Anda di halaman 1dari 27

Pemilihan Harga Barang Publik

NENGAH KARTIKA

Program Ilmu Ekonomi


Pemungutan harga atas barang publik tidak
dapat dipungut melalui mekasnisme harga,
dimana kasus ini terlihat pada industri dengan
struktur biaya menurun (decreasing cost).

Pada industri dengan biaya menurun dengan


mekanisme pasar dalam menentukan harga akan
menyebabkan harga barang menjadi sangat tinggi dan
jumlah barang yang diproduksi sangat sedikit sehingga
terjadi persaingan yang sangat tajam

Persaingan tajam menyebabkan banyak


perusahan tidak dapat berusaha secara efesien
sehingga menyebabkan banyak perusahaan
keluar dari pasar yang akhirnya menyisakan
hanya satu perusahan yang bertahan
Perusahaan yang bertahan dalam persaingan pada industri
dengan struktur biaya menurun ini disebut sebagai “MONOPOLI
ALAMIAH”.

Pada diagram 1 merupakan contoh kasus industri dengan


biaya menurun. Dimana MC=MR merpakan keadaam
perusahaan saat mengalami keuntungan pada tingkat ouput
X1 dengan harga H1.
Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram.1
Namun sebenarnya tingkat produksi efesien terjadi
pada X2 pada saat AR = MC, dimana jumlah barang X2
lebih banyak dari x1 dan harga pada x2 jauh lebih
rendah dari x1. Harga barang pada x2 adalah H2.
Sehingga jika hal ini terjadi pada barang publik maka peran
pemerintah sangat diperlukan dalam meproduksi barang
publik, maka pemerintah yang menjadi monopoli alamiah
dalam industri barang publik.
Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram.1
• Selanjutnya pada saat pemerintah menjadi monopoli
alamiah dalam memproduksi barang publik, maka
pemerintah memiliki dua kemungkinan tingkat produksi
barang yaitu pada x2 dan x3
• Pada saat pemerintah memproduksi barang pada x3
maka harganya adalah H3 dimana pemerintah tidak
mendapatkan laba yaitu pada AC=AR. Namun output X3
bukan yang paling efesien, tapi yang produksi yang
paling efesien adalah X2.
• Namun pada saat produksi sebesar X2 biayanya adalah
DX2, sehingga OX2 x DE merupakan kerugian yang
ditanggung oleh pemerintah. Untuk menutup kerugian
dapat dilakukan dengan pengenaan panjak dan,
pungutan atau diskriminasi harga.
Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram.1
Diagram 1

Harga

H1 A

MC AC

H3 B
D
AE
E
H2
Jumlah
MR x3 X2 AR
X1 Barang
Cara Menutup kerugian dari pemerintah

• Dalam menutup kerugian dari pemerintah dalam


penyedian barang publik, pemerintah dapat
melakukan beberapa hal yaitu :
2. Mengenakan pajak
3. Melakukan Pungutan
4. Diskriminasi Harga
Pengenaan pajak untuk menutup defisit
pemerintah

Pengenaan pajak menimbulkan masalah. Apabila


dikenakan pajak lump-sum akan menimbulkan
efek pendapatan saja.
Selanjutnya apabila dilakukan dengan pengenaan pajak
pendapatan maka akan menyebabkan terjadinya efek subtitusi
dan pendapatan sehingga merubah perilaku konsumen ini
menyebabkan pajak pendapatan dikatakan tidak efesien.
Selain itu pajak pendapatan juga menyebabkan ketidak adilan, karena
orang yang biasanya tidak menggunakan jasa publik akan terkena pajak
yang sama dengan orang yang menggunakan jasa publik.
Pengenaan pungutan untuk menutup defisit
pemerintah

Agar sistem pengenaan pungutan tidak


menimbulkan inefesiensi, maka dapat dilakukan
dengan cara sistem dua harga
Pada dua sistem harga, konsumen membayar
pungutan atas setiap unit barang yang
dikonsumsi. Selain itu, setiap konsumen juga
akan membayar tambahan pungutan dalam
jumlah yang sama untuk yang setiap konsumen.
Tambahan Pungutan akan menyebabkan terjadinya efek subtitusi
antara menjadi langganan perusahaan atau tidak, namun tidak akan
menyebabkan efek subtitusi dalam penggunaan barang dan jasa
publik dari pemerintah.
Diskriminasi harga untuk menutupi defisit
pemerintah

• Paling tidak terdapat dua jenis diskriminasi harga


yang dapat dilakukan pemeirntah dalam menutupi
defisit dalam rangka penyedian barang dan jasa
publik. Diskriminasi tersebut adalah diskriminasi
tidak sempurna dan sempurna
Sistem diskriminasi harga adalah penegnaan harga yang berbeda
anatara jumlah barang yang berbeda, seorang konsumen
diharuskan membayar harga sebesar OH2 untuk unit terakhir
barang yang dibeli sedangkan untuk jumlah barang sebelumnya
ia harus membayar jumlah yang lebih besar sehingga perusahan
tersebut dapat mengambil surplus konsumen.
Diskriminasi Harga
Harga

I A

C AC
MC
F

G
H1

Jumlah
X3 MR X2 X1 AR Barang

Gambar 2
Bila perusahan Negara bertujuan mencapai efisiensi
maksimum pada saat harga setinggi OH1 dan output
sebesar OX1. Pada saat output sebesar X3 konsumen
bersedia membeli barang sebesar AX3 per unit.
Pereusahan menetapkan harga sebesar biaya rata-
rata maka harga sebesar CX3 dan surplus konsumen
AC Untuk produksi sebesar OX3 surplus konsumen
pada area DAI. Bila perusahan dapat melakukan
diskriminasi maka keuntungan perusahan pada area
DBE- BFG.
Pada perusahan yang menghasilkan barang lebih dari
satu untuk menutup defisit dapat mengenakan harga
ang lebih tinggi pada permintaan inelastis
Diskriminasi Harga
Gambar 3
Harga
Harga
MC

F E G

A
H C I
DM

MR1+MR2

O Q B1 Jumlah
O M1
Barang
Gambar 3 tsb diatas dapat menjelaskan adanya dua
jenis barang dengan elastisitas yang berbeda ,
permintaan air minium (DM) sifatnya lebih elastis dari
pada industri batik (DB) apabila harga air sebesar OC
surplus konsumen batik sebesar ABC dan air minum
sebesar ACI sehingga semakin elstis permintaan
semakin besar surplus konsumenya.Pada harga OE
surplus batik AEF dan surplus air minumnya sebesar
AEG sehingga produsen dapat mengurangi surplus air
minum sebesar CDGE dan batik CEFB dan pengurangan
surplus industri batik lebih kecil dari pada air minum
sehingga masyarakat lebih diuntungkan
TEORI SECOND- BEST

Efisiensi yang optimal alam bidang produksi dan


konsumsi terdapat persaingan sempurna dan pada bidang
produksi menetapkan harga sesuai dengan penetapan harga
marinal.dan kondisi ini juga akan berlaku pada bentuk pasar
lainnya dimana AR=MC dan penetapan harga sama dengan biaya
marginal ini yang disebut first best theory of pricing

Apbila ada perusahan swasta yang menetapkan harga


menyimpang first best theory maka perusahan negara harus juga
menyimpang dari first best theory untuk melakukan koreksi terhadap
penggunaan barang-barang yaang efisien dan ini yang disebut
dengan teori second best.
Teori Kedua Terbaik (second Best choice)
Harga
Harga

Gambar 4

H1 E F P1 B
MC A
MCy
x
H2 G P2 C D
Dx Dy

Dy1
O Output
O Output
Barang X X2 X1 Barang Y Y2 Y1

Gambar 4
Dalam gambar 4 kurve permintaan X (DX) dan perintaan barang
Y (DY) dengan asumsi bahwa a) struktur produksi barang tsb
biaya konsant b) barang X diproduksi dimana barang X
diproduksi oleh Perusahan negara dan barang y diproduksi oleh
perusahan swasta dimana pada perusahan swasta terdapat distorsi
karena harga ditetapkan tidak berdasarkan harga marginal akan
tetapi berdasarkan penetapan harga di bawah biaya marginal ( H <
MC)
Apabila industri X mengikuti harga marginal harga sebesar
OH1 dan output sebesar OX2 misalkan industri y menetapkan
harga dibawah biaya marginal misalnya pada OP2 jumlah
produksinya adalah sebesar OY1 sehingga harga barang y lebih
rendahnya yang seharusnya (=OP1)sehingga permintaan barang
sangat besar dan sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan
barang Y terlalu besar dan ini menyebabkan pemborosan.
Pemerintah harus menurunkan harga barang X menjadi OH2
sehingga terjadi realokasi antara kedua barang tersebut.
Misalnya barang X merupakan substitusi barang Y . Penurunan
barang X sehingga barang X meningkat menjadi OX1 sehingga
permintaan barang y bergeser kekiri menjadi (Dy2 ) permintaan
barang Y menjadi OY2 . Kenaikan produksi X sebesar X2X1
meninmbulkan tambahan biaya sebesar X1EFX2 kemakmuran
konsumen menjadi X2EGX1 Bertambahnya barang X
menyebabkan penurunan kemakmuran konsumen barang X
sebesar segitiga EFG yaitu X2EFX1- X2EGX1
Penurunan produksi barang Y menyebabkan terjadinya
penghematan biaya sebesar Y2Y1BA menyebabkan penurunan
kemakmuran sebesar Y2Y1DCsehinggga secara keseluruhan
terjadi penghematan sumber ekonomi sebesar area
ABDCdimana penurunan kemakmuran barang Y lebih besar dari
penurunan kemakmuran barang X sebesar area EFG.
PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI DAN HARGA
PEAK –LOAD.

Dalam menentukan kapasitas produksi keputusan investasi


yang diambil oleh swasta akan berbeda dengan kepusan yang
diambil oleh Pemerintah.,dimana pihak swasta lebih menekankan
efisiensi saedangkan pemerintah menekankan pada efisiensi sosial.

Kesulitan dalam menentukan kapasitas perusahan meliputi :

1. Kapisitas Produksi tidak sepenuhnya variabel akan tetapi


kenaikannya seperti tangga seperti tangga dimana biaya
marginal jangka pendek datar sampai output X0 ,setelah
tercapai outpu bisa ditingkatkan dengan biaya marginal lebih
tinggi dan tinggkat output X0X1,biaya marginalnya kembali
lebih tinggi
2. Kapasitas produksi hanya bisa ditingkatkan denganb
kenaikan biaya marginal jangka pendek atau penurunan
biaya marginal
3. Penggunaan kapasitas tidak merata dalam suatu priode
dimana pada satu saat kapasitasnya naik sedangkan pada
satu saat kapasitasnya turun karena permintaan menurun.

Masalah utama adanya perbedaan antara input variabel


dengan input tetap ..Suatu perusahan berproduksi
dengan menggunakan berbagai input variabel yang
jumlahnya tergantung dari tingkat produksi sedangkan
input tetapnya tidak berubah. Yang disajikan pada
gambar no 6
Struktur Biaya Menyerupai Tangga

Harga Gambar 5

SRMC

Output
o Xo X1
Penentuan Kapasitas Otimum

Harga Gambar 6

SMC1 SMC2
SMC3

F
H I
(B+C) LRMCy
G
B X K
D

O Xo Output
X1 X2
Tambahan output X dapat dihasilkan dengan
biaya input variabel sebesar OB sehingga OB merupakan
biaya marginal sampai mencapai kapasitas penuh pada
output OX0
Dari Gambar 6 tsb adanya tiga tingkat kapasitas
penuh yaitu pada OX0,OX1, dan OX2, .Kapasitas OX0 dapat
diubah dengan biaya konstan sebesar C per unit kapasitas
sehingga kurve B+C merupakan biaya marginal jangka
panjang, yaitu kurve biaya marginal dalam memproduksikan
setiap unit output variabel dan iput tetap dapat ditambah
terus menerus.
Kapasitas optimum sebesar OX1 unit barang terjadi
pada LRMC sama dengan D .Bila mesin hanya berkapasitas
X0 per thn maka harganya FX0, keuntunganya totalnya
sebesar OEFX0 dan biaya totalnya sebesar (B+C)EFG dan
keuntungan sosial sebesar (B+C)EFG.
Bila keuntungan sosialnya diperbesar dimana kapasitas
menjadi OX1 tambahan biaya per unit sebesar GX0 sedangkan
tambahan keuntungan sebesar FX0, .pada tingkat output yang
optimum keuntungan marginal sebesar HX1 sama besarnya
dengan biaya marginal dengan keuntungan sosial sebesar FGH.

Pada tingkat output sebesar OX2


FEAK LOAD PRICING

Perusahan listrik menghadapi perbedaan permintaan


listrik yang berbeda pada malam hari dan siang hari, dan siang
hari disebut priode off peak dan malam hari disebut peak
.Kebijakan yang diperlukan dalam menghadapi permintaan di
dua waktu tsb.

Dari gambar 7 Waktu malam hari 12 jam dan waktu siang hari 12
jam sehingga

WS +WM 12/24 + 12/24 = 1


Peak Load Pricing

Harga Gambar 7

SRMC

H1 F
(B+C) Q LRMCy

B E

O X2 Output
X1
Asumsi adalah permintaan akan listrik pada setiap priode
tidak tergantung pada harga listrik padea priode yang lain.
Kurve Dm permintaan listrik siang hari Ds permintaan listrik
siang hari. Harga listrik pada malam hari FX1 per unit
output..Pada harga sebesar OB permintaan listrik disiang hari
sebesar OX2 unit setiap priode.

Total keuntungan konsumen pada kapasitas mesin


sebesar OX1 adalah Wm ( OCFX1) + Ws (ODEX2)

Anda mungkin juga menyukai