Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertebrata merupakan sub filum dari Chordata yang memiliki keragaman

paling tinggi. Salah satu anggota Vertebrata yang memiliki keragaman paling

tinggi adalah ikan. Sekitar 54.711 jenis Vertebrata yang sudah dideskripsi, lebih

dari setengahnya adalah ikan yaitu sekitar 27.977 jenis, kemudian sisanya sekitar

26.734 adalah tetrapoda (Nelson, 2006). Sekitar 27.977 jenis ikan yang ada di

Dunia, 26.000 jenis merupakan ikan anggota Ostheichtyes atau ikan yang

memiliki tulang sejati. Ikan ini terdistribusi sangat luas, sekitar 41% jenis ikan

memiliki habitat di air tawar, 53% memiliki habitat di air laut, dan sekitar 1%

memiliki habitat di air payau. Menurut Nelson (2006) Ostheichtyes dibagi

menjadi dua kelas yaitu Actinopterygi dan Sarcopterygi. Kelas Actinopterygi

merupakan kelas yang paling dominan diantara kelas yang lainnya. Kelas

Actinopterygi terdiri atas tiga Infra Kelas yaitu Teleostei, Holostei, dan

Chondrostei.

Infra Kelas Teleostei merupakan jenis ikan yang mempunyai habitat yang

sangat luas, mulai dari air laut, air payau dan air tawar. Selain itu beberapa jenis

ikan ini mampu bertahan hidup pada suhu -20C sampai dengan 400C. Teleostei

juga merupakan ikan yang memiliki keragaman yang paling tinggi, karena ikan ini

terhitung ada sekitar 96% dari seluruh jenis ikan yang ada di Dunia. Salah satu

ordo dari Teleostei adalah Ordo Perciformes (Helfman et al., 2009).

1
2

Ordo Perciformes merupakan ordo yang paling besar keragamannya diantara

ordo-ordo yang lain pada ikan. Ordo Perciformes merupakan ordo yang paling

besar keragamannya didalam Sub Filum Vertebrata. Perciformes merupakan ikan

yang banyak mendominasi laut dan juga air tawar di wilayah tropis maupun

subtropis. Perciformes terdiri atas 18 subordo, 148 famili dan sekitar 1500 genus.

Jenis ikan ini memiliki variasi bentuk tubuh, ada yang sangat kecil (panjang total

1cm) sampai panjang total mencapai 4,5m dengan berat 900 kg (Berra, 2007).

Anggota Ordo Perciformes merupakan ikan yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat di Indonesia, baik sebagai ikan konsumsi sehari-hari maupun

diperdagangkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Ikan pada umumnya

memiliki komponen nutrien yang lengkap. Selain mengandung protein yang

memiliki komponen asam amino yang lengkap, ikan juga mengandung asam

lemak esensial yang banyak dibutuhkan oleh tubuh manusia (Rahardjo, 2008).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nielsen et al. (2011) tentang analisis

profil asam lemak beberapa jenis ikan yang ada di sungai Baikal, diantaranya

adalah ikan Perca fluviatilis yang merupakan anggota Ordo Perciformes. Nielsen

et al. (2011) menyatakan bahwa daging ikan air tawar ini banyak mengandung

asam lemak tidak jenuh atau yang dikenal sebagai Poly Unsaturated Fatty Acid

(PUFA). Poly Unsaturated Fatty Acid merupakan asam lemak tidak jenuh

esensial, sehingga sangat dibutuhkan oleh tubuh dan tubuh tidak bisa

mensintesisnya. Poly Unsaturated Fatty Acid terbagi menjadi dua kelompok yaitu

Omega 6 dan Omega 3, yang berturut-turut disintesis dari asam linoleat (ALA)

serta asam alpha linolenat (ALNA). Asam lemak memiliki fungsi yang penting
3

bagi tubuh, asam lemak esensial seperti linoleat (omega 6) dan linolenat (omega

3) digunakan untuk menjaga bagian-bagian struktural dari membran sel, serta

mempunyai peran penting dalam perkembangan otak. Asam lemak omega-3 yang

paling banyak pada ikan adalah EPA (eicosapentaenoat acid) dan DHA

(dokosaheksaenoat acid) yang dapat menyembuhkan penyakit aterosklerosis

(penyempitan dan pengerasan pembuluh darah), trombosis, dan penyakit tulang

atau persendian, asma, dan mencegah proses penuaan (Astawan, 1998).

Anggota Ordo Perciformes tersebar luas di sungai-sungai perairan tawar dan

memiliki keragaman spesies yang tinggi. Sungai Sukamade, merupakan sungai

yang memiliki aliran air yang cukup deras, kondisi perairan yang jernih dan

banyak terdapat jenis tumbuhan yang ada disekitar sungai. Dengan keadaan yang

seperti itu memungkinkan keragaman Ordo Perciformes tinggi di wilayah Taman

Nasional Meru Betiri.

Kawasan Taman Nasional Meru Betiri merupakan hutan hujan tropis dengan

formasi hutan bervariasi yang terbagi ke dalam 5 tipe vegetasi yaitu vegetasi

hutan pantai, vegetasi hutan mangrove, vegetasi hutan rawa, vegetasi hutan

rheophyte dan vegetasi hutan hujan dataran rendah. Taman Nasional Meru Betiri

(TNMB) merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki potensi

flora, fauna. Hingga saat ini di kawasan Taman Nasional Meru Betiri telah

teridentifikasi fauna sebanyak 217 jenis, terdiri dari 92 jenis yang dilindungi dan

115 jenis yang tidak dilindungi. Jumlah sebanyak itu meliputi 25 jenis mamal (18

diantaranya dilindungi), 8 reptil (6 jenis diantaranya dilindungi), dan 184 jenis

burung (68 jenis diantaranya dilindungi) (Anonim, 2012). Namun informasi


4

tentang keragaman spesies ikan khususnya anggota Ordo Perciformes dan profil

asam lemak yang ada di sungai Sukamade masih belum ada. Perlu dilakukan

penelitian tentang keragaman dan profil asam lemak ikan anggota Ordo

Perciformes di Sungai Sukamade Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah keragaman spesies ikan anggota Ordo Perciformes di

Sungai Sukamade Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur?

2. Bagaimanakah profil (komposisi dan kadar) asam lemak pada berbagai

spesies ikan anggota Ordo Perciformes di Sungai Sukamade Taman

Nasional Meru Betiri, Jawa Timur?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui keragaman spesies ikan anggota Ordo Perciformes di Sungai

Sukamade Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.

2. Mengetahui profil (komposisi dan kadar) asam lemak dari berbagai

spesies ikan anggota Ordo Perciformes di Sungai Sukamade Taman

Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan sebagai data base untuk pengelolaan sumber daya

hayati dan landasan penelitian untuk pengembangan budi daya ikan.

Anda mungkin juga menyukai