NEFROPATI DM
Disusun oleh
DEVINA SAGITANIA
42170129
Pembimbing Klinik
dr. Purwoadi Sujatno, Sp.PD,FINASIM,MPH
6. Abdomen
Inspeksi : Distensi (+), caput medusa (-)
Auskultasi : bising usus menurun
Perkusi : shifting dullness +
Palpasi : undulasi +, nyeri tekan (-) pembesaran organ intraabdomen (-)
7. Ekstremitas
atas : pitting edema pada kedua tangan (+) , eritema palmaris (-)
bawah : pitting edema pada kaki kiri, nyeri (-)
-Spironolakton 25 mg 2x1
-Furosemid 5 amp 2cc/jam (sediaan 20 mg/ampul.
(penggunaan spironolakton harus selalu dikombinasi dengan furosemid untuk mencegah
hipokalemi)
Aspirin 1x 80 mg
Glimepirid 1-0-0
Irbesartan 1x150 mg
bisoprolol 5mg
pemeriksaan :
-Pemeriksaan fungsi ginjal : LFG, CREATININ CLEARANCE
- usg abdomen
-Urinalisis (terutama melihat proteinuria
- pemeriksaan albumin, globulin, elektrolit darah
- pemeriksaan profil lipid
- pemeriksaan GDS, GDP, G2PP, HbA1C
- pemeriksaan fungsi hepar
Monitoring tanda vital
Monitoring cairan (output>input
I. REFLEKSI KASUS
Pasien sudah terdiagnosa penyakit Diabetes melitus sejak sepuluh tahun lalu. Awalnya
pasien merasakan sering haus, sering lapar dan sering buang air kecil, sehingga pasien
mencoba ke dokter dan didapatkan gula darah tinggi sehingga diagnosa diabetes melitus.
Pasien juga didiagnosa memiliki hipertensi sekitar 5 tahun. Namun sekarang pasien datang
dengan keluhan bengkak di seluruh tubuh dan sesak sudah sejak 1 tahun.
Pasien memiliki pendidikan terakhir SMP, dahulu merupakan seorang ibu rumah
tangga yang juga bekerja memiliki warung sehingga aktivitas fisik hanya dari kegiatan
sehari-hari. Pasien mengatakan memiliki kebiasaan makan gorengan dan minum teh manis
hampir setiap hari sejak usia muda. Pasien mengaku tetap sering minum air putih walau
memiliki kebiasaan meminum teh manis.
Pasien terkadang tinggal dirumah bersama anak terakhir dan menantunya. Hubungan
keluarga tampak sedikit renggang,nampak dari hari pertama pasien masuk rawat inap rumah
sakit hanya sesekali ditemani oleh anak lelakinya dan pasien mengatakan anak dan
menantunya sering tinggal di rumah terpisah dengan pasien, anak pertama dan kedua tinggal
di luar kota.
Pasien masih bekerja membuka warung. Penghasilan tetap hanya didapatkan dari
warung dan uang tambahan dari anak-anak yang sudah bekerja. Pasien menggunakan
asuransi kesehatan pemerintah yaitu BPJS kesehatan.
Pemahaman pasien akan penyakit yang dialaminya sebatas bahwa bila merasa sudah
membaik maka obat tidak perlu dikonsumsi, hal tersebut dibuktikan dengan pasien tidak
rutin minum obat untuk diabetes dan hipertensi, dan pasien tidak rutin periksa ke dokter.
Selain pemikiran tersebut, pasien tidak rutin periksa dan mengkonsumsi obat dikarenakan
tidak adanya dukungan berupa pengingat dari keluarga untuk rutin berobat. Pasien masih
kurang paham faktor risiko yang menyebabkan pasien mengalami keluhan saat ini, karena
pasien berpikir pola makan minumnya seperi orang normal, konsumsi teh manis hampir tiap
hari bertahun-tahun dirasa normal. Pasien tidak memahami komplikasi dari diabetes sendiri
sehingga didapatkan komplikasi lanjut seperti katarak diabetikum yang dioperasi 2 tahun
lalu, jantung dan sekarang keluhan bengkak seluruh tubuh yang dapat merupakan komplikasi
lanjut dari DM berupa nefropati DM.