif.
Rabun Senja
Kelainan pada mata selanjutnya yaitu rabun senja atau biasa disebut juga dengan
Hemerolopi. Kelainan ini memang terkesan langka dimana penderita tidak bisa melihat
suatu benda dengan jelas pada saat senja. Penyebab dari kelainan ini adalah
kurangnya vitamin A.
Buta Warna
Biasanya orang yang menderita buta warna tidak mampu membedakan warna satu
dengan warna yang lainnya. Dan penyakit satu ini memiliki sifat yang menurun ke
keturunan di bawahnya. Penyebabnya adalah ketidakmampuan sel-sel kerucut mata
menangkap suatu spektrum warna sehingga mata sulit untuk membedakan warna
tertentu .
Astigmatisma (Silinder)
Astigmatisma atau biasa disebut mata silinder merupakan kondisi penglihatan mata
menjadi kabur. Astigmatisma terjadi karena ada penyimpangan dalam pembentukan
bayangan pada lensa. Penglihatan penderita astigmatisma dapat ditolong dengan
kacamata berlensa silinder.
Glaukoma
Glaukoma merupakan penyakit gangguan pada saraf penglihatan akibat peningkatan
tekanan cairan mata. Peningkatan tekanan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain
tekanan darah tinggi, adanya sumbatan di saluran air mata, atau penggunaan obat-obat
jenis kortikosteroid. Kondisi ini harus diwaspadai karena umumnya pengidapnya tidak
mengalami gejala-gejala awal yang berarti.
Konjungtivitis
Kelainan mata yang biasa disebut dengan pink-eye ini adalah peradangan pada
konjungtiva, yaitu selaput tipis yang melapisi bola mata dan kelopak mata bagian dalam.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, hingga paparan asap rokok,
debu, atau sampo. Konjungtivitis pada orang dewasa umumnya tidak berbahaya selama
bisa ditangani secepatnya, tetapi bisa membahayakan kualitas penglihatan jika terjadi
pada bayi baru lahir.
Katarak
Katarak merupakan suatu kelainan mata dengan jenis berbeda-beda yang pada
umumnya dialami oleh lansia berusia 60 tahun ke atas. Kondisi ini biasa terjadi saat
terdapat penumpukan protein pada lensa mata sehingga menjadikan penglihatan
samar.Tumpukan protein ini dapat terjadi akibat proses penuaan, diabetes, paparan
sinar ultraviolet atau radiasi, obat-obatan seperti kortikosteroid dan diuretik, atau bisa
juga bawaan dari lahir. Operasi merupakan pilihan terapi bagi pasien katarak.