Anda di halaman 1dari 2

KEPULANGAN SENJA

Seperti biasa, setiap sore duduk dikursi taman adalah kebiasaan ku. sambil memandang anak-anak
yang bermain ayunan atau sekedar merengek pada sang ibu untuk membeli es krim coklat ditepii
jalan ,namun bukan itu tujuanku datang ke taman ini melainkan hanya untuk sekedar bercakap
dengan burung merpati ataupun menikmati hangatnya senja yang kata sebagian orang bermakna.
Namun akhir- akhir ini ada yang membuatku menarik untuk mengunjungi taman itu, ada seorang
laki-laki muda yang menjual lukisan dan sepertinya aku ingin sekali membeli salah satu lukisannya.
Aku menghampiri pemuda itu.
"Permisi tuan, boleh saya lihat -lihat lukisannya ?
Ia yang tengah duduk seketika bangkit , begitu terlihat elegan dengan kemeja garis dan topi fedora
yang ia kenakan. “iya silakan pilih, lukisan seperti apa yang Anda suka ,mungkin saya bisa
merekomendasikannya untuk Anda".ia terus menawarkan setiap lukisannya dan memuji dengan
segala arti dibalik coretan berwarna itu.
"Bagaimana kalau yang ini, lukisan ini melukiskan tentang kasih sayang dan kelembutan seorang
wanita"
"Ah tidak, aku tidak menyukainya"
Sudah satu jam lebih aku memilih lukisan-lukisan ini tapi tidak ada yang membuat aku tertarik untuk
membelinya.
Namun dari tadi ada yang membuat aku penasaran ,yaitu lukisan di belakang lelaki muda itu yang
masih ditutupi kain hitam.
"Tuan, itu lukisan apa, mengapa tidak dipajang seperti lainnya"
"Ohh,lukisan itu baru saja selesai aku buat hari ini, dan itu sangat spesial"
Dengan penasaran aku bertanya kepada lelaki itu. “apa aku boleh melihatnya ?"
"Oh boleh saja “jawab lelaki itu singkat.
Ia membuka kain hitam yang menutupi lukisannya ,entah kesan pertama saat melihat lukisan itu aku
langsung jatuh cinta dengan gambarnya ,tergambar seorang gadis dengan rambut panjang tergerai
memandang langit dengan senja, namun bukan warna oranye tapi warna gelap penuh bintang yang
menjadi langitnya serta burung merpati putih yang hinggap ditangan gadis itu. “ah.. indah sekali
lukisan itu" gumam dalam hatiku.
"Tuan, saya beli lukisan ini, berapa?"
"Berapa? Ia tertawa kecil"
"Kok malah tertawa ,saya tanya berapa harga lukisan ini?"
"Lukisan itu tidak aku jual, terlalu berharga"
"Kenapa, harga bukan masalah, berapa harganya 5juta?,10juta? Atau100 juta, Berapa? Akan aku
bayar berapa pun"
"Aku tak menjualnya ,aku melukis itu spesial untuk seseorang yang begitu spesial"
"Untuk kekasihmu? Ayolah kau bisa melukiskan untuknya lain kali, tapi lukisan ini aku beli, untukku
saja ya?"
Entah apa yang membuatnya menarik, lukisan itu seakan-akan menyatu dengan hatiku dan aku ingin
sekali membelinya.
"Tidak ,aku tidak bisa menjualnya"
Aku begitu kesal dengan lelaki itu.
"Hah!baiklah ,dasar pelit berikan saja lukisanmu itu untuk kekasihmu ,aku mau Pulang, tidak jadi
membeli lukisanmu “saat aku melangkah pergi tiba -tiba lelaki itu memanggilku lagi
"Hei gadis cantik, tunggu "
"Ini" ia memberikan lukisannya kepadaku.
"Apa ini? Kenapa kau berikan lukisan spesialmu untukku,bukanya ini untuk kekasihmu?
"Ah tidak ,aku tak melukis lukisan ini untuk kekasihku?
Aku semakin bingung
"Apa kau jadi setuju kalau lukisan ini aku beli? Berapa harganya biar aku bayar sekarang ".
"Tak usah bayar, ini untukmu"
"Untukku? Bukankah ini untuk seseorang spesialmu tuan?
Aku semakin bingung dengan lelaki ini.
"Ya aku memang melukis lukisan ini untuk seseorang yang istimewa, dan orang itu adalah Anda"
"Aku?"
"Iya Anda, gadis aneh yang menurutku istimewa, setiap saat duduk melihat senja,tetapi tak pernah
menyukai kehangatan senja , lebih suka melihat kepulangan senja yang mengganti backgruond langit
dari oranye menjadi hitam dengan taburan bintang -bintang .aku memperhatikanmu setiap saat, dan
Anda spesial dalam lukisanku"

Aku terdiam, tersenyum melihat tatapan manis dan senyum dibalik topi fedora itu.

Anda mungkin juga menyukai