Anda di halaman 1dari 26

PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN OVITRAP DI RW 01

KELURAHAN BAKTI JAYA KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2019


Laporan ini disusun untuk Memenuhi Tugas Kegiatan Pengabdian Masyarat Mahasiswa dan
Dosen Kesehatan Masyarakat

Dosen Pembimbing: Fase Badriah, Ph.D

Disusun oleh:

Kelompok 9

Hanifati Safirah 11161010000010


Larasati Fina Arisandi 11161010000015
Nadila Damayanti 11161010000052
Mutiara Safira 11161010000054
M. Adjie Ramadhan 11161010000058
Husnaa Haniifah 11161010000088
Intania Ayu Noor Arifa 11161010000102

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M

1
LEMBAR PENGESAHAN

PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN OVITRAP DI RW 01


KELURAHAN BAKTI JAYA KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2019

Untuk disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Mahasiswa dan Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tangerang Selatan, 12 Maret 2019

Mengetahui,

Pembimbing Kegiatan Penanggung Jawab Kegiatan


Pengabdian Masyarakat Pengabdian Masyarakat

Fase Badriah, SKM., M.Kes., Ph.D Baequni Ph. D.


NIP. 1971060520060420 NIP. 19680911 200312 1001

2
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 4
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 6
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 6
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 6
1.3. Tujuan ..................................................................................................................................... 7
1.4. Manfaat ................................................................................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................... 10
2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) ............................................................................................. 10
2.2.1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) ................................................................... 10
2.2.2. Cara Penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) ....................................................... 10
2.2.3. Gejala atau Tanda Demam Berdarah Dengue (DBD) ................................................... 11
2.2.4. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD)...................................................... 11
2.2.5. Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) ............................................................. 12
2.2. Perilaku 3M Plus ...................................................................................................................... 13
2.3. RW BEBAS DBD ...................................................................................................................... 14
BAB 3 METODOLOGI ...................................................................................................................... 16
3.1. Desain Intervensi .................................................................................................................. 16
3.2. Waktu dan Lokasi Intervensi ..................................................................................................... 16
3.3. Sasaran Intervensi ...................................................................................................................... 16
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 17
4.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan ....................................................................................................... 17
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................................... 25
5.1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 25
5.2. Saran .......................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 26

3
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Pengalaman
Belajar Lapangan 2 yang berjudul ”Gambaran Masalah Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Bakti Jaya Kelurahan Bakti Jaya Kota Tangerang Selatan Tahun 2019”. Tak lupa pula shalawat
serta salam selalu kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan para keluarga serta
sahabatnya.
Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian pembuatan laporan ini tidak lepas dari
bimbingan, nasihat, motivasi, dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ucapkan terimakasih yang tak terhingga serta ketulusan dan kerendahan hati yang
dihaturkan kepada:
1. Prof. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes. selaku Dekan FIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Fajar Arianti, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat FIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Baequni, S.KM, M.KM, Ph.D, Ibu Izza Hananingtyas, M.Kes, dan Ibu Meliana
Sari, MKM selaku dosen tim penanggung jawab mata kuliah PBL Program Studi
Kesehatan Masyarakat FIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fase Badriah, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
memberi nasehat kepada kami.
5. drg. Martazola selaku Kepala UPT Puskesmas Bakti Jaya yang selalu memberi arahan
dan dukungan dalam pelaksanaan PBL 2.
6. Lia Leviyanti, SKM selaku pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktunya
untuk memberi bimbingan dalam pelaksanaan PBL.
7. Masyarakat serta semua pihak yang telah turut membantu kami dalam kegiatan PBL ini.
8. Teman-teman Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2016 yang selalu memberi
motivasi dan semangat untuk penulis menyelesaikan laporan ini.
9. Semua pihak terkait yang tidak tersebut yang telah membantu dan mendukung dalam
menyelesaikan laporan ini.

4
Kami menyadari dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan. Semoga
laporan ini dapat memenuhi tujuannya dan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak. Untuk
itu, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaian. Kritik
dan saran selalu terbuka untuk menyempurnakan laporan ini.

Tangerang Selatan, 12 Maret 2019

Kelompok 9

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh satu
dari 4 virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
yang ditemukan di daerah tropis dan sbtropis, diantaranya kepulauan di Indonesia hingga bagian
Utara Australia (Vyas, 2013 dalam Infodatin, 2016).
Di Indonesia, Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang utama. Saat ini, jumlah penderita semakin banyak dengan luas
daerah penyebaran penyakit yang semakin luas. Hal ini diakibatkan oleh terus meningkatnya
mobilitas (perpindahan) dan kepadatan penduduk, terutama di kota-kota besar di Indonesia.
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pertama kali ditemukan di Kota Surabaya
pada tahun 1968. Pada saat itu, ditemukan sebnyaak 58 orang yang telah terinfeksi dan 24 orang
diantaranya meninggal dunia, dengan angka kematian (AK) mencapai 41,3%. Sejak saat itu,
penyakit DBD telah menyebar luas ke seluruh daerah di Indonesia (Kementerian Kesehatan,
2010). Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 12.675 orang penderita DBD di 34 provinsi di
Indonesia, dengan 1.229 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut lebih tinggi jika
dibandingkan tahun 2014, yaitu sebanyak 10.347 orang penderita DBD dengan 907 orang
diantaranya meninggal dunia (Infodatin DBD, 2016).
Di Provinsi banten sendiri, pada tahun 2016 prevalensi penderita DBD sebesar 5.998
kasus, dengan jumlah kasus di Kota Tangerang Selatan sebanyak 655 orang penderita DBD (BPS
Banten, 2017).
Berdasarkan laporan PBL 1 yang berjudul “Gambaran Masalah Kesehatan di Wilayah
Kerja Puskesmas Bakti Jaya Kelurahan Bakti Jaya Kota Tangerang Selatan Tahun 2019”,
diketahui bahwa jumlah kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Bakti Jaya mengalami fluktuatif
(jumlah kasus mengalami kenaikan dan penurunan). Dalam laporan tersebut juga diketahui
bahwa dalam 3 tahun terakhir (2016-2018) jumlah kasus DBD di Wilayah Kerja Puskesmas
Bakti Jaya memiliki jumlah paling banyak di tahun 2018, dengan jumlah kasus sebanyak 24
kasus sesuai dengan laporan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Selain itu, dari hasil data
primer yang dikumpulkan, diketahui juga bahwa akar masalah penyakit DBD di Wilayah Kerja

6
Puskesmas Bakti Jaya yaitu faktor perilaku seperti kurangnya pengetahuan terkait pemberantaras
jentik serta kurangnya kesadaran masyarakat terkait penerapan PSN dan 3M Plus di wilayah
sekitar tempat tinggalnya. Selain itu terdapat juga factor lingkungan seperti keberadaan vector
nyamuk dan factor pelayanan kesehatan seperti belum maksimalnya pelaksanaan program
pengendalian penyakit DBD akibat masih terkendala jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
Bakti Jaya yang masih kurang. Selain akar masalah, pada PBL 1 juga didapatkan bahwa RW 01
Kelurahan Bakti Jaya merupakan salah satu RW dengan jumlah kasus DBD tertinggi di
Kelurahan Bakti Jaya, sehingga dipilihlah RW 01 sebagai daerah intervensi.
Untuk mengatasi akar masalah penyakit DBD yang telah didapatkan pada Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) 1, maka diperlukan kegiatan intervensi berupa RW Bebas DBD yang
dalam kegiatannya berupa kerja bakti setiap RT di Kelurahan Bakti Jaya dan melakukan
penyuluhan terkait 3M+ guna menurunkan angka prevalensi DBD di Wilayah Kerja Puskesmas
Bakti Jaya terutama RW 01 Kelurahan Bakti Jaya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada kegiatan RW Bebas DBD di RW 01 Kelurahan Bakti Jaya yakni
diketahui bahwa dalam 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2016-2018 jumlah kasus DBD di
Wilayah Kerja Puskesmas Bakti Jaya memiliki jumlah paling banyak di tahun 2018, dengan
jumlah kasus sebanyak 24 kasus sesuai dengan laporan Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan. Selain itu, dari hasil data primer yang dikumpulkan, diketahui juga bahwa akar masalah
penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Bakti Jaya yaitu faktor perilaku seperti kurangnya
pengetahuan terkait pemberantasan jentik serta kurangnya kesadaran masyarakat terkait
penerapan PSN dan 3M Plus di wilayah sekitar tempat tinggalnya. Selain itu terdapat juga faktor
lingkungan seperti keberadaan vektor nyamuk dan faktor pelayanan kesehatan seperti belum
maksimalnya pelaksanaan program pengendalian penyakit DBD akibat masih terkendala jumlah
tenaga kesehatan di Puskesmas Bakti Jaya yang masih kurang. Selain akar masalah, pada PBL 1
juga didapatkan bahwa RW 01 Kelurahan Bakti Jaya merupakan salah satu RW dengan jumlah
kasus DBD tertinggi di Kelurahan Bakti Jaya, sehingga dipilihlah RW 01 sebagai daerah
intervensi.

7
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dilaksanakannya kegiatan intervensi kesehatan RW Bebas DBD yang dilakukan guna
menurunkan dan mencegah kejadian penyakit hipertensi di Kelurahan Rawa Mekar Jaya,
Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan
2. Meningkatkan persatuan, kesatuan, seta peran aktif masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang sehat serta meningkatkan rasa memiliki di wilayah Keluarahan Bakti Jaya
3. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan di Wilayah Kelurahan
Bakti Jaya
4. Memonitoring dan evaluasi pada kegiatan intervensi RW Bebas DBD masalah Demam
Berdarah Dengue di RW 1 Kelurahan Bakti Jaya

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Puskesmas Bakti Jaya
1. Untuk membantu Puskesmas Bakti Jaya dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dan
pemberantasan DBD.
2. Untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar masyarakat dan puskesmas di Wilayah
Kerja Puskesmas Bakti Jaya

1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat


1. Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman masyarakat terkait 3M+
2. Untuk meningkatkan perilaku masyarakat mengenai pemberantasan sarang nyamuk dalam
mencegah penyakit DBD.
3. Mampu bergotong-royong dalam melakukan kegiatan kerjabakti antar RT di RW 01 Bakti
Jaya

1.4.3 Manfaat Bagi Program Studi


1. Mengetahui perilaku masyarakat mengenai 3M+ di wilayah kerja Puskesmas Bakti Jaya
2. Mengetahui kepedulian warga dalam kerja bakti di wilayah kerja Puskesmas Bakti Jaya

8
3. Mengetahui antusiasme warga dalam pelaksanaan kerja bakti dan program penyuluhan 3M+

1.4.4 Manfaat Bagi Mahasiswa


1. Dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan komunikasi secara efektif dengan
masyarakat dan stakeholder seperti pihak Puskesmas, Kelurahan, RW, dan RT di Kelurahan
Bakti Jaya.

2. Dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan terkait penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) dan cara pencegahannya kepada masyarakat di RW 01 Kelurahan Bakti Jaya.

3. Dapat menerapkan dan mensinergiskan ilmu yang diperoleh dalam bangku perkuliahan
dengan kondisi sebenarnya yang terjadi di masyarakat.

4. Mahasiwa dapat melatih kemampuan dan pembelajaran dalam berkomunikasi melalui


teamwork yang dibentuk.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD)


2.2.1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular
diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang banyak ditemukan di daerah
tropis dan subtropis diantaranya di kepulauan Indonesia hingga ke bagian utara
Australia. Penyakit DBD ini sudah menyebar luas dibeberapa daerah di dunia
dengan jumlah penderita yang meningkat setiap tahunnya (CDC, 2016).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular melalui gigitan
nyamuk yang ditandai dengan panas (demam) dan disertai dengan perdarahan,
yang disebabkan oleh virus dengue (Kemenkes, 2014).
Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus dengue. DBD adalah penyakit akut dengan manifestasi klinis
perdarahan yang menimbulkan syok yang berujung kematian. DBD disebabkan
oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili
Flaviviridae. Terdapat 4 serotipe DBD: Dengue 1, 2, 3 dan 4 di mana Dengue tipe
3 merupakan serotipe virus yang dominan menyebabkan kasus yang berat. Dalam
tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4–6 hari (intrinsic incubation
period) sebelum menimbulkan penyakit (Sukohar, 2014).
2.2.2. Cara Penularan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus yang hidup di dalam dan di sekitar rumah. Proses penularan
DBD yaitu (Kemenkes, 2016):
a) Demam berdarah dengue (DBD) ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus betina.
b) Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit dan menghisap
darah orang yang sakit DBD atau di dalam darahnya terdapat virus dengue,
tapi tidak menunjukkan gejala sakit

10
c) Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh
tubuh nyamuk, termasuk kelenjar liurnya.
d) Bila nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah orang lain, virus itu
akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.
e) Virus dengue akan menyerang sel pembeku darah dan merusak dinding
pembuluh darah kecil (kapiler), akibatnya terjadi pendarahan dan kekurangan
cairan bahkan bisa sampai mengakibatkan syok.
2.2.3. Gejala atau Tanda Demam Berdarah Dengue (DBD)
a) Gejala atau Tanda Awal (Kemenkes, 2016)
1) Panas mendadak terus-menerus, badan lemah dan lesu. Pada tahap ini
sulit dibedakan dengan penyakit lain
2) Ulu hati seringkali terasa nyeri, karena terjadi perdarahan di lambung.
3) Tampak bintik-bintik merah pada kulit (petekie) seperti bekas gigitan
nyamuk, disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit
4) Untuk membedakannya, kulit diregangkan, apabila bintik merah itu
hilang, bukan tanda petekie
b) Gejala atau Tanda Lanjutan
1) Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan) dan atau di
gusi
2) Mungkin terjadi muntah dan atau buang air kecil dan besar bercampur
darah
3) Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin
berkeringat. Bila tidak segera ditolong dapat meninggal dunia
2.2.4. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD)
a. Pertolongan Pertama DBD dengan Gejala atau Tanda Awal (Kemenkes, 2016)
1. Memberikan minum sebanyak banyaknya dengan air yang sudah
dimasak seperti air putih, susu, teh atau air minum lainnya, atau
larutan oralit
2. Memberikan kompres air hangat
3. Memberikan obat penurun panas (parasetamol)
b. Pertolongan Pertama DBD dengan Gejala atau Tanda Lanjutan

11
1. Menyegerakan untuk periksa ke dokter, poliklinik, Puskesmas atau
rumah sakit untuk memastikan penyakitnya dan mendapat pertolongan
yang tepat
2.2.5. Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Upaya pencegahan terhadap penularan DBD dilakukan dengan pemutusan
rantai penularan DBD berupa pencegahan terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Kegiatan yang optimal yaitu (Kemenkes, 2016):
a. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Dengan 3M Plus
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus meliputi:
1. Menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/WC, drum
dan sebagainya sekurang-kurangnya seminggu sekali
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong air/
tempayan dan lain-lain
3. Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti
botol plastik, kaleng, ban bekas atau membuang pada tempatnya
Selain itu ditambah dengan cara lainnya (PLUS) yaitu:
1. Mengganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya
seminggu sekali.
2. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/ rusak.
3. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan lain-lain
dengan tanah.
4. Membersihkan atau mengeringkan tempat-tempat yang dapat
menampung air seperti pelepah pisang atau tanaman lainnya
5. Mengeringkan tempat-tempat lain yang dapat menampung air hujan di
pekarangan, kebun, pemakaman, rumah-rumah kosong dan lain
sebagainya.
6. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang, ikan
kepala timah, ikan tempalo, ikan nila, ikan guvi dan lain-lain
7. Memasang kawat kasa
8. Tidak menggantung pakaian di dalam rumah
9. Tidur menggunakan kelambu

12
10. Mengatur pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
11. Menggunakan obat anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.
12. Melakukan larvasidasi yaitu membubuhkan larvasida misalnya temephos
di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.
13. Menggunakan Ovitrap, Larvitrap maupun Mosquito trap.
14. Menggunakan tanaman pengusir nyamuk seperti: lavender, kantong
semar, sereh, zodia, geranium dan lain-lain
b. Larvasidasi
Larvasidasi adalah pengendalian larva (jentik) nyamuk dengan
pemberian larvasida yang bertujuan untuk membunuh larva tersebut.
Pemberian larvasida ini dapat menekan kepadatan populasi untuk jangka
waktu 2 bulan. Jenis larvasida ada bermacam-macam, diantaranya adalah
temephos, piriproksifen, metopren dan bacillus thuringensis.
c. Fogging (Pengasapan)
Nyamuk dewasa dapat diberantas dengan pengasapan menggunakan
insektisida (racun serangga). Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena
dengan pengasapan itu yang mati hanya nyamuk dewasa saja. Jentik nyamuk
tidak mati dengan pengasapan. Selama jentik tidak dibasmi, setiap hari akan
muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembangbiakannya.

2.2. Perilaku 3M Plus


Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat
menentukan. Oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara
3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada
musim penghujan. Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus
menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016 yaitu:
1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan
air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air
lemari es dan lain-lain;
2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum,
kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan

13
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk
jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan
pencegahan (Depkes, 2016) seperti :
1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3. Menggunakan kelambu saat tidur;
4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5. Menanam tanaman pengusir nyamuk;
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi
tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu ditingkatkan


terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat
meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga
seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan
(Depkes, 2016).

2. RW Bebas DBD ( Kerja Bakti dan Penyuluhan 3M+)


Dalam pelaksanaan RW Bebas DBD kami melakukan pendekatan kepada warga
sekitar. Kegiatan tersebut meliputi Penyuluhan tentang 3M+ dan Kerja Bakti.Kerja Bakti
merupakan bagian dari kegiatan gotong royong. Gotong royong sebagai solidaritas sosial
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, terutama mereka yang membentuk komunitas-
komunitas dalam masyarakat. Gotong royong terjadi dalam beberapa aktivitas kehidupan
yang dilakukan untuk keperluan bersama. Gotong artinya membawa barang (berat)
bersama-sama dengan dua orang atau lebih. Gotong royong artinya melakukan pekerjaan
bersama-sama, saling menolong,bantu membantu, untuk kemudian menikmati hasil
pekerjaan itu bersama-sama pula (Gurniwan Kamil,2014).

Selain kerja bakti dalam pelaksanaan RW Bebas DBD kamipun melakuakan


penyuluhan erkait 3M+ guna memberantas sarang nyamuk yang ada disekitar rumah

14
warga. PSN adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup,
menguras dan mendaur ulang (yang dikenal dengan istilah 3M). Menguras adalah
membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi,
ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
Menutup adalah menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum,
kendi, toren air, dan lain sebagainya. Mendaur ulang adalah Memanfaatkan kembali atau
mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan
nyamuk penular Demam Berdarah.

15
BAB III
METODOLOGI
3.1 Desain Intervensi

Dalam pembentukan kegiatan RW Bebas DBD metode yang digunakan adalah


berdiskusi dengan tokoh masyarakat (ketua RW, ketua RT serta masarakat yang
berpengaruh di lingkunagn tersebut). Selanjutnya menyebarkan informasi melalui surat
undangan ke setiap RT, melalui pengajian, dan pertemuan-pertemuan warga yang
dilaksanakan dirumah kader RW 01 Rt 04, yang bertujuan untuk mempermudah dalam
penyebaran informasi sehingga informasi yang disampaikan dapat tersampaikan dengan
baik. Dalam kegiatan kerja baktidan penyuluhan 3M+ metode yang digunakan adalah
dengan bergotong-royong memebersihkan lingkungan sekitar dengan benar sesuai yang
sudah disampaikan saat pembekalan penyuluhan 3M+.

3.2 Waktu dan Lokasi Intervensi

Kegiatan Kerja Bakti dilakukan pada tanggal 17 Februari, 24 Februari dan 3 Maret
2019 dan lokasi intervensi dirumah salah satu kader, yang dijadikan TPA, TPQ dan
Majelis Ta’lim Nurul Jannah RW 01 Kelurahan Bati Jaya yang merupakan wilayah kerja
Pusekesmas Bakti Jaya.

3.3 Sasaran Intervensi

Sasaran pada kegiatan ini adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di
RW 01 mulai dari RT. 01-06 Kelurahan Bakti Jaya untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan 3M+ dan Kerjabakti.

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan Pelaksanaan

Tabel 4.1.1. Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut RW Bebas DBD

Dana/Su
Rincian Indikator Waktu Tempat
Kegiatan Tujuan Sasaran SDM mber Keterangan PJ
Kegiatan Pencapaian Pelaksanaan Pelaksanaan
Dana
Meningkatkan Peningkatka Melakukan  30 warga Masyarakat Minggu, 24- Di
Pengetahuan n kegiatan RW 01 di RW 01 02-2019 lingkungan
dan Pengetahuan kerja bakti Kelurahan Kelurahan pukul 07.30 RW 01
Keterampilan dan kemudian di Bakti Jaya Bakti Jaya – 09.00 Kelurahan sound
terkait Keterampila lain hari berpartisi Bakti Jaya system,
Pencegahan n terkait dilanjutkan pasi microphone,
DBD melalui Pencegahan dengan dalam Sabtu, 02-
Pulpen,
RW Bebas DBD kegiatan kegiatan 03-2019 Majelis
lembar
DBD dengan kerja penyuluhan penyuluha pukul 10.00 Ta’lim
Rp absensi. Husnaa
bakti dan terkait n 3M Plus – 11.40 Nurul
Seluruh 465.000,- lembar Haniifah
penyuluhan pengetahuan  Terlaksan .15 Jannah RT
anggota Prodi pretest dan dan
PSN 3M masyarakat anya 04 RW 01
kelompok Kesehatan postest, Larasati
Plus tentang PSN kegiatan Kelurahan
9 Masyarak proyektor, Fina
3M Plus kerja bakti Bakti Jaya
at dan alat Arisndi
setiap
kebersihan,
minggu
kamera
 60%
peserta DSLR,
yang hadir meja, dan
mengalam banner
i
peningkat
an

17
pengetahu
an
mengenai
3M Plus

Kegiatan intervensi ini akan diisi dengan penyampaian materi terkait pencegahan Demam Berdarah Dengue yang disampaikan
dengan santai (informal). Materi yang disampaikan antara lain faktor risiko Demam Berdarah Dengue, tempat-tempat berisiko
perkembang biakan jentik nyamuk, Pencegahan DBD, serta PSN dan 3M Plus. Kegiatan ini Bersamaan dengan kegiatan rutin
Posbindu dalam kegiatan Penyuluhan 3M Plus.
Dalam kegiatan ini juga diadakan pre test dan post test untuk mengevaluasi apakah ada peningkatan pengetahuan. Selain itu,
diadakan pula kegiatan kerja bakti untuk memberantas sarang nyamuk dan memperindah lingkungan RW 01 Kelurahan Bakti Jaya.
Tujuan dari diadakannya kegiatan RW Bebas DBD diharapkan masyarakat dapat menerapkan kegiatan yang sederhana tetapi
bermanfaat besar bagi kehidupan, dan dapat membiasakan diri untuk hidup pada lingkungan yang bersih. Selain itu, kegiatan ini juga
diharapkan mampu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait penerapan PSN dan 3M Plus di rumah masing-masing.
Kegiatan dilaksanakan di rumah salah satu Kader, yang dijadikan TPA, TPQ dan tempat Majelis Ta’lim Nurul Jannah pada
Sabtu, 2 Maret 2019 pukul 10.00-11.40 WIB untuk kegiatan penyuluhan 3M Plus. Untuk kegiatan kerja bakti dilakukan setiap Minggu
mulai tanggal 17 Februari 2019 hingga tanggal 3 Maret 2019. Kegiatan ini ditargetkan dihadiri oleh 30 warga di wilayah RW 01
Kelurahan Bakti Jaya.

18
LAPORAN HASIL MONITORING RW Bebas DBD

Tabel 4.1.2 Monitoring Kegiatan RW Bebas DBD

No. Aktivitas Monitoring Evaluasi

1. Koordinasi dengan - Meminta izin kepada - Tersampaikannya


seluruh RT, RW 01 RT dan RW setempat permohonan perizinan
serta warga setempat untuk melakukan terkait rencana
kegiatan intervensi. pelaksanaan
- Meminta saran sosialisasi 3M Plus
kepada RW terkait yang akan
tempat pelakasanakan dilaksanakan di
intervensi. Majelis Ta’lim Nurul
Jannah RT 04 RW 01
serta kerja bakti di
beberapa RT
- Terbentuknya waktu
pelaksanaan
sosialisasi 3M Plus
dan kerja bakti.
2. Koordinasi dengan - Melakukan - Diberikannya izin
pihak Puskesmas pertemuan dengan oleh pihak
pihak Puskesmas Puskesmas untuk
- Meminta surat melaksanakan
pengantar dan surat kegiatan
undangan untuk izin - Tersedianya surat
melakukan kegiatan izin dan surat
intervensi undangan dari pihak
puskesmas
3. Persiapan kegiatan - Menyebarkan - Memastikan adanya
RW Bebas DBD undangan kepada perwakilan dari setiap

19
No. Aktivitas Monitoring Evaluasi

RT, RW 01, kader, tamu undangan yang


warga RW 01, pihak dapat hadir
puskesmas dan - Memastikan contact
pihak kampus person setiap tamu
- Membuat konsep undangan
acara - Panitia membuat
- Membuat daftar konsep acara yang
persiapan yang harus matang dengan
dilakukan adanya pembagian
- Memastikan sarana tugas sesuai dengan
dan prasarana untuk sumber daya yang ada
kegiatan sosialisasi - Tersedianya sarana
3M Plus telah ada dan prasarana yang
- Menyiapkan lembar memadai
pre-test dan post-test - Panitia memahami
mengenai 3M Plus tugasnya masing-
- Memastikan sarana masing dengan
dan prasarana untuk dibuatnya rundown
kegiatan kerja bakti acara kegiatan
telah ada
- Memastikan setiap
panitia bekerja sesuai
dengan pembagian
tugas yang telah
disepakati.
4 Pelaksanaan - Memastikan - Rangkaian kegiatan
kegiatan RW Bebas kegiatan dimulai tepat waktu
DBD berlangsung sesuai - Para peserta

20
No. Aktivitas Monitoring Evaluasi

dengan rencana sosialisasi 3M Plus


- Melakukan sosialisasi aktif dan kooperatif
3M Plus kepada - Adanya kendala pada
sasaran. peserta yang harus
- Menyebarkan lembar didampingi karena
pre-test dan post-test kesulitan dalam
mengenai 3M Plus membaca dan menulis
- Melakukan praktek sehingga menghambat
kegiatan RW bebas proses pengisian pre-
DBD dengan test dan post-test
melakukan kerja bakti mengenai 3M Plus
serta melakukan - Warga yang
pemberantasan sarang mengikuti kerja bakti
nyamuk. menunjukkan
antusiasme yang
tinggi serta
memahami cara
pemberantasan sarang
nyamuk dengan 3M
Plus.
5. Monitoring dan - Memastikan setiap - Setiap panitia
Evaluasi kegiatan panitia melaporkan melaporkan hasil
RW Bebas DBD hasil kerjanya sesuai kerjanya sesuai
dengan pembagian dengan pembagian
tugas yang telah tugas yang telah
ditentukan. ditentukan
- Memastikan setiap - Terlaksananya
warga RW 01 kegiatan kerja bakti
melaksanakan kerja mingguan di RW 01

21
No. Aktivitas Monitoring Evaluasi

bakti setiap pada hari Minggu


minggunya dengan melakukan
3M Plus
- 60% peserta yang
hadir mengalami
peningkatan
pengetahuan
mengenai 3M Plus

LAPORAN HASIL EVALUASI RW Bebas DBD

Tabel 4.1.3 Evaluasi Kegiatan Intervensi RW Bebas DBD


Terlaksana
Kegiatan Target Keterangan
Ya Tidak
30 warga RW 01 Warga RW 01
Kelurahan Bakti Jaya Kelurahan Bakti Jaya
berpartisipasi dalam yang berpartisipasi

kegiatan penyuluhan dalam kegiatan
3M Plus penyuluhan 3M Plus
berjumlah 31 orang
Terlaksananya Warga melaksanakan
kegiatan kerja bakti  kegiatan kerja bakti
setiap minggu setiap minggunya
RW Bebas DBD
60% peserta yang Sebesar 64,52% peserta
hadir mengalami yang hadir mengalami
peningkatan peningkatan
pengetahuan pengetahuan mengenai
mengenai 3M Plus  3M Plus dengan hasil
rata – rata pre test
sebesar 6,83 dan hasil
rata – rata post test
sebesar 7,90

22
Tabel 4.1.4. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan RW Bebas DBD

Kegiatan Kerja Bakti

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

- Adanya dukungan dari - Tidak semua


Puskesmas Bakti Jaya, masyarakat memiliki
Kelurahan Bakti Jaya, Ketua peralatan yang
RW 01 Kelurahan Bakti Jaya dibutuhkan
- Partisipasi dan antusias - Cuaca tidak dapat
masyarakat yang cukup diprediksi.
tinggi.

Penyuluhan 3M Plus

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

- Adanya dukungan dari - Masyarakat kurang


Puskesmas Bakti Jaya, kondusif dalam
Kelurahan Bakti Jaya, Ketua kegiatan penyuluhan
RW 01 Kelurahan Bakti Jaya
- Partisipasi dan antusias
masyarakat yang cukup tinggi.
- Kegiatan penyuluhan 3M PLUS
bersamaan dengan kegiatan
Posbindu.

Kegiatan Penyuluhan 3M Plus menjadi kegiatan terakhir yang dilakukan dalam


pada kegiatan PBL 2 ini. Kegiatan ini dilaksanakan di hari Sabtu, 02 Maret 2019. Target
yang ingin dicapai adalah 30 warga RW 01 Kelurahan Bakti Jaya berpartisipasi dalam
kegiatan penyuluhan 3M Plus dan 60% peserta yang hadir mengalami peningkatan
pengetahuan mengenai 3M Plus Melalui hasil evaluasi target pertama didapatkan bahwa
Warga RW 01 Kelurahan Bakti Jaya yang berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan 3M
23
Plus berjumlah 31 orang. Hal ini mencapai target yang sudah di tentukan oleh peserta
PBL. . Kemudian pada hasil evaluasi target kedua didapatkan sebesar 64,52% peserta
yang hadir mengalami peningkatan pengetahuan mengenai 3M Plus dengan hasil rata –
rata pre test sebesar 6,83 dan hasil rata – rata post test sebesar 7,90. Dimana hasil tersebut
didapatkan dari hasil pre-post test yang dilakukan dan hal ini melampaui target yang
sudah di tentukan oleh peserta PBL.

24
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan intervensi RW Bebas DBD yang dilakukan untuk


menambah pengetahuan masyarakat terkait pencegahan dan penangan DBD, dengan ada
nya kegiatan intervensi ini sehingga masyarakat dapat merubah perilakunya menjadi
lebih baik untuk menjaga lingkungannya dari sarang nymuk dan tempat-tempt induk
nyamuk yang meneyebabkan penyakit DBD.

Dalam pelaksanaan kegiatan intervensi ini dilakukan indikator keberhasilan 30


masyarakat yang hadir, namun dalam pelaksanaanya yang hadir dalam penyuluhan
sebenyak 31 responden.

Kegiatan kerja bakti ini akan terus berlanjut dilaksanakan rutin setiap minggunya
per RT dan dipantau oleh Bapak Lurah dan Bapak RW.

5.2 SARAN

1. Diharapkan masyarakat paham akan pentingnya tindakan pencegahan dalam


menghadapi masalah kesehatan yang timbul, terutama pencegahan penyakit DBD;
2. Untuk mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan
selanjutnya diharapkan mampu lebih mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam
mengatasi masalah kesehatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya, terutama
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
3. Masyarakat RW 01 diharapkan melanjutkan kegiatan kerja bakti seminggu sekali
setiap RT sebagaimana yang telah dilakukan oleh mahasiswa secara terus-menerus
(sustainable).
4. Para kader dan tokoh masyarakat diharapkan selalu memantau dan ikut aktif
melaksanakan kegiatan intervensi yang telah dilaksanakan.

25
DAFTAR PUSTAKA

CDC, 2016. Dengue. Centers for Disease Control and Prevention. Geneva
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Kendalikan Demam Berdarah Dengue dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.
Kemenkes RI. 2016. Petunjuk Teknis dengan Implementasi PSN 3M-Plus Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik. Jakarta. Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Infodatin DBD

Sukohar. 2014. Demam Berdarah Dengue. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

26

Anda mungkin juga menyukai