Anda di halaman 1dari 30

PRAKTEK DASAR REALISASI RANCANGAN 2

“ALAT PENDETEKSI SUHU RUANGAN”

LAPORAN

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Praktek Realisai Rancangan 2


di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika
Oleh :

Nama

: K.M. Chandra Bayu Saputra (0613 3032 0208)

Kelas

: 4EA

Dosen Pembimbing : Ir. Iskandar Lutfi, M.T.


NIP

: 196501291991031002

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulishaturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
Dasar Realisasi Rancangan 2 mengenai “Alat Pendeteksi Suhu Ruangan” di
Bengkel Elektonika Politeknik Negri Sriwijaya ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terimah kasih kepada Bapak
Ir. Iskandar Luthfi, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis
dalam penyusunan Laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan mahasiswa yang
bersifat membangun agar dalam penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih baik
dari sekarang ini.
Akhir kata semoga penulisan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
dan semoga Allah SWT memberkati kita semua.

Palembang, Juni 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN
JUDUL .............................................................................
............ i
KATA
PENGANTAR .........................................................................
.............. ii
DAFTAR
ISI ...............................................................................
....................... iii
1.

TUJUAN ............................................................................
......................... 1

2.

DASAR
TEORI .............................................................................
............. 1

3.

RANGKAIAN
PERCOBAAN .................................................................. 7

4.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN ..................................................... 8

5.

LANGKAH
PERCOBAAN....................................................................... 9

6.

DIAGRAM
BLOK ..............................................................................
....... 10

7.

HASIL LAYOUT & TATA LETAK KOMPONEN............................... 10

8.

HASIL
PERCOBAAN .........................................................................
...... 11

9.

ANALISA
DATA ..............................................................................
......... 13

10.
KESIMPULAN ........................................................................
.................. 17
DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................................
............. 18

iii
1

1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat :
-

Mengetahui prinsip kerja rangkaian Alat Pendeteksi Suhu Ruangan

Memahami proses dan Prinsip Kerja ICL7107

Mengetahui prinsip kerja IC temperature LM35DZ/CZ

Melatih keterampilan dalam merancang suatu rangkaian elektronika

2. DASAR TEORI
Suhu adalah Suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dingin suatu
benda. Semakin panas suatu benda maka semakin tinggi pula suhu yang terukur,
sebalinknya semakin dingin suatu benda maka semakin kecil pula suhu yang
terukur. Suhu itu sendiri memiliki satuan skala yang berbeda-beda yang digunakan
pada negara-negara didunia. Ada 4 skala untuk menyatakan suhu di dunia ini yakni
Celcius (C), Fahrenheit (F), Kelvin (K), Reamur (R). Namun untuk di Indonesia
satuan skala yang dipakai adalah 0C. Untuk mengukur besar kecilnya suatu suhu
ditemukan alat bernama thermometer yang fungsinya adalah untuk mengukur besar
kecilnya suatu suhu. Banyak sekali pengaplikasiannya di berbagai bidang, seperti
untuk mengukur suhu tubuh, mengukur suhu udara (cuaca), seperti system proteksi
pada suatu mesin atau alat elektronika jika terjadi overheat, dan masih banyak lagi
pengaplikasiannya baik di industry, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh yang banyak dijumpai adalah alat pendeteksi suhu ruangan.
Alat pendeteksi suhu ruangan adalah alat yang dapat mengukur besar-kecilnya suhu
pada suatu ruangan yang jika dikembangkan lagi dapat menjadi alat yang sangat
bermanfaat seperti menambahkan sedikit rangkaian elektronik yang difungsikan
untuk mendeteksi adanya kebakaran yang menghasilkan suhu diatas suhu normal,
atau sebagai pengatur kipas angina (AC) jika suhu terlalu panas, dan masih banyak
lagi jika rangkaian ini dikembangkan dengan baik. Namun pada percobaan kali ini
hanya akan dibahas suatu alat yang dapat mendeteksi suhu ruangan yang sangat
sederhana dengan tampilan 7-Segment berukuran 0.56 inchi sebanyak 4 digit.
Untuk membuat suatu rangkaian elektronika yang dapat mengukur suhu,
pastilah dibutuhkan suatu benda yang dapat mendeteksi suhu yang bisa juga disebut
2

dengan sensor suhu. Sensor adalah suatu alat yang dapat mendeteksi suatu besaran
fisika, maupun kimia yang nilai besaran tersebut diambil dari suatu tranduser dan
diubah menjadi aliran listrik. Banyak sekali suatu komponen yang besaran
listriknya baik itu hambatan/tahanan, beda potensial, maupun arus yang dapat
berubah-ubah sesuai dengan panas atau suhu disekitarnya, diantaranya adalah
Thermistor (Resistor yang tahanannya berubah-ubah seiring dengan perubahan
suhu sekitar), Thermo couple (Sepasang logam yang jika dipanaskan akan membuat
pemuaian sehingga dapat memindahkan elektron dari satu logam ke logam yang
lainnya), serta suatu sensor yang sudah dikemas dalam satu chip yang tegangan
keluarannnya dapat berubah-ubah seiring dengan suhu sekitarnya. Ada juga yang
sudah berbentuk modul dalam artian sudah dikemas dalam bentuk TTL sehingga
keluarannya sudah berbentuk digital yang dapat diukur langsung tanpa
menggunakan fungsi ADC.
Namun pada rangkaian alat pendeteksi suhu ruangan ini, sensor suhu yang
digunakan adalah sensor yang telah berbentuk IC yakni IC LM35. IC LM35 ini
keluaran tegangannya akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan suhu
sekitarnya, yakni keluarannya adalam 10mV/0C. Dengan keluaran tersebut, maka
dapat memudahkan untuk menghitungnya. Untuk batas ukur, IC LM35 sendiri
memiliki varian jenis yang menentukan besar kecilnya batas ukurnya, yakni :
SERIES
LM35A
LM35CZ
LM35DZ

BATAS UKUR
-550C to 1500C
-400C to 1100C
00C to 1000C

Sensor suhu IC LM35 yang paling banyak dijumpai dipasaran adalah sensor
suhu IC LM35 dengan seri LM35 DZ dengan bentuk tipe TO-92 seperti gambar
berikut :
3

Gambar 2.1 IC LM35 DZ

IC LM35 ini dapat bekerja dengan tegangan dari 4-30V. Seperti diatas Vcc
berada di PIN1, Vout di PIN2, dan GND di PIN3. Namun jangan salah, tidak semua
konfigurasi pin IC LM35 sama, untuk tipe bentuk TO-220, pin nya berbeda dengan
TO-92, yaitu seperti gambar 1.2, bahwa konfigurasi PIN1 adalah Vcc, PIN2 adalah
GND, dan PIN3 adalah Vout. Hal ini jelas memiliki perbedaan pada PIN2 dan
PIN3, sehingga jika salah maka IC pun akan rusak.

Gambar 2.2 IC LM35 TO-220

Setelah itu, untuk menampilkan nilai tegangan keluaran dari IC LM35 maka
digunakanlah penampil 7-Segment dengan ukuran 0.56 inchi sebanyak 4 buah, 2
4

buah 7-segment pertama digunakan untuk angka satuan dan puluhan, 7-segment ke
tiga untuk bilangan berkoma (pecahan decimal), dan yang ke 4 untuk menampilkan
lambang 0C untuk menyatakan suhu.
Namun untuk menampilkan nilai tegangan yang terukur pada 7-segment
dari tegangan yang dikeluarkan LM35 diperlukan suatu komponen untuk mendriver
7-segment yaitu decoder BCD to 7-segment. Biasanya IC yang dapat digunakan
sebagai decoder 7-segment adalah 7447 (berjenis TTL) dengan IC74192 sebagai
counter atau IC 4026 (CMOS) yang sudah di bundle 2 fungsi yakni decoder BCD
to 7-segment dan counter, hanya saja pada 7447 menghasilkan output LOW (0),
sedangkan IC4026 mengeluarkan logika HIGH (1). Namun disini tidak perlu lagi
menggunakan IC-IC tersebut, kaarena ada suatu chip yang didalamnya sudah
terdapat decoder, counter, clock, iscilator, dan yang paling penting adalah ADC
sehingga dapat mengubah nilai tegangan dan arus menjadi digital (biner), yaitu
adalah ICL7107. IC ini diproduksi oleh perusahan Intersil dan MAXIM, dengan IC
ini kita dapat mengukur tegangan bahkan arus dengan sedikit tambahan komponen
eksternal yang sudah tercantum atau diberitahukan pada datasheet IC ini. IC ini
hanya dilengkapi dengan 3 1⁄2 digit atau dengan nilai maksimum -1.999.

Gambar 2.3 Konfigurasi Pin ICL7107


5

Gambar 2.4 Aplikasi ICL 7107 dengan skala full 200mV


6

Dari datasheet diatas disebutkan bahwa Display LED 7-segment yang digunakan
adalah berjenis Common anoda, berarti dapat diberitahukan secara jelas bahwa
output dari ICL 7107 ini adalah output LOW (0). 7-Segment itu sendiri terbagi
menjadi 2 yaitu common anoda dan Common Cathoda, Common Anoda adalah 7segment yang
kaki anoda pada 7 LED segment digabung menjadi 1 yang dijadikan
sebagai sumber tegangan sehingga inputannya adalah katoda (0), sedangkan
common cathode adalah kaki cathode pada 7 LED segment digabung menjadi 1
yang dijadikan sebagai GND (Ground) dan membuat inputannya adalah anoda (1).

Gambar 2.5 7-Segment LED

Di datasheet juga dituliskan bahwa IC ini harus mendapatkan double supply yakni
supply +5VDC dan -5VDC, maka dengan demikian harus ditambahkan power
supply yang dapat menghasilkan 2 polaritas. Caranya dapat dilakukan dengan
menggunakan trafo CT dengan ditambahkan IC 7805 dan 7905, namun karena
terlalu besar dan rangkaian ini dibuat supaya dapat menggunkan sumber dari baterai
9V DC, maka kita dapat membuat +5V DC dari baterai 9V yang dikecilkan
tegangannya menggunakan IC 7805 dan ICL7660 untuk mengubah tegangan +5V
menjadi -5V, sehingga rangkaian ini tidak memerlukan trafo CT lagi. ICL7660 ini
diproduksi oleh Intersil lagi yang dapat diberi tegangan sebesar 1,5V – 10V untuk
ICL7660, dan 1,5V – 12V untuk ICL7660A.
7

Gambar 2.6 Konfigurasi ICL7660

3. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 3.1 Rangkaian Skematik Percobaan


8

4. KOMPONEN YANG DIPERLUKAN


-

Adaptor/Baterai

= 9V – 12V 1A - 2A

B1

= Dioda Bridge 1A/2A

C1

= 100pF

C2, C7

= 100nF

C3

= 470nF

C4

= 10nF

C5

= 220nF

C6

= 1000µF

C8, C9

= 10µF

-
D1, D2, D3

= Dioda 1N4148

DIS1, DIS2, DIS3, DIS4

= Display 7-Segment Commond anoda

IC1

= IC7660

IC2

= ICL7107

IC3

= IC Voltage Regulator 7805

IC4

= IC Temperature Sensor LM35 DZ/CZ

J1

= Jack DC Female

R1, R3

= 100KΩ

R2

= 47Ω

R4

= 1MΩ

-
R5

= 47KΩ

R6

= 22KΩ

R7

= 2K2Ω

RV1

= 24KΩ

S1

= Switch ON/OFF

S2

= Switch Reset 4 Kaki

X1, X2

= Header Male/Female

* Catatan : Jika sulit menemukan komponen gabungan seri resistor RV1 24KΩ +
R6 22kΩ + R7 2K2Ω dapat diganti dengan RV1 Trimpot 25KΩ +
R24KΩ atau dengan hanya 1 RV1 Trimpot 50KΩ saja.
9

5. LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkai dan buatlah seperti sekmatik pada gambar 3.1 pada software
EAGLE 7.2
2. Setelah itu susunlah tata letak komponen dan buatlah layout dari hasil
convert skematik yamg telah kita buat dengan menggunakan EAGLE
3. Setelah itu Print hasil layout dengan menggunakan printer laser (karena
printer laser menggunakan serbuk toner yang tahan terhadap air saat proses
etching) pada kertas gloosy atau kertas yang licin/mengkilat dengan catatan
bahan kertas tidak mengandung bahan plastic karena akan membuat kertas
akan hancur saat masuk di printer laser.
4. Setelah itu pindahkan hasil print ke PCB dengan metode toner transfer
dengan cara memanaskan kertas print tadi ke papan PCB kurang lebih 5
menit menggunakan mesin Vinyl atau dengan setrika.
5. Setelah layout telah berpindah dari kertas glossy ke papan PCB, tunggu
sampai mongering.
6. Lalu lakukan proses etching (pelarutan) menggunakan Ferid Clorid (FeCl 3)
atau menggunakan campuran HCL + NaOH + Air dengan perbandingan
tertentu yang fungsinya untuk menghilangkan tembaga pada PCB yang
tidak dilayout.
7. Setelah tembaga yang tidak terlayout larut, bersihkan dengan air lalu
gunakan thinner guna menghilangkan noda hitam tinta toner dan
membersihkan noda-noda kuning (jika menggunakan FeCl3).
8. Setelah itu lakukan pengeboran pada kaki-kaki komponen menggunakan
mata bor ukuran 0,8mm -1,0mm.
9. Pasang komponen pada PCB dan solder komponen sesuai dengan tata letak
komponen yang dibuat.
10. Uji apakah sudah benar rangkaian yang dibuat, jika sudah benar. Tulis
analisa dan kesimpulan dari data yang didapat.
11. Buat mekanik semenarik mungkin sesuai dengan besar rangkaian yang kita
buat.
10

6. DIAGRAM BLOK

7. HASIL LAYOUT & TATA LETAK KOMPONEN

Gambar 7.1 Layout Rangkaian Alat Pendeteksi Suhu Ruangan


11

Gambar 7.2 Tata Letak Komponen Alat Pendeteksi Suhu Ruangan

8. HASIL PERCOBAAN

Gambar 8.1 Hasil Jadi PCB Tampak Atas


12

Gambar 8.2 Hasil Jadi PCB Tampak Bawah

Gambar 8.3 Alat Pendeteksi Suhu Ruangan dalam Kemasan Mekanik


13

9. ANALISA DATA
Setelah merangkai rangkaian seperti pada rangkaian skematik percobaan
pada gambar 3.1 pada protoboard, didapatkan beberapa masalah, yakni pada
rangkaian protoboard didapatkan angka 66,60C. Kemudian dicoba kembali dengan
menekan tombol untuk mereset 7-Segment yang disambungkan pada pin 37
ICL7107 didaptakan bahwa rangkaian bahwa 7-segement yang tertampil hanya 0C
saja. Ini menandakan bahwa rangkaian terjadi kesalahan. Menurut datasheet yang
didapat bahwa saat melakukan pengetesan harus dilakukan pengkalibrasian pada
trimpot pin 36 dan 35 dengan memutarnya sampai didapat tegangan sebesar 1V
dengan probe (+) pada pin 36 dan probe (-) multimeter pada pin 35, alhasil
didapatkan tegangan diatas 1 V dan ternyata pada saat trimpot diputar-putar tetap
saja tegangan pada Pin 36 dan 35 tidak berubah-ubah. Dan ternyata saat ICL7107
diganti dengan ICL7107 yang baru, rangkaian pun dapat menampilkan angka
dengan benar dan setelah dikalibrasi pun pada multimeter pada saat mengukur
teganagn antara pin 36 dan 35 didapatkan tegangan sebesar kurang lebih 1V (karena
menggunakan trimpot 50KΩ, maka perputaran yang hanya sedikit dapat sangat
berpengaruh dan mengakibatkan nilai yang terukur tidak 1V melainkan sekitar
1033mV atau 1,033V, dan ini juga mengakibatkan bahwa sensor akan kehilangan
presisi atau toleransi sekitar 0,03 % per 0C atau 3,3% per 1000C). Namun pada
7segment didapatkan bahwa nilai yang terukur selalu melompat-lompat tak
beraturan, dan ternyata di datasheet diperlihatkan bahwa ground dari supply jika
sudah digabungkan dengan ICLM35 maka ground untuk IN LO pin 30 harus
dipisah dengan pengawatan sendiri, jadi langsung di jumper ke gorund agar
terhindar dari derau atau noise yang diakibatkan keluaran dari ICLM35. Hal lain
yang dapat mempengaruhi hal seperti ini juga adalah saat pengawatan
menggunakan protoboard maka semakin banyak pula arus yang terbagi akibat dari
pengawatan menggunakan kabel jumper sehingga mengakibatkan rugi-rugi arus
sehingga membuat rangkaian tidak bekerja maksimal di protoboad dan juga jika
melakukan pengawatan rangkaian pada protoboard sering kali kabel jumper kendur
atau goyang yang dapat mengakibatkan noise juga.
14

Gambar 9.1 Grounding Detail For ICL7107

Jadi untuk menghindari terjadinya kesalahan lagi, maka pada rangkaian PCB
diberikan header male agar jika derau tidak terganggu dapat langsung disambung
ke ground yang sama, namun jika masih tetap sama seperti dengan yang terjadi pada
saat pengawatan di protoboard, maka dapat langsung dijumper seperti gambar
skematik berikut.
15

Gambar 9.2 Jumper Header pada Pin 30

Lalu pada saat dilakukan pengujian menggunakan panas solder sensor pun
menampilkan sesuai dengan Vout dari ICLM35 seperti gambar berikut :

Gambar 9.3 Pengujian Alat Pendeteksi Suhu Ruangan

Sensor tidak terlalu sensitive dalam artian sensor terlalu lambat untuk naik turun
pada saat terjadinya perubahan suhu. Mungkin dikarenakan clock dari IC ini terlalu
kecil dan ICL7107 ini kurang cocok untuk digunakan pada suhu yang berubah-ubah
secara drastis. Seperti pada pengujian menggunakan Freezer Kulkas misalnya,
sensor ini akan lama sekali turun dan jika didiamkan dalam freezer lebih kurang 1
16

menit, maka hasilnya baru tampak jelas. Seperti yang ditunjukan pada gambar
berikut :

Gambar 9.4 Pengujian di dalam Freezer


Seperti yang tertera diatas, display menunjukan ukuran sebesar 11,2 0C. Namun
itu adalah nilai setelah freezer terbuka sekitar 5-10 detik, sebelumnya suhu yang
tertampil pada 7-segment saat baru membuka freezer adalah sekitar 9-100C. Karena
saat membuka Freezer udara dari luar masuk maka suhu pun akan naik. Namun
setelah keluar dari freezer sensor pun sulit naik ke suhu normal misalnya pada saat
pengujian adalah sekitar 30an 0C. Hal ini pada saat di cek dan diperiksa, ternyata
uap dingin dari freezer masih meneempel atau belum mongering pada badan
ICLM35 sehingga pada saat dibersihkan dengan lap IC pun akan segera cepat naik
kembali seperti semula. Setelah dilakukan beberapa pengujian, bahwa sensor ini
hanya mampu menampilkan suhu sampai 400C. Lalu dilakukan lagi pengecekan
pada datasheet kenapa hal ini bisa terjadi, dan ternyata pada konfigurasi antara
pin
27, 28, 29 ternyata ada yang salah. Seperti gambar 9.5 yang diambil dari datasheet,
bahwa jika melakukan pengukuran dengan range 2V (atau 2000mV = 2000C).
Maka rangkaiannya pun sedikit diubah yaitu untuk pin 28 BUFF (Buffer) nilai
resistor yang awalnya 47KΩ harus diubah menjadi 470KΩ, dan untuk pin 29 A-Z
(Auto Zero) nilai kapasitansi kapasitor yang awalnya adh 470nF menjadi 47nF
(0,047µF).
17

A-Z diubah ke 0,047µF Dan


BUFF diubah ke 470KΩ

Gambar 9.5 Konfigurasi Nilai Komponen untuk Skala Maksimum 2V

Hal ini diberikan karena pada datasheet dijelaskan bahwa pada pin BUFF ini
nantinya digunakan sebagai penguat penyangga dan integrator dengan tingkat
keluaran 100µA. Dan dapat menyuplai 4µA pada saat mendarivernya dengan nonlinier
diabaikan. Jadi Untuk mengintegrasikannya diperlukan resistor yang cukup
besar untuk menjaga agar tetap berada didaerah yang sangat linier ini sebesar
rentang tegangan input. Dan unutk skala 2V harus menggunakan 470KΩ agar tidak
terjadi kebocoran seperti yang semestinya.
Untuk Kapasitor (A-Z) auto zero memiliki beberapa pengaruh seperti
kebisingan (noise) pada system. Pada skala 2V, dianjurkan untuk menggunakan
kapasitor sebesar 0,047µF (47nF) untuk meningkatkan keepatan pemulihan dari
terjadinya Overload (Kelebihan beban) dan sangat memadai untuk mengatasi
kebisingan (noise) pada skala ini (yaitu 2V). Itu lah yang menyebabkan ICL7107
hanya sanggup menghitung dan menampilkannya ke display 7-segment LED
18

sebesar kurang lebih 400mV atau (400C). Dan setelah diubah sedemikian rupa
didaptkan hasil yang benar dengan pengujian menggunakan solder yang didekatkan
pada sensor selama kurang dari 1 menit sensopr dapat mengukur suhu dan terus
naik dengan perpindahan yang lebih cepat dari sebelumnya dan ditemukan sudah
dapat mengukur diatas 400C bahkan sampai diatas 800C seperti gambar dibawah
ini.

Gambar 9.6 Pengujian Sensor Menggunakan Panas Solder

Dengan demikian, didapatkan rangkaian yang telah diperbaiki adalah seperti


gambar 9.7 berikut :
19

Gambar 9.7 Skematik Rangkaian Setelah Diperbaiki

Komponen :
-

Adaptor/Baterai

= 9V – 12V 1A - 2A

B1

= Dioda Bridge 1A/2A

C1

= 100pF

C2, C7

= 100nF

C3

= 47nF (telah diubah dari 470nF)

C4

= 10nF

C5

= 220nF

C6

= 1000µF
20

C8, C9

= 10µF

D1, D2, D3

= Dioda 1N4148

DIS1, DIS2, DIS3, DIS4

= Display 7-Segment Commond anoda

IC1

= IC7660

IC2

= ICL7107

IC3

= IC Voltage Regulator 7805

IC4

= IC Temperature Sensor LM35 DZ/CZ

J1

= Jack DC Female

R1, R3

= 100KΩ

R2
= 47Ω

R4

= 1MΩ

R5

= 470KΩ (telah diubah dari 47KΩ)

R6

= 22KΩ (diubah ke 24 KΩ)

R7

= 2K2Ω (dihilangkan)

RV1

= 24KΩ (diubah ke 25KΩ)

S1

= Switch ON/OFF

S2

= Switch Reset 4 Kaki

X1, X2

= Header Male/Female
21

10. KESIMPULAN
Setelah dilakukannya percobaan dan penganalisaan dapat disimpulkan
bahwa Alat pendeteksi Suhu Ruangan bekerja :
1. Alat Pendeteksi Suhu Ruangan ini bekerja dengan menggunakan Sensor
Suhu IC LM35DZ yang keluarannya adalah 10mV/0C. Sehingga cukup
mudah dihitung dengan jangkauan ukur 00C -1000C
2. Untuk mengubah tegangan keluaran dari LM35 menjadi bentuk digital
dapat digunakan ICL7107 yang didalam IC tersebut sudah terdapat decoder
7-segment, clock, Oscilator, integrator, counter sehingga semua tersebut
dapat diproses hanya dalam satu IC saja dengan sedikit tambahan dengan
nilai ukur maksimum 1.999V.
3. Untuk mengaktifkan atau menggunakan ICL7107 diperlukan tegangan
simetris +-5VDC yang dapat dihasilkan melalui ICL7660
22

DAFTAR PUSTAKA
-

http://howcircuits.com/led-display-digital-voltmeter.html

http://www.intersil.com/content/dam/Intersil/documents/icl7/icl7106-0707s.pdf

https://www.intersil.com/content/dam/Intersil/documents/icl7/icl7660.pdf

http://www.itisravenna.gov.it/sheet/lm35dz.pdf

http://www.instructables.com/community/ICL7107-and-LM35-based-7segment-thermometer/

http://www.ti.com/lit/ds/symlink/lm35.pdf

Anda mungkin juga menyukai