Anda di halaman 1dari 16

BISNIS INTERNASIONAL

SAP 5

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

OLEH

KELOMPOK 4

GEDE SURYA PRATAMA (1415351021)

MADE CINTIA ARTA PRATIWI (1415351031)

KOMANG AGUS KRISNA UDAYANA (1415351059)

AGIS FITRIYAH HALIFAH (1415351145)

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun ringkasan materi kuliah (RMK) ini tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan ringkasan materi kuliah (RMK) ini, kami banyak mendapat
hambatan dan tambahan pengetahuan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan ringkasan materi kuliah (RMK) ini.

Kami menyadari bahwa ringkasan materi kuliah (RMK) ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan ringkasan materi kuliah (RMK)
selanjutnya. Akhirnya kami mengharapkan semoga dari ringkasan materi kuliah (RMK)
ini kami dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4

A. PERDAGANGAN INTERNASIONAL ....................................................................... 4

B. MERKANTILISME ...................................................................................................... 4

C. KEUNGGULAN ABSOLUTE ..................................................................................... 6

D. KEUNGGULAN KOMPARATIF ................................................................................ 8

E. TEORI FAKTOR PRODUKSI .................................................................................... 10

F. DAUR HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE) .............................................. 12

SIMPULAN ...................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

3
PEMBAHASAN

A. PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Perdagangan atau pertukaran berarti proses tukar-menukar yang dilakukan atas


kehendak sukarela dari masing-masing pihak yang terlibat. Pada kenyataannya, dalam
memenuhi kebutuhannya suatu negara belum mampu memproduksi barang sendiri tanpa
menerima bantuan dari negara lain. Seiring dengan berkembangnya teknologi,
memungkinkan suatu negara mengadakan hubungan dagang dengan negara lain atau
mengadakan kegiatan ekspor dan impor. Oleh karena proses tukar-menukar tersebut
dilakukan antarnegara, maka disebut dengan perdagangan internasional.

Dari uraian di atas, perdagangan internasional (international trade) dapat


didefinisikan sebagai kegiatan transaksi dagang antara satu negara dengan negara lain,
baik mengenai barang ataupun jasa-jasa, dan dilakukan melewati batas daerah suatu
negara. Misalnya Indonesia mengadakan hubungan dagang dengan Prancis, Jepang, Cina,
Amerika Serkat, Singapura, Malaysia, dan lain-lain.

B. MERKANTILISME

Paham Merkantilisme berkembang di negara-negara Barat dari abad ke-16 sampai


abad ke-18. Paham ini dipelopori oleh beberapa tokoh, seperti Thomas Mun Sir James
Stuart dari Inggris, Jean Baptiste Colbert dari Prancis, dan Antonio Serra dari Italia.
Secara umum, Merkantilisme dapat diartikan sebagai suatu kebijaksanaan politik
ekonomi dari negara-negara imperialis yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak-
banyaknya kekayaan berupa logam mulia. Logam mulia ini dijadikan sebagai ukuran
terhadap kekayaan, kesejahteraan, dan kekuasaan bagi negara yang bersangkutan. Dengan
kata lain, semakin banyak logam mulia yang dimiliki oleh suatu negara imperialis maka
semakin kaya dan semakin berkuasalah negara tersebut. Mereka percaya bahwa dengan
kekayaan yang melimpah maka kesejahteraan akan meningkat dan kekuasaan pun
semakin mudah untuk didapatkan. Negara yang menerapkan sistem ekonomi merkantilis
adalah Inggris Raya.

Dari pengertian Merkantilisme yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan


bahwa ciri-ciri Merkantilisme yaitu:

4
a. Negara adalah satu-satunya penguasa ekonomi;
b. Mendapatkan logam mulia (emas) sebanyak-banyaknya menjadi tujuan utama.

Gerakan Merkantilisme berkembang serta berpengaruh sangat kuat dalam


kehidupan politik dan ekonomi di negara-negara Barat, seperti negara Belanda, Inggris,
Jerman, dan Prancis. Setiap negara kolonialis saling berlomba untuk mendapatkan dan
mengumpulkan kekayaan berupa logam mulia untuk berbagai kepentingan, seperti
kepentingan industri, ekspor maupun impor. Bahkan, untuk mencapai tujuannya tidak
jarang terjadi persaingan di antara negara-negara kolonialis tersebut. Dengan
ditemukannya jalur pelayaran dan perdagangan di Samudera Atlantik maka hubungan
luar negeri di antara negara-negara Barat semakin terbuka lebar. Melalui interaksi
perdagangan tersebut, setiap negara-negara Barat mendapatkan keuntungan yang berlipat
ganda.
Seperti telah disebutkan pada uraian di atas, jelaslah bahwa paham Merkantilisme
pada dasarnya telah memberikan kekuatan yang luar biasa bagi setiap negara kolonialis
untuk memfokuskan segala kegiatan perdagangan dalam rangka memperoleh kekayaan
yang banyak dan kekuasaan yang luas. Tujuan Merkantilisme adalah untuk melindungi
perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di
masing-masing negara. Inggris misalnya, menjadikan praktik politik ekonomi
Merkantilisme dengan tujuan untuk:
a. Mendapatkan neraca perdagangan aktif, yakni untuk memperoleh keuntungan
besar dari perdagangan luar negeri;
b. Melibatkan pemerintah dalam segala lapangan usaha dan perdagangan;
c. Mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan
sebagai daerah monopoli perdagangannya.

Pada perkembangan selanjutnya, nilai uang disamakan dengan emas, masing-


masing negara berusaha untuk mendapatkan emas. Oleh karena itu, paham Merkantilisme
tidak hanya menjadikan logam sebagai sumber kemakmuran, tetapi lebih dari itu
memandang pula pentingnya usaha untuk menukarkan barang-barang lainnya dengan
emas batangan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya arus masuk emas ke pasaran
Eropa. Selain itu, ditandai pula dengan semangat bangsa-bangsa Barat untuk melakukan
penjelajahan atau perdagangan dengan Dunia Timur yang kaya akan sumber daya alam
bagi pemenuhan pasar Eropa.

5
Sejak saat itu, tidak sedikit penjelajahan dan pelayaran bangsa-bangsa Eropa yang
dibiayai oleh raja atau negara. Setiap negara, seperti Inggris, Prancis, Belanda, dan
Spanyol saling bersaing untuk mendapatkan barang berharga tersebut. Negara-negara
tersebut melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap setiap daerah yang ditemuinya.
Banyak daerah yang menjadi sasaran bangsa-bangsa Barat itu, seperti daerah yang ada di
benua Amerika yang di dalamnya terdapat Kerajaan Inca, Maya, dan Astec. Di daerah-
daerah itu, bangsa Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol melakukan eksploitasi untuk
mendapatkan emas sebanyak-banyaknya dalam rangka mencapai tujuan gerakan
Merkantilisme.

Politik Merkantilisme melahirkan terbentuknya persekutuan-persekutuan dagang


masyarakat Eropa, seperti EIC (kongsi perdagangan Inggris di India) dan VOC (kongsi
perdagangan Belanda di Indonesia). Inggris bangkit sejalan dengan aman penjelajahan
samudera untuk mencari daerah-daerah baru yang kemudian dijadikan sebagai koloni.
Begitu juga dengan masyarakat Eropa lainnya, seperti Prancis, Belanda, dan Spanyol.
Oleh karena itu dalam perkembangan politik ekonomi, Merkantilisme secara langsung
atau tidak telah menimbulkan ekses lain, yakni perebutan daerah koloni. Penjelajahan
samudera atau pelayaran bangsa-bangsa Barat tersebut akhirnya sampai di Kepulauan
Nusantara yang kaya akan rempah-rempah, seperti lada, cengkih, pala, fuli (bunga pala),
dan lain-lain. Bagi bangsa-bangsa Eropa, rempah-rempah merupakan barang komoditas
yang sangat laku di pasaran Eropa. Oleh karena itu, mereka segera menukar bahan
komoditas tersebut dengan barang-barang kebutuhan rakyat Indonesia. Selanjutnya, untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi, mereka memonopoli perdagangan
rempah-rempah di Indonesia. Bahkan, tidak hanya dengan memonopoli perdagangan,
mereka juga melakukan pemerasan dan penguasaan daerah yang kemudian dikenal
dengan penjajahan atau kolonialisme.

C. KEUNGGULAN ABSOLUTE

Teori Keuntungan Mutlak (Absolute Advantage) dari Adam Smith


Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel

6
riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan
akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value )
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai
tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan
bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor produksi.
Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu
dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. Dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja
yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk
menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan
4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing
membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.

Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit

Produksi Amerika Inggris


Gandum 8 10
Pakaian 4 2

Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi
gandum sedangkan Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit
tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di
Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan
demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi
gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan
absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang
dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.

Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua
negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi
ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila
hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional
tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.

7
D. KEUNGGULAN KOMPARATIF

1. Teori Keunggulan komparatif (Comparative Advantage) dari JS Mill


Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian
mengekspor suatu barang yang memiliki keunggulan komparatif terbesar dan mengimpor
barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan
dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan
ongkos yang besar ). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh :

Produksi 10 orang dalam 1 minggu

Produksi Amerika Inggris


Gandum 6 bakul 2 bakul
Pakaian 10 yard 6 yard

Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul
karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua.
Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika, dalam produksi gandum 6 bakul
disbanding 2 bakul dari Inggris atau 3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6
yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada
produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika
atau 1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau 3/5: 1.
Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1.
Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan
spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan
pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan dengan batas –
batas nilai tujar masing – masing barang didalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan
berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak
dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.

8
2. teori komparatif dari David Ricardo
David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai
penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Sedangkan untuk barang
yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya
berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo mengemukakan bahwa
berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja:
1. Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak
terdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini
tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi
jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang.
Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan “teori biaya
reproduksi”
2. Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi
jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan.
Selanjutnya David Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal
yang dipergunakan dalam produksi boleh dikarakan tetap besarnya dan hanya sedikit
sekali perubahan.
a. Cost Comparative Advantage (Labor efficiency)
Menurut teori cost comparative advantage(labor efficiency), suatu Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien
serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien.
Berdasarkan contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative
advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Produksi 1 kg gula 1 m kain
Indonesia 3 hari kerja 5 hari kerja
China 6 hari kerja 4 hari kerja

Indonesia memiliki keunggulan absolut dibanding Cina untuk kedua produk


diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua
negara melalui spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost comparative
advantage atau labor efficiency.

9
Berdasarkan perbandingan Cost Comparative Advantage Efficiency, dapat dilihat
bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam
produksi 1 Kg gula (atau hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (hari bekerja) hal ini
akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya
tenaga kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam
produksi 1 m kain (hari kerja) daripada produksi 1 Kg gula (hari kerja) hal ini mendorong
cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.

b. Production Comperative Advantage (Labor productifity)


Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat
berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana negara tersebut
berproduksi relatif kurang/tidak produktif. Walaupun Indonesia memiliki keunggulan
absolut dibandingkan Cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional
akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-
masing negara yang memiliki labor productivity. Kelemahan teori klasik Comparative
Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara
dua negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara
tetap dapat terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan
masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost Comparative
Advantage atau Production Comparative Advantage.

E. TEORI FAKTOR FRODUKSI

Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam


proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam
proses produksi terdiri atas sumber daya alam, tenaga kerja manusia, modal dan
kewirausahaan.

a. Sumber Daya Alam


Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi
segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
 Tanah, tumbuhan, hewan.

10
 Udara, sinar matahari, hujan.
 Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah
tersedia di alam langsung.
b. Sumber daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun
rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
maupun faedah suatu barang. Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut
tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:
a) Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
b) Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh
keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi
c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah
tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani
c. Sumber daya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang
digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk
mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil
produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses
produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan. Modal dapat
dibedakan menurut:
1) Kegunaan dalam proses produksi.
a) Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali
dalam proses produksi. Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.
b) Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam
proses produksi. Contoh: bahan baku, bahan pembantu
2) Bentuk Modal
a) Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam
proses produksi. Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.

11
b) Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi
mempunyai nilai dalam perusahaan. Contoh: nama baik perusahaan dan merek
produk.
d. Sumber daya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan
mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang
atau jasa secara efektif dan efisien. Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai
pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan.
Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus
mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan usaha.

Klasifikasi Faktor Produksi

Sebelumnya telas dijelaskan bahwa faktor produksi terdiri dari faktor produksi
alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan. Tetapi untuk tujuan analisis proses
produksi, faktor produksi (input) dapat dibedakan atas faktor produksi tetap dan faktor
produksi variabel. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang tidak dapat diubah
jumlahnya dalam waktu tertentu. Faktor produksi ini dapat diubah, tetapi dengan biaya
sangat besar dan biasanya dalam jangka panjang. Contohnya gedung, mesin, dan
kenderaan. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang dapat di ubah dengan
cepat dalam jangka yang pendek. Contohnya adalah tenaga kerja dan bahan baku.

F. DAUR HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE)

Teori siklus produksi (product life cycle) yang dikemukakan oleh Raymod
Vernon. Teori ini antara lain berdasarkan adanya anggapan bahwa variabel-variabel
dalam perekonomian senantiasa berubah dan perubahannya terjadi dalam model bahkan
menggunakan perubahan variable-variabel tersebut sebagai driving motives timbulnya
perdagangan internasional (Sih Prapti E., 1991). Teori siklus produksi juga dibangun atas
dasar pada adanya kelambanan imitasi atau penundaan difusi teknologi. Teori ini
memperhatikan siklus hidup produk baru dan dampaknya terhadap perdagangan
internasional. Siklus hidup produk ini tentunya tidak terlepas dari ketidak-mampuan
seorang pegawai untuk terus berinovasi ataupun adanya komplain dari pihak konsumen

12
yang mengeluhkan suatu produk yang dinilai itu-itu saja. Adapun tahap-tahap dalam
siklus hidup produk diantaranya tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan,
dan tahap kemunduran.
1. Tahap perkenalan adalah dimana barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
namun distribusi barang masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan adalah penjualan dan laba mulai meningkat seiring permintaan
dari masyarakat yang semakin banyak.
3. Tahap kedewasaan adalah tahap penjualan yang meningkat dan berada di taraf yang
menetap, kemudian memproduksi model baru dan dilakukannya berbagai usaha
periklanan guna menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran adalah adanya barang baru untuk mengganti barang lama dalam
istilah dinilai sudah kuno, dalam arti memperbarui barang dalam segi fungsi,
efisiensi, dan spesifikasi barang tersebut.

Sehingga dapat dikatakan bahwa teori menempatkan keungulan komparatif


dinamis karena sumber ekspor negara bergeser melewati suatu siklus hidup produk.

13
SIMPULAN

Perdagangan internasional (international trade) dapat didefinisikan sebagai


kegiatan transaksi dagang antara satu negara dengan negara lain, baik mengenai barang
ataupun jasa-jasa, dan dilakukan melewati batas daerah suatu negara.
Merkantilisme dapat diartikan sebagai suatu kebijaksanaan politik ekonomi dari
negara-negara imperialis yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya
kekayaan berupa logam mulia. Logam mulia ini dijadikan sebagai ukuran terhadap
kekayaan, kesejahteraan, dan kekuasaan bagi negara yang bersangkutan. Dengan kata
lain, semakin banyak logam mulia yang dimiliki oleh suatu negara imperialis maka
semakin kaya dan semakin berkuasalah negara tersebut.
Dari pengertian Merkantilisme yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri Merkantilisme yaitu:
a. Negara adalah satu-satunya penguasa ekonomi;
b. Mendapatkan logam mulia (emas) sebanyak-banyaknya menjadi tujuan utama.
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai
tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan
bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor produksi.
Teori Keunggulan komparatif dari JS Mill. Teori ini menyatakan bahwa suatu
Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki
keunggulan komparatif terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative
disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor
barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar ). Teori ini
menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang
dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
Teori komparatif dari David Ricardo, teori comparative advantage suatu negara
akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih
efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak
efisien. Menurut David Richardo keunggulan komperatif dibagi dua yaitu:
a. Cost Comparative Advantage (Labor efficiency)
b. Production Comperative Advantage (Labor productifity)
Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumber
daya alam, tenaga kerja manusia, modal dan kewirausahaan. Untuk tujuan analisis proses

14
produksi, faktor produksi (input) dapat dibedakan atas faktor produksi tetap dan faktor
produksi variabel. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang tidak dapat diubah
jumlahnya dalam waktu tertentu. Faktor produksi ini dapat diubah, tetapi dengan biaya
sangat besar dan biasanya dalam jangka panjang. Contohnya gedung, mesin, dan
kenderaan. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang dapat di ubah dengan
cepat dalam jangka yang pendek. Contohnya adalah tenaga kerja dan bahan baku.
Teori siklus produksi (product life cycle) yang dikemukakan oleh Raymod
Vernon. Teori ini antara lain berdasarkan adanya anggapan bahwa variabel-variabel
dalam perekonomian senantiasa berubah dan perubahannya terjadi dalam model bahkan
menggunakan perubahan variable-variabel tersebut sebagai driving motives timbulnya
perdagangan internasional (Sih Prapti E., 1991). Adapun tahap-tahap dalam siklus hidup
produk diantaranya tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap
kemunduran.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35000377/paper_Bisnis_Inter
nasional.docx
2. http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32695149/Perdagangan_Intern
asional.docx

16

Anda mungkin juga menyukai