Anda di halaman 1dari 20

9 Contoh Konflik Sosial dalam Masyarakat

dan Cara Mengatasinya


Advertisement

Akhir-akhir ini konflik sosial di Indonesia semakin marak. Masyarakat menjadi begitu mudah
tersulut rasa amarah dan diprovokasi oleh pihak lain. Konflik sosial yang terjadi seringkali
disertai dengan kekerasan. Konflik sosial yang terjadi di tengah masyarakat merupakan salah
satu penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika dalam masyarakat, terkikisnya kearifan lokal,
institusi pendidikan yang tidak mengajarkan visi dunia pendidikan serta tidak maksimalnya
Negara dalam melindungi hak konstitusional warga Negara. Dampak akibat konflik sosial
dirasakan sangat menggangu Indonesia sebagai negara demokrasi.

Rumusan Konflik Sosial

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan
Konflik Sosial, yang dimaksud dengan konflik sosial atau konflik, adalah : “perseteruan
dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang
berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan
disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan
nasional”.

Macam-macam Konflik

Sebagai bentuk interaksi sosial, konflik dapat dibedakan ke dalam beberapa bagian, yaitu :

1. Konflik Individual – merupakan konflik yang terjadi karena ada benturan dua
kepentingan dari dua individu yang berbeda. Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki
keinginan dan kebutuhan yang berbeda.
Contoh : Seorang anak yang berebut mainan dengan kakaknya.
2. Konflik antarkelas sosial – Dikenal dengan konflik vertikal, merupakan konflik yang
terjadi karena adanya benturan kepentingan dan kebutuhan antara dua kelas sosial yang
berbeda.
Contoh : Demo buruh yang meminta kenaikan upah kepada pengusaha tempat ia bekerja.
3. Konflik antarkelompok sosial – Dikenal dengan konflik horizontal, merupakan konflik
yang terjadi karena ada benturan dua kepentingan dari dua kelompok sosial yang
berbeda.
Contoh : Kasus bentrok Lampung tahun 2012.
4. Konflik rasial – Konflik rasial terjadi karena ada benturan antara dua ras yang berbeda
mengenai suatu isu. Faktor pemicunya adalah timpangnya kondisi sosial ekonomi yang
memiliki dampak ketimpangan sosial di masyarakat. .
Contoh : kasus Timor Timur, DOM Aceh, Malari (SARA).
5. Konflik politik – Konflik politik timbul karena adanya kepentingan untuk meraih
kekuasaan dengan menumbangkan kekuasaan pemerintahan sebelumnya.
Contoh : tumbangnya Orde Lama oleh Orde Baru.
6. Konflik internasional – Konflik internasional terjadi karena adanya benturan antar Negara
yang berkaitan kepentingan masing-masing Negara.
Contoh : Sengketa Selat Ambalat antara Malaysia dan Indonesia

Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial

Berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik sosial adalah :

1. Perbedaan Pendirian. Perbedaan pendirian tak jarang menjadi penyebab timbulnya


konflik sosial. Dalam suatu masyarakat, seringkali terjadi perbedaan pendapat atau
perbedaan cara pandang akan sesuatu hal misalnya sikap politik. Tak jarang, perbedaan
sikap politik menjadi benih timbulnya konflik sosial dalam masyarakat.
2. Perbedaan keyakinan. Perbedaan keyakinan seringkali memicu konflik sosial dalam
masyarakat. Kini masyarakat semakin permisif terhadap penggunaan cara-cara kekerasan
guna menegakkan prinsip-prinsip agama yang dianut. Hal ini tidak hanya terjadi antar
pemeluk agama, namun sesama pemeluk agama juga tidak jarang mengalami hal ini.
3. Perbedaan kebudayaan. Kebudayaan yang berbeda antara kebudayaan setempat dan
kebudayaan dari luar wilayahnya juga memberikan kontribusi sebagai salah satu faktor
penyebab timbulnya konflik sosial.
4. Perbedaan kepentingan – Setiap orang memiliki kepentingan yang berbeda satu sama
lain. Perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat. Misalnya saja
demontrasi sopir taksi konvensional yang terjadi beberapa waktu yang lalu yang berakhir
dengan bentrokan. Mereka menolak keberadaan taksi berbasis online yang dianggap
mengambil penghasilan mereka.
5. Perubahan sosial – Konflik sosial dapat memicu adanya perubahan sosial, begitu juga
sebaliknya.

Contoh Konflik Sosial dalam Masyarakat


Sebagai Negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia tidak lepas dirundung berbagai
masalah terjadinya konflik sosial di antara masyarakat. Heterogenitas yang dimiliki sebagai salah
satu kelebihan Indonesia di mata dunia internasional dan penyebab terciptanya masyarakat
majemuk dan multikultural justru menjadi sumber konflik. Semakin lunturnya Bhinneka
Tunggal Ika, fungsi Pancasila sebagai dasar negara yang semakin memudar, serta tidak hadirnya
Negara dalam melindungi hak dan kewajiban warga negaranya ditengarai menjadi penyebab
maraknya konflik sosial akhir-akhir ini. (baca : Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD
1945)

Menilik data yang diperoleh dari laman Kesbangpol-Kementerian Dalam Negeri, konflik sosial
yang terjadi di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan isu/pola konflik, sumber konflik, dan
wilayah konflik.
1. Berdasarkan isu/pola konflik sosial. Pada rentang waktu 2013-2015 (pertengahan kuartal
Januari s/d April) telah terjadi total 201 kasus dengan rincian

 bentrok antar warga total berjumlah 85 kasus


 isu keamanan total berjumlah 45 kasus
 isu SARA total berjumlah 10 kasus
 konflik kesenjangan sosial total berjumlah 2 kasus
 konflik pada institusi pendidikan total berjumlah 3 kasus
 konflik ORMAS total berjumlah 10 kasus
 sengketa lahan total berjumlah 31 kasus
 ekses politik total berjumlah 15 kasus.

2. Berdasarkan sumber konflik. Merujuk pada ketentuan dalam UU No. 7/2012 pada tahun 2013-
2015 (pertengahan kuartal Januari s/d April) yang menjadi sumber terjadinya konflik adalah :

 permasalahan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya total berjumlah 159 kasus
 perseteruan SARA total berjumlah 9 kasus
 sengketa SDA/Lahan total berjumlah 33 kasus.

3. Berdasarkan pengelompokan wilayah/Provinsi. Wilayah terjadinya konflik sosial selama


pertengahan kuartal di tahun 2015 (Januari s/d April) didominasi oleh :

 Provinsi DKI Jakarta terjadi 5 peristiwa konflik


 Provinsi Jawa Timur terjadi 4 peristiwa konflik
 Provinsi Nusa Tenggara Barat terjadi 3 peristiwa konflik
 Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Selatan masing-masing terjadi 2 peristiwa
konflik, dan
 Provinsi Riau, Kepri, Jambi, Lampung, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi
Tengah, Maluku, Papua, dan Papua Barat masing-masing terjadi 1 peristiwa konflik.

Berikut beberapa contoh konflik sosial dalam masyarakat yang pernah terjadi di Indonesia yang
dirangkum dari pemberitaan beberapa media massa serta data dari BNPB.

1. Konflik Sosial yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012

Konflik ini terjadi pada tanggal 27 Oktober 2012 hingga 29 Oktober 2012. Yang menjadi
penyebab konflik adalah saat ada dua gadis yang berasal dari Desa Agom diganggu oleh
sekelompok pemuda yang berasal dari desa Balinuraga. Kedua gadis ini sedang naik sepeda
motor kemudian diganggu hingga kedua terjatuh dan mengalami luka-luka. Sontak kejadian ini
memicu amarah dari warga desa Agom. Mereka kemudian mendatangi Desa Balinuraga yang
mayoritas beretnis Bali dengan membawa sajam dan senjata. Bentrok pun tak terhindarkan
hingga menewaskan total 10 orang.

2. Konflik Sosial yang terjadi di Tolikara Tahun 2016


Konflik terjadi karena pembagian bantuan dana respek antar distrik yang dirasa tidak adil.
Konflik ini menimbulkan korban jiwa dan kehilangan harta benda. Selain itu, konflik juga
menyebabkan sebagian warga mengungsi dan terjadi penjarahan.

3. Konflik Sosial yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, NTT Tahun 2013

Konflik sosial yang terjadi pada tanggal 11 Mei 2013 di Desa Wulublolong dan Desa Lohayong
II Kecamatan Solor Timur Kabupaten Flores Timur Provinsi NTT. Penyebabnya adalah saling
rebut material yang berada di batas desa yang diklaim oleh kedua warga desa sebagai pemilik.
Konflik menimbulkan kerugian materi, korban jiwa serta sebagian warga mengungsi.

4. Konflik Sosial yang terjadi di Rembang, Jawa Tengah Tahun 2016

Merupakan konflik dalam bidang pertambangan. Terjadi antara Semen Indonesia dengan warga
masyarakat Pegunungan Kendeng, Rembang Jawa Tengah. Penyebabnya adalah berbagai
kejanggalan yang telah dilakukan oleh Semen Indonesia seperti masalah Amdal yang tidak
sesuai dan hak ekonomi.

5. Konflik Sosial yang terjadi di Kabupaten Sumbawa Besar, NTB Tahun 2013

Konflik sosial yang terjadi pada tanggal 23 Januari 2013 di Desa Seketeng, Kecamatan
Sumbawa, Kabupatan Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Konflik ini menyebabkan
banyak warga masyarakat yang mengungsi.

6. Konflik yang terjadi di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku

Konflik sosial yang terjadi di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Merupakan konflik yang sering terjadi dan berkelanjutan. Konflik menyebabkan kerugian materi.

7. Konflik sosial yang terjadi di Aceh Singkil, Tahun 2015

Aksi pembakaran beberapa gereja yang terjadi tanggal 13 Oktober 2015 di Aceh Singkil diawali
dengan demonstrasi yang dilakukan oleh remaja Muslim. Mereka menuntut pemerintah setempat
untuk melakukan pembongkaran terhadap sejumlah gereja yang dianggap tidak memiliki izin.
Karena tensi yang tinggi, sebanyak 600 orang kemudian memutuskan melakukan pembakaran
terhadap beberapa gereeja yang ada. Konflik ini mengakibatkan 1 orang tewas dan 4 orang luka-
luka.

8. Konflik sosial yang terjadi di Tolikara, Tahun 2015

Banyak pihak yang berpendapat bahwa konflik sosial yang terjadi di Tolikara ini tidak hanya
berlatar belakang agama, namun juga masalah kesenjangan ekonomi serta keamanan. Konflik
yang terjadi saat Hari Raya Idul Fitri ini berawal dari penyerangan yang dilakukan oleh
sekelompok orang kepada warga yang tengah melakukan Sholat Id. Aksi ini berlanjut pada
pembakaran masjid, bangunan rumah serta kios yang ada di sekitarnya.
Landasan Hukum Penanganan Konflik Sosial di Indonesia

Konflik sosial yang berdampak besar pada masalah kemanusiaan menjadikan konflik sosial
sebagai salah satu dari jenis-jenis pelanggaran HAM. Sebagai Negara yang kaya akan suku,
agama dan budaya membuat Indonesia dikenal sebagai Negara demokrasi dengan tingkat
toleransi yang tinggi. Namun, maraknya konflik sosial yang terjadi menunjukkan bahwa fungsi
toleransi tidak berjalan dan ada yang salah dengan cara kita merawat kekayaan itu sebagai
kekuatan.

Salah satu upaya mencegah terjadinya konflik sosial adalah dengan cara merawat kemajemukan
bangsa Indonesia yang dimiliki melalui dibumikannya kembali 4 Pilar Bangsa Indonesia, yaitu :

 Menjaga keutuhan NKRI


 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila;
 Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasar pada UUD 1945; (baca :
Manfaat UUD Republik Indonesia Tahun 1945 bagi Warga Negara serta Bangsa dan
Negara dan Peran Konstitusi dalam Negara Demokrasi)
 Mempererat rasa persatuan sebagai bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika

Guna menangani konflik sosial yang terjadi di Indonesia disahkanlah Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.

Adapun hal-hal yang diatur dalam PP ini adalah sebagai berikut :

 Upaya pencegahan konflik;


 Berbagai tindakan darurat yang diperlukan guna menyelamatkan dan melindungi korban;
 Penggunaan kekuatan TNI sebagai bantuan; (baca : Tugas dan Fungsi TNI-Polri)
 Pemulihan paska konflik;
 Partisipasi masyarakat dalam penanganan konflik, dan
 Dilakukannya monitoring dan evaluasi.

Peraturan Pemerintah ini merupakan landasan hukum bagi pemerintah dalam menangani konflik
sosial dengan tujuan :

 Terciptanya kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera;


 Terpeliharanya kehidupan bermasyarakat yang damai dan harmonis;
 Ditingkatkannya rasa tenggang rasa dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara;
 Terpeliharanya keberlangsungan fungsi pemerintahan;
 Terlindunginya jiwa, harta benda, serta sarana dan prasarana umum;
 Terlindunginya dan terpenuhinya hak korban;
 Pemulihan kondisi fisik dan mental masyarakat;
 Pemulihan sarana dan prasarana umum.
Dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan
Konflik Sosial diharapkan penanganan konflik sosial akan lebih baik karena melibatkan berbagai
pihak. Hal ini juga menunjukkan kehadiran negara dalam melindungi hak dan kewajiban warga
negara.

KONFLIK SOSIAL YANG SERING TERJADI DI


INDONESIA
Pengertian konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configure, yang berarti saling memukul, yang dimaksud
dengan konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak
lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan,
hingga saling menghancurkan. Konflik sosial sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya
dua pihak atau lebih yang mempunnyai kepentingan yang relative sama terhadap hal yang
sifatnya terbatas. Dengan demikian, terjadilah persaingan hingga menimbulkan suatu benturan-
benturan fisik baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar.
Faktor-Faktor Penyebab Konflik

1. Perbedaan Individu

Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan
dengan harga diri, kebanggaan dan identitas seseorang.

1. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan

Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua
masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik
oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh masyarakat.

3. Perbedaan Kepentingan

Setiap individu atau keompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu
atau kelompok lainnya. semua itu bergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan
kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

KONFLIK MASYARAKAT BERAGAMA


Sepanjang sejarah agama dapat memberi sumbangsih positif bagi masyarakat dengan memupuk
persaudaraan dan semangat kerjasama antar anggota masyarakat. Namun sisi yang lain, agama
juga dapat sebagai pemicu konflik antar masyarakat beragama. Ini adalah sisi negatif dari agama
dalam mempengaruhi masyarakat Dan hal ini telah terjadi di beberapa tempat di Indonesia.
Pada bagian ini akan diuraikan sebab terjadinya konflik antar masyarakat beragama khususnya
yang terjadi di Indonesia dalam perspektif sosiologi agama.
Hendropuspito mengemukakan bahwa paling tidak ada empat hal pokok sebagai sumber konflik
sosial yang bersumber dari agama. Dengan menggunakan kerangka teori Hendropuspito, penulis
ingin menyoroti konflik antar kelompok masyarakat Islam - Kristen di Indonesia, dibagi dalam
empat hal, yaitu:
A. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental
Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari
bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang menjadi penyebab dari benturan itu.
Entah sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai gambaran tentang ajaran agamanya,
membandingkan dengan ajaran agama lawan, memberikan penilaian atas agama sendiri dan
agama lawannya. Dalam skala penilaian yang dibuat (subyektif) nilai tertinggi selalu diberikan
kepada agamanya sendiri dan agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan
lawan dinilai menurut patokan itu.
Agama Islam dan Kristen di Indonesia, merupakan agama samawi (revealed religion), yang
meyakini terbentuk dari wahyu Ilahi Karena itu memiliki rasa superior, sebagai agama yang
berasal dari Tuhan.
Di beberapa tempat terjadinya kerusuhan kelompok masyarakat Islam dari aliran sunni atau
santri. Bagi golongan sunni, memandang Islam dalam keterkaitan dengan keanggotaan dalam
umat, dengan demikian Islam adalah juga hukum dan politik di samping agama. Islam sebagai
hubungan pribadi lebih dalam artian pemberlakuan hukum dan oleh sebab itu hubungan pribadi
itu tidak boleh mengurangi solidaritas umat, sebagai masyarakat terbaik di hadapan Allah. Dan
mereka masih berpikir tentang pembentukan negara dan masyarakat Islam di Indonesia.
Kelompok ini begitu agresif, kurang toleran dan terkadang fanatik dan malah menganut garis
keras.
Karena itu, faktor perbedaan doktrin dan sikap mental dan kelompok masyarakat Islam dan
Kristen punya andil sebagai pemicu konflik.
B. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar
bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat
untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat.
Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh
yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu
hidup dalam ketegangan, bahkan dalam konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan
ketentraman dan keamanan.
Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti: Situbondo, Tasikmalaya, dan
Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa
Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa adalah
kelompok pendatang yang umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi,
nampaknya perbedaan suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik.
C. Perbedaan Tingkat Kebudayaan
Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya
berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya
dalam masyarakat, yakni budaya tradisional dan budaya modern.
Tempat-tempat terjadinya konflik antar kelompok masyarakat agama Islam - Kristen beberapa
waktu yang lalu, nampak perbedaan antara dua kelompok yang konflik itu. Kelompok
masyarakat setempat memiliki budaya yang sederhana atau tradisional: sedangkan kaum
pendatang memiliki budaya yang lebih maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja lebih
berwajah budaya Barat yang mewah.
Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat yang berbeda agama di suatu tempat atau daerah
ternyata sebagai faktor pendorong yang ikut mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok
agama di Indonesia.
D. Masalah Mayoritas da Minoritas Golongan Agama
Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas
penyebab terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama.
Di berbagai tempat terjadinya konflik, massa yang mengamuk adalah beragama Islam sebagai
kelompok mayoritas; sedangkan kelompok yang ditekan dan mengalami kerugian fisik dan
mental adalah orang Kristen yang minoritas di Indonesia. Sehingga nampak kelompok Islam
yang mayoritas merasa berkuasa atas daerah yang didiami lebih dari kelompok minoritas yakni
orang Kristen. Karena itu, di beberapa tempat orang Kristen sebagai kelompok minoritas sering
mengalami kerugian fisik, seperti: pengrusakan dan pembakaran gedung-gedung ibadat.

KONFLIK TAWURAN ANTAR PELAJAR


Tawuran antara pelajar saat ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban dan
keamanan lingkungan di sekitarnya. Saat ini, tawuran antar pelajar sekolah tidak hanya terjadi di
lingkungan atau sekitar sekolah saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, tak jarang terjadi
pengrusakan fasilitas publik. Penyimpangan pelajar ini menyebabkan pihak sekolah, guru dan
masyarakat yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana untuk mererainya, sampai
akhirnya melibatkan pihak kepolisian.
Hal ini tampak beralasan karena senjata yang biasa dibawa oleh pelajar-pelajar yang dipakai
pada saat tawuran bukan senjata biasa. Bukan lagi mengandalkan keterampilan tangan, tinju satu
lawan satu. Sekarang, tawuran sudah menggunakan alat bantu, seperti benda yang ada di
sekeliling (batu dan kayu) mereka juga memakai senjata tajam layaknya film action di layar lebar
dengan senjata yang bisa merenggut nyawa seseorang. Contohnya, samurai, besi bergerigi yang
sengaja dipasang di sabuk, pisau, besi.
Penyimpangan seperti tawuran antar pelajar, menjadi kerusuhan yang dapat menghilangkan
nyawa seseorang tidak bisa disebut sebagai kenakalan remaja, namun sudah menjadi tindakan
kriminal. Yang menjadi pertanyaan, adalah bagaimana bisa seorang pelajar tega melakukan
tindakan yang ekstrem sampai menyebabkan hilangnya nyawa pelajar lain hanya karena
masalah-masalah kecil?
Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu
permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan
pengkelompokkan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok
kutu buku, kelompok anak-anak kantin, pengkelompokan tersebut lebih akrab dengan sebutan
Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok beda sekolah.
Contoh kasus dalam tawuran antar pelajar dapat disebabkan oleh banyak faktor, beberapa contoh
di antaranya, yaitu:
Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena ketersinggungan salah satu kawan, yang di tanggapi
dengan rasa setiakawan yang berlebihan.
Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang menyebabkan pelajar-pelajar
dua sekolah saling bermusuhan.
Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar.Untuk mengkaji lebih jauh permasalahan
tawuran antar pelajar, kita bisa mengkaji terlebih dahulu mengenai penyebab tawuran antar
pelajar dari tiga poin diatas.
Tawuran Antar Pelajar Akibat Rasa Setia Kawan yang Berlebihan
Rasa setia kawan atau lebih dikenal dengan sebutan rasa solidartas adalah hal yang lumrah atau
biasa kita temukan dalam kehidupan, misalkan dalam persahabatan rasa setiakawan akan
menjadi alasan mengapa persahabatan bisa menjadi kuat. Ia bisa menjadi indah ketika
ditempatkan dalam porsi yang pas dan seimbang.
Namun, rasa setia kawan yang berlebihan akan menyebabkan hal yang buruk, salah satunya
adalah mengakibatkan tawuran antar pelajar. Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar
pelajar yang dipicu karena ketersingguhan seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah
lain saat berpapasan di terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan, permasalahan
pribadi, rebutan perempuan, dipalak dan lain sebagainya.
Pemahaman arti sebuah persahabatan memang perlu dipahami oleh masing-masing individu
pelajar itu sendiri. Tawuran antar pelajar yang diakibatkan karena rasa setiakawan harus segera
dihentikan, karena hal ini akan memicu kawan-kawan yang lain untuk mendapatkan hak atau
perlakuan yang sama pada waktu mengalami masalah.

Dengan demikian, sebenarnya sebab-sebab apakah yang menyebabkan munculnya konflik?


Berikut ini 10 penyebab konflik dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut:

1. Perbedaan pendirian dan perasaan orang seorang makin tajam sehingga timbul bentrokan
perseorangan
2. Perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat sehingga terjadi disorganisasi
dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai baru.
3. Perbedaan kebudayaan yang memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan
dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan
pertentangan kelompok.
4. Bentrokan antar kepentingan, baik perseorangan maupun kelompok, misalnya
kepentingan ekonomi, sosial, politik, ketertiban, dan keamanan.
5. Permasalahan di bidang ekonomi, seperti kelangkaan beberapa kebutuhan pokok
masyarakat.
6. Lemahnya kepemimpinan pada berbagai tingkatan (weak leadership)
7. Ketidakadilan yang dirasakan oleh sebagian atau seluruh kelompok masyarakat
8. Rendahnya tingkat penegakan hukum (lack of legal mechanism)
9. Tererosinya nilai-nilai tradisional yang mengedepankan kebersamaan dan harmoni
(erosion of traditional community strengthening values).
10. Sejarah opresi pemerintah pada masa lalu terutama melalui kekuatan militer bersenjata
(past history of goverment oppression
No Jenis konflik Contoh Konflik Uraian Siangkat Terjadinya Konflik
1 Konflik Konflik Tarakan : Berita terakhir bentrok etnis antar suku, suasana Kota
Antarsuku Bentrok etnis antara Tarakan Kalimantan Timur kembali mencekam. Ribuan
suku Dayak asli warga adat dayak Tidung yang tergabung dalam
Kalimantan dan warga Persatuan Suku Asli Kalimantan (Pusaka) mendatangi
pendatang. dan mengepung Kepolisian Resor Kota Tarakan, Selasa
(28/9). Mereka menuntut aparat agar segera menangkap
pembunuh Abdullah (pemangku adat dayak Tidung)
yang menjadi pemicu kerusuhan di Tarakan 2010.
Warga yang datang ke kantor polresta melengkapi diri
dengan berbagai senjata tajam jenis mandau (pedang),
badik, dan golok. Sementara puluhan aparat polresta
berjaga-jaga di sekitar kantor. Akibat kedatangan massa,
situasi di sekitar kantor Polresta Tarakan memanas.
Massa juga melakukan orasi, selain mendesak
kepolisian segera menangkap pembunuh Abdullah, juga
mengusir etnis pelaku pembunuhan dari Kota Tarakan.
2 Konflik Konflik Tolikara,: Tanggal 11 Juli 2015 telah memberikan surat selebaran
Antaragama Tentang Mayoritas- yang mengatasnamakan Jemaat GIdi dan berisi “GIDI
Minoritas dan Wilayah Toli, selalu melarang agama lain dan gereja
Perjuangan Tanah Denominasi lain tidak boleh mendirikan tempat-tempat
Damai ibadah lain di Kabupaten Tolikara” dan melarang
berlangsungnya kegiatan ibadah shalat Ied Umat muslim
di kabupaten Tolikara yang ditandatangani oleh Pendeta
Mathen Jingga S.Th Ma dan Pendeta Nayus Wenda
S.Th. Pukul 07.10 WIT Massa pimpinan pendeta
Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) mulai
melakukakan aksi pelemparan batu dan perusakan kios-
kios yang berada dekat dengan masjid baitul Muttaqin.
3 Konflik Konflik Etnis Ras Bali Bentrok antara etnis Bali dan etnis Samawa atau
Antarras dan Sumbawa : Aksi Sumbawa terjadi Selasa (22/1/2013) siang di kabupaten
unjuk rasa di depan Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Sejumlah rumah
Mapolres Sumbawa dan mobil milik etnis Bali pun dibakar warga
Besar Sumbawa.Kerusuhan itu berawal dari adanya informasi
meninggalnya seorang gadis etnis Sumbawa dengan
tubuh penuh luka lebam dan pakaian dalam robek.
Namun saat keluarga korban melaporkan hal tersebut ke
Mapolres Sumbawa, pihak kepolisian justru menyatakan
gadis tersebut tewas akibat kecelakaan, sementara
keluarga korban mengaku anak gadisnya ini berpacaran
dengan seorang anggota polisi dari etnis Bali.
4 Konflik Konflik Golkar : Hari Senin (26/11), Tiga puluh empat Pimpinan Daerah
Antargolongan terjadi di dalam tubuh Tingkat I Partai Golkar pro Aburizal Bakri
Partai semakin mengumumkan dukungan mereka terhadap pelaksanaan
meruncing dan bahkan Musyrawarah Nasional IX Partai Golkar yang akan
memicu tindakan digelar di Bali mulai 30 November mendatang.
kekerasan antara Sementara kalangan anti Aburizal Bakri,
pendukung dua kubu. mengatasnamakan rapat pleno DPP Golkar justru
memecat Ketua Umum Aburizal Bakrie dan Sekjen
Idrus Marham, dan membentuk Presidium Penyelamat
Partai Golkar, yang mengagendakan Munas Desember
mendatang.Di pihak lain, Presidium Penyelamat Partai
Golkar menyatakan keputusan rapat pimpinan nasional
di Yogyakarta beberapa waktu lalu tidak sesuai dengan
aturan partai, karena diputuskan sepihak oleh kelompok
pendukung Abrurizal Bakrie.

 Mengerjakan LKS Tugas kelompok 5.2 halaman 114

No Peristiwa Konflik Akibat yang ditimbulkan


1 Konflik Maluku dan Maluku Utara a. Masyarakat yang meninggal akibat kerusuhan ini
mencapai angka 8.000-9.000 orang
b. 70.000 Masyarakat lainnya mengungsi.
c. Kerugian materi dalam kasus ini adalah 29.000 rumah
terbakar, 7.046 rusak termasuk 46 masjid, 47 gereja, 719
toko, dan 38 gedung pemerintah.
d. ketidaknetralan aparat keamanan dan pecahnya struktur
pemerintah ke dalam dua komunitas.

2 Konflik Sampit a. Kasus ini terjadi pada tahun 2001 dan puncak konfliknya
selama 10 hari. Tercatat 469 orang meninggal dan
108.000 orang mengungsi.
b. Kerugian materi sebanyak 192 rumah dibakar dan 784
lainnya rusak, 16 mobil dan 43 sepeda motor juga hancur.
c. Pemerintah pusat lamban melakukan darurat sipil,
sehingga fasilitas dan masyarakat yang terlibat dalam
konflik terlambat dihentikan.
3 Konflik Transito Mataram a. Pada kasus ini sebanyak 9 orang meninggal, 8 luka-luka,
9 orang mengalami gangguan jiwa
b. 79 orang terusir dari rumahnya, 9 orang dipaksa cerai,
dan 3 ibu keguguran.
c. Kasus ini berlatar perbedaaan keyakinan pemeluk
Ahmadiyah. Sejak tahun 1998-2006, terjadi 7 kali
penyerangan kepada kelompok ini. Akibat konflik itu, 11
empat ibadah dan 144 rumah rusak serta harta beda
dijarah.
4 Konflik Lampung Selatan a. Kasus ini terjadi pada 27-29 Oktober 2012 di Kecamatan
Kalianda dan Way Panji. 14 Orang dilaporkan tewas dan
belasan luka parah. Sementara sebanyak 1.700 warga
mengungsi.
b. Diperkirakan kerugian mencapai Rp 24,88 miliar
c. Pemicunya karena terjadi kesalahpahaman antara dua
kelompok warga, sehingga 532 rumah dibakar.

5 Konflik Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta a. Pada peristiwa ini, sebanyak 1.217 orang meninggal, 85
(Trisakti) orang diperkosa dan 70.000 orang mengungsi.
b. Kejadian ini berlangsung selama 3 hari dari 13-15 Mei
1998 dengan kerugian materil diperkiaran mencapai Rp
2,5 triliun.
c. Pemicunya karena terjadi penculikan aktivis,
penembakan terhadap mahasiswa Trisakti dan
memburuknya ekonomi saat itu. Kebanyakan etnis
Tionghoa menjadi sasaran kemarahan.

1. PERBEDAN ANTAR INDIVIDU


Pengertian
Perbedaan antar individu merupakan perbedan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat
atau ide yagn berkaitan dengan harga diri, kebanggaan, identitas seseorang.

Contoh konflik yang terjadi:


Konflik yang terjadi: dalam suatu angkutan kendaraan umum ada warga yang terbiasa merokok,
tetapi warga lain tidak terbiasa dengan asap rokok tersebut. Sehingga ketidaknyamanan
merupakan hal yang memicu konflik.

Sebab terjadinya konflik


Penyebab terjadinya konflik tersebut dikarenakan adanya perbedaan diantara kedua individu,
dimana menyangkut pendapat menanggapi sesuatu hal.

Dampak konflik
Dampak konflik tersebut diantaranya:
a. Dampak positif: dapat meningkatkan kesadaran mengenai bahaya rokok
b. Dampak negatif: timbulnya percekcokan antara penumpang angkutan umum

Cara penyelesaiannya
Diharapkan agar setiap orang memiliki kesadaran akan bahaya merokoksebab bahaya merokok
mempunyai dampak yang besar bagi diri sendiri dan orang lain.

2. PERBEDAAN KEBUDAYAAN
Pengertian
Perbedaan kebudayaan merupakan perbedaan mengenai nilai-nilai dan norma-norma yang dianut
oleh masyarakat.
Contoh konflik yang terjadi
Konflik yang terjadi:
Seseorang yang dibesarkan dengan budaya orang barat yang menjunjung tinggi nilai kebebasan
bertemu dengan seseorang yang dibesarkan dengan budaya timur yang menjunjung tinggi nilai
kebersamaan, maka akan terdapat perbedaan-perbedaan nlai yang dianut oleh kedua belah pihak.

Sebab terjadinya konflik


Penyebab terjadinya konflik tersebut dikarenakan adanya perbedaan nilai diantara kedua belah
pihak yang telah mereka terima sejak keci.
Dampak konflik:

a. dampak positif:
b. dampak negatif: timbulnya perselisihan

Cara penyelesaiannya:
Hanya diharapkan agar meningkatkan rasa keterbukaan diri agar dapat menghindari adanya
konflik

3. PERBEDAAN KEPENTINGAN
Pengertian
Perbedaan kepentingan adalah perbedaan yang disebabkan oleh berbedanya setiap kepentingan
individu atau kelompok. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik,
sosial dan budaya.

Contoh konflik yang terjadi


Konflik yang terjadi:
Seorang pengusaha menghendaki adanya penghematan dalam biaya produksi. Sehingga dengan
terpaksa harus memotong gaji para pegawainya. Namun para pegawai yang kena terpotong
gajinya merasa hak-hak ekonominya diabaikan, sehingga perbedaan kepentingan tersebut
menimbulkan suatu konflik.

Sebab terjadinya konflik


Penyebab terjadinya konflik yaitu: dikarenakan adanya perbedaan kepentingan kepentingan
diantara masyarakat yang meliputi kepentingan dibidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Dampak konflik:

a. dampak positif:
b. dampak negatif: membuat para karyawan harus mencari penghasilan tambahan

Cara penyelesaiannya:
Diharapkan agar para pengusaha dan pegawai saling mengerti akan kepentingan masing-masing
agar dapat terciptanya kerjasama yang baik

4. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA YANG TERLALU CEPAT


a. Pengertian
perubahan sosial budaya tersebut mencakup cultural lag, cultural shock, westernisasi budaya /
budaya kebarat-baratan, cultural lost dan konsumerisme.
Contoh konflik yang terjadi:
Konflik yang terjadi:
Perubahan sosial yang begitu cepat terjadi dapat kita lihat dari kebiasaan masyarakat sebagai
contohnya dapat kita lihat sendiri seperti kebiasaan masyarakat pada zaman dahulu dalam
mengelola padi di sawah dengan menggunaan hewan (kerbau) dan sekarang beralih ke tenaga
mesin yaitu jektor. Walaupun masih ada masayarakat yang menggunakan alat tradisional.

Sebab terjadinya konflik:


Penyebab terjadinya konflik yaitu adanya keinginan untuk maju dan ingin mencoba hal-hal baru
dan ingin mengikuti perkembangan zaman.

Dampak konflik

a. dampak positif: masyarakat memiliki sifat terbuka dan ingin maju


b. dampak negatif: sebagian masyarakat tidak bisa menyikapi dengan baik perkembangn
zaman di bidang teknologi informasi dan komunikasi

Cara penyelesaian
Perubahan sosial budaya yang cepat memiliki pengaruh yaitu pengaruh positif dan pengaruh
negatif. Perubahan yang terjadi tergantung pada suatu kumpulan masyarakat yang memandang
pengaruh tersebut. Pengaruh positif akan terlaksana jika masyarakat memandang baik namun itu
tidak akan terjadi jika masyarakat memandang kearah sebaliknya.

5. PERBEDAAN ETNIS
Pengertian
Perbedaan etnis adalah perbedaan yang disebabkan oleh adanya gesekan sistem nilai dan normal
sosial antara etnis yang satu dengan etnis yang lain.

Contoh konflik yang terjadi:


Konflik yang terjadi:
Seperti yang terdapat di Aceh, masyarakat yang datang merantau ke Aceh bekerja dengan giat.
Melihat itu masyarakat penduduk asli menjadi cemburu dan merasa dirinya lemah dan oleh
karena itu masyarakat asli Aceh tersebut mengusi orang rantauan itu. Dlam hal tersebut
perbedaan etnis dapat memicu terjadinya perselisihan dan konflik.

Sebab terjadinya konflik:


Penyebab terjadinya konflik tersebut karena kurang adanya kesadaran mengenai ragamnya etnis
yang terdapat di negarakita yaitu Indonesia dan kurangnya memahami nilai-nilai dan norma yang
terdapat pada kebudayaan lain.

Dampak konflik tersebut

a. dampak positif: timbulnya rasa untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasan buruk ras yang
jelek
b. dampak negatif: terjadinya konflik diantara kedua etnis tersebut

Cara penyelesaiannya:
Suku atau etnis diharapkan dapat lebih giat lagi dalam bekerja agar jika datang rantauan dari luar
tidak memicu adanya konflik.

6. PERBEDAAN RAS
Pengertian
Perbedaan ras adalah konflik yang disebabkan oleh adanya paham rasialisme atau diskriminasi
ras dan dapat pula terjadi akibat adanya kecemburuan sosial terhadap ras tertentu yang minoritas
tetapi memiliki akses ekonomi yang besar dan kuat.
Contoh konflik yang terjadi:
Konflik yang terjadi:
Dapat kiat lihat pada kejadian yang pernah terjadi di Afrika Selatan yaitu Apartheid. Yaitu
adanya diskriminasi pada kulit hitam. Dari kejadian itu dapat kita lihat bahwa perbedaan warna
kulit dapat memicu terjadinya konflik. Seperti orang berkulit putih tersebut menganggap bahwa
orang berkulit hitam adalah rendahan.

Sebab terjadinya konflik

Penyebab terjadinya konflik ini dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai kemanusiawian.


Manusia memiliki hak untuk hidup dan memiliki harkat dan martabat, oleh karena itu setiap
manusia harus saling menghargai dan mengasihi.
Dampak konflik:

a. dampak negatif: -
b. dampak positif: timbulnya perselisihan antar ras

Cara penyelesaiannya:
Sebagai makhluk sosial kita harus mengakui bahwa kita tidak dapat hidup seorang diri. Pada
kejadian itu kita harus belajar bahwa martabat semua manusia itu sama dihadapan Tuhan.

7. PERBEDAAN AGAMA
Pengertian
Konflik akibat adanya perbedaan agama berawal dari etnis akibat primordialisme, etnosentrisme,
dan kesenjangan sosial.
Contoh konflik yang terjadi
Konflik yang terjadi:
Seperti kejadian yang terjadi di Myanmar, karena negara Myanmar menganut Agama Budha,
tetapi ada suatu daerah yang menganut agama Islam yaitu Islam Rohingya tetapi pemerintah
negara itu tidak menerima agama lain masuk negaranya.

Sebab terjadinya konflik


Penyebab terjadinya konflik ini dikarenakan kurangnya rasa solidaritas dan toleransi antar
agama.

Cara penyelesaian:
Kita harus meningkatkan rasa solidaritas kita terhadap agama dan semakin meningkatkan rasa
toleransi. Sebagai mayasarakat yang menjunjung tinggi nilai agama, kita harus mengerti dan
paham bahwa setiap orang memiliki hak untuk beribadah menurut agama yang dianutnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Keterbatasan A. K
    Keterbatasan A. K
    Dokumen3 halaman
    Keterbatasan A. K
    FikriFantastixPartIII
    Belum ada peringkat
  • MATERI
    MATERI
    Dokumen22 halaman
    MATERI
    FikriFantastixPartIII
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Dokumen13 halaman
    Kelompok 6
    FikriFantastixPartIII
    Belum ada peringkat
  • KLMPOK 6 MKRO Pandangan Islam Tentang Time Value of Money
    KLMPOK 6 MKRO Pandangan Islam Tentang Time Value of Money
    Dokumen2 halaman
    KLMPOK 6 MKRO Pandangan Islam Tentang Time Value of Money
    FikriFantastixPartIII
    Belum ada peringkat
  • 476 1099 1 SM
    476 1099 1 SM
    Dokumen23 halaman
    476 1099 1 SM
    Muhammad-Eza Najmi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    FikriFantastixPartIII
    Belum ada peringkat
  • EFEKTIVITAS PENILAIAN
    EFEKTIVITAS PENILAIAN
    Dokumen6 halaman
    EFEKTIVITAS PENILAIAN
    Riska Dwi Yulia Diyanti
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen10 halaman
    1 SM
    Gulam Arsyad
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    FikriFantastixPartIII
    Belum ada peringkat
  • A Dan C Isbd
    A Dan C Isbd
    Dokumen3 halaman
    A Dan C Isbd
    FikriFantastixPartIII
    Belum ada peringkat
  • A Dan C Isbd
    A Dan C Isbd
    Dokumen3 halaman
    A Dan C Isbd
    FikriFantastixPartIII
    Belum ada peringkat