Anda di halaman 1dari 10

JURNAL FITOFARMAKA

ISSN:2087-9164, Vol.5,No.1, Juni 2015

DAFTAR ISI

PEMBUATAN FLAKES UBI KAYU (Manihot esculenta) SEBAGAI PENGGANTI


SARAPAN YANG BERPOTENSI ANTIOKSIDAN………………………….……. 1 – 9
Eka Herlina, Farida Nuraeni

AKTIVITAS ESTROGENIK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum


americanum L.) PADA TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus) PRE-
MENOPAUSE………………………………………………………………………… 10 – 18
E.Mulyati Effendi, Hera Maheshwari, Mega Listya M.I

UJI EFEK TONIK EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L). Urb)
PADA MENCIT JANTAN BALB/C…………………………………………………. 19 - 23
Rini Prastiwi, R.Tjahyadi, Chusun

AKTIVITAS INHIBISI ENZIM α-GLUKOSIDASE EKSTRAK AIR DAN ETANOL UMBI


LAPIS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)……………………………….... 24 – 30
Sitaresmi Yuningtyas, Dian Setiawati Artianti

AKTIVITAS ANTIMIKROBA DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK BEBERAPA BAGIAN


TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa)……………………………………………. 31 – 40
Eris Septiana,Partomuan Simanjuntak
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

FORMULASI FLAKES UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)


SEBAGAI PENGGANTI SARAPAN YANG BERPOTENSI ANTIOKSIDAN

Eka Herlina, Farida Nuraeni


Program Studi Kimia FMIPA Universitas Pakuan Bogor
Email : nuraeni.farida@yahoo.com

ABSTRAK

Diversifikasi produk pangan merupakan salah satu cara untuk menunjang ketahanan
pangan. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) dapat digunakan sebagai bahan pangan
alternatif pengganti beras yang diolah menjadi flakes. Salah satu komponen bioaktif pada ubi
kayu yaitu skopoletin suatu senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mensubstitusi tepung ubi kayu pada pembuatan flakes
ubi kayu menggunakan tepung kacang merah dengan berbagai perbandingan tepung ubi
kayu : tepung kacang merah yaitu 5:0, 4:1, 3:2, 2:3 dan 1:4. Produk olahan dianalisis
kandungan vitamin C, A, E, tingkat penerimaan dengan uji organoleptik dan uji aktivitas
antioksidan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Analisis kadar vitamin C
menggunakan metode spektrofotometri, sedangkan vitamin A dan E dengan metode HPLC.
Hasil penelitian menunjukkan flakes ubi kayu dengan penambahan tepung kacang merah
pada formula flakes 3:2 merupakan formulasi yang lebih disukai oleh panelis, dengan
kandungan vitamin C 5,23 ppm, vitamin A 166,05 IU/100 gram, nilai IC50 397,06 ppm, dan
tidak mengandung vitamin E.

Kata kunci: Flakes, ubi kayu, kacang merah, antioksidan


FORMULATION OF CASSAVA (Manihot esculenta Crantz) FLAKES
AS BREAKFAST SUBSTITUTE WITH ANTIOXIDANT POTENTIAL
ABSTRACT
Food product diversification is one way to support food security. Cassava (Manihot
esculenta Crantz) can be used as an alternative substituted food stuffs rice is processed into
flakes. One of the active ingredient in cassava such as scopoletin which is a phenolic
compound used as antioxidant activity.This research was done by substituting cassava flour
in manufacture of cassava flakes used red beans flour in ratio concentration cassava flour :
red beans flour 5:0, 4:1, 3:2, 2:3 and 1:4. The process products tested vitamin C, A, E
content, acceptance level of organoleptic test and antioxidant activity used DPPH (1,1-
diphenyl-2-picryl-hydrazyl). Analysis of vitamin C content used spectrophotometric method,
while vitamins A and E by HPLC method. Tesr results of cassava flakes subtituted with red
bean flour showed that the respondents are hedonic like 3:1 formula, with vitamin C content
was 5.23 ppm, vitamin A 166,05 IU/100 grams, IC50 value 397,06 ppm, and no vitamin E
content.

Key words: Flakes, cassava, red bean, antioxidant

PENDAHULUAN singkong. Ubi kayu termasuk tanaman


Indonesia merupakan negara yang pangan yang sudah lama dibudidayakan
kaya akan sumber daya alam termasuk secara tradisional di Indonesia dan sudah
tanaman berkhasiat. Salah satu yang sering dikenal luas di masyarakat. Selain sebagai
digunakan adalah ubi kayu (Mannihot bahan pangan, ubi kayu juga dapat
esculenta Crantz) atau sering disebut digunakan sebagai bahan baku industri dan

1
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

pakan ternak. Ubi kayu mengandung fosfor, telah banyak dilakukan (Matz, 1976). Flakes
karbohidrat, kalsium, vitamin C, protein, zat termasuk jenis kue kering, hanya komposisi
besi, lemak dan vitamin B1 (Haryanto, bahannya lebih sederhana. Flakes dengan
2009). Fenomena pangan fungsional telah formulasi sorgum (Sorghum spp.) dan
menghadirkan paradigma baru bagi jawawut (Setaria italic) mengandung total
perkembangan ilmu dan teknologi pangan, polifenol (16-58 mg ekivalen asam galat
yaitu dilakukannya berbagai modifikasi /100 g), menghasilkan aktivitas antioksidan
produk olahan pangan menuju sifat yang tinggi sehingga dapat digunakan
fungsional. Pangan fungsional adalah pangan sebagai makanan fungsional (Itagi et al.,
yang secara alamiah maupun yang telah 2012). Flakes dari tepung komposit (tepung
melalui proses, mengandung satu atau lebih jagung 70%, ubi kayu 20%, kacang hijau
senyawa yang berdasarkan kajian-kajian 10%) dengan penambahan telur dapat
ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi menambah nilai gizi selain juga telur
fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi digunakan sebagai bahan perekat dalam
kesehatan tubuh (Badan Pengawasan Obat adonan (Suarni, 2009).
dan Makanan, 2001). Saat ini telah banyak Formulasi flakes dapat dikombinasi
dipopulerkan bahan pangan yang dapat dengan suku polong-polongan Fabaceae
mempunyai fungsi fisiologis tertentu di salah satunya yaitu kacang merah (Vigna
dalam tubuh, misalnya untuk antioksidan, angularis (Wild.) Ohwi & H. Ohashi).
menurunkan tekanan darah, menurunkan Kacang merah mengandung vitamin A, B1,
kadar kolesterol, menurunkan kadar gula B2, B6, C, dan niacin. Metabolit sekunder
darah, juga dapat meningkatkan penyerapan pada kacang merah adalah isoflavon yang
kalsium. berperan sebagai antioksidan dan dapat
Ubi kayu dapat digunakan sebagai menurunkan kadar kolesterol (Borradaile et.
bahan baku pangan fungsional, karena al., 2002).
mengandung skopoletin suatu komponen Berdasarkan uraian tersebut maka
bioaktif yang mempunyai fungsi fisiologis perlu dilakukan suatu penelitian formulasi
bagi kesehatan. Ubi kayu varietas Manggu kombinasi tepung ubi kayu dengan kacang
memiliki kadar skopoletin yaitu 16,550 merah dan dilakukan uji aktivitas antioksidan
mg/kg bobot kering dan pada tepung ubi terhadap formulasi tersebut.
kayu menggunakan cara penyawutan
menghasilkan skopoletin tertinggi yaitu METODE PENELITIAN
6,940 mg/kg (Ramadhan, 2011). Penelitian ini dilaksanakan pada
Senyawa skopoletin (6-metoksi-7- bulan September sampai Desember 2013
hidroksi kumarin) termasuk dalam golongan bertempat di Laboratorium Kimia Farmasi
fenolik turunan kumarin yang berkhasiat Universitas Pakuan Bogor, Pusat Penelitian
sebagai antidiabetes, antidiare dan antikanker Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
(Malik et al., 2011). Khasiat sebagai Indonesia (LIPI), dan Balai Besar Industri
antihipertensi dengan cara memperlebar Agronomi (BBIA), Bogor.
saluran pembuluh darah yang mengalami
penyempitan dan melancarkan peredaran Bahan
darah. Penyakit ini merupakan salah satu Ubi kayu dengan varietas Manggu,
penyakit degeneratif akibat radikal bebas metanol, aquadest, HCl 10%, HCl pekat,
sehingga diperlukan antioksidan untuk FeCl3, pereaksi mayer, pereaksi dragendroff,
mencegah penyakit degeneratif. vitamin C (asam askorbat), 1,1-difenil-2-
Produk olahan flakes merupakan pikrilhidrazil (DPPH), iodium (I2) 0,1 N,
makanan ringan untuk sarapan (breakfast arsen trioksida (As2O3), indikator kanji dan
cereal) yang banyak digemari oleh anak usia indikator fenolftalein.
tumbuh karena rasanya yang renyah dan
gurih. Teknologi pembuatan makanan ringan

2
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

Alat Pembuatan Flakes Tepung Ubi Kayu


Grinder, Moisture Balance, pengayak Bahan-bahan ditimbang sesuai
mesh 80, desikator, oven, penggiling komposisi yaitu gula 10% dan garam 1%,
lembaran, spektrofotometer UV-VIS (DR- margarin 10% dilarutkan dalam air 70oC-
3900), dan alat-alat gelas lainnya. 80oC lalu dicampurkan dengan tepung ubi
kayuyang ditambahkan air panas (70oC-
Cara Kerja 80oC) ± 80% dan diaduk sampai homogen
Pembuatan Tepung Ubi Kayu atau kalis. Kemudian dibentuk lembaran
Disiapkan beberapa ubi segar (flaking) ukuran 15cm x 15cm x 1mm,
kemudian dikupas dan dibersihkan, dibungkus alumunium foil, dan dikukus
kemudian dilakukan pengirisan (slice). selama 45 menit dengan suhu 90-95oC.
Dikeringkan slice pada suhu 50-55oC selama Proses ini memiliki tujuan yaitu untuk
20 jam. Slice ubi kering yang didapat menggelatinasikan pati pada adonan.
kemudian ditepungkan dan diayak dengan Kemudian didinginkan selama 5 menit pada
ayakan mesh 80. suhu ruangan, agar adonan tidak lengket
sehingga memudahkan dalam pencetakan.
Pembuatan Tepung Kacang Merah Lembaran adonan kemudian dicetak dengan
Disiapkan kacang merah yang telah bentuk tertentu, dipanggang pada suhu
dibersihkan dari pengotornya, kemudian 150oC selama 8 menit lalu didinginkan
dilakukan penyortiran pada kacang merah selama 5 menit (Sari, 2011).
yang telah dibersihkan agar menghasilkan
biji kacang merah seperti yang diinginkan. Pembuatan Flakes Tepung Ubi Kayu dan
Kemudian dijemur dibawah sinar matahari Kacang Merah
agar dapat mengurangi kandungan airnya Tepung ubi kayu ditimbang masing
karena dapat meningkatkan daya simpan masing 80%, 60%, 40%, dan 20%.
tepung kacang merah tersebut. Kacang Komposisi flakes yang diperlukan adalah
merah yang sudah kering kemudian digiling gula 10%, garam 1%, dan margarin 10%
dengan mesin penggiling, namun apabila dilarutkan dalam air 70oC-80oC, kemudian
kacang merah dalam jumlah yang sedikit dicampurkan dengan tepung ubi kayu yang
dapat menggunakan blender kemudian ditambahkan air panas (70oC-80oC) ± 80%
diayak dengan ayakan mesh 80 sehingga setelah itu ditambahkan tepung kacang
didapat tepung kacang merah. merah dengan perbandingan (0%, 20%,
40%, 60% dan 80%) kemudian diaduk
Formulasi Flakes sampai homogen atau kalis. Dibentuk
Setelah dilakukan proses pembuatan lembaran (15cm x 15cm x1cm) kemudian
tepung ubi kayu dan tepung kacang merah dibungkus alumunium foil. Dikukus selama
menjadi flakes dengan variasi gabungan 45 menit dengan suhu 90-95oC. Proses ini
dalam 100 gram bahan. bertujuan untuk menggelatinasikan pati pada
adonan. Kemudian didinginkan selama 5
Tabel 1. Formula Flakes Ubi Kayu Dan menit pada suhu ruangan, agar adonan tidak
Tepung Kacang Merah lengket sehingga memudahkan dalam
Perbandingan Tepung Tepung pencetakan, lalu digiling. Lembaran adonan
Flakes singkong kacang kemudian dicetak dengan bentuk tertentu.
(%) merah (%) Setelah itu dipanggang dengan oven pada
5:0 100 0 suhu 150oC selama 8 menit lalu didinginkan
4:1 80 20 selama 5 menit (Sari, 2011).
3:2 60 40
2:3 40 60 Penentuan Kadar AirFlakes (SNI, 1992)
1:4 20 80 Sebanyak 2 gram flakes dalam botol
timbang tertutup dikeringkan pada oven suhu

3
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

105oC selama 3 jam. Setelah didinginkan berdasarkan skala hedonik (uji tingkat
dalam eksikator kemudian ditimbang, sampai kesukaan) yang dilakukan oleh 18 orang
diperoleh bobot tetap. panelis. Sebelum pelaksanaan pengujian
diberi penjelasan mengenai instruksi yang
Penentuan Kadar Abu (SNI, 1992) telah ditulis dalam lembar penilaian.
Sebanyak 3 gram flakes dalam Parameter yang diuji meliputi rasa, warna,
cawan porselen diarangkan diatas nyala aroma dan kerenyahan kepada panelis
pembakar, lalu diabukan dalam tanur pada disajikan sampel satu demi satu kemudian
suhu maksimum 550oC sampai pengabuan dimintakan menilai sampel-sampel tersebut
sempurna. Didinginkan dalam eksikator, berdasarkan tingkat kesukaannya. Hasil
lalu ditimbang sampai bobot tetap. penilaian berupa skor: 1 = sangat tidak suka;
2 = tidak suka; 3 = biasa/ netral; 4 = suka
Analisis Vitamin C dan 5 = sangat suka.
(Metode Spektrofotometri UV-VIS) Melalui uji hedonik didapatkan
a. Pembuatan larutan induk vitamin C 100 perbandingan campuran flakes ubi kayu
ppm. dengan penambahan tepung kacang merah
b. Penentuan panjang gelombang (λ) terbaik menggunakan uji Analysis of Varian
maksimum dari 200-600 nm. (ANOVA), sedangkan pengolahan data
c. Pengujian Kurva Kalibrasi ranking dilakukan dengan menggunakan
Menggunakan larutan standar Friedman test.
padakonsentrasi 4 ppm, 8 ppm, 12 ppm
dan 16 ppm. Penentuan Aktivitas Antioksidan (Metode
d. Penentuan Kadar Sampel DPPH)
Masing-masing formula flakes dibuat a. Pembuatan Larutan DPPH 1 mM
konsentrasi 1000 ppm kemudian Ditimbang 19,716 mg DPPH (BM
ditentukan kadarnya pada panjang 394,32) ditimbang, lalu dilarutkan
gelombang maksimum. dengan metanol hingga 100 mL,
kemudian ditempatkan dalam botol
Analisis Vitamin A (Metode HPLC) gelap.
Pembuatan larutan standar vitamin b. Penentuan Panjang Gelombang
A menggunakan retinol palmitat dengan Maksimum
konsentrasi 1,2; 2,5; 6,2 dan 8,8 ppm. Panjang gelombang maksimum
dilakukan dengan cara:
Analisis Vitamin E Metode HPLC Dipipet 1 mL larutan DPPH 1mM
Pembuatan larutan standar induk kemudian dimasukkan kedalam labu
vitamin E dipipet 0,0328 ml dimasukkan ukur 5 mL yang seluruh bagian labu
kedalam labu takar 50 ml dihimpitkan ukurnya telah ditutup dengan alumunium
dengan etanol p.a. Kemudian dibuat deret foil dan ditambahkan metanol sampai
standar vitamin E dengan konsentrasi yaitu tanda batas, lalu dihomogenkan dan
1,2 ppm, 2,5 ppm, 6,2 ppm dan 8,8 ppm. diinkubasi terlebih dahulu selama waktu
Setelah itu ditimbang ± 1,25 gram kedalam optimum. Setelah itu serapannya diukur
labu takar 25 ml ditera dengan THF:etanol pada panjang gelombang 400 -600 nm.
1:1. Disaring campuran dengan kertas saring c. Penentuan Waktu Inkubasi Optimum
whatman 42 kedalam tabung reaksi Dipipet sejumlah 1 mL larutan DPPH
kemudian masukkan ke dalam vial dan 1mM ke dalam labu ukur 5 mL yang
diinjek ke dalam HPLC. seluruh bagiannya telah ditutup dengan
alumunium foil, ditambahkan metanol
Uji Organoleptik Flakes sampai tanda batas, lalu dihomogenkan.
Pengujian mutu sensoris dilakukan Serapan diukur pada panjang gelombang
dengan menggunakan uji organoleptik maksimum tiap 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70

4
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

dan 80 menit, serta ditentukan waktu 2). Syarat mutu sereal menurut SNI 01-3842-
optimum (waktu inkubasi yang 1995 yaitu dengan kadar air maksimum 4%.
memberikan serapan cukup stabil). Dalam penelitian ini dihasilkan kadar air
d. Pembuatan Larutan Blanko melebihi persyaratan mutu, hal ini
Dipipet 1 mL larutan DPPH (0,2 mM) ke menunjukkan bahwa flakes singkong dengan
dalam tabung reaksi yang telah ditara 5 penambahan tepung kacang merah memiliki
mL, lalu ditambahkan metanol, daya tahan simpan yang tidak lama untuk
dihomogenkan dan inkubasi pada suhu dikonsumsi. Kandungan air dalam bahan
37oC selama waktu optimum. Serapan makanan ikut menentukan daya tahan
diukur menggunakan spektrofotometer makanan terhadap mikroba yaitu jumlah air
UV-VIS pada panjang gelombang bebas yang dapat digunakan mikroorganisme
maksimum. untuk pertumbuhannya sehingga flakes
e. Pembuatan Deret Standar Vitamin C mudah berjamur (Rockland & Nishi, 1980).
(kontrol positif) Kadar abu flakes meningkat pada
Larutan Vitamin C 1000 ppm dibuat setiap penambahan tepung kacang merah
deret 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm, kemudian (Tabel 2). Hal ini disebabkan kandungan
ditambahkan 1 mL larutan DPPH 1 mM. mineral yang terdapat pada kacang merah
f. Pembuatan Larutan Uji Flakes lebih banyak dibandingkan dengan singkong.
Larutan flakes 1000 ppm dibuat deret Semakin tinggi kadar abu pada produk
menjadi 100, 200, 300, 400 dan 500 ppm tepung dapat mempengaruhi tingkat
kemudian ditambahkan 1 mL larutan kestabilan adonan tepung (Zahrah &
DPPH 1mM, dibiarkan ditempat gelap Nurfaidah, 2011).
pada suhu kamar selama waktu inkubasi
optimum. Persen penghambatan diukur Tabel 2. Penentuan Kadar Air dan Abu
pada panjang gelombang maksimum Flakes
dengan rumus: Kadar Formula Flakes
(%) 1 2 3 4 5
% Hambatan = x 100 Air 7,14 6,56 6,18 5,42 5,49
Abu 1,75 2,20 2,73 2,94 3,36
g. Nilai % IC50 (Inhibition Concentration Keterangan :
50) Formula Flakes 1 = 5:0
Menentukan nilai IC50 dengan Formula Flakes 2 = 4:1
konsentrasi penghambatan tengah (50%) Formula Flakes 3 = 3:2
dengan persamaan y = ax + b, dimana y Formula Flakes 4 = 2:3
= 50 dan x adalah konsentrasi larutan uji Formula Flakes 5 = 1:4
yang mampu menghambat 50% larutan
radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil. Analisis Kadar Vitamin C Flakes Tepung
Ubi KayuDan Tepung Kacang Merah
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Penentuan Panjang Gelombang
Pembuatan Tepung Ubi Kayu Dan Tepng Maksimum Larutan Induk Vitamin C
Kacang Merah Hasil penentuan panjang gelombang
Sebanyak 5 kg diperoleh hasil tepung maksimum vitamin C adalah 270 nm
ubi kayu dan kacang merah masing-masing (Gambar 1).
sebanyak 1,305 kg dan 2,114 kg.Rendemen b. Pembuatan Kurva Kalibrasi
tepung masing-masing 26% dan 42,28%. Hasil persamaan regresi linier larutan
induk vitamin C adalah:
Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu y = 0,0425x + 0,0015, R2 = 0,9884.
Flakes Kurva kalibrasi standar vitamin C
Kadar air menurun setelah ditampilkan pada Gambar 2.
penambahan tepung kacang merah (Tabel

5
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

tepung kacang merah dapat meningkatkan


kandungan vitamin C pada setiap formula.
Kandungan vitamin C kacang merah
sebesar 19 mg/100 g bahan dapat digunakan
untuk fortifikasi makanan. Menurut SNI 01-
3842-1995 kadar vitamin C untuk makanan
yaitu maksimum 50 mg.

Tabel 3.Penentuan Kadar Vitamin C Flakes


Ubi Kayu Dengan Penambahan
Gambar 1. Penentuan Panjang Gelombang Tepung Kacang Merah
Maksimum Larutan Induk Vitamin C
Formula Kadar
Absorban
Flakes (ppm)

1 0,146 3,4131
2 0,185 4,3286
3 0,224 5,2322
4 0,262 6,1362
5 0,414 9,7042

Asam –L-askorbat Asam –L-dehidroaskorbat


Gambar 2. Kurva Kalibrasi Standar Gambar 3. Oksidasi Vitamin C
Vitamin C
Formula yang ditambahkan tepung
c. Penentuan Kadar Sampel kacang merah yaitu formula 2,3,4 dan 5
Kadar vitamin C meningkat pada setiap masih belum memenuhi ketentuan SNI 01-
penambahan tepung kacang merah (Tabel 3). 3842-1995 sehingga perlu dicari alternatif
Formulasi flakes ubi kayu dengan pemanasan penambahan suatu bahan makanan yang
70-80 0C dapat menurunkan kandungn lebih tinggi kandungan vitamin C nya.
vitamin C. Proses pengolahan makanan,
dapat mengoksidasi vitamin C menjadi asam Analisis Vitamin A dan E
L-dehidroaskorbat (Gambar 3). Vitamin C Kadar vitamin A menurun pada
suatu molekul yang labil, sehingga dalam sampel flakes ubi kayu dengan penambahan
proses pengolahan makanan dapat menurun tepung kacang merah (Tabel 4). Ubi kayu
kadarnya (Matei, et al 2008; Almatsier, tidak mengandung vitamin A (Rukmana,
2010). Formulasi flakes dengan penambahan 1997).

Tabel 4. Analisis Vitamin A Dan E Flakes


Formula Flakes
Kadar Satuan
1 2 3 4 5
Vitamin A IU/100 gram 305,15 189,72 166,05 84,75 64,35
Vitamin E mg/100 gram 0,97 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01

6
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

Kacang merah memiliki kandungan Berdasarkan uji hedonik pada parameter


vitamin A sebesar 30 SI/100 g bahan warna menunjukkan bahwa semakin banyak
(Direktorat Gizi, Depkes, 1992). Kombinasi jumlah tepung ubi kayu yang ditambahkan,
flakes tepung ubi kayu dengan tepung semakin kurang disukai oleh panelis. Hal
kacang merah diharapkan dapat ini disebabkan oleh warna produk semakin
meningkatkan kadar vitamin A. Turunnya gelap (kuning kecoklatan).
kadar vitamin A disebabkan karena pada
proses penetralan KOH dengan penambahan Tabel 5. Analisis Parameter Warna, Aroma,
asam asetat glasial. Hal tersebut dapat Rasa, Kerenyahan Dan Kerenyahan
menyebabkan sebagian dari vitamin A Setelah Direndam Susu
hilang, karena vitamin A tidak tahan Parameter
terhadap asam. Dalam penelitian ini Kerenyahan
dihasilkan kandungan vitamin A tertinggi Formula Warna Aroma Rasa Kerenyahan Setelah
Direndam
pada formula flakes 5:0 yaitu 305,15 IU/100 susu
gram atau 1,02 mg/100 gram dimana nilai 1 4,28a 4,11a 4,33a 4,06a 4,75b
tersebut belum memenuhi angka kecukupan 2 3,94a 4,00a 3,89a 4,17a 4,28ab
vitamin A untuk anak usia tumbuh yang 3 4,06a 3,94a 4,44a 3,78a 3,83b
seharusnya 500 mg/100gram (Almatsier, 4 4,06a 3,39a 3,72a 3,89a 3,67b
2010).
5 3,50a 3,83a 3,63a 3,83a 3,72b
Pada analisis vitamin E, setiap formula
menurun dengan penambahan tepung kacang Berdasarkan uji hedonik ke lima
merah (Tabel 4). Pada formula 2, 3, 4 dan 5 formula yang disajikan memiliki nilai yang
tidak terdeteksi kandungan vitamin E hal ini hampir sama. Formula 3 dengan
dipengaruhi oleh proses saat akan dilakukan perbandingan 3:2 dapat dijadikan sebagai
pembuatan tepung kacang merah yaitu pengganti sarapan, karena memiliki warna,
dengan cara mengupas kulitnya kemudian aroma, rasa, kerenyahan setelah direndam
dijemur diatas sinar matahari pada udara paling disukai. Kandungan flakes ubi kayu
terbuka. Karakteristik sifat fisik dan kimia formula 3 telah dilakukan uji proksimat
tepung kacang merah dengan beberapa dengan kadar karbohidrat 30,98%, kadar
perlakuan pendahuluan dapat mempengaruhi lemak 7,14% dan kadar serat kasar 7,14%
sifat fisik, kimia dan fungsional pada tepung (Latifah, 2014).
kacang merah. Juga dipengaruhi oleh sifat
kimia dari vitamin E yang tidak tahan Penentuan Aktivitas Antioksidan Flakes
terhadap sinar matahari dan oksigen Aktivitas antioksidan bisa digunakan
(Pangastuti dkk., 2013). Syarat mutu sereal untuk menggambarkan kemampuan suatu
menurut SNI 01-3842-1995 yaitu dengan senyawa yang mengandung antioksidan
kandungan vitamin E 300 mg/kg, jadi untuk untuk menghambat laju reaksi pembentukan
flakes singkong dengan penambahan tepung radikal bebas. Panjang gelombang
kacang merah belum memenuhi standar maksimum dan waktu inkubasi optimum
mutu. Setiap kali penambahan tepung kacang didapatkan hasil pada 515 nm dan 40 menit
merah pada flakes singkong dapat (Gambar 3 dan 4).
meningkatkan nilai kadar abu dan kadar Hasil penentuan aktivitas antioksidan
vitamin C. Namun, kadar air, kadar vitamin flakes formula 1, 2, 3, 4 dan 5 nilai IC50
A dan kadar vitamin E menurun. berturut-turut 429,94; 423,65; 397,06;
390,06 dan 381,38 ppm. Formula flakes
Uji Organoleptik Flakes dengan perbandingan 1:4 paling aktif
Skor rata-rata kesukaan panelis dibandingkan flakes dengan perbandingan
anak-anak usia 5-10 tahun terhadap warna, lainnya tetapi tidak lebih kuat dibandingkan
aroma, rasa dan kerenyahan flakes bekisar dengan kontrol positif vitamin C dimana
menuju kepada suka sampai netral (Tabel 5). nilai IC50= 11,56 ppm. Penurunan nilai IC50

7
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

pada produk flake yang disubstitusi tepung SIMPULAN DAN SARAN


kacang merah menunjukkan semakin Simpulan
besarnya kandungan antioksidan.Hal Formula flakes yang paling disukai
inidisebabkan karena kacang merah adalah dengan perbandingan tepung ubi kayu
mengandung flavonoid yang dapat dan kacang merah 3:2, nilai IC50 397,06
meningkatkan kandungan antioksidan (Nisha ppm, kandungan vitamin A 166,05 IU/100 g,
et al., 2012). Nilai IC50 100-1000 ppm vitamin C 5,23 ppm dan tidak memiliki
menunjukkan antioksidan kurang aktif kandungan vitamin E.
namun masih memiliki aktivitas antioksidan
(Chung et al., 2003). Nilai antioksidan Saran
tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya Saran dari penelitian ini adalah perlu
pengukusan. Karena pada saat pengukusan, dilakukan uji lanjutan yaitu reformulasi
bahan dasar panci yang digunakan misalnya dengan mempercepat pemanasan
mengandung campuran beberapa logam pada saat pengolahan dan tanpa pengupasan
seperti alumunium. Logam-logam tersebut pada kulit kacang merah. Perlu dilakukan uji
akan membentuk ikatan ionik dengan OH lanjut mengenai proses penyimpanan dan
yang berasal dari antosianin yang tidak pengemasan apabila flakes singkong dengan
berikatan dengan Zn sehingga jumlah penambahan tepung kacang merah akan
antioksidan pun menurun (Rohmaryani, dipasarkan.
2012).
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Cetakan ke sembilan. Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
2001. Kajian proses standarisasi
produk panganfungsional di badan
Pengawas Obat dan makanan.
Lokakarya Kajian PenyusunanStandar
Pangan Fungsional. Badan
Pengawasan Obat dan Makanan,
Jakarta.
Gambar 3. Grafik Penentuan Panjang Borradaile, N.M., Dreu, L.E., Wilcox, L.J.,
Gelombang Maksimum Larutan DPPH Edwards, J.Y., Huff, M.W. 2002. Soya
phytoestrogens, genistein and daidzein,
reduce apoliporotein B secretion from
Hep G2 cells through multiple
mechanisms. Biochem Journal. 366
(2): 531-539.
Chung, Y. C., C. T. Chang, W. W. Chao, C.
F. Lin, S. T. Chou. 2003.
Antioxidative activity and safety of
the 50% ethanolic extract from red
bean fermented by Bacillus subtilis
IMR-NK1. Journal of Agriculture and
Gambar 4. Grafik Hasil Penetapan Food Chemistry.American Chemical
WaktuInkubasi Optimum Larutan DPPH Society. 50: 2454-2458.
Direktorat Gizi Departemen Kesehata RI.
1992. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Penerbit Bhatara, Jakarta.

8
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

Haryanto.2009. Ensiklopedia Tanaman Obat singkong (Manihot esculenta Crantz)


Indonesia. Palmall.Yogyakarta. dengan metode kromatografi cair
Itagi, H. N., Baragi, V.R.S.R., Padmanabhan, kinerja tinggi fluoresensi. Skripsi
A. J. and Vasudeva S. 2012. Functional Program Studi Farmasi. FMIPA
and antioxidant properties of ready-to- Universitas Pakuan. Bogor.
eat flakes from various cereals Rockland, L.B. and Nishi, S.K. 1980.
including sorghum and millets. Quality Influence of water activity on food
Assurance and Safety of Crops & product quality and stability. J.Food
Foods. 4(3): 126-133. Tech. 34:334-335.
Latifah, I. 2014. Peningkatan nilai gizi Rohmaryani, I. 2012. Pengaruh chellating
produk olahan flakes berbasis tepung terhadap kapasitas antioksidan ekstrak
singkong (Manihot esculentaCrantz) antosianin ubi jalar ungu (Ipomoea
dengan penambahan tepung kacang batatas L. Var Ayamurasaki). Skripsi.
merah (Phaseolus vulgaris L). Skripsi. Fakultas Sains dan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Universitas Kristen Satya Wacana,
Pengetahuan Alam Universitas Pakuan. Salatiga.
Bogor. Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu. Budi Daya
Malik, A., Ashok, K., Vipin, S., Sarita S., dan Paskapanen. Yogyakarta: Penerbit
Sharad, K. and Yogesh C.Y. 2011. In Kanisius.
vitro antioxidant properties of Sari, N. 2011. Aktivitas antioksidan produk
Scopoletin. J. Chem. Pharm. Res. 3(3): olahan fungsional dari singkong
659. (Manihot esculenta Crantz). Skripsi.
Matei, N., S. Birghila, V. Popescu, S. Program Studi Farmasi. FMIPA
Dobrinas, A. Soceanu, C. Oprea,V. Universitas Pakuan. Bogor.
Magearu. 2008. Kinetic study of SNI 01-2891-1992. Cara Uji Makanan dan
vitamin C degradation from Minuman. Jakarta: Pusat Standarisasi
pharmaceutical products. Rom. Journ. Industri, Departemen Industri.
Phys. 53 (1–2): 343–351. SNI 01-3842-1995. Makanan Pelengkap
Matz, S.A. 1976. Snack food technology. Serelia Instan Untuk Bayi dan Anak.
The Avi Publishing Company. Inc. Jakarta: Pusat Standarisasi Industri,
Westfort:12-14. Departemen Industri.
Nishaa, S., Vishnupriya, M., Sasikumar, Suarni. 2009. Produk makanan ringan
J.M., Hephzibah, P., Christabel, (flakes) berbasis jagung dan kacang
Gopalakrishnan,V.K.2012. Antioxidant hijau sebagai sumber proteinuntuk
activity of ethanolic extract of Maranta perbaikan gizi anak usia tumbuh.
arundinacea L. Tuberous Rhizomes. Prosiding Seminar Nasional Serealia.
Asian Journal of Pharmaceutical and 297-306.
Clinical Research. 5(4): 85-88. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami Dan
Pangastuti, H.A., Dian, R..A. dan Dwi, I. Radikal Bebas, Potensi Dan
2012. Karakterisasi sifat fisik dan Aplikasinya Dalam Kesehatan.
kimia tepung kacang merah (Phaseolus Yogyakarta: Kanisius
vulgaris L.) dengan beberapa Zahrah, I. dan Nurfaidah, T. 2011. Evaluasi
perlakuan pendahuluan. Jurnal. good halal manufacturing practice
Program Studi dan Ilmu Teknologi (GHMP) di Mill MNO PT. ISM
Pangan Universsitas Sebelas Maret. Bogasari Flour Mills. Skripsi Program
Surakarta. Studi Teknik Industri Jurusan Mesin
Ramadhan, D. 2011. Penentuan kandungan Fakultas Teknik Universitas
skopoletin dalam berbagai pengolahan Hasanuddin, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai