DAFTAR ISI
UJI EFEK TONIK EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L). Urb)
PADA MENCIT JANTAN BALB/C…………………………………………………. 19 - 23
Rini Prastiwi, R.Tjahyadi, Chusun
ABSTRAK
Diversifikasi produk pangan merupakan salah satu cara untuk menunjang ketahanan
pangan. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) dapat digunakan sebagai bahan pangan
alternatif pengganti beras yang diolah menjadi flakes. Salah satu komponen bioaktif pada ubi
kayu yaitu skopoletin suatu senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mensubstitusi tepung ubi kayu pada pembuatan flakes
ubi kayu menggunakan tepung kacang merah dengan berbagai perbandingan tepung ubi
kayu : tepung kacang merah yaitu 5:0, 4:1, 3:2, 2:3 dan 1:4. Produk olahan dianalisis
kandungan vitamin C, A, E, tingkat penerimaan dengan uji organoleptik dan uji aktivitas
antioksidan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Analisis kadar vitamin C
menggunakan metode spektrofotometri, sedangkan vitamin A dan E dengan metode HPLC.
Hasil penelitian menunjukkan flakes ubi kayu dengan penambahan tepung kacang merah
pada formula flakes 3:2 merupakan formulasi yang lebih disukai oleh panelis, dengan
kandungan vitamin C 5,23 ppm, vitamin A 166,05 IU/100 gram, nilai IC50 397,06 ppm, dan
tidak mengandung vitamin E.
1
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164
pakan ternak. Ubi kayu mengandung fosfor, telah banyak dilakukan (Matz, 1976). Flakes
karbohidrat, kalsium, vitamin C, protein, zat termasuk jenis kue kering, hanya komposisi
besi, lemak dan vitamin B1 (Haryanto, bahannya lebih sederhana. Flakes dengan
2009). Fenomena pangan fungsional telah formulasi sorgum (Sorghum spp.) dan
menghadirkan paradigma baru bagi jawawut (Setaria italic) mengandung total
perkembangan ilmu dan teknologi pangan, polifenol (16-58 mg ekivalen asam galat
yaitu dilakukannya berbagai modifikasi /100 g), menghasilkan aktivitas antioksidan
produk olahan pangan menuju sifat yang tinggi sehingga dapat digunakan
fungsional. Pangan fungsional adalah pangan sebagai makanan fungsional (Itagi et al.,
yang secara alamiah maupun yang telah 2012). Flakes dari tepung komposit (tepung
melalui proses, mengandung satu atau lebih jagung 70%, ubi kayu 20%, kacang hijau
senyawa yang berdasarkan kajian-kajian 10%) dengan penambahan telur dapat
ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi menambah nilai gizi selain juga telur
fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi digunakan sebagai bahan perekat dalam
kesehatan tubuh (Badan Pengawasan Obat adonan (Suarni, 2009).
dan Makanan, 2001). Saat ini telah banyak Formulasi flakes dapat dikombinasi
dipopulerkan bahan pangan yang dapat dengan suku polong-polongan Fabaceae
mempunyai fungsi fisiologis tertentu di salah satunya yaitu kacang merah (Vigna
dalam tubuh, misalnya untuk antioksidan, angularis (Wild.) Ohwi & H. Ohashi).
menurunkan tekanan darah, menurunkan Kacang merah mengandung vitamin A, B1,
kadar kolesterol, menurunkan kadar gula B2, B6, C, dan niacin. Metabolit sekunder
darah, juga dapat meningkatkan penyerapan pada kacang merah adalah isoflavon yang
kalsium. berperan sebagai antioksidan dan dapat
Ubi kayu dapat digunakan sebagai menurunkan kadar kolesterol (Borradaile et.
bahan baku pangan fungsional, karena al., 2002).
mengandung skopoletin suatu komponen Berdasarkan uraian tersebut maka
bioaktif yang mempunyai fungsi fisiologis perlu dilakukan suatu penelitian formulasi
bagi kesehatan. Ubi kayu varietas Manggu kombinasi tepung ubi kayu dengan kacang
memiliki kadar skopoletin yaitu 16,550 merah dan dilakukan uji aktivitas antioksidan
mg/kg bobot kering dan pada tepung ubi terhadap formulasi tersebut.
kayu menggunakan cara penyawutan
menghasilkan skopoletin tertinggi yaitu METODE PENELITIAN
6,940 mg/kg (Ramadhan, 2011). Penelitian ini dilaksanakan pada
Senyawa skopoletin (6-metoksi-7- bulan September sampai Desember 2013
hidroksi kumarin) termasuk dalam golongan bertempat di Laboratorium Kimia Farmasi
fenolik turunan kumarin yang berkhasiat Universitas Pakuan Bogor, Pusat Penelitian
sebagai antidiabetes, antidiare dan antikanker Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
(Malik et al., 2011). Khasiat sebagai Indonesia (LIPI), dan Balai Besar Industri
antihipertensi dengan cara memperlebar Agronomi (BBIA), Bogor.
saluran pembuluh darah yang mengalami
penyempitan dan melancarkan peredaran Bahan
darah. Penyakit ini merupakan salah satu Ubi kayu dengan varietas Manggu,
penyakit degeneratif akibat radikal bebas metanol, aquadest, HCl 10%, HCl pekat,
sehingga diperlukan antioksidan untuk FeCl3, pereaksi mayer, pereaksi dragendroff,
mencegah penyakit degeneratif. vitamin C (asam askorbat), 1,1-difenil-2-
Produk olahan flakes merupakan pikrilhidrazil (DPPH), iodium (I2) 0,1 N,
makanan ringan untuk sarapan (breakfast arsen trioksida (As2O3), indikator kanji dan
cereal) yang banyak digemari oleh anak usia indikator fenolftalein.
tumbuh karena rasanya yang renyah dan
gurih. Teknologi pembuatan makanan ringan
2
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164
3
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164
105oC selama 3 jam. Setelah didinginkan berdasarkan skala hedonik (uji tingkat
dalam eksikator kemudian ditimbang, sampai kesukaan) yang dilakukan oleh 18 orang
diperoleh bobot tetap. panelis. Sebelum pelaksanaan pengujian
diberi penjelasan mengenai instruksi yang
Penentuan Kadar Abu (SNI, 1992) telah ditulis dalam lembar penilaian.
Sebanyak 3 gram flakes dalam Parameter yang diuji meliputi rasa, warna,
cawan porselen diarangkan diatas nyala aroma dan kerenyahan kepada panelis
pembakar, lalu diabukan dalam tanur pada disajikan sampel satu demi satu kemudian
suhu maksimum 550oC sampai pengabuan dimintakan menilai sampel-sampel tersebut
sempurna. Didinginkan dalam eksikator, berdasarkan tingkat kesukaannya. Hasil
lalu ditimbang sampai bobot tetap. penilaian berupa skor: 1 = sangat tidak suka;
2 = tidak suka; 3 = biasa/ netral; 4 = suka
Analisis Vitamin C dan 5 = sangat suka.
(Metode Spektrofotometri UV-VIS) Melalui uji hedonik didapatkan
a. Pembuatan larutan induk vitamin C 100 perbandingan campuran flakes ubi kayu
ppm. dengan penambahan tepung kacang merah
b. Penentuan panjang gelombang (λ) terbaik menggunakan uji Analysis of Varian
maksimum dari 200-600 nm. (ANOVA), sedangkan pengolahan data
c. Pengujian Kurva Kalibrasi ranking dilakukan dengan menggunakan
Menggunakan larutan standar Friedman test.
padakonsentrasi 4 ppm, 8 ppm, 12 ppm
dan 16 ppm. Penentuan Aktivitas Antioksidan (Metode
d. Penentuan Kadar Sampel DPPH)
Masing-masing formula flakes dibuat a. Pembuatan Larutan DPPH 1 mM
konsentrasi 1000 ppm kemudian Ditimbang 19,716 mg DPPH (BM
ditentukan kadarnya pada panjang 394,32) ditimbang, lalu dilarutkan
gelombang maksimum. dengan metanol hingga 100 mL,
kemudian ditempatkan dalam botol
Analisis Vitamin A (Metode HPLC) gelap.
Pembuatan larutan standar vitamin b. Penentuan Panjang Gelombang
A menggunakan retinol palmitat dengan Maksimum
konsentrasi 1,2; 2,5; 6,2 dan 8,8 ppm. Panjang gelombang maksimum
dilakukan dengan cara:
Analisis Vitamin E Metode HPLC Dipipet 1 mL larutan DPPH 1mM
Pembuatan larutan standar induk kemudian dimasukkan kedalam labu
vitamin E dipipet 0,0328 ml dimasukkan ukur 5 mL yang seluruh bagian labu
kedalam labu takar 50 ml dihimpitkan ukurnya telah ditutup dengan alumunium
dengan etanol p.a. Kemudian dibuat deret foil dan ditambahkan metanol sampai
standar vitamin E dengan konsentrasi yaitu tanda batas, lalu dihomogenkan dan
1,2 ppm, 2,5 ppm, 6,2 ppm dan 8,8 ppm. diinkubasi terlebih dahulu selama waktu
Setelah itu ditimbang ± 1,25 gram kedalam optimum. Setelah itu serapannya diukur
labu takar 25 ml ditera dengan THF:etanol pada panjang gelombang 400 -600 nm.
1:1. Disaring campuran dengan kertas saring c. Penentuan Waktu Inkubasi Optimum
whatman 42 kedalam tabung reaksi Dipipet sejumlah 1 mL larutan DPPH
kemudian masukkan ke dalam vial dan 1mM ke dalam labu ukur 5 mL yang
diinjek ke dalam HPLC. seluruh bagiannya telah ditutup dengan
alumunium foil, ditambahkan metanol
Uji Organoleptik Flakes sampai tanda batas, lalu dihomogenkan.
Pengujian mutu sensoris dilakukan Serapan diukur pada panjang gelombang
dengan menggunakan uji organoleptik maksimum tiap 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70
4
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164
dan 80 menit, serta ditentukan waktu 2). Syarat mutu sereal menurut SNI 01-3842-
optimum (waktu inkubasi yang 1995 yaitu dengan kadar air maksimum 4%.
memberikan serapan cukup stabil). Dalam penelitian ini dihasilkan kadar air
d. Pembuatan Larutan Blanko melebihi persyaratan mutu, hal ini
Dipipet 1 mL larutan DPPH (0,2 mM) ke menunjukkan bahwa flakes singkong dengan
dalam tabung reaksi yang telah ditara 5 penambahan tepung kacang merah memiliki
mL, lalu ditambahkan metanol, daya tahan simpan yang tidak lama untuk
dihomogenkan dan inkubasi pada suhu dikonsumsi. Kandungan air dalam bahan
37oC selama waktu optimum. Serapan makanan ikut menentukan daya tahan
diukur menggunakan spektrofotometer makanan terhadap mikroba yaitu jumlah air
UV-VIS pada panjang gelombang bebas yang dapat digunakan mikroorganisme
maksimum. untuk pertumbuhannya sehingga flakes
e. Pembuatan Deret Standar Vitamin C mudah berjamur (Rockland & Nishi, 1980).
(kontrol positif) Kadar abu flakes meningkat pada
Larutan Vitamin C 1000 ppm dibuat setiap penambahan tepung kacang merah
deret 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm, kemudian (Tabel 2). Hal ini disebabkan kandungan
ditambahkan 1 mL larutan DPPH 1 mM. mineral yang terdapat pada kacang merah
f. Pembuatan Larutan Uji Flakes lebih banyak dibandingkan dengan singkong.
Larutan flakes 1000 ppm dibuat deret Semakin tinggi kadar abu pada produk
menjadi 100, 200, 300, 400 dan 500 ppm tepung dapat mempengaruhi tingkat
kemudian ditambahkan 1 mL larutan kestabilan adonan tepung (Zahrah &
DPPH 1mM, dibiarkan ditempat gelap Nurfaidah, 2011).
pada suhu kamar selama waktu inkubasi
optimum. Persen penghambatan diukur Tabel 2. Penentuan Kadar Air dan Abu
pada panjang gelombang maksimum Flakes
dengan rumus: Kadar Formula Flakes
(%) 1 2 3 4 5
% Hambatan = x 100 Air 7,14 6,56 6,18 5,42 5,49
Abu 1,75 2,20 2,73 2,94 3,36
g. Nilai % IC50 (Inhibition Concentration Keterangan :
50) Formula Flakes 1 = 5:0
Menentukan nilai IC50 dengan Formula Flakes 2 = 4:1
konsentrasi penghambatan tengah (50%) Formula Flakes 3 = 3:2
dengan persamaan y = ax + b, dimana y Formula Flakes 4 = 2:3
= 50 dan x adalah konsentrasi larutan uji Formula Flakes 5 = 1:4
yang mampu menghambat 50% larutan
radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil. Analisis Kadar Vitamin C Flakes Tepung
Ubi KayuDan Tepung Kacang Merah
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Penentuan Panjang Gelombang
Pembuatan Tepung Ubi Kayu Dan Tepng Maksimum Larutan Induk Vitamin C
Kacang Merah Hasil penentuan panjang gelombang
Sebanyak 5 kg diperoleh hasil tepung maksimum vitamin C adalah 270 nm
ubi kayu dan kacang merah masing-masing (Gambar 1).
sebanyak 1,305 kg dan 2,114 kg.Rendemen b. Pembuatan Kurva Kalibrasi
tepung masing-masing 26% dan 42,28%. Hasil persamaan regresi linier larutan
induk vitamin C adalah:
Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu y = 0,0425x + 0,0015, R2 = 0,9884.
Flakes Kurva kalibrasi standar vitamin C
Kadar air menurun setelah ditampilkan pada Gambar 2.
penambahan tepung kacang merah (Tabel
5
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164
1 0,146 3,4131
2 0,185 4,3286
3 0,224 5,2322
4 0,262 6,1362
5 0,414 9,7042
6
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164
7
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164
8
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164