Anda di halaman 1dari 34

1.

Degenerasi Makula

Degenerasi makula adalah sebuah


penyakit mata yang menyerang pada bagian makula sehingga menyebabkan
mata tidak bisa melihat dengan jelas atau penglihatan kabur. Makula
merupakan sebuah organ kecil pada mata yang terletak dibagian belakang
mata dan berfungsi untuk mengirimkan sinyal gambar dari mata ke bagian
otak. Penyakit ini paling sering terjadi pada orang tua.

Gejala Degenerasi Makula

 Penglihatan mata menjadi kabur atau tidak fokus


 Adanya garis gelombang dalam penglihatan
 Tidak bisa mengenal warna dengan baik
 Membutuhkan cahaya yang sangat terang untuk membaca
 Sulit untuk mengenali wajah
 Tidak bisa melihat warna cerah
 Mengalami halusinasi dalam melihat warna dan gelombang cahaya

Penyebab Degenerasi Makula

 Pertambahan usia yang biasanya terjadi pada orang tua dengan usia
lebih dari 65 tahun.
 Adanya riwayat keluarga yang mengalami degenerasi makula
 Kebiasaan merokok
 Obesitas
 Riwayat penyakit jantung dan kolesterol tinggi
 Terlalu banyak konsumsi sayur dan buah seperti diet hanya dengan
konsumsi sayur dan buah.

Perawatan dan Cara Mencegah Degenerasi Makula

Tidak ada perawatan yang bisa mencegah degenerasi makula yang sudah
terjadi. Namun untuk penyakit ini bisa dicegah sebelum terjadi yaitu dengan
cara:

 Konsumsi berbagai jenis buah dan sayur yang banyak mengandung


antioksidan dan vitamin seperti wortel, brokoli, kacang, kangkung
dan bayam.
 Konsumsi jenis makanan yang banyak mengandung lemak sehat
seperti minyak zaitun, ikan salmon, ikan tuna dan semua jenis ikan
yang banyak mengandung omega 3.
 Konsumsi berbagai jenis biji-bijian seperti gandum.
 Menjaga berat badan untuk menghindari obesitas dan mencoba
untuk berhenti merokok.

2. Katarak

Katarak merupakan sebuah penyakit


yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh dan menyebabkan penglihatan
berkurang atau kebutaan. Penyakit ini bisa mengganggu berbagai aktifitas
karena mata tidak bisa melihat dengan baik dan lebih parah pada malam
hari. Katarak sering berkembang sesuai dengan waktu dan bisa terjadi sejak
kecil.
Gejala Katarak

Ciri Ciri Katarak

 Penglihatan menjadi kabur


 Sulit untuk melihat pada malam hari
 Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya
 Ada lingkaran putih dalam sumber cahaya seperti lampu
 Lensa kacamata sering tidak menjadi jelas atau harus lebih sering
berganti.
 Penglihatan mata menjadi ganda

Penyebab Katarak

Katarak bisa muncul dengan berbagai sebab termasuk kondisi cacat bawaan
sejak lahir. Usia juga memberikan pengaruh yang sangat besar. Sementara
pemicu lain adalah seperti:

 Penambahan usia
 Penyakit diabetes yang tidak dikendalikan
 Kebiasaan mengkonsumsi alkohol (Baca : Bahaya alkohol)
 Paparan langsung dari sinar matahari
 Ada riwayat katarak dalam keluarga
 Penyakit Darah tinggi
 Obesitas
 Pernah mengalami gangguan mata
 Kebiasaan merokok.

Perawatan Katarak

Tindakan operasi bisa dilakukan untuk menghapus katarak dan


mengembalikan fungsi mata dengan baik. Namun tindakan perawatan lain
bisa dilakukan dengan:

 Memakai kacamata dengan kondisi sesuai dengan katarak


 Menggunakan kaca pembesar untuk melihat lebih jelas
 Menggunakan kacamata saat dibawah sinar matahari.
 Tidak mengemudikan kendaraan saat malam hari.

Cara Mencegah Katarak

 Mencoba untuk berhenti merokok karena asap rokok bisa


mempengaruhi kesehatan mata.
 Mengurangi konsumsi alkohol yang bisa meningkatkan kerusakan
syaraf pada mata dan otak.
 Selalu memakai kacamata hitam saat berada di bawah sinar
matahari
 Menjaga kesehatan dengan pemeriksaan rutin seperti tekanan
darah, tingkat kolesterol dan tingkat kadar gula darah.
 Menjaga agar berat badan tidak berlebihan dengan mengurangi
konsumsi lemak.
 Mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang menyehatkan seperti
buah dan sayuran yang bisa meningkatkan kesehatan mata.

3. Neuritis Optik

Neuritis optik adalah penyakit


karena adanya peradangan pada bagian saraf optik yang berupa kumpulan
syaraf yang berfungsi untuk menghubungkan informasi dari mata ke otak.
Penyakit ini pada awalnya sering ditandai dengan rasa sakit pada bagian
mata dan penglihatan mengalami gangguan sementara. Penyakit ini juga
berhubungan dengan penyakit lain yaitu multiple sclerosis.
Gejala Nueritis Optik

 Rasa sakit atau nyeri pada bagian belakang mata


 Gangguan penglihatan yang terjadi dalam sementara waktu atau
jangka yang lebih panjang.
 Tidak bisa mengenali warna dengan baik.
 Melihat bayangan lampu berkedip

Penyebab Neuritis Optik

 Sistem kekebalan tubuh yang terus menurun


 Penyakit yang menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh
seperti multiple sclerosis
 Infeksi dari beberapa jenis bakteri seperti bakteri penyebab
penyakit sifilis, campak, gondok dan herpes.
 Pemakaian obat-obatan jangka panjang seperti obat untuk penyakit
TBC.

Cara Mencegah

Perawatan untuk neuritis optik bisa dilakukan dengan obat-obatan namun


biasanya penglihatan akan kembali dalam waktu kurang lebih 12 bulan.
Sementara pencegahan hanya bisa dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan rutin untuk mengetahui masalah kesehatan otak dan
kemungkinan penyakit lain yang memicu neuritis optik.

4. Glukoma
Glukoma adalah kondisi penyakit mata
yang menyebabkan mata tidak bisa melihat dalam jangka waktu tertentu.
Penyakit ini bisa disebabkan karena kondisi penyakit mata tertentu yang
menyerang pada bagian saraf optik mata. tekanan yang terlalu tinggi dalam
bagian mata bisa menyebabkan penyakit ini muncul. Ada dua jenis glukoma
yaitu glukoma sudut terbuka dan glukoma sudut tertutup.

Gejala Glukoma Sudut Terbuka

 Penglihatan menjadi tidak jelas terutama pada bagian tepi


 Rasa sakit yang parah pada bagian belakang mata

Gejala Glukoma Sudut Tertutup

 Sakit mata parah


 Mual dan muntah saat sakit mata
 Tidak bisa melihat saat redup atau tidak ada cahaya
 Ada lingkaran putih pada sumber cahaya seperti lampu.
 Mata menjadi merah

Perawatan dan Cara Mencegah Glukoma

Perawatan bisa dilakukan sesuai dengan jenis glukoma namun biasanya


perawatan hanya untuk mengendalikan agar tidak menjadi lebih buruk.
Namun orang yang sudah terkena glukoma dan yang belum bisa mencegah
dengan beberapa cara dibawah ini:
 Konsumsi berbagai jenis makanan yang sehat seperti makanan yang
banyak mengandung vitamin A, makanan yang banyak
mengandung vitamin E dan berbagai jenis mineral.
 Melakukan berbagai jenis olahraga yang tidak menyebabkan
tekanan pada mata seperti jalan santai.
 Konsumsi kafein dalam jumlah yang terbatas untuk meningkatkan
kesehatan mata (Bahaya kopi dan bahaya kafein).
 Sering minum air mineral untuk mencegah resiko kehilangan cairan
karena tekanan pada mata.
 Selalu menggunakan pelindung mata untuk mencegah penekanan
pada bagian mata seperti saat mengemudikan kendaraan dan
memakai perlindungan mata dari cahaya.

4. Ablasi Retina

Ablasi retina adalah sebuah kondisi


yang menyebabkan lapisan penting dari jaringan pada retina mengalami
penurunan sehingga posisinya lebih kebawah atau menarik ke dalam yang
menyebabkan gangguan untuk pembuluh darah di daerah ini. Kondisi ini
akan menyebabkan retina mengalami kekurangan oksigen sehingga bisa
menyebabkan kebutaan.

Gejala Ablasi Retina

 Mata seperti melihat bintik-bintik kecil pada pandangan.


 Mata seperti tertutup oleh rambut atau beberapa benang kecil
meskipun sebenarnya tidak.
 Mata memberikan respon berkedip dalam waktu cepat saat melihat
mata.

Penyebab Ablasi Retina

 Pengurangan jumlah gel yang melapisi mata sehingga menyebabkan


bagian retina robek atau mengalami ablasi.
 Cedera karena benturan atau kecelakaan yang terjadi pada mata.
 Menderita penyakit diabetes
 Peradangan pada bagian mata
 Penuaan yang bisa menyebabkan retina menjadi semakin tipis dan
sangat sensitif saat terkena tekanan dari air mata.
 Pernah menjalani operasi mata

Perawatan dan Cara Mencegah Ablasi Retina

Hingga saat ini belum ada cara untuk mencegah atau mengobati ablasi
retina. Namun semua orang bisa mengendalikan ablasi retina terutama untuk
yang sudah berusia lebih dari 40 tahun dan segera melakukan pemeriksaan
rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan mata.

6. Penyakit Graves

Penyakit graves adalah sebuah kondisi


yang menyebabkan adanya gangguan sistem kekebalan tubuh karena tubuh
menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Hormon tiroid adalah hormon
yang bisa mempengaruhi semua sistem dalam kesehatan tubuh dengan
berbagai cara yang berbeda. Penyakit ini bisa terjadi pada perempuan dan
biasanya menyerang saat belum berumur kurang dari 40 tahun.
Gejala Graves

Penyakit graves bisa memberikan pengaruh yang sangat besar untuk


kesehatan mata dengan beberapa gejala yaitu:

 Mata menjadi lebih menonjol


 Ada tekanan kuat pada bagian dalam mata
 Mata seperti menghasilkan pasir
 Kelopak mata seperti tertarik
 Peradangan mata yang menyebabkan mata merah
 Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya
 Mata tidak bisa melihat dengan jelas atau penglihatan ganda
 Mata kehilangan kemampuan untuk melihat.

Penyebab Penyakit Graves

 Terjadi penumpukan karbohidrat pada lapisan kulit yang bisa


merusak antibodi tubuh.
 Memiliki garis keluarga dengan penyakit graves
 Perempuan lebih memiliki resiko yang tinggi.
 Gangguan penyaki imunitas
 Kehamilan
 Memiliki tekanan emosi yang tinggi
 Kebiasan merokok

Cara Perawatan dan Cara Mencegah Penyakit Graves

Penyakit graves diobati dengan mengendalikan sistem kelenjar tiroid. Namun


Anda bisa mencegah penyakit ini dengan beberapa cara seperti:

 Konsumsi berbagai jenis makanan yang banyak mengandung nutrisi


seperti vitamin dan mineral secara rutin.
 Membantu pikiran dan emosi agar lebih santai dan tidak terlalu
stress
 Bila mata terlalu lelah maka kompres dengan air dingin.
 Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.
7. Mata Juling (Strabismus)

Strabismus adalah sebuah kondisi yang


menggambarkan bahwa mata tidak bisa melihat dengan baik. Bola mata bisa
melihat ke arah kanan atau kiri sehingga menyebabkan pandangan mata
yang sebenarnya lurus tapi tidak bisa terjadi dengan baik. Penyakit ini bisa
terjadi pada semua orang dan termasuk untuk anak-anak maupun orang
dewasa.

Gejala Strabismus

 Anak-anak akan sering memiringkan salah satu bagian mata atau


menutup satu mata untuk bisa melihat objek dengan benar.
 Mata menjadi tidak fokus saat melihat dan sering terlihat oleh orang
lain

Penyebab Strabismus

 Otak tidak bisa mengatur keseimbangan mata saat melihat pada


sebuah objek.
 Kelainan mata yang menyebabkan satu mata mengalami rabun jauh
atau rabun dekat dengan beberapa ukuran dan selisih yang sangat
jauh.
 Saraf yang bekerja untuk mengatur otot mata tidak bisa berfungsi
dengan baik atau justru tidak normal.
Cara Merawat Strabismus

 Memakai kacamata khusus untuk melatih visi mata agar bisa


sejajar.
 Perawatan mata strabismus jika disebabkan dari syaraf pada otak
harus dikendalikan dengan perawatan pada bagian otak.
 Melakukan latihan mata agar penglihatan menjadi lebih sejajar.

8. Mata Bintitan

Mata bintitan adalah salah satu jenis


penyakit yang menyerang bagian mata yang sangat mengganggu, namun
biasanya tidak berlangsung lama. Mata bintitan biasanya ditandai dengan
munculnya bintitan seperti bisul, namun terjadi biasanya di sekitar kelopak
mata.

Gejala Mata Bintitan

 Muncul bintitan di kelopak mata bagian atas dan atau bagian bawah
 Perih di mata
 Rasa nyeri
 Mata cenderung berwarna merah dan kebiruan.

Penyebab

 Mata kelilipan, ketika terkena debu atau benda asing kita biasanya
menggucek mata.
 Infeksi Kuman Stafilokokus
 Peradangan atau infeksi dari muara kelenjar pada lapisan kelopak
mata

Cara Menghilangkan Bintitan

1. Kompres mata dengan air agak hangat


2. Salep atau obat tetes sesuai rekomendasi dokter
3. Obat obatan bersifat antibiotik

Cara Mencegah Bintitan

1. Gunakan pelindung mata ketika bekerja di tempat yang banyak


terdapat polutan
2. Jangan mengucek mata ketika terkena debu (baca : Bahaya
mengucek mata dengan tangan).
3. Cuci tangan sebelum memegang area di sekitar mata
4. Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A & Buah
yang banyak mengandung vitamin A

9. Mata Belekan

Belekan biasanya terjadi pada anak-anak dan


bayi, hal ini karena masih rentan terhadap infeksi dan terkena virus.
Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang menyebabkan mata
mengeluarkan kotoran yang cukup banyak dan sulit berhenti. Biasanya bulu
mata akan menempel dan sulit untuk di buka karena adanya tahi mata yang
terlalu banyak.

Cara Mengatasi
Untuk mengatasi belekan terutama pada anak anak biasanya hindari dari
kontak langsung terhadap lingkungan berdebu. Selain itu hindari makanan
yang dapat menyebabkan panas dalam seperti cokelat dan gorengan. Jika
tidak kunjung sembuh dalam 5 hari anda dapat membawanya ke dokter
terkait.

10. Kerabunan / Rabun Mata


Penyakit mata yang paling populer di antara jenis penyakit mata lainnya,
rabun mata di masa kemajuan teknologi tidak dapat di hindari dan
cenderung menyerang mulai dari anak anak.

1. Rabun Dekat

Rabun dekat adalah jenis kelainan yang menyebabkan penderitanya tidak


dapat melihat benda terlalu dekat. Biasanya penderita rabun dekat adalah
orang dengan usia di atas 40 tahun.

2. Rabun Jauh

Rabun jauh adalah jenis kelainan mata yang menyebabkan penderitanya


tidak dapat melihat benda yang terlalu jauh. Biasanya rabun jauh bisa
terkena pada anak anak.

Baca juga :

 Gejala mata minus


 Cara mencegah mata minus
 Penyebab Mata Minus

11. Keratitis
Jenis penyakit mata yang menyerang pada bagian kornea mata yang dapat
disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. Ciri ciri penyakit ini adalah adanya
bintik bintik putih pada mata. Solusi satu satunya penyakit ini adalah dengan
melakukan cangkok pada mata. Penyakit ini salah satu jenis penyakit pada
mata yang cukup berbahaya bagi para penderitanya.

12. Buta Warna


Buta warna terjadi ketika para penderitanya tidak dapat lagi membedakan
berbagai warna yang ada di sekelilingnya. Biasanya warna yang dapat di
lihat adalah hitam, abu abu dan putih. Penyakit ini umumnya adalah jenis
penyakit keturunan.

13. Presbiopi
Menyebabkan seseorang tidak dapat melihat benda dekat ataupun benda
jauh, umumnya terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut. Presbiopi
biasanya ditangani dengan memberikan kaca mata yang terdapat lensa plus
dan lensa minus pada setiap bagiannya.

14. Iridosiklitis Akut


Penyakit ini berasal dari kuman gigi yang merambat ke bagian mata, tanda
awal terkena iridosiklitis akut adalah mata yang memerah namun tidak
mengeluarkan kotoran. Gejala yang terasa adalah penderita akan mengalami
pengelihatan seperti ada bintik bintik hitam berterbangan. Jika di obati
dengan dengan cepat, maka dapat sembuh total. Namun jika terlambat di
obati penyakit ini dapat menyebabkan penglihatan menjadi rabun dan
bahkan kebutaan.

Berbagai jenis penyakit mata memang harus dihindari dan dicegah. Penyakit
mata yang berhubungan dengan sistem kekebalan juga harus diantisipasi
dengan mengobati penyakit itu sendiri. Jadi, mari menjaga kesehatan mata
dengan langkah yang paling sehat untuk mata.
Mata adalah organ penglihatan manusia, menjalankan fungsinya dengan menangkap cahaya dan
meneruskannya kepada ‘layar’ retina di ujung belakang kelopak mata, dimana terkumpul juluran saraf
penglihatan yang disebut saraf optik. Bagian terluar bola mata adalah lapisan selaput bernama
kornea. Cahaya akan masuk ke dalam mata melewati lubang kecil yang bernama pupil. Kecil dan
besarnya ukuran pupil ini diatur oleh otot-otot halus yang dapat berkontraksi dan berelaksasi yang
disebut dengan iris, bagian ini jugalah yang memberikan warna pada bola mata manusia, seperti
hitam, coklat, hingga biru dan hijau.
ads

Setelah masuk ke dalam lubang, cahaya akan dibiaskan oleh lensa mata yang berbentuk cembung.
Tujuannya adalah agar cahaya yang masuk dari luar dapat berpotongan secara tepat pada retina
mata, untuk menghasilkan visualisasi penglihatan yang jelas dan tajam. Setelah dibiaskan oleh lensa,
cahaya akan melewati ‘badan bola mata’, yang bernama vitreous humor, memiliki konsistensi hampir
seperti jeli.

Setelah itu, baru cahaya akan sampai pada retina, dan juluran-juluran saraf pada lapisan ini akan
meneruskan informasi visual ke otak. Otak kita akan memproses informasi yang datang dan
menciptakan persepsi tentang benda apa yang kita lihat, bagaimana warnanya, dan sebagainya.
Sehingga, agar memiliki visualisasi yang baik, maka cahaya harus mampu melewati seluruh bagian
ini dengan baik, tidak boleh ada kelainan atau kerusakan di salah satu bagiannya.

Secara umum, jenis-jenis penyakit mata dibagi ke dalam lima golongan, untuk memudahkan dokter
melakukan diagnosis kerja. Empat golongan tersebut adalah:

1. Penyakit kelopak mata


2. Mata merah dengan penglihatan normal
3. Mata merah dengan penglihatan turun mendadak
4. Mata tenang dengan penglihatan turun mendadak
5. Mata tenang dengan penglihatan turun perlahan

Penyakit Kelopak Mata


1. Blefaritis

Blefaritis adalah istilah medis untuk radang pada kelopak


mata. Gejala yang akan muncul adalah kelopak mata yang merah, bengkak, terasa sakit, serta keluar
cairan lengket dari mata. Penderita akan merasa sulit membuka matanya. Blefaritis disebabkan oleh
infeksi atau alergi yang terjadi secara kronis (dalam jangka waktu yang sangat lama, mencapai bulan
atau bahkan tahunan).

Infeksi yang menimbulkan blefaritis paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus,
Pneumococcus, serta Pseudomonas. Blefaritis yang diakibatkan oleh alergi dapat dipicu oleh kontak
kronis dengan asap, debu, bahan kimia yang bersifat iritatif, serta bahan kosmetik. Oleh karena itu,
kita perlu hati-hati apabila akan mengaplikasikan bahan kimia pada kulit. Pilih produk yang aman, dan
segera hentikan apabila terdapat gejala iritasi seperti gatal, rasa panas, dan kemerahan.

Selain bakteri dan alergi, blefaritis juga dapat diakibatkan oleh infeksi parasit kutu, yang
bernama Demodex folliculorum. Kutu ini tinggal didalam folikel-folikel rambut (bulu mata), sehingga
menimbulkan gejala yang khas pada bulu mata. Bulu mata akan mengalami hiperkeratinisasi
(mengeras dan terlihat sangat kotor), terlihat tidak teratur seperti bulu mata pada umumnya, hingga
menyebabkan kebotakan bulu mata.

Blefaritis akibat infeksi bakteri, diobati dengan antibiotik topikal (berupa salep). Sebelumnya, kelopak
mata akan dicuci terlebih dahulu dengan cairan fisiologis (NaCl 0,95%). Brefaritis alergi ditangani
dengan menghentikan kontak dengan bahan iritan, serta akan diberikan obat anti-alergi. Khusus
untuk blefaritis akibat D. folliculorum, bulu mata harus dicabut semua terlebih dahulu, kelopak
dibersihkan dengan cairan fisiologis, dan diberikan obat antibiotik oral (diminum), seperti tetrasiklin.

Baca juga: Penyakit Mata yang Menular.

2. Hordeolum

Hordeolum adalah istilah klinis yang lebih sering dikenal


sebagai “bintitan”. Hordeolum sejatinya adalah kondisi peradangan kelenjar yang bernama Zeiss,
Moll, atau Meibom, yang terletak di dalam kelopak mata. Ketiga kelenjar ini berfungsi untuk
memproduksi cairan “minyak” atau lipid dan keringat yang berfungsi sebagai pelumas kulit kelopak
mata.

Peradangan pada salah satu kelenjar kelopak mata tersebut menimbulkan gejala bengkak pada
kelopak mata, kemerahan, rasa sakit, rasa kelilipan, dan terkadang disertai rasa panas dan gatal.
Agen infeksi yang biasanya menyebabkan penyakit ini adalah bakteri dari kelompok Staphylococcus
sp. Infeksi hordeolum ini bersifat supuratif, artinya mengeluarkan nanah, berada dibalik benjolan
bintitan ini.

Pada sebagian kasus, hordeolum bersifat sangat ringan dan dapat sembuh sendiri, dengan higienitas
yang dijaga baik. Untuk mempercepat meredanya peradangan, dapat dibantu dengan mengompres
kelopak mata dengan air hangat, 3 kali sehari.

Namun pada beberapa hordeolum yang terlanjur memberat, benjolan dapat bersifat sangat besar,
hingga penderita sangat sulit membuka matanya. Nanah juga dapat keluar dari pangkal bulu mata.
Pada kasus berat ini, terkadang diperlukan pengangkatan bulu mata untuk drainase nanah, dibantu
juga dengan melakukan kompres hangat selama 10 hari.

Pada kasus biasa, pengobatan dapat diberikan dengan mengoleskan antibiotik salep kloramfenikol di
bagian benjolan. Pada kasus dimana benjolannya cukup berat, Dokter dapat merekomendasikan
antibiotik oral yang bekerja sistemik (seluruh tubuh), seperti amoksisilin dan ciprofloxacin.

Baca juga: Penyakit Mata Chalazion.

Mata Merah dengan Penglihatan Normal


3. Konjungtivitis Bakteri
Berdasarkan namanya, penyakit ini berarti peradangan pada
konjungtiva, lapisan selaput lendir yang menutupi bagian depan bola mata dan bagian belakang
kelopak mata. Konjungtiva inilah yang orang akan lihat sebagai warna putih pada bola mata. Dibagian
agak ke tengah, konjungtiva akan berbatasan dengan kornea, sebagai selaput lendir pelindung pupil
dan iris.

Gejala klinis yang muncul pada konjungtivitis adalah mata merah akibat pelebaran pembuluh-
pembuluh darah mata, rasa seperti adanya benda asing pada mata, serta keluar cairan (sekret) dari
mata. Yang membedakan konjungtivitis bakteri dengan agen penyebab lainnya adalah sekret yang
keluar ini bersifat purulen, dimana cairan bersifat kental, berwarna putih kekuningan, serta lengket.
Hal ini lah yang sering dikatakan awam sebagai “belekan“.

Konjungtivitis bakteri dapat disebabkan golongan Streptococcus, Corynebacterium diphterica,


Pseudomonas, Neisseria, dan Haemophilus sp. Oleh karena itu, obat yang diberikan adalah dari
golongan antibiotik, diantaranya yaitu kloramfenikol, eritromisin, basitrasin, dan sulfa. Antibiotik dapat
diberikan dalam bentuk tetes mata setiap jam, atau salep mata dioleskan ke permukaan bola mata
dengan frekuensi 4 hingga 5 kali sehari. Instruksi dokter dalam penggunaan obat ini sangat penting
untuk diperhatikan dan diikuti sebagaimana mestinya.
Sponsors Link

4. Konjungtivitis Virus

Peradangan konjungtiva ini disebabkan oleh infeksi virus.


Bedanya dengan infeksi bakteri, gejala konjungtivitis ini mengeluarkan air mata yang banyak (mata
berair), tidak seperti infeksi bakteri yang banyak mengeluarkan sekret lengket. Pada pemeriksaan lab
usapan mata, ditemukan banyak sel-sel limfosit. Jenis dan penanganan konjungtivitis ini sangat
tergantung dari agen penyebabnya. Diantara jenis konjungtivitis virus adalah:

 Demam faringokonjungtivitis

Ditemukan kedua mata merah berair disertai demam dan radang tenggorokan. Penyakit ini
disebabkan oleh adenovirus tipe 3, 4, dan 7, dapat menular cepat terutama pada anak-anak di
sekolah yang disebarkan melalui droplet dan lewat kolam renang. Pengobatan yang diberikan
diantaranya obat penurun demam (misal parasetamol) dan steroid topikal untuk meredakan
peradangan.

 Konjungtivitis herpetik

Umumnya dimulai dengan munculnya benjolan berupa bintik-bintik kecil, dan infeksinya biasanya
hanya mengenai salah satu mata saja. Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi virus Herpes simplex atau
herpes zoster, sehingga harus diobati dengan obat antivirus, seperti asiklovir. Perlu pemeriksaan
mikrobiologi untuk menegakkan diagnosis penyakit ini.

Baca juga: Jenis Penyakit Mata pada Anak.

5. Konjungtivitis Alergi

Berbeda dengan konjungtivitia diatas, radang konjungtiva


tipe ini diakibatkan oleh agen non-infeksius. Reaksi alergi dapat terjadi secara cepat, atau timbul
beberapa lama setelah paparan alergen, seperti reaksi alergi terhadap obat dan zat toksik. Karena
namanya alergi, maka tiap orang memiliki kerentanan yang berbeda-beda akan penyakit ini. Ini terjadi
karena reaksi antibodi tubuh penderita berlebihan terhadap zat asing.

Gejala yang dialami diantaranya adalah mata merah, terasa panas dan bengkak, gatal, dan
terkadang silau. Karena respon masing-masing individu berbeda-beda, maka gejala yang dialami
penderita pun dapat berbeda-beda, dari ringan hingga berat.

Pada beberapa kasus, seperti pada konjungtivitis vernal, pada bagian dalam kelopak mata dapat
muncul pertumbuhan seperti daging kecil, yang disebut papil. Ini akan menimbulkan rasa berat, dan
mengganggu penglihatan. Konjungtivitis vernal terjadi secara berulang kali (kambuhan) dan terjadi
pada kedua mata.

Pengobatan konjungtivitis alergi sangat bergantung dengan penyebab dan beratnya gejala yang
dialami penderita. Pertama, tentunya harus mencegah kontak dengan alergen. Obat yang dapat
diberikan adalah astringen (mengecilkan jaringan), dan steroid (anti-radang) topikal dosis rendah.

Baca juga: Alergi Mata pada Anak.

6. Perdarahan Sub-Konjungtiva

Penyakit mata ini diakibatkan oleh ruptur atau rusaknya


pembuluh darah yang terdapat di bagian bawah lapisan konjungtiva. Hal ini diakibatkan pembuluh
darah yang rapuh, yang terjadi pada penderita hipertensi, dan arteriosklerosis (dimana dinding
pembuluh menjadi kaku akibat kadar kolesterol tubuh yang tinggi). Trauma kecil seperti menggosok
mata akan memicu rusaknya pembuluh darah ini. Biasanya, kelompok yang rentan akan penyakit ini
adalah orang lanjut usia.

Tanda yang timbul adalah bagian putih mata yang tiba-tiba seperti terwarnai oleh merahnya darah,
ukurannya bisa kecil maupun besar. Penderita juga akan merasakan ada sesuatu mengganjal,
namun tidak nyeri. Karena warna merah ini, orang biasanya takut dan langsung ke dokter. Namun,
tidak ada penanganan khusus yang diperlukan. Cara meredakannya adalah dengan mengkompres
hangat sehingga perdarahan dapat diserap masuk kembali ke pembuluh darah. Gejala akan hilang
dalam waktu 1-2 minggu, sebelumnya warna merah akan berubah kehitaman terlebih dahulu seperti
pada luka biasa.

7. Pterigium

Pterigium jaringan degeneratif fibrovaskular yang biasanya


tumbuh dari ujung sebelah dalam dari mata (bagian yang dekat dengan hidung), dan mengarah ke
bagian iris mata. Fibrovaskular artinya jaringan pembuluh darah yang mengalami pengerasan karena
menjadi “jaringan parut” (fibrosis), diakibatkan oleh proses radang kronik. Pterigium disebut juga
“winglike”, karena bentuknya yang mirip sayap tipis berwarna putih halus.

Penyebab pasti dari kelainan ini belum diketahui secara pasti, namun diduga dipicu oleh iritasi kronik
(dalam jangka waktu yang lama) akibat debu, cahaya matahari, maupun udara yang panas. Penderita
biasanya tidak merasakan gejala sakit yang berarti, mungkin hanya berupa mata yang agak
kemerahan. Penglihatan secara umum tidak terganggu.

Pengobatan pterigium tergantung dengan gejala yang dialami pasien. Untuk mencegah makin
parahnya pterigium, lindungi mata dari debu, sinar matahari dan udara kering dengan kacamata.
Apabila radang kemerahan sudah cukup mengganggu, dokter dapat memberikan obat steroid atau
dekongestan. Untuk menghilangkan pterigium secara total harus dilakukan tindakan bedah, biasanya
ketika pterigium sudah mengganggu penglihatan dan untuk mengurangi risiko kekambuhan.

Baca juga: Manfaat Buah Bit untuk Mata.

Mata Merah Penglihatan Menurun


8. Keratitis Bakteri

Jenis-jenis penyakit mata selanjutnya adalah keratitis.


Keratitis memiliki arti peradangan lapisan kornea. Gejala keratitis bakteri yang timbul adalah mata
merah yang terasa sakit, berat, dan mengeluarkan cairan lengket (belekan) sehingga terkesan kotor.
Setiap bangun tidur pagi penderita akan mengeluhkan kelopak mata yang sulit terbuka.

Karena kornea berfungsi untuk melindungi pupil tempat lewatnya cahaya masuk, maka radang pada
lapisan ini akan menyebabkan mata silau (karena cahaya berpendar ketika memasuki kornea),
disertai penglihatan berkurang. Keratitis umumnya disertai dengan konjungtivitis.
Sponsors Link

Agen bakteri penyebabnya bermacam-macam, dari Staphylococcus, Pseudomonas, Haemophilus,


Streptococcus, dan golongan Enterobacteriacea. Pemicu infeksi ini adalah higienitas yang kurang
terjaga, trauma seperti masuknya benda asing, dan pemakaian contact lens berkepanjangan dan
kurang dijaganya kebersihan dari contact lens tersebut.

Pengobatan keratitis bakteri tentunya dengan antibiotik, yang tergantung dengan jenis bakteri
penyebabnya. Untuk bakteri golongan gram (-) dapat diberikan ceftriaxone, moxifloxacin, caftazidime,
atau floroquinolone. Sedangkan bakteri gram (+) dapat diberikan cefazoline, vancomycine, atau
moxifloxacine.

Baca juga: Ciri-ciri Mata Belekan.

9. Keratitis Jamur dan Parasit Acanthamoeba

Gejala kedua jenis infeksi ini biasanya terasa lebih nyeri dan
berair dibandingkan infeksi bakteri, namun lebih jarang terjadi. Dokter akan curiga dengan infeksi
jenis ini apabila terdapat faktor pemicu yang spesifik.

Untuk infeksi jamur, faktor risiko yang paling sering menjadi pemicu adalah kelilipan mata oleh bagian
tumbuh-tumbuhan, misalnya saat berladang. Jenis jamur yang menjadi penyebab diantaranya adalah
Fusarium, Candida, dan Aspergillus. Untuk mengetahui pasti, dokter akan melakukan usapan kornea
dan dilakukan pemeriksaan mikroskop dengan KOH 10%. Obat yang diberikan adalah anti-jamur,
seperti ketokonazol, amfoterisin B, nistatin, atau golongan azol lainnya.

Sedangkan parasit Acanthamoeba seringkali menyebabkan keratitis pada pemakai lensa kontak.
Acanthamoeba merupakan parasit yang senang hidup di tanah dan air, baik bersih maupun kotor.
Sehingga, dapat masuk ketika membersihkan lensa kontak dengan air yang tidak steril, atau
menggunakan lensa kontak ketika berenang.

Pengobatan infeksi ini cukup sulit. Pertama-tama harus dilakukan ‘kerokan’ pada kornea yang
terinfeksi agar membuang parasit Acanthamoeba. Kemudian, diberikan obat polyhexamethylene
biguanide atau klorhexidine digluconate, yang berfungsi sebagai anti-amoeba.

10. Keratitis Dendritik

Keratitis ini dinamakan ‘dendritik’ karena tanda yang


ditimbulkannya pada bagian tengah mata, berupa juluran-juluran garis berwarna kehijauan hingga
ungu, dan membentuk cabang. Penyakit ini diakibatkan oleh virus, yaitu Herpes simplex. Gejala yang
timbul hampir sama dengan keratitis lain, dimana mata terasa silau, rasa kelilipan, tajam penglihatan
menurun, dan fotofobia (tidak nyaman melihat sinar).

Pada awalnya, gejalanya cukup ringan, sehingga penderita banyak yang terlambat untuk
berkonsultasi. Namun, apabila dibiarkan infeksi akan merambah ke bagian mata yang lebih dalam,
sehingga menimbulkan komplikasi serius. Pengobatan keratitis herpetik ini adalah dengan antivirus
asiklovir dan agen sikloplegik (obat untuk melebarkan pupil.
Baca juga: Penyebab Kebutaan Mata.

11. Tukak (Ulkus) Kornea

Tukak atau ulkus merupakan luka pada jaringan permukaan,


dimana sebagian jaringan mengalami kematian (nekrosis) dan hilang, membentuk cekungan, dalam
hal ini terjadi pada kornea. Akibat luka ini, terjadi peradangan yang cukup hebat, sehingga mata
sangat merah dan pada bagian tengah mata (kornea) terbentuk jaringan ikat berwarna putih. Ulkus ini
berwarna putih keabu-abuan hingga kekuningan, tergantung penyebabnya. Akibatnya, penglihatan
penderita sangat terganggu, merasa silau dan fotofobia, serta nyeri dan terdapat sensasi adanya
benda asing pada mata.

Ulkus ini terletak dibagian tengah kornea, hampir selalu diakibatkan oleh infeksi, baik bakteri, jamur,
virus seperti herpes, ataupun Acanthamoeba. Oleh karenanya, sebenarnya ulkus kornea ini
merupakan komplikasi (penyakit lanjutan) dari keratitis apabila tidak ditangani secara tuntas.

Pengobatan ulkus sangat tergantung oleh agen penyebabnya, sehingga sangat penting dilakukan
pemeriksaan mikrobiologi laboratorium. Sebelum hasil lab keluar, dapat diberikan antibiotik spektrum
luas seperti florokuinolon. Obat antibiotik, antivirus maupun anti jamur dapat diberikan dalam
kemasan salep mata.

Cara menggunakan salep mata ini dengan mengaplikasikannya pada bagian dalam kelopak mata ,
kemudian menutup mata dan menggerakkan bola mata ke segala arah. Pemakaian salep mata
sangatlah tidak nyaman, sehingga biasanya digunakan sebelum tidur. Namun, obat inilah yang paling
efektif dibandingkan oral atau tetes mata.

Baca juga: Mata Bengkak Pada Anak.

12. Uveitis Akut

Uveitis adalah penyakit peradangan pada bagian dalam bola


mata, tepatnya pada uvea. Sedangkan akut berarti terjadi dalam onset waktu yang cepat. Uvea
sendiri merupakan gabungan dari beberapa struktur mata, yaitu iris, badan silier (bagian yang
menggantung lensa mata), koroid (salah satu lapisan pelindung mata, strukturnya berada dibagian
luar dari retina)

Uveitis paling sering terjadi pada bagian depan (sehingga disebut uveitis anterior), biasanya terjadi
hanya pada salah satu mata. Gejala yang timbul berupa mata merah berair dengan penglihatan
menurun, serta fotofobia dan sakit ringan. Ketika dilakukan pemeriksaan, didapatkan tekanan bola
mata meningkat.
Penyebab uveitis tidak dapat disimpulkan berdasarkan gejala dan tanda klinis saja. Berbagai faktor
risiko dapat memicu uveitis, seperti infeksi, trauma, penyakit autoimun, atau penyebab lainnya yang
belum dapat diidentifikasi secara pasti. Namun, mekanisme yang mendasari uveitis sebagian besar
adalah reaksi hipersensitivitas imun (artinya imun yang bereaksi secara hiperaktif).

Pengobatan uveitis dapat diberikan steroid (anti-inflamasi) salep atau tetes mata, namun demikian
penggunaannya harus hati-hati dan sesuai indikasi. Steroid tidak dianjurkan diberikan untuk herpes
simpleks atau herpes zoster. Selain itu, dapat diberikan agen midriatikum (memperbesar pupil).

Baca juga: Penyakit Mata Akibat Radiasi Hp.

13. Endoftalmitis

Endoftalmitis juga merupakan peradangan yang terjadi di


dalam bola mata, namun lebih luas dan lebih berat dibandingkan dengan uveitis. Selain itu,
endoftalmitis juga merupakan peradangan yang supuratif (menghasilkan nanah), terjadi baik di
segmen depan ataupun belakang bola mata.

Penyebab endoftalmitis adalah bakteri atau jamur, didapatkan dari luar (eksogen) maupun dari dalam
(endogen). Pada endoftalmitis eksogen, biasanya merupakan komplikasi dari keratitis dan ulkus
kornea, sehingga patogen masuk hingga menembus kedalam bola mata. Sedangkan pada
endoftalmitis endogen, bakteri atau jamur berasal dari dalam darah, yang bersirkulasi hingga sampai
ke pembuluh darah dalam mata dan menyebabkan infeksi berat. Hal ini dapat terjadi apabila
penderita sudah mengalami ‘sepsis’.

Endoftalmitis memerlukan pengobatan topikal dan oral (yang bersifat sistemik), seperti ampisilin dan
kloramfenikol. Selain itu, terkadang diperlukan antibiotik tambahan lain sesuai dengan agen definitif
penyebab endoftalmitis, tentunya berdasarkan pemeriksaan lab mikrobiologi. Sesuai indikasi dokter,
endoftalmitis juga dapat memerlukan antibiotik yang disuntikkan langsung ke dalam bola mata.

Baca juga: Cara Mengobati Sakit Mata dengan Cepat.

Mata Tenang Penglihatan Turun Perlahan


14. Miopia dan Hipermetropia
Kedua kelainan ini termasuk dalam kelainan refraksi.
Refraksi adalah istilah dimana cahaya dibelokkan sepanjang jalur penglihatan, mulai dari kornea
hingga berakhir di lapisan retina.

Cahaya perlu di refraksikan dengan baik agar berpotongan tepat di lapisan retina ini, tempat
berkumpulnya saraf optik, agar penglihatan kita jelas dan tajam. Kelainan media refraksi mata
menyebabkan penglihatan kabur.

Miopia: disebut juga rabun jauh, penglihatan akan kabur dan buram apabila melihat objek yang
terletak jauh dari mata. Hal ini diakibatkan bentuk bola mata yang lebih panjang dari seharusnya,
sehingga cahaya jatuh di depan retina.

Hipermetropia: disebut rabun dekat, penglihatan


kabur dan buram apabila melihat objek yang terletak dekat dari mata, seperti membaca. Hal ini
karena bentuk bola mata yang lebih pendek dari seharusnya, sehingga cahaya jatuh di belakang
retina.
Kedua kelainan ini dapat ditangani dengan menggunakan kacamata. Miopia menggunakan kacamata
lensa negatif (cekung), sedangkan hipermetropia lensa positif (cembung). Penderita yang mengalami
miopia atau hipermetropia sangat berat dapat melakukan operasi untuk menyembuhkan kelainan ini.

Baca juga: Penyakit Mata Hipermetropi.


ads

15. Presbiopi
Berbeda dengan miopia atau hipermetropia, presbiopia
adalah kelainan refraksi yang diakibatkan oleh melemahnya kelenturan lensa mata untuk mengatur
kecembungannya. Penyakit ini berhubungan dengan proses penuaan.

Oleh karenanya, lansia penderita presbiopia akan mengalami pandangan kabur baik melihat objek
yang jauh ataupun yang dekat. Maka dari itu, penanganan presbiopia adalah dengan menggunakan
kacamata lensa ganda (bagian cekung untuk melihat jauh, bagian cembung untuk melihat dekat dan
membaca).

16. Astigmatisma

Kelainan refraksi ini lebih dikenal awam dengan istilah


penyakit “silinder”, sesuai dengan jenis lensa yang digunakan untuk mengkoreksi kelainan mata.
Astigmatisma sebenarnya adalah kondisi dimana cahaya memiliki lebih dari satu titik fokus, sehingga
baik penglihatan jarak dekat maupun jarak jauh, penglihatan akan terasa buram.

Hal ini diakibatkan oleh tidak idealnya bentuk dari kornea, dapat berupa permukaan yang tidak rata
atau kelengkungan kornea yang menyerupai bola American football. Karena permasalahan
astigmatisma terletak pada struktur kornea, maka diperlukan lensa untuk mengatur cahaya masuk ke
mata secara merata, hingga akhirnya membentuk hanya 1 fokus saja, yaitu dengan lensa yang
berbentuk silindris (tabung).

Baca juga: Penyakit Mata Astigmatisma.

17. Katarak

Katarak didefinisikan sebagai penyakit kekeruhan lensa


mata. Kekeruhan ini dapat terjadi karena banyak faktor penyebab, dan berjalan progresif. Secara
umum, katarak diderita oleh orang lanjut usia, akibat proses degeneratif pada protein-protein lensa
mata yang menyebabkan lensa kehilangan kejernihannya.

Beberapa faktor pemicu katarak adalah:


 Diabetes
 Uveitis dan endoftalmus
 Trauma mata
 Pajanan sinar UV terus menerus
 Riwayat keluarga katarak
 Trauma pada mata (termasuk pembedahan intra-okular dapat menjadi faktor risiko)

Gejala yang dialami penderita adalah gangguan pada penglihatan, dimana akan terlihat kabur,
pandangan seperti berkabut/berasap, merasa silau, melihat ada bayangan disekitar suatu sinar, dan
penglihatan ganda. Apabila sudah sangat mengganggu penglihatan, katarak dapat diobati dengan
tindakan pembedahan lensa mata.

Baca juga: Penyakit Mata Akibat Diabetes.

18. Glaukoma

Diagnosis glaukoma ditegakkan dengan memeriksa tekanan


bola mata, funduskopi (memeriksa keadaan saraf optik di bagian belakang bola mata dengan suatu
alat) dan pemeriksaan lapang pandang. Glaukoma didefinisikan sebagai kerusakan saraf optikus
pada retina, yang menyebabkan lapang pandang penderita menyempit (bedakan dengan penglihatan
buram). Akibatnya, penderita akan sering tersandung, karena lapang pandang bagian bawah sudah
menyempit (tidak mampu melihat bagian bawah).

Faktor risiko utama penyakit ini adalah tingginya tekanan bola mata, dimana kondisi ini akan
memberikan tekanan yang besar ke arah belakang bola mata, tempat berada saraf optik, secara
terus-menerus. Ini menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Tekanan bola mata dipengaruhi oleh
produksi cairan aqueous humor yang terus menerus dihasilkan mata, serta aliran dan drainasenya.

Prinsip pengobatan glaukoma adalah bertujuan untuk menurunkan tekanan bola mata. Hal itu dapat
dicapai dengan:

 Menurunkan produksi cairan aqueous


 Memfasilitasi aliran dan drainase cairan aqueous agar cepat masuk ke pembuluh darah
 Memperkecil ukuran badan bola mata (vitreous humour)

Ketiga prinsip pengobatan ini dapat dicapai dengan obat dan operasi, tergantung penyebab dan
tingkat keparahan glaukoma, serta penilaian dokter.

19. Retinopati
Retinopati adalah penyakit pada retina dimana terjadi
penurunan fungsi dan kematian jaringan, sehingga penglihatan penderita akan menurun secara
progresif, dan lama-kelamaan dapat menyebabkan kebutaan. Penderita mengeluh pandangan makin
kabur , sehingga terkadang terus menerus berganti lensa kacamata. Padahal, ternyata masalah
terletak pada retina.

Kematian jaringan retina ini merupakan komplikasi dari berbagai penyakit:

 Anemia
 Diabetes melitus
 Hipotensi (tekanan darah terlalu rendah
 Hipertensi (tekanan darh terlalu tinggi)
 Retinopati leukemia

Karena penyebabnya berbeda-beda, maka pengobatan kausanya adalah sesuai dengan kasus
penderita. Selain itu, pengobatan pada retina dengan tindakan bedah menggunakan laser
(fotokoagulasi).

Baca juga: Manfaat Buah Rimbang untuk Mata.

Mata Tenang Penglihatan Turun


Mendadak
20. Neuritis Optik

Jenis-jenis penyakit mata selanjutnya adalah neuritis optik.


Dari namanya, penyakit ini berarti peradangan pada saraf optik. Akibat peradangan ini, jaringan saraf
mengalami sklerosis (terbentuk jaringan ikat), sehingga penderita mengalami kehilangan penglihatan
dalam beberapa jam hingga hari. Dapat mengenai satu mata atau bilateral.

Penyebab neuritis juga bermacam-macam, diantaranya infeksi rubella, jamur Cryptococcosis,


tuberculosis di luar paru, parotitis (penyakit gondong), sifilis, dan autoimun. Namun, perlu diingat tidak
semua pasien yang menderita penyakit ini, praktis akan menderita neuritis juga. Masing-masing
tergantung kondisi tubuh dan kerentanan penderita. Pengobatan definitif neuritis tentunya tergantung
pemeriksaan lebih lanjut akan kausa penyakit. Dapat diberikan juga obat steroid untuk meredakan
gejala radang.
21. Ablasio Retina

Retinal detachment atau ablasio retina adalah kondisi


dimana terlepasnya sel sensoris retina dari lapisan dasarnya, yang disebut retinal pigment
epithelium. Sel sensoris ini fungsinya adalah untuk menangkap cahaya yang masuk ke retina, terdiri
dari sel kerucut (memproses warna merah-hijau-biru) dan sel batang (memproses warna hitam putih).

Pada kasus ini, ketika melihat penderita akan merasa ada benda kecil beterbangan, disusul dengan
kilat, dan diikuti penurunan penglihatan secara tiba-tiba. Pengobatan harus dilakukan sesegera
mungkin, yaitu dengan pembedahan.

Baca juga: Penyakit Mata Ablasio.

22. Oklusi Vena dan Arteri Vena

Retina adalah jaringan hidup juga, perlu asupan nutrisi dan


oksigen seperti jaringan tubuh lainnya. Oleh karena itu, retina juga dilengkapi oleh pembuluh darah
arteri dan vena. Namun pada penyakit ini, terjadi sumbatan salah satu pembuluh darah. Penderita
akan merasakan penurunan penglihatan, tanpa mata merah atau produksi sekret.

Penyebab sumbatan pembuluh darah diantaranya adalah hipertensi dan arteriosklerosis (dinding
pembuluh darah tebal dan kaku akibat timbunan lemak, pada penderika kolestrol tinggi). Pengobatan
kausa adalah dengan mengontrol hipertensi dan kadar kolestrol. Sedangkan pengobatan untuk
penglihatan dilakukan dengan laser fotokoagulasi. Ada beberapa obat lain yang perlu disuntikkan
kedalam bola mata.
1. Miopi

miopi

Miopi atau dikenal dengan rabun jauh, pada penyakit ini penderita tidak
dapat melihat benda-benda yang jauh, hal ini dikarenakan mata tidak dapat
dapat menampung cahaya tepat retina. Bentuk bola mata yang berubah
menjadi panjang menyebabkan cahaya dari benda jatuh depan retina. Cara
penanggulangannya memakai kacamata negatif untuk membantu pantulan
bayangan jatuh kepada retina. Faktor terjadinya penyakit miopi bisa jadi
karena keturunan, dan seseorang yang sering berada depan komputer dengan
jangka waktu yang lama cenderung mengalami miopi.

2. Presbiopi

presbiopi

Presbiopi (mata tua) adalah penyakit mata yang tidak dapat melihat benda-
benda yang berjarak dekat maupun jauh. Hal ini dikarenakan lensa yang tidak
bisa memipih dan mencembung. Hal ini dapat ditolong dengan penggunaan
kacamata yang berlensa rangkap. Biasanya dengan makin bertambahnya
umur, maka tingkat kesukaran mata makin tinggi.
3. Buta warna

pengobatan buta warna

Buta warna adalah istilah kepada seseorang yang tidak bisa membedakan
warna 1 dengan yang lain. Penyakit buta warna biasanya diderita karena
faktor genetis, penyakit ini ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk
menangkap pantulan warna. Buta warna terjadi karena retina pada mata yang
terdiri dari sel batang dan sel kerucut tidak peka terhadap cahaya.

4. Rabun senja

rabun senja

Rabun senja adalah ketidakmampuan melihat dengan baik pada malam hari
atau jika kekurangan sumber pencahayaan. Pada umumnya, rabun senja
terjadi karena sel-sel batang yang ada pada retina tidak dapat merespon
cahaya yang masuk. Orang yang sedang dalam pengobatan Gleukoma
biasanya mengalami rabun senja, hal ini karena mengecilnya pupil. Penyebab
rabun senja diantaranya kekurangan vit A atau tubuhnya tidak bisa menyerap
vit A yang terkandung dalam makanan, katarak, ketidakfungsian sel batang
pada retina, miopi atau hipermetropi juga dapat beresiko mengalami rabun
senja. Untuk pencegahan terjadinya penyakit ini tergantung dari tingkat
penyakitnya, untuk rabun jauh dan dekat bisa konsultasi kepada dokter, untuk
yang mengkonsumsi obat gleukoma bisa berhenti penggunaan obat dan
diganti dengan yang lain, perbanyak konsumsi vit A, dan bila katarak
segeralah dilakukan operasi katarak.
5. Konjungtivitis (menular)

Konjungtivitis

Konjungtivis adalah infeksi mata yang menular yang disebabkan oleh virus
konjungtiva. Konjungtiva adalah selaput mukosa yang menutupi bagian
warna putih mata. Penyakit ini sering ditemui pada anak-anak dan remaja,
ciri-cirinya pada awalnya mata akan terasa merah, bengkak dan gatal, walau
penyakit ini tidak termasuk serius, tetapi sangat mengganggu, karena mata
terasa ada yang mengganjal dan membesar, disertai keluarnya cairan bening
yang terus-terusan, walau penyakit ini menyerang 1 mata, biasanya 1 mata
yang lain ikut tertular. Penyakit yang cenderung disepelekan ini bila dibiarkan
lama akan merusak kornea mata, pengobatan secara cepat, bila terkena
penyakit ini putuskan berdiam diri di dalam kamar, atau memakai kacamata
hitam bila keluar, lakukan pengompresan dengan air dingin untuk
mengurangi rasa bengkak, dan bersihkan air bening dari mata dengna tisu,
oleskan dengan salep antibiotik atau tetes mata antibiotik untuk mata merah
tetapi jangan menggunakan tetes mata dan salep secara bersamaan, sering-
sering basuh mata dengan air.

6. Trakoma (menular)

trakoma

Infeksi mata yang berkembang biak di linkungan kotor atau daerah yang kotor
biasanya penyakit ini banyak diderita pada negara berkembang, infeksi ini
diakibatkan oleh virus Chlamydia trachomatis. Ciri-ciri gejalanya yaitu, mata
memerah, bengkak, kelopak mata membengkak, pembengkakan kelenjar
getah bening, mengeluarkan kotoran dari mata, dan kornea mata menjadi
keruh. Pencegahan timbulnya penyakit ini adalah tidak melakukan kontak
langsung dengan penderita trakoma karena penyakit ini menular, lingkungan
yang kotor dengan memakai kosmetik dan handuk secara bersama-sama.
7. Selulitis Orbitalis (SO)

Selulitis Orbitalis

Selulitis orbitalis mencangkup peradangan disekitar bola mata. Penyebab


terjadinya penyakit ini karena pemicu dari sinus, gigi dan aliran darah. Gejala-
gejala yang terlihat pada penderita penyakit ini adalah ruang lingkup
pergerakan bola mata yang terbatas, demam, bola mata yang membengkak
dan terlihat berwarna ungu atau merah, bila tidak ada penanganan secara
cepat maka penyakit ini akan mengalami kebutaan atau pembekuan otak, dan
infeksi otak.

8. Blefaritis

Blefaritis

Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata. Penyakit ini dikarenakan


peningkatan bakteri di dekat kelopak mata sehingga menimbulkan minyak
yang berlebihan didalam kelenjar kelopak mata. Gangguan yang terjadi karena
adanya bakteri, penyakit ini bisa terjadi juga karena infeksi staphylococcus
yang terjadi di kelopak mata, infeksi virus herpes simpleks, dan alergi. Gejala-
gejala yang ditimbulkan adalah seperti ada hal yang mengganjal dimata,
kelopak mata terasa merah, gatal dan panas. Mata mengeluarkan air dan
sensitif terhadap cahaya. Penyakit ini bila tidak segera ditanggulangi akan
terjadi kehilangan penglihatan, kerontokan bulu mata, dan kelopak mata sulit
dibuka. Lebih baik segera check dokter spesialis bila terjadi gejala awal
9. Dakrosistitis

Dakrosistitis

Dakrosistitis adalah infeksi pada kantung mata. Penyebabnya adalah


penyumbatan pada saluran mata dan hidung. Penyakit ini bisa terjadi tiba-
tiba dan dialami dalam waktu yang lama, umumnya infeksi ini ringan tetapi
terkadang terjadi infeksi berat, membentuk kumpulan nanah pada kulit,
infeksi yang berulang akan mengalami ketebalan dan membengkak pada
kantung mata karena tidak mengalirnya air mata pada hidung.

10. Ulkus Kornea (UK)

ulkus kornea

Ulkus kornea adalah luka yang terdapat pada lapisan kornea.


Terjadinya penyakit ini disebabkan karena mata kering, kekurangan vit A,
infeksi bakteri. Gejala yang diderita pada penderita ini adalah mata menjadi
merah, nyeri, seperti ada sesuatu dalam mata, gangguan penglihatan, gatal,
mata kotor, dan lain-lain.
Rabun Dekat (Hipermetropi)

Rabun Dekat, sumber : lombokita

Rabun dekat atau biasa disebut dengan Hipermetropi disebabkan karena lensa mata
yang terlalu pipih, jadi mata tidak dapat melihat benda dari jarak dekat dengan jelas.
Contohnya saja seseorang yang tidak mampu membaca secara jelas tulisan dari buku
atau majalah pada jarak dekat. Penglihatan orang yang mengalami rabun dekat bisa
diperbaiki dengan menggunakan kacamata berlensa cembung atau (+).

Rabun Tua
Rabun tua atau biasa disebut juga dengan Presbiopi. Yaitu sebuah kelainan pada mata
yang diderita oleh orang yang usianya sudah mulai lanjut atau melemah. Dampaknya
seseorang penderitanya ini tidak bisa melihat suatu benda, entah itu benda yang
letaknya dekat ataupun jauh. Solusi untuk penderita kelainan mata ini adalah dengan
menggunakan jenis kacamata dengan lensa rangkap atau kacamata positif dan negatif.

Rabun Senja
Kelainan pada mata selanjutnya yaitu rabun senja atau biasa disebut juga dengan
Hemerolopi. Kelainan ini memang terkesan langka dimana penderita tidak bisa melihat
suatu benda dengan jelas pada saat senja. Penyebab dari kelainan ini adalah
kurangnya vitamin A.

Buta Warna
Biasanya orang yang menderita buta warna tidak mampu membedakan warna satu
dengan warna yang lainnya. Dan penyakit satu ini memiliki sifat yang menurun ke
keturunan di bawahnya. Penyebabnya adalah ketidakmampuan sel-sel kerucut mata
menangkap suatu spektrum warna sehingga mata sulit untuk membedakan warna
tertentu .

Astigmatisma (Silinder)
Astigmatisma atau biasa disebut mata silinder merupakan kondisi penglihatan mata
menjadi kabur. Astigmatisma terjadi karena ada penyimpangan dalam pembentukan
bayangan pada lensa. Penglihatan penderita astigmatisma dapat ditolong dengan
kacamata berlensa silinder.
Glaukoma
Glaukoma merupakan penyakit gangguan pada saraf penglihatan akibat peningkatan
tekanan cairan mata. Peningkatan tekanan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain
tekanan darah tinggi, adanya sumbatan di saluran air mata, atau penggunaan obat-obat
jenis kortikosteroid. Kondisi ini harus diwaspadai karena umumnya pengidapnya tidak
mengalami gejala-gejala awal yang berarti.

Konjungtivitis
Kelainan mata yang biasa disebut dengan pink-eye ini adalah peradangan pada
konjungtiva, yaitu selaput tipis yang melapisi bola mata dan kelopak mata bagian dalam.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, hingga paparan asap rokok,
debu, atau sampo. Konjungtivitis pada orang dewasa umumnya tidak berbahaya selama
bisa ditangani secepatnya, tetapi bisa membahayakan kualitas penglihatan jika terjadi
pada bayi baru lahir.

Katarak
Katarak merupakan suatu kelainan mata dengan jenis berbeda-beda yang pada
umumnya dialami oleh lansia berusia 60 tahun ke atas. Kondisi ini biasa terjadi saat
terdapat penumpukan protein pada lensa mata sehingga menjadikan penglihatan
samar.Tumpukan protein ini dapat terjadi akibat proses penuaan, diabetes, paparan
sinar ultraviolet atau radiasi, obat-obatan seperti kortikosteroid dan diuretik, atau bisa
juga bawaan dari lahir. Operasi merupakan pilihan terapi bagi pasien katarak.

Anda mungkin juga menyukai