Anda di halaman 1dari 39

MENINGKATKAN TEKNIK BELAJAR PERMAINAN BOLA

BASKET MELALUI METODE DIRECT LEARNING


DENGAN PENDEKATAN TAKTIK PEMBELAJARAN
PADA SISWA KELAS V SD N 1 PILANGREJO

PTK
(Penelitian Tindakan Kelas)
Diajukan Untuk Pengusulan Kenaikan Pangkat

T
AF
R
D

Disusun Oleh :

GIYANTO, S.Pd
NIP. 19861205 201001 1 008

PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SD NEGERI 1 PILANGREJO
KECAMATAN JUWANGI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

i|P T K SD NE GE RI 1 PI L ANG RE J O 2 0 1 7 /20 1 8


Pernyataan Keaslian Naskah

PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : GIYANTO, S.Pd
Program Studi : GURU PENJAS
Unit Kerja : SD NEGERI 1 PILANGREJO
Menyatakan bahwa naskah Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul :
MENINGKATKAN TEKNIK BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET
MELALUI METODE DIRECT LEARNING DENGAN PENDEKATAN
TAKTIK PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 PILANGREJO
T
Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian
AF

tertentu yang dirujuk sumbernya.


Pilangrejo, 21 Agustus 2017
R

Pembuat Pernyataan,
D

materai tempel
Rp. 6.000,00

GIYANTO, S.Pd
NIP. 19861205 201001 1 008

ii | P T K S D N E G E R I 1 P I L A N G R E J O 2 0 1 7 / 2 0 1 8
PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
UPT PENDIDIKAN DASAR LUAR SEKOLAH
KECAMATAN JUWANGI
SD NEGERI 1 PILANGREJO
Alamat : Jln.Raya Pilangrejo-Juwangi Desa Pilangrejo Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali 57391
Website : http://sdpilangrejo1.blogspot.com email : pilangrejo1@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN

1. Identitas Penulis
Nama : GIYANTO, S.Pd
NIP : 19861205 201001 1 008
NUPTK : 4844764665110052
Gol/Ruang : Penata Muda TK 1 / III/b
Jabatan : Guru Mapel Penjaskes
Unit Kerja : SD NEGERI 1 PILANGREJO
2. Lokasi Penelitian : SD NEGERI 1 PILANGREJO
3. Lama Penelitian : 2 Siklus
4. Biaya Penelitian : MANDIRI
T
5. Pengamat : ..........................................
AF

1. Anastasia Iriani D A
2. Upik Setiyani, S.Pd
6. Kelas Penelitian : V (Lima)
R

7. Jumlah Siswa Kelas Penitian : 34 Siswa


D

Pilangrejo, 6 September 2017


Kepala Perpustakaan Penulis

DEWI YULIANA GIYANTO, S.Pd


NIP. - NIP. 19861205 201001 1 008

iii | P T K S D N E G E R I 1 P I L A N G R E J O 2 0 1 7 / 2 0 1 8
HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Mengetahui / Mengesahkan
Pilangrejo, 6 September 2017
1. Identitas Penulis

Nama : GIYANTO, S.Pd


NIP : 19861205 201001 1 008
NUPTK : 4844764665110052
Gol/Ruang : Penata Muda TK 1 / III/b
T
Jabatan : Guru Mapel Penjaskes
AF

Unit Kerja : SD Negeri 1 Pilangrejo


Kecamatan Boyolali
R
D

2. Pengamat : ...............................................
1. Anastasia Iriani D A
2. Upik Setiyani, S.Pd

Kepala Sekolah
Kepala Perpustakaan SD NEGERI 1 PILANGREJO

DEWI YULIANA JALIMAH, S.Pd


NIP. - NIP. 19640421 198405 2 005

iv
ABSTRAK

Giyanto, “MENINGKATKAN TEKNIK BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET


MELALUI METODE DIRECT LEARNING DENGAN PENDEKATAN TAKTIK
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 PILANGREJO”.

Kata Kunci : Metode Direct Learning, Pendekatan Taktik, PTK, Modul,

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktifitas Olah raga dan


kegemaran akan hidup sehat pada masa kini. Rendahnya aktifitas tersebut memicu
ketidak berhasilan pendidik dalam memberikan pengetahuan akan pentingnya ber
olah raga dalam kehidupan sehari-hari, hal ini ditunjukkan dengan minat siswa
terhadap pelajaran olah raga tergolong masih sangat rendah.

Metode Direct Learning dengan Pendekatan taktik adalah suatu metode


T
yang peneliti kembangkan berdasarkan permasalahan akan rendahnya nilai
AF

olahraga pada anak. Peneliti merancang sebuah modul yang didalamnya berisi
skema aktifitas olah raga pada materi bola basket yang merujuk berdasarkan minat
dan teknik dengan pendekatan taktik. Taktik disini mengandung makna bahwa
R

setiap anak pastilah mempunyai strategi dan metode sendiri dalam memecahkan
sebuah masalah, sehingga peneliti membuat sebuah penelitian dengan manfaat
D

merangsang bakat dan minat siswa dalam ber olah raga.

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan
didalamnya, tahapan penilaian beruba Perancangan Bahan, Pelaksanaan Tindakan,
Penyusunan RPP, Pemilihan Media dan Bahan, dan Instrumen Penilaian. Hasil dari
tahapan tindakan adalah siswa mencapai ketuntasan di akhir peneitian dengan nilai
indikator keberhasilan yaitu 97,6 pada praktik taktik permainan bola basket, dari
siklus 1 87,5. sedangkan pada Peniaian kemampuan dasar dari Siklus 1 49,71
meningkat pada akhir pembelajaran Penilaian kemampuan individu siswa yaitu
84,41.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
dan karuniaNya serta kemudahan dan kelapangan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan PTK dengan judul MENINGKATKAN TEKNIK BELAJAR
PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI METODE DIRECT LEARNING
DENGAN PENDEKATAN TAKTIK PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD
N 1 PILANGREJO. Penulisan penelitian ini kami susun untuk dikaji dalam bacaan
di perpustakaan sekolah dan dapat di kaji sebagai perbandingan dalam pembuatan
T
Penelitian Tindakan Kelas ataupun karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik
AF

pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan Penelitian Tindakan Kelas
remaja ini.
R

Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini jauh dari
D

sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak selalu penulis harapkan.

Pilangrejo, Tgl 21 Agustus 2017


Penulis

GIYANTO, S.Pd

vi
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................................................ 3
C. Batasan Masalah ................................................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 6
F. Definisi Istilah..................................................................................................................... 6
BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN .............................. 9
A. Kajian Teori ........................................................................................................................ 9
1. Penelitian Yang Relevan ................................................................................................. 9
2. Pengertian Pendidikan ................................................................................................. 10
3. Hakikat Belajar ............................................................................................................. 13
T
4. Metode Direct Learning dan Pendekatan Taktik .......................................................... 16
5. Pendidikan Berkarakter ................................................................................................ 19
AF

6. Materi Bola Basket ....................................................................................................... 21


B. Hipotesis Tindakan ........................................................................................................... 28
BAB III. METODE PENELITIAN ....................... Error! Bookmark not defined.
R

A. Design Penelitian .............................................................. Error! Bookmark not defined.


D

B. Tempat, Waktu Penelitian ................................................. Error! Bookmark not defined.


C. Subject Dan Object Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined.
D. Definisi Operasional ......................................................... Error! Bookmark not defined.
E. Langkah – Langkah Pembelajaran .................................... Error! Bookmark not defined.
1. Pertemuan pertama ......................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Pertemuan kedua ............................................................. Error! Bookmark not defined.
3. Pertemuan ketiga ............................................................. Error! Bookmark not defined.
4. Pertemuan keempat ......................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Teknik Pengumpulan Data ................................................ Error! Bookmark not defined.
C. Instrumen Penelitian ......................................................... Error! Bookmark not defined.
D. Prosedur Penelitian ........................................................... Error! Bookmark not defined.
1. Siklus I............................................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Siklus II.............................................................................. Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Analisis Data Deskriptif Kuantitatif ..................... Error! Bookmark not defined.
E. Indikator Keberhasilan Tindakan ...................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... Error! Bookmark not
defined.
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Pelaksanaan Tindakan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Hasil Penelitian ................................................................. Error! Bookmark not defined.
1. Siklus 1 Pertemuan Ke 1 ................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Siklus 1 Pertemuan Ke 2 ................................................... Error! Bookmark not defined.
3. Siklus 2 Pertemuan Ke 3 ................................................... Error! Bookmark not defined.

vii
4. Siklus 2 Pertemuan Ke 4 ................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V........................................................................ Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ................................................................. Error! Bookmark not defined.
A. Simpulan ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Saran ................................................................................. Error! Bookmark not defined.
C. Manfaat ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL

Tabel 1) Penyusunan Jadwal Perencanaan Penelitian .. Error! Bookmark not


defined.
Tabel 2) Penyusunan Pelaksanaan Penelitian .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3) Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Bola Basket ........... Error!
T
Bookmark not defined.
AF

Tabel 4) Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan Ke 1 . Error! Bookmark


not defined.
R

Tabel 5) Hasil Survey Pengetahuan Awal siswa siklus 1 Pertemuan Ke 2


Error! Bookmark not defined.
D

Tabel 6) Hasil Pretest Kemampuan Dasar Teknik Bola Basket .......... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 7) Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan Ke 2 . Error! Bookmark
not defined.
Tabel 8) Penilaian Hasil Pemanasan Siswa ...... Error! Bookmark not defined.
Tabel 9) Pembagian Kelompok Teknik Mencari Ruang Kosong ......... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 10) Hasil Penilaian Kelompok Teknik Mencari Ruang Kosong .. Error!
Bookmark not defined.
Tabel 11) Langkah Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan Ke 3 Error! Bookmark
not defined.
Tabel 12) Hasil Permainan Bola Basket (Setengah Lapangan 3 vs 2) ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 13) Ulangan Mandiri Siswa ....................... Error! Bookmark not defined.

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1) Alur Kerangka Berfikir .............................................................. 27


Gambar 2) Skema Pembelajaran ....................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3) Grafik Penilaian Fisik Siswa ........... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4) Grafik Indikator Keberhasilan ....... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN

RPP ................................................ Error! Bookmark not defined.


Pembagian Kelompok Siswa ....... Error! Bookmark not defined.
T
Grafik Penilaian ........................... Error! Bookmark not defined.
AF

Lembar Penilaian Fisik dalam Pemanasan ... Error! Bookmark


not defined.
R

Lembar Taktik Dalam Permainan Bola Basket .............. Error!


Bookmark not defined.
D

Lembar Penilaian Ujian Tulis/ Mandiri .. Error! Bookmark not


defined.
Jadwal Penelitian ......................... Error! Bookmark not defined.
Lembar Absensi Kehadiran Siswa ........... Error! Bookmark not
defined.
Modul Pembelajaran ................... Error! Bookmark not defined.
Ijin Penelitian ............................... Error! Bookmark not defined.
Dokumentasi Foto ........................ Error! Bookmark not defined.

ix
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persoalan yang sangat mendasar dalam pendidikan jasmani bukanlah

semata-mata bagaimana proses meningkatkan efektivitas belajar mengajar untuk

mencapai tujuan pendidikan. Di dalamnya juga terkandung beberapa tuntutan

perubahan pada domain kognitif, afektif dan psikomotor di tingkat mikro

individual. Efektivitas proses pendidikan dimaksud tidak hanya dipengaruhi oleh

aspek fisik, biologis dan psikologisnya saja, tetapi juga dari aspek konteks

lingkungan geografis. Itulah sebabnya penyediaan pengalaman belajar yang


T
mengandung nilai-nilai kependidikan, implementasi pendekatan dan model
AF

pembelajaran yang serasi dengan substansi tugas ajar dan beberapa sumber belajar
R

lainnya. Konteks lingkungan dimaksud merupakan tata latar yang dapat dibatasi
D

dalam pengertian lingkungan, seperti lingkungan sosial, budaya dan geografis.

Karena itu penyelenggaraan pendidikan jasmani tidak saja dipengaruhi oleh metode

Direct Learning dengan Pendekatan, model, strategi, dan pendekatan saja, tetapi

dapat diamati dari sisi kebijakan, perencanaan yang dikaitkan dengan konteks

lingkungan pendidikan itu sendiri.

Permasalahan utama yang dihadapi pendidikan jasmani dewasa ini adalah

terjadinya perubahan nilai-nilai budaya. Perubahan dimaksud berupa kultur gerak.

Menurut Bart Crum (1994) dalam Rusli Lutan (2003:101) ‘movement culture’,

yakni terjadi perubahan kebiasaan aktif bergerak menjadi kebiasaan kurang gerak

atau bahkan fenomena gaya hidup diam. Pergeseran gaya hidup itu, dipicu oleh

1
aneka kemudahan dalam kehidupan sehari-hari yang di dukung oleh perubahan

taraf hidup, penggunaan teknologi komunikasi dan transportasi serba otomatis

sehingga di kalangan anak-anak yang fitrahnya sebagai mahluk bermain (homo

luden) sangat berkurang dan cenderung menghilangkan aktivitas fisik dalam

berbagai kegiatannya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak anak-anak

menghabiskan waktu menyaksikan program televisi, video, menggunakan internet

seperti facebook dan lain sebagainya. Pergi ke sekolah menggunakan kendaraan

sebagai alat transportasi. Para pengunjung toko swalayan lebih banyak

menggunakan lift dan tangga berjalan (escalator) ketimbang naik menggunakan

tangga dengan pertimbangan mereka lebih cepat, nyaman dan menghemat tenaga.1
T
Selain itu pemain olahraga juga dapat membina kesehatan dan rasa percaya
AF

diri serta kesehatan. Dalam mengajarkan permainan olahraga harus tetap memper-
R

hatikan kurikulum pendidikan jasmani yang sedang berlaku serta taktik


D

permainan yang sesuai. Kesadaran akan taktik meng-gunakan keterampilan

gerak dasar kemam- puan untuk menekankan masalah taktik yang muncul selama

dalam permainan.

Hal itu sekaligus dapat memilih respon guna memecahkan permasalahan

yang terjadi pada saat melakukan shooting pada permainan bola basket baik

melalui papan pantul maupun langsung tanpa melalui papan pantul.

1
Ma’ruful Kahri, “Pengaruh Pendidikan Jasmani Terhadap Kebugaran Jasmani, Body Mass
Index (Bmi), Antropometri, Motor Educability, Dalam Kaitannya Dengan Perbedaan
Lingkungan Sosial Dan Geografis”.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=95983&val=5074 (diakses tanggal 21 Agustus
2017).

2
Pendekatan taktik diharapkan dapat meningkatkan minat yang lebih

besar untuk belajar bermain. Pada umumnya pembelajaran permainan dalam

olahraga menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional yang hanya

memberikan sedikit kontribusi pada penampilan bermain siswa. Pendekatan

konvensional untuk mengajarkan permainan sangat menekankan pada keterampilan

gerak dasar, hal ini telah banyak menuai kritik, yaitu keterampilan diajarkan

sebelum siswa mamahami konsep pembelajaran yang akan disampaikan oleh

guru.

B. Perumusan Masalah
T
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat
AF

diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :


R

1) Apakah penerapan metode Direct Learning dengan Pendekatan Taktik dapat


D

meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Penjaskes tentang

Pembelajaran Teknik Permainan Bola Basket di kelas V SD Negeri 1

Pilangrejo Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2017/2018.

2) Apakah penerapan metode Direct Learning dengan Pendekatan Taktik dapat

meningkatkan teknik belajar siswa dalam pembelajaran Penjaskes tentang

Bola Basket di kelas V SD Negeri 1 Pilangrejo Kecamatan Juwangi

Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

3
C. Batasan Masalah

Agar masalah yang teridentifikasi dapat terarah dan dikaji secara

mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini,

peneliti membatasi masalah pada peningkatan kualitas pembelajaran dengan

penerapan metode Direct Learning dengan Pendekatan Taktik pada mata

pelajaran Penjaskes. Beberapa hal yang terkait dengan peningkatan kualitas

pembelajaran dalam penelitian ini adalah :

1. Kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang

meliputi beberapa indikator, antara lain: (1) Menjelaskan tujuan dari metode
T
Direct Learning dengan Pendekatan pembelajaran Taktik, (2) Menjelaskan
AF

langkah metode Direct Learning dengan Pendekatan pembelajaran Taktik,


R

(3) Siswa melakukan praktik permainan olah raga menggunakan metode


D

Direct Learning dengan Pendekatan Taktik secara kelompok, (4) Siswa diuji

kompetensi secara individu menggunakan metode Direct Learning dengan

Pendekatan Taktik. (5) Guru memberi evaluasi hasil praktik olah raga siswa,

baik secara individu dan kelompok.

2. Mata pelajaran Penjaskes yang dijadikan sebagai objek penelitian

dikhususkan pada pokok bahasan Bola Basket.

3. Ketuntasan belajar siswa dalam penelitian ini adalah sekurang – kurangnya

80% siswa memenuhi standart Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal 75%.

4
D. Manfaat Penelitian

Dalam suatu penelitian diharapkan mampu untuk menghasilkan sesuatu

yang bermanfaat. Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan akan

memberikan manfaat secara praktis dan secara teoritis, yaitu :

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan kontribusi positif yang bermanfaat dalam

dunia pendidikan, khususnya mata pelajaran Penjaskes

mengenai penerapan metode Direct Learning dengan

Pendekatan pembelajaran Taktik terhadap peningkatan

belajar secara efektif dan prestasi belajar siswa.


T
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
AF

pertimbangan dan pengembangan bagi penelitian-


R

penelitian di masa yang akan datang pada bidang


D

permasalahan yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Mendapat kemudahan dalam belajar dan

memahami materi Bola Basket dengan metode Direct

Learning dengan Pendekatan pembelajaran Taktik

sehingga berdampak pada peningkatan belajar secara

efektif dan pencapaian prestasi belajar siswa.

b. Bagi Guru

5
Sebagai masukan bagi guru di bidang studi

Penjaskes (Penjaskes) sebagai suatu pendekatan metode

Direct Learning dengan Pendekatan pembelajaran

alternatif yang dapat digunakan dalam rangka

meningkatkan antusiasme dan prestasi belajar siswanya.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui apakah penerapan metode Direct Learning dengan

Pendekatan Taktik dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam


T
pembelajaran Penjaskes tentang Pembelajaran Teknik Permainan Bola
AF

Basket di kelas V SD NEGERI 1 PILANGREJO Kecamatan Juwangi


R

Kabupaten Boyolali.
D

2) Untuk mengetahui apakah penerapan metode Direct Learning dengan

Pendekatan Taktik dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam

pembelajaran Penjaskes tentang materi Bola Basket di kelas V SD NEGERI

1 PILANGREJO Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali.

F. Definisi Istilah

1) PTK

Menurut Arikunto, dkk. (2007:58), ada tiga pengertian yang dapat

diterangkan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu :

6
 Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi

yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik

minat dan penting bagi peneliti.

 Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian

siklus kegiatan.

 Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dari

seorang guru.

Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian


T
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
AF

dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran.


R

2) Kemampuan
D

Kemampuan: adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat

saraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah, seperti

menghafal, menulis, mengetik dan sebagainya.

3) Metode Direct Learning dengan Pendekatan Taktik

Metede ini bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir

siswa tentang cara memahami sebuah materi pelajaran menggunakan

konsep sederhana dari pertanyaan kritis serta pemecahan masalah dengan

pengembangan teknik pemecahan masalah yang didasarkan atas

kemampuan siswa sendiri dengan dasar skill yang dimilikinya.

4) Fenomena lingkungan dan sosial

7
Peristiwa penting yang memiliki gejala-gejala serta dapat diamati

sebagai sebab akibat (masalah) secara alami terjadi dalam lingkungan sosial.

5) Pemahaman Siswa

Pemahaman siswa artinya siswa dapat tahu benar, mengerti benar,

pokok bahasan pembelajaran yang ada pada kurikulum tersebut, dalam hal

ini adalah pembelajaran Penjaskes. Pemahaman siswa dalam kegiatan

pembelajaran bisa dikatakan sebagai prestasi belajar yaitu hasil yang

telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan/aktivitas

belajar (KBBI, 2001: 895)

Dengan demikian sudah jelas bahwa peningkatan pemahaman siswa


T
dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh
AF

siswa setelah diterapkannya metode Direct Learning dengan Pendekatan


R

Taktik pada pembelajaran Penjaskes tentang materi Bola Basket di kelas V


D

SD NEGERI 1 PILANGREJO Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2017/2018.

8
BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang metode Taktik ini telah pernah diteliti oleh

Yudha Febrianta Dalam skripsinya di Universitas Negeri Yogyakarta,

dengan judul: “Upaya Peningkatan Pembelajaran Permainan Bola

Basket Melalui Metode Pendekatan Taktik Pada Siswa Kelas VIII C

Smp Negeri 2 Pandak Bantul”. dalam skripsinya permasalahan dihadapi

pada siswa kelas VIII C yang didalam kelas tersebut mempunyai nilai
T
rata – rata Penjaskes khususnya dalam pembelajaran Bola Basket masih
AF

tergolong rendah, Penelitian dalam skripsinya tersebut dilakukan


R

dengan 2 Siklus penelitian. Data dikumpulkan melalui: (1) pengamatan


D

Pada hasil belajar bola basket menggunakan metode pendekatan taktik,

(2) observasi kelas pada guru, (3) pengamatan pada situasi kelas, (4)

pengamatan terhadap perilaku siswa, dan (5) tes kognitif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan pembelajaran bola

basket melalui metode pendekatan taktik siswa kelas VIII C SMP

Negeri 2 Pandak, Bantul. Pembelajaran bola basket melalui metode

pendekatan taktik antara kelas VIII C dalam 2 siklus meningkatkan

keterampilan proses dalam bermain game bola basket dengan

pendekatan taktik. Berdasarkan penilaian di akhir Siklus I, nilai rata-rata

siswa adalah 72,8. Pada akhir Siklus II, skor rata-rata mereka meningkat

9
menjadi 78,0, jadi berada di atas Kriteria Penguasaan Minimum

(Minimum Mastery Criterion / MMC), yaitu 71. Sementara itu, jumlah

siswa yang mencapai MMC pada Siklus I adalah 17 (47%), dan pada

Siklus II menjadi 33 (96%); Ini di atas kelas penguasaan, yaitu 75%.

Hubungan penelitian diatas dengan penelitian penulis adalah

dimana penulis menyimpulkan bahwa praktek yang dilakukan siswa

akan bisa dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan yaitu dengan

seringnya diberi latihan atau dalam pembelajaran menggunakan metode

atau strategi dengan pendekatan Taktik.


T
2. Pengertian Pendidikan
AF

Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya memelihara


R

dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak


D

dan kecerdasan. Sedangkan di dalam kamus besar bahasa

Indonesia edisi kedua pendidikan merupakan proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di

dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya

istilah pendidikan diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan

yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-

10
anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna

bagi diri sendiri dan masyarakat. Marimba mengatakan bahwa :

”Pendidikan dapat juga diartikan sebagai bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik (guru) terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik (murid) menuju

terbentuknya kepribadian yang utama ”

Sedangkan menurut Poerbakawatja dan Harahap menyatakan bahwa

”Pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang


T
dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan
AF

sebagai kemampuan untuk berSholat terhadap segala


R

perbuatannya”.
D

Sedangkan didalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20

Tahun 2003 BAB I tentang ketentuan umum dikatakan bahwa :

”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual kegiatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

11
Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pendidikan adalah usaha secara sadar dan sengaja untuk mengubah

tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok

untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Selain untuk mengembangkan potensi yang ada dalam

diri siswa, baik itu melalui pendidikan formal, informal atau

nonformal yang tujuannya adalah untuk mencapai kedewasaan serta

mendapatkan pengetahuan dan juga sebagai bekal hidup

dimasyarakat nanti.2

Di dalam pendidikan sendiri ada tujuan yang ingin dicapai.


T
Adapun tujuan dari pendidikan nasional yang tercantum dalam
AF

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


R

sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 dikatakan bahwa :


D

” pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.”

2
https://kbbi.web.id/didik, diakses tanggal 21 Agustus 2017

12
3. Hakikat Belajar

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan

utama. Proses ini merupakan proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar interaksi yang berlangsung dalam

situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.7 Arti belajar ialah

proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Ini

berarti tujuan suatu kegiatan belajar ialah mencapai perubahan tingkah

laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun

aspek sikap. Menurut Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand belajar


T
adalah
AF

”learning as a relatively permanent change in behaviour


R

traceable to experience and practice” (belajar adalah perubahan


D

tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman

dan latihan).9 Sedangkan menurut Morgan dalam buku yang

berjudul Introduction to Psychology (1978) mengemukakan bahwa

”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam

tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman”.10 . Menurut Stronck dan Yussen (1994)

mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen

karena adanya pengalaman.11 . Menurut Hilgard dan Brower

mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan

melalui aktivitas, praktek dan pengalaman.

13
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan diatas

dapat diungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses

memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan

tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau

menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Selain itu belajar merupakan proses perubahan tingkah laku

sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.3

Dari beberapa definisi di atas maka kita akan dapatkan hal-

hal pokok terkait dengan masalah belajar, yaitu :


T
a. Belajar itu membawa perubahan
AF

b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya


R

kec kapan baru


D

c. Perubahan itu terjadi karena usaha.

Selain itu dari definisi-definisi di atas dapat dikemukakan

adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian

tentang belajar, yaitu sebagai berikut:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah

laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada

tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

3
Miftakhul Khairi, “Hakikat Belajar dan Pembelajaran”, diakses dari
http://mahasiswa.ung.ac.id/321411043/home/2013/6/17/hakikat_belajar_dan_pembelajaran.html,
pada tanggal 21 Oktober 2016

14
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang

lebih buruk

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang tejadi

melalui latihan atau pengalaman.

c. Untuk dapat dikatakan sebagai belajar maka

perubahan itu harus mantap.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena

belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian,

baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam

pengertian, pemecahan masalah, keterampilan,


T
kecakapan, kebiasaan ataupun sikap
AF

Telah disebutkan di atas bahwa belajar adalah suatu proses


R

yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan


D

dalam tingkah laku dan kecakapan. Dengan kata lain belajar adalah

suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam

wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang

relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu

dengan lingkungannya. Berhasil atau tidaknya belajar tersebut

tergantung kepada bermacam-macam faktor yang

mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar ini dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu faktor internal

yang terdiri dari faktor jasmaniyah dan faktor psikologis. Faktor

jasmaniyah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan

15
faktor psikologis meliputi intelegensi, minat, perhatian, bakat, motif,

kematangan dan kelelahan, dan faktor eksternal yang terdiri dari

faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor

keluarga meliputi bagaimana cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan Agama keluarga,

pengertian orangtua dan latar belakang orangtua. Sedangkan

faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah dan metode

belajar.Sementara faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa

dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam


T
masyarakat dan media massa.
AF
R

4. Metode Direct Learning dan Pendekatan Taktik


D

1) Pengertian Metode

Metode berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yakni

“Metha”, berarti melalui , dan “ Hadas” artinya cara, jalan, alat atau gaya.

Dengan kata lain, metode artinya “jalan atau cara yang harus ditempuh

untuk mencapai tujuan tertentu” (Arifin, 1987:97).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan W.J.S.

Poerwadarminta (1986:649), bahwa “metode adalah cara yang teratur

dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”. Sedangkan

dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer pengertian metode adalah

16
“cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan

dalam mencapai maksudnya” (Salim, 1991:1126).

Menurut Muhibbin Syah (1995:201) dalam bukunya “Psikologi

Pendidikan dengan Pendekatan Baru”, bahwa “Metode secara harfiah

berarti cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara

melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan

menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistemati” Dalam

metodologi pengajaran agama Islam pengertian metode adalah suatu cara

“seni” dalam mengajar (Ramayulis, 2001:107). Sedangkan secara

terminologi atau istilah, menurut Mulyanto Sumardi (1997:12), bahwa


T
“metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan
AF

penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan


R

dan didasarkan atas approach” Selanjutnya H. Muzayyin Arifin


D

mengatakan bahwa ìmetode adalah salah satu alat atau cara untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.4

Dari beberapa pengertian tersebut di atas jelaslah bahwa metode

merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan maka

diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang

sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seorang

guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat.

4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2003), h. 7.

17
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, hendaknya guru

dalam menerapkan metode terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi

yang paling tepat untuk dapat diterapkannya suatu metode tertentu, agar

dalam situasi dan kondisi tersebut dapat tercapai hasil proses

pembelajaran dan membawa peserta didik ke arah yang sesuai dengan

tujuan pendidikan. Untuk itu dalam memilih metode yang baik guru

harus memperhatikan tujuh hal di bawah ini:

a. sifat dari pelajaran,

b. alat-alat yang tersedia,

c. besar atau kecilnya kelas,


T
d. tempat dan lingkungan,
AF

e. kesanggupan guru,
R

f. banyak atau sedikitnya materi ,


D

g. tujuan mata pelajaran.

2) Pengertian Metode Direct Learning

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus

pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara

pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi

dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara

ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah

bervariasi).

18
3) Pendekatan Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam

melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya

individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode

ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya.

Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor

karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang

satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan

alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam

gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing


T
guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru
AF

yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu
R

sekalkigus juga seni (kiat).5


D

5. Pendidikan Berkarakter

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan

dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-

nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Nilai-nilai karakter

dapat terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat

5
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-
model-pembelajaran/, (diakses tanggal 21 Agustus 2017)

19
istiadat (Asmani,2014: 35). Menurut Marzuki (2014) pendidikan karakter tidak

hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada siswa.

Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang

baik sehingga peserta didik menjadi paham (domain kognitif), mampu

merasakan (domain afektif), dan biasa melakukan (domain perilaku). Jadi

pendidikan karakter erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan yang terus-

menerus dipraktikkan atau dilakukan.

Hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di

Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya

bangsa sendiri dan bertujuan untuk membina kepribadian generasi muda.


T
Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak pada nilai-nilai
AF

karakter dasar manusia. Selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang


R

lebih tinggi sesuai kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
D

Tujuan pendidikan karakter berdasarkan Kerangka Acuan Pendidikan

Karakter tahun 2010 adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan

tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan

jangka panjang pendidikan karakter adalah mendasarkan diri pada tanggapan

aktif Taktik individu atas impuls natural sosial yang diterimanya sehingga pada

akhirnya akan mempertajam visi hidup melalui proses pembentukan diri secara

terus-menerus.

Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter peserta

didik secara utuh, terpadu, serta seimbang sesuai dengan standar kompetensi

20
lulusan. Sudarmadi (2011) menekankan agar guru berusaha menerapkan model-

model pembelajaran yang dapat mengembangkan karakter siswa termasuk

dalam pembelajaran agama. Sementara itu, Ikhwanuddin (2014) dalam

penelitiannya mengemukakan bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran mampu memberikan sumbangan positif dalam pembentukan

karakter dan berdampak pada peningkatan prestasi akademik secara lebih

merata. Melalui pendidikan karakter, diharapkan siswa mampu secara mandiri

meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia

sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.


T
AF

6. Materi Bola Basket


R

 Pengetahuan Bola Basket


D

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua

tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding

mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan.

Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh

penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara

lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia.

 Sejarah Bola Basket

Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara

tidak sengaja oleh seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James

21
Naismith, seorang guru Olahraga asal Kanada yang mengajar di sebuah

perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah wadah

pemuda umat Kristen) diSpringfield,Massachusetts, harus membuat suatu

permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa

liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang

pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan

yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.

Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap

terlalu keras dan kurang cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang

tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah


T
keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para siswa
AF

untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.


R

Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada


D

tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr.James Naismith.Basket adalah

sebutan yang diucapkan oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun

menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatik

ditempatkan di seluruh cabang di Amerika Serikat. Pertandingan demi

pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian

Amerika Serikat.6

6
https://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket. (diakses tanggal 1 Agustus 2017)

22
 Peraturan Permainan Bola Basket

Pada awalnya, setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada

dribble, sehingga bola hanya dapat berpindah melalui lemparan. Sejarah

peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri

oleh James Naismith. Aturan dasar tersebut adalah sebagai berikut.7

1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan

salah satu atau kedua tangan.

2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan

salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul

menggunakan kepalan tangan (meninju).


T
3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola.
AF

Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat


R

menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut


D

berlari pada kecepatan biasa.

4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan.

Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan

memegang bola.

5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan,

mendorong, memukul pemain lawan dengan cara disengaja.

Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung

sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sangsi

7
https://tarig18.wordpress.com/2008/09/17/peraturan-permainan-bola-basket/. (diakses tanggal 1
Agustus 2017)

23
berupa diskualifikasi pemain pelanggar hingga keranjang

tim nya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran

tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan,

maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh

ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini,

pergantian pemain tidak diperbolehkan.

6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola

dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran

terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang

disebutkan pada aturan 5.


T
7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-
AF

turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk


R

lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran


D

balik oleh lawan).

8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari

lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain

yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu

gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau

pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut

tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.

9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan

dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain

pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan

24
pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasit yang akan

melemparkannya ke dalam lapangan. pemain yang

melempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan

bola. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut,

maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu

pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan,

maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan

pelanggaran.

10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain

dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit


T
pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit
AF

memiliki hak penuh untuk memberikan diskualifikasi


R

pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang


D

tercantum dalam aturan 5.

11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil

keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan,

pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit

pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan

menghitung jumlah gol yang terjadi.

12. Waktu pertandingan adalah 4 babak masing-masing 10

menit

13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan

dinyatakan sebagai pemenang.

25
 Lapangan, Waktu dan Jumlah Pemain Bola Basket

Lapangan : Permainan bola basket adalah persegi panjang dengan ukuran

panjang lapangan yaitu 26 meter serta lebar lapangan yaitu 14 meter. Tiga

buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang

jari- jari yaitu 1,80 meter.

Jumlah Pemain : Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5

orang dalam satu regu dengan cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit

dalam permainan bola basket adalah 2 orang. Wasit 1 disebut Referee

sedangkan wasit 2 disebut Umpire.


T
Waktu : Waktu permainan 4 X 10 menit. Di antara babak 1, 2, 3, dan babak
AF

4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada
R

akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi


D

selisih skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama

2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam yaitu 5 detik.

Bola : Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah

75 cm – 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 – 650 gram. Jika bola

dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola harus

kembali pada ketinggian antara 1,20 – 1,40 meter.

Papan Pantul : Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter

sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1,20 meter. Dan panjang

papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan pantul

bagian dalam adalah 0,45 meter. Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian

26
bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah

sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang

yaitu 0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir

adalah 1 meter.

Garis : Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80

meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir

lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan

hukuman yaitu 3,60 meter.8

A. Kerangka Berpikir
T
Realita Prestasi Belajar
AF

Penjaskes
R

Pemberian metode belajar yang sesuai / dalam


penelitian menggunakan metode pembelajaran
D

Direct Learning dengan pendekatan Taktik

Hasil Pemberian Metode Direct Learning


dengan Pendekatan Taktik

Peningkatan Ketrampilan Siswa/


Perlakuan Tindakan Pengulangan

Peningkatan Hasil Prestasi Belajar Siswa

Gambar 1)Alur Kerangka Berfikir

8
https://tarig18.wordpress.com/2008/09/17/peraturan-permainan-bola-basket/. (diakses tanggal 1
Agustus 2017)

27
Keberhasilan metode pembelajaran Penjaskes pada materi Bola Basket

dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai

prestasi belajar di atas diperlukan pemahaman dan penguasaan terhadap

materi yang diajarkan. Prestasi belajar siswa dikatakan baik apabila nilai

kognitif yang dicapai siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Untuk itu agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik

diperlukan berbagai faktor yang mendukung seperti, kurikulum, model

pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas, serta sarana dan prasarana

yang mendukung proses belajar mengajar di sekolah.

Dari beberapa faktor di atas, model pembelajaran yang digunakan guru


T
di dalam kelas merupakan faktor yang banyak mendukung keberhasilan belajar
AF

sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Karena dengan penerapan model


R

yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, serta sesuai
D

dengan karakteristik siswa dapat membantu siswa dalam memahami tentang

materi yang diajarkan oleh guru, sehingga prestasi belajarnya meningkat.

pembelajaran yang memerlukan tingkat pemahaman dan pemecahan masalah

seperti itu perlu digunakan model pembelajaran yang tepat agar materi

pembelajaran dapat menarik bagi siswa.

B. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yaitu suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 1993:62). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui

28
metode pembelajaran Direct Learning dengan Pendekatan Taktik untuk

meningkatkan keterampilan siswa pada teknik belajar Penjaskes tentang materi

Bola Basket di kelas V SD NEGERI 1 PILANGREJO.

T
AF
R
D

29
D
R

30
AF
T

Anda mungkin juga menyukai