Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERILAKU KERJA DAN MOTIVASI

MENINGKATKAN PERILAKU KERJA DENGAN MEMBERIKAN


MOTIVASI KERJA YANG BAIK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen
Liswandi, Ph.D.

Disusun Oleh:

Didik Kuryana, S.E,MH

NIM. 530028468

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS MANAJEMEN DAN SDM
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................ 2
1.2. Tujuan Penulisan……………..……………………………………….3

BAB II .................................................................................................................... 4
PERMASALAHAN………………………………………………………………4
BAB III
PEMBAHASAN………………………………………………………………… 5

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 10


4.1 Kesimpulan………………………………………………………………10
4.2. Saran……………………………………………………………………10

BAB V........................................................................ Error! Bookmark not defined.


Daftar Pustaka ..................................................................................................... 11

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Working Behaviour ( Perilaku Kerja ) merupakan kemampuan kerja


dan perilaku-perilaku dari para pekerja dimana mereka menunjukkan
tindakan dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada di tempat mereka bekerja.
Perilaku kerja menyangkut aktifitas individu pada suatu perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Seperti yang dinyatakan oleh Hersey and
Blanchard (1992) yang menyatakan perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan.
Tujuan disini tentunya adalah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
suatu perencanaan yang mengikutkan seluruh komponen dalam perusahaan
atau paling tidak para pengambil keputusan yang ada dalam perusahaan
tersebut.

Sedangkan motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti


“dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang
dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang
memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan,
seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-
temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya.Hal ini pula yang
dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan
baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja
tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan
perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri.

Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan


motivasi kerja karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan
seperti yang tersebut itulah yang membuat penulis memilih topik mengenai

2
cara meningkatkan motivasi kerja. Selanjutnya, hasil pengkajian itu penulis
uraikan dalam makalah berjudul “Meningkatkan Perilaku Kerja dengan
Memberikan Motivasi Kerja yang Baik”.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah

Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian motivasi kerja.


2. Untuk mengetahui kaitan perilaku kerja dengan motivasi kerja.
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja.

3
BAB II

PERMASALAHAN

Di dalam era globalisasi seperti sekarang ini tingkat persaingan bisnis


semakin meningkat, oleh sebab itu sebuah perusahaan harus bisa mengelola
manajemen dengan baik terutama dalam mengelola sumber daya manusianya.
Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek terpenting dalam sebuah bisnis
karena berperan langsung dalam segala kegiatan serta sebagai penggerak roda
kehidupan dari perusahaan tersebut.Di dalam diri seorang manusia terdapat
perilaku atau behavior yang berasal dari oleh dalam diri seseorang tersebut yang
nantinya akan mempengaruhi perilaku bekerja di sebuah perusahaan ataupun
organisasi seperti yang di ungkapkan oleh Siagian dalam bukunya “Organisasi,
Kepemimpinan, dan Perilaku Organisasi” (2006, p.54) mengungkapkan bahwa
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kerja seseorang seperti
faktor genetik yang merupakan sifat-sifat yang dibawa sejak lahir dan merupakan
turunan atau bawaan dari kedua orang tuanya seperti kecerdasan, sifat pemarah atau
penyabar dan sebagainya.Selain faktor genetik atau faktor turunan, lingkungan
pergaulan yang dihadapi seseorang pada masa hidupnya baik didalam rumah atau
lingkungan diluar rumah juga dapat membentuk pola pikir dan kerja seseorang,
termasuk lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang dijumpai sehari-
hari.

4
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Perilaku Kerja (Working Behaviour )

Yang dimaksud dengan Perilaku Kerja adalah merupakan


kemampuan kerja dan perilaku-perilaku dari para pekerja dimana
mereka menunjukkan tindakan dalam melaksanakan tugas-tugas yang
ada di tempat mereka bekerja. Suasana batiniah itu terwujud di dalam
aktivitas individu pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Suasana batin dimaksud berupa perasaan senang atau tidak senang,
bergairah atau tidak bergairah dan bersemangat atau tidak bersemangat
dalam melakukan suatu pekerjaan.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya


perilaku kerja seseorang. Dalam kegiatan manajemen dan leadership
pendidikan, moral kerja yang tinggi dari setiap SDM yang terlibat di
dalamnya, merupakan faktor yang menentukan bagi tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan. Berbagai faktor itu di antaranya adalah sebagai
berikut.

1. Sebagian orang memandang bahwa minat / perhatian terhadap


pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Bilamana
seseorang merasa bahwa minat/perhatiannya seusai dengan
jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka akan memiliki
moral kerja yang tinggi.
2. Sebagian lainnya menempatkan faktor upah atau gaji penting
dalam meningkatkan perilaku kerja. Upah atau gaji yang tinggi
dipandang sebagai faktor yang dapat mempertinggi perilaku
kerja.

5
3. Di samping itu ada kelompok orang yang memandang faktor
status sosial dari pekerjaan dapat mempengaruhi perilaku
kerja. Pekerjaan yang dapat memberikan status sosial atau
posisi yang tinggi/baik (misalnya, sebagai kepala, staf
pimpinan, kepala bagian dan sebagainya) menurut kelompok
ini akan mempertinggi perilaku kerja.
4. Sekolompok lain memandang tujuan yang mulia atau
pekerjaan yang mengandung pengabdian merupakan faktor
yang dapat mempertinggi perilaku. Tujuan dan sifat
pengabdian diri dalam suatu pekerjaan mengakibatkan
seseorang bersedia mendertia, berkorban harta benda dan
bahkan jiwanya demi terwujudnya pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
5. Kelompok terakhir memandang faktor suasana kerja dan
hubungan kemanusiaan yang baik, sehingga setiap orang
merasa diterima dan dihargai dalam kelompoknya dapat
mempertinggi perilaku dan motivasi kerja.

2.1.2 Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan


atau daya penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya
kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah
aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait
dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah
mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan,
agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan
dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. (Hasibuan,
2003).

Di bawah ini tercantum beberapa definisi atau pengertian


motivasi kerja dari sejumlah penulis sebagai berikut:

6
1. George R. Terry berpendapat “motivasi kerja adalah suatu
keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
bertindak sesuatu”.
2. Dr. Sondan P. Siagian, MPA berpendapat bahwa: “Motivasi
kerja merupakan keseluruhan proses pemberian motiv berkerja
para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja
dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan
efisien dan ekonomis.
3. Wahjosumadjo menyatakan, “motivasi kerja merupakan suatu
prsoses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap
kebutuhan persepsi dan kepuasan yang terjadi pada diri
seseorang.
4. G. Terry mengemukakan bahwa “Motivasi diartikan sebagai
mengusahakan supaya seseorang dapat menyelesaikan
mempekerjaan dengan semangat karena ia ingin
melaksanakannya”.
5. M. Manullang memberikan pengertian motivasi sebagai
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer memberikan
inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal
ini karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian
dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang
karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil
sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut.

2.2 Teori-Teori Motivasi Kerja


Berikut ada beberapa teori menurut para ahli :

1. Teori A. H. Maslow

Teori motivasi yang sangat terkenal adalah toeri kebutuan yang


dikemukakan oleh Abraham Maslow. Menurut Maslow bahwa pada

7
setiap diri manusia itu terdiri atas lima kebutuhan, yaitu: kebutuhan
secara fisiologis, rasa aman, social, penghargan dan aktualisasi diri.

 Aktualisasi diri
 Penghargaan diri
 Kepemilikan sosial
 Rasa aman
 Kebutuhan fisiologis
2. Teori David Mc Clelland

David Mc Clelland direktur pusat penelitian kepribadian di


universitas Harvard menganalisis tentang tiga kebutuhan manusia
yang sangat penting di dalam organisasi tentang motivasi mereka.
Mc Clelland theory of needs memfokuskan kepada tiga hal, yaitu:

a. Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (Need for a chievement);


b. Kebutuhan dalam kekuasaan/otoritas kerja (need for power);
c. Kebutuhan untk berafiliasi (need for affiliation);
3. Toeri Douglas Mc Gregor

Dogles Mc Gregor mengajukan dua pandangan yang berbeda


tentang manusia negative dengan tanda X dan positif dengan tanda
Y. yaitu:

 Teori X adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang-


orang sesungguhnya tidak mau bekerjasama.
 Teoro Y adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang-
orang sesungguhnya energik, berorientasi kepada perkembangan
motivasi diri sendri dan tertarik untuk menjadi produktif.
4. Toeri Frederick Herzberg

Menurut teori Herzberg, faktor-faktor yang berperan sebagai


motivator terhadap pegawai, yakni yang mampu memuaskan dan
mendorong orang untuk bekerja baik terjadi dari:

8
 Achievement (keberhasilan pelaksanaan)
 Recognition (pengakuan)
 The work it self (pekerjaan itu sendiri)
 Responsibilities (tanggung jawab)
 Advancement (pengembangan)

1.5 Kaitan Motivasi Kerja dengan Perilaku Kerja

Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai


berikut: unjuk kerja (performance) adalah hasil interaksi antara motivasi kerja,
kemampuan (abilities), dan peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk
kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang.
Ungkapan ke dalam rumus menjadi:

Unjuk Kerja = f. Motivasi Kerja X Kemampuan X Peluang

Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah pula
meskipun kemampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia.
Misalnya, seorang sarjana komputer bekerja dalam prusahaan konsultasi dalam
bidang teknologi informasi sebagai tenaga ahli (peluang ada, dan punya
kemampuan yang diperlukan). Namun suasana kerja, hubungan antar tenaga
kerja, kebijakan perusahaan tidak dirasakan sesuai, maka “semangat” kerjanya
menurun dengan hasil unjuk kerjanya kurang. Sebaliknya jika motivasi
kerjanya besar, namun peluang untuk menggunakan kemampuan-
kemampuannya tidak ada atau tidak diberikan, unjuk kerjanya juga akan
rendah. Kalau motivasi kerja tinggi, peluang ada, namun karena keahliannya
dalam bidang tersebut tidak pernah ditingkatkan lagi, unjuk kerjanya juga tidak
akan tinggi.

9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang,


baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan
dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan
yang dimilikinya. Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan
sebagai berikut: unjuk kerja (performance)adalah hasil interaksi antara
motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan peluang (opportunities), dengan
kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali
peluang.

Beberapa cara untuk meningkatkan motivasi kerja ialah sebagai


berikut.

1. Memotivasi lewat sentuhan-sentuhan kecil.


2. Mengobarkan semangat bawahan dengan cara membuat mereka
merasa penting.
3. Memberikan kritik yang konstruktif untuk bawahan.
4. Menggunakan taktik untuk mengatasi bawahan yang tidak loyal

4.2. Saran

Pimpinan sebuah organisasi dimanapun seharusnya harus dapat


meningkatkan perilaku kerja karyawannya kearah produktifitas yang tinggi
sesuai tujuan dari organisasinya. Dengan meningkatnya perilaku kerja para
karyawannya, maka akan dapat memperbesar motivasi, sehingga tujuan
akhir dari suatu organisasi dapat tercapai.

10
Daftar Pustaka

Swastha,Basu & Sukatjo,Ibnu,2007, Pengantar Bisnis Modern, Liberty


Yogyakarta: Yogyakarta.

Griffin, Ricky W & Ebert,Ronald J (Penerjemah Prof.Wagino Ismangil),


1997,Bisnis, Prenhalindo: Jakarta.

Jatmiko,RD, 2004, Pengantar Bisnis, UMM Pers 2004: Malang

Http://kisahku-elin.blogspot.com/2012/01/makalah-motivasi-kerja.html

Http://jeffy-louis.blogspot.com/2012/04/makalah-motivasi-kerja.html

11

Anda mungkin juga menyukai