Kepada Yth.
Majelis Hakim
Pengadilan Tata Usaha Negara Semu Fakultas Hukum UNIB
di-
Bengkulu
Dengan Hormat,
Berdasarkan Surat Kuasa Khusu Nomor : 080/SKK/X/2019, tanggal 15 April 2019 yang telah
didaftarkan kepada kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Semu Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu dalam Sengketa Nomor : No.02/G/PTUN/SEMU/FH-UNIB/2019
MELAWAN
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Kopri Cinta Damai No 772 RT. 12 RW. 3 Kel. Bentiring
Kec. Muara Bangka Hulu Kota. Bengkulu
Pekerjaan : Pengusaha
Bahwa dengan ini tergugat mengajukan Eksepsi/Jawaban terhadap surat gugatan Penggugat
dalam perkara Nomor : No.02/G/PTUN/SEMU/FH-UNIB/2019 Tanggal 13 April 2019,
sebagai berikut :
A. DALAM EKSEPSI
1. Bahwa penomoran Surat Gugatan yang dikeluarkan oleh pihak Penggugat dan Kuasa
Hukum nya merupakan penomoran Surat Pengadilan Tata Usaha Negara Semu FH
UNIB, yaitu menggunakan Kode Instansi PTUN-BKL, sedangkan penomoran Surat
Gugatan tersebut seharusnya menggunakan Kode Kantor Kuasa Hukum Penggugat
2. Bahwa Penggugat mengajukan surat gugatan ke PTUN SEMU FHUNIB tanggal 13
April 2019 adalah Prematur, yaitu belum waktunya karena Penggugat belum
mengajukan Upaya Admnistratif terlebih dahulu karena berdasarkan pasal 75
KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM
ROBBY ARIS DAN REKAN
SK. MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO : D.232.KP.04.15.TH.2018
Jalan W.R.Soepratman Nomor 05 Kota Bengkulu
TELP/FAX (021) 123456
Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
menerangkan warga masyarakat yang merasa dirugikan terhadap keputusan dan/atau
melakukan keputusan dan/atau tindakan. Upaya administrasi tersebut terdiri dari: a.
Keberatan; dan b. Banding.
Oleh karena itu, berdasarkan pasal yang tersebut di atas penggugat yang merasa
haknya dirugikan mengajukan keberatan kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang menetapkan keputusan. Dan Banding kepada atasan pejabat atas
keputusan dan/atau tindakan.
Namun pihak penggugat tidak melakukan upaya administrasi tersebut. Sehingga
menurut pihak tergugat, gugatan yang diajukan bersifat prematur. Hal tersebut
dikarenakan pengadilan baru berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
sengketa TUN sebagaimana yang diatur dalam Pasal 48 Ayat (2) Undang-undang
nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara.
Oleh karena gugatan Penggugat tidak berdasarkan fakta, pertimbangan hukum dan
penafsiran hukum yang layak dan benar. Maka sudah sepantasnyalah Tergugat mohon
kiranya Majelis Hakim berkenan untuk menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya
tidak dapat diterima (Niet onvankelijke gewijsde).
Berdasarakan uraian dan dasar hukum yang Tergugat sampaikan baik dalam eksepsi dan
jawaban, mohon kiranya agar Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semu FH UNIB
yang memeriksa dan mengadili perkara ini dapat memberikan putusan :