Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MACAM-MACAM METODE PENJADWALAN PADA PROYEK

MATA KULIAH PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

(P2PRO)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Mata Kuliah Perencanaan dan


Pengendalian Proyek (P2PRO)

Dikerjakan Oleh :

SIFA FEBRU AMIN (16 4101 2696)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2019
1. Gantt Chart

a) Pengertian : yaitu berupa model penjadwalan yang memproyeksikan item

pekerjaan/pada sumbu y terhadap waktu pelaksanaannya yang berupa model

diagram batang/Gnatt secara horisontal sepanjang waktu total penjadwalan pada

sumbu x/durasi proyek.

b) Sejarah : Bar Chart atau lebih dikenal sebagai diagram batang mula-mula dipakai

dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt pada tahun 1917. Metode ini

bertujuan mengidentifikasikan unsur waktu dan urutan untuk merencanakan suatu

kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan waktu pelaporan. Hingga

kini metode ini masih banyak digunakan karena mudah dibuat dan dipahami

sehingga sangat berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.

Penggunaannya sendiri sering digabungkan dengan kurva “S” sebagai pemantau

biaya. Disebut kurva S karena bentuknya yang menyerupai huruf S. Kurva ini pertama

kali dikembangkan oleh Warren T. Hannum atas dasar pengamatan terhadap

pelaksanaan sejumlah besar proyek dari awal hingga selesai. Kurva S secara grafis

adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal

terhadap waktu pada sumbu horisontal.

c) Fungsi : memberikan informasi urutan item pekerjaan yang akan dikerjakan

secara sistematis dan juga dapat memberikan informasi berupa kemajuan proyek

berdasarkan jadwal rencana dan aktual selama proses konstruksi dan tidak

memberikan informasi laninnya seperti kinerja biaya, jalur kritis dan bobot

pekerjaan.

d) Kelebihan :

Umum digunakan

Menyediakan representasi grafis yang mudah dipahami


Sesuai untuk proyek sederhana

Kekurangan :

Tidak merepresentasikan relasi antar aktivitas atau pekerjaan

Tidak memberi gambaran kemajuan yang jelas

Tidak memberikan informasi mengenai waktu pengerjaan tercepat dan terlama

e) Cara Membuat Gantt Chart

Gantt Chart merupakan grafik yang sederhana, Cara membuatnya juga cukup

mudah. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat Gantt Chart serta cara

penggunaannya.

1) Mengidentifikasikan Tugas

Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek

Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan menggunakan

Brainstorming ataupun Flow chart.

Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas.

Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti

Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun

tugas-tugas apa yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).

2) Menggambarkan Sumbu Horizontal

Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan diatas

atau dibawah halaman). Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam harian

maupun mingguan).

3) Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan

Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan berdasarkan

urutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar Graph) untuk

menunjukan rentang waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas yang


bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri dimana waktu Tugas tersebut dimulai

sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir. Jika diperlukan presentasi

kepada Manajemen perusahaan, gambarkan bentuk Intan (Diamond) pada

tanggalnya. Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut jangan diisi.

4) Melakukan Pemeriksaan kembali

Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan untuk

Proyek tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart.

2. Program Evaluation and Review Technique (PERT)

a) Pengertian : PERT adalah sebuah model pada manajemen proyek yang didesain

untuk menganalisis dan perepresentasikan tiap pekerjaan dalam proyek. Diagram PERT

dapat merepresentasikan urutan aktivitas atau kebergantungan antar aktivitas. Urutan

tiap aktivitas tersebut direpresentasikan dalam bentuk diagram jaringan atau diagram

panah. Dalam pengelolaan proyek, sebuah ‘aktivitas’ adalah kegiatan yang harus

dikerjakan dan sebuah ‘event’ atau ’acara’ merupakan tahapan penyelesaian dari satu

atau lebih kegiatan. Sebelum sebuah kegiatan dapat dimulai, semua kegiatan yang

menjadi prasyarat bagi kegiatan tersebut harus sudah terselesaikan.

Diagram PERT memiliki dua komponen utama yaitu aktivitas (activities) dan tonggak

event/acara (milestones). Kedua komponen ini ditandai dengan busur dan titik.

Activities digambarkan pada busur dan milestones digambarkan pada titik (lingkaran).

b) Sejarah : Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office pada

tahun 1957. Metode ini bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi penundaan,

termasuk gangguan atau konflik suatu jadwal. PERT pada prinsipnya adalah hubungan

ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang digambarkan dalam bentuk

diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian kegiatan mana yang

harus didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu selesainya pekerjaan. Kelemahan
metode ini terletak pada cara pembacaan. Tidak semua level manajemen dapat

membaca dan mengetahui kegiatan mana yang memerlukan perhatian penuh agar

proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana.

c) Fungsi : Dalam diagram PERT terdapat fungsi utama yaitu untuk

mengidentifikasi jalur kritis (critical path). Jalur kritis merupakan jalur terpanjang yang

saling berhubungan langssung dan tidak dapat ditunda. Jalur kritis menyatakan kegiatan

kritis dari awal hingga akhir. Penundaan kegiatan kritis akan memengaruhi waktu

penyelesaian seluruh proyek.

d) Kelebihan :

Merepresentasikan relasi antar aktivitas

Sesuai untuk proyek besar

Lebih efisien pada jangka waktu penyelesaian proyek,

Kekurangan :

Sulit dalam pengembangan dan pengelolaan

Perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat

subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung

terlalu optimis dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.

e) Proses perencanaan PERT :

1) Mengidentifikasi kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang

spesifik,

2) Menentukan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,

3) Menyusun model diagram jaringan,

4) Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,

5) Menentukan tahapan dan jalur kritis,

6) Melakukan pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama
proyek berlangsung.

3. Critical Path Method (CPM)

a) Pengertian : Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan

kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi

durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan

waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. Critical path adalah

jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.

b) Sejarah : Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company

menemukan metode Critical Path Method (CPM) untuk memecahkan kesulitan-

kesulitan dalam proses fabrikasi. Pada dasarnya metode ini mirip dengan metode

PERT. Perbedaan mendasarnya terletak dalam penentuan perkiraan waktu. CPM

dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan

dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat pengawasan cermat

agar semua kegiatan selesai sesuai rencana. Dengan kata lain, metode ini

memungkinkan terbentuknya suatu jalur atau lintasan kritis.

c) Fungsi : Untuk menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika

menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah

proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar

proyek dapat diselesaikan.

d) Kelebihan :

Metode ini memaksa pemimpin suatu proyek untuk menganalisis proyek dan

merencanakanya sebelum proyek itu dimulai.


Memperlihatkan dengan jelas tali-menali antara tugas-tugas.

Menyajikan suatu skema waktu yang lebih realistis.

Memberikan kesempatan kepada perencana untuk menganalisis dengan

cermat akibat-akibat suatu perubahan didalam rencana yang terlebih dahulu

telah diumumkan.

Kekurangan :

tidak cocok untuk proyek yang mempunyai sifat berulang.

Tidak mudah di pahami oleh semua orang.

4. Network Planning (NWP) / Arrow Diagram

a) Pengertian : merupakan model instrumen pengukuran jadwal proyek dengan

menggunakan logika jaringan kerja untuk mendeteksi item pekerjaan yang berada pada

jalur kritis maupun untuk mengetahui waktu detail pekerjaan. Model jaringan kerja bisa

berupa Critical Path Method (CPM), Predence Diagram Method (PDM) dan Program

Evaluation Review Technique (PERT). Ketiga model jaringan kerja tersebut disesuaikan

dengan jenis proyek yang akan dikerjakan misalnya untuk metode PERT lebih ideal

gunakan jika proyek masih tergolong baru dimana waktu estimasi penjadwalannya

masih belum pasti dimana probabilitas waktu pelaksanaannya dapat lebih cepat

ataupun lama.

b) Sejarah : Network planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim

perusahaan Du-pont dan rand corporation untuk mengembangkan sistem kontrol

manajemen. Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan

yang memiliki ketergantungan yang kompleks. Metode ini relatif lebih sulit, hubungan

antar kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi network

planning-lah monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan, yakni dengan

memperbaharui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode
lainnya agar lebih informatif.

c) Fungsi : Memperkirakan durasi setiapkan dengan mempertimbangkan dengan

janis pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumberdaya, lingukungan kerja, serta

produktifitas pekerja

d) Kelebihan :

Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan proyek

menjadi lebih rinci dan detail.

Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian

yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran – kesukaran yang

bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakann

pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan.

Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat

ditunda atau harus disegerakan.

Membantu mengomunikasikan hasil network yang ditampilkan.

Memberikan informasi berupa kemajuan proyek berdasarkan jadwal rencana

dan aktual selama proses konstruksi.

Kekurangan :

Metode ini relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas, dan dapat

memperlihatkan kegiatan kritis.

5. Presedent Diagram Method (PDM)

a) Pengertian : Kegiatan dalam Precedence Diagram Method (PDM) digambarkan oleh

sebuah lambang segi empat karena kegiatan ada di bagian Node atau sering juga

disebut sebagai activity on node (AON). Hubungan antar kegiatan dalam metoda ini
ditunjukkan oleh sebuah garis penghubung yang dapat dimulai dari kegiatan kiri

kekanan atau dari atas kebawah. Akan tetapi tidak dijumpai akhir garis penghubung

ini dikiri oleh sebuah kegiatan. Awal dan akhir kegiatan ini merupakan kegiatan fiktiv

yang dinamakan dengan START untuk kegiatan awal dan FINISH untuk kegiatan akhir.

b) Sejarah : Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W Fondahl dari

Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. PDM adalah jaringan kerja yang

umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk

kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy pada PDM tidak

diperlukan.

c) Fungsi : Untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dilakukan perhitungan

kedepan (forward analysis) untuk mendapatkan nilai earliest start dan perhitungan

kebelakang (backward analysis) untuk mendapatkan earliest finish. Perhitungan

backward analysis untuk mendapatkan latest start (LS) dan latest finish (LF) sebagai

kegiatan successor yaitu J dan yang dianalisis dalam I.

d) Kelebihan :

PDM tidak memerlukan Kegiatan Fiktif/ dummy sehingga pembuatan jaringan

akan lebih sederhana

Hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuat tanpa menambahkan jumlah

kegiatan.

Kekurangan :

Dalam ketergantungan ini, aktivitas tidak dapat dimulai sebelum aktivitas

sebelumnya telah berakhir

6. Line of Balance (LOB)

a) Pengertian : LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu


tiap-tiap kegiatan adalah kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari

metodologi LoB adalah menyediakan tingkat produktifitas dan informasi durasi

dalam bentuk format grafik yang lebih mudah. Selain itu, plot LoB juga dapat

menunjukkan dengan sekilas apa yang salah pada kemajuan kegiatan, dan dapat

mendeteksi potensial gangguan yang akan datang

b) Sejarah : LoB mempunyai pemahaman yang lebih baik untuk proyek-proyek

yang tersusun dari kegiatan berulang daripada teknik penjadwalan yang lain, karena

LoB memberikan kemungkinan untuk mengatur tingkat produktifitas kegiatan,

mempunyai kehalusan dan efisiensi dalam aliran sumber daya, dan membutuhkan

sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya daripada penjadwalan network

(Arditi dan Albulak, 1986).

c) Fungsi : Dengan Metoda Schedule Linear dapat dengan mudah diketahui

kemajuan proyek tiap kegiatan pada setiap lokasi atau keseluruhan proyek pada

waktu tertentu serta dapat memonitor kontinuitas kerja dari kelompok kelompok

kerja tiap kegiatan. Kemiringan dari garis alir setiap kegiatan menunjukkan tingkat

produktivitas dari kegiatan itu yang dalam kondisi seimbang, semakin tegak garis alir

kegiatan tersebut maka semakin tinggi tingkat produktivitasnya. Proses Learning

Curve menjadi bagian yang harus diperhitungkan pada awal kegiatan proyek.

d) Kelebihan :

mudah diketahui kemajuan proyek tiap kegiatan pada setiap lokasi atau

keseluruhan proyek pada waktu tertentu

dapat memonitor kontinuitas kerja dari kelompok kelompok kerja tiap kegiatan.

Kekurangan :

proyek yang tidak mudah dibagi menjadi segmen pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai