1
Hasria, 2La Harimu, 3Cici Fatmawati
1
Jurusan Fisika FMIPA UHO
2
Jurusan Pendidikan PMIPA Prodi Pendidikan Kimia FKIP UHO
3
Jurusan Fisika FMIPA UHO
Email: m.si_hasria@yahoo.com
Abstrak
Telah dilakukan penelitian tentang pemisahan kromium dan tembaga dalam batuan
ultrabasa yang terdapat dari Desa puncak Monapa Kec. Lasusua Kab. Kolaka Utara
Propinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
kemampuan ligan polieugenol dengan memisahkan logam kromium dan tembaga untuk
logam murni maupun aplikasinya untuk memisahkan logam kromium (Cr) dan logam
tembaga (Cu) dengan menggunakan metode ekstraksi. Metode penelitian ini adalah
bersifat eksperimental. Konsentrasi ion logam kromium (Cr) dan tembaga (Cu) dari logam
murni yang diekstraksi adalah masing-masing 10 ppm, dan konsentrasi ligan polieugenol
adalah10 ppm. Untuk konsentrasi ion logam kromium (Cr) dan tembaga (Cu) dalam
batuan ultrabasa dengan 20 kali dan 30 kali pengenceran adalah 8,3875 ppm dan 3,50
ppm dan 1,3590 ppm dan 2,001 ppm untuk ion logam tembaga (Cu). Hasil penelitian
menunjukan bahwa kemampuan ligan polieugenol untuk mengekstraksi logam kromium
(Cr) dan tembaga (Cu) untuk logam murni dengan metode terpisah mempunyai persen
ekstraksi (%E) adalah masing-masing 83,33% dan 88,40%. Sedangkan kemampuan
pemisahan logam kromium (Cr) dengan tembaga (Cu) secara tercampur adalah masing-
masing 80,54% dan 87,57%. Untuk aplikasinya memisahkan ion logam kromium (Cr) dan
tembaga (Cu) pada batuan ultrabasa untuk 20 kali pengenceran persen ekstraksinya
adalah masing-masing 77,99% dan 72,72%, dan 30 kali pengenceran adalah masing-
masing 72,62% dan 59,01%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ligan
polieugenol lebih baik untuk ion logam kromium (Cr).
Kata kunci : Logam kromium, logam tembaga, batuan ultrabasa,ligan polieugenol
31
32 JAF, Vol. 11 No. 1 (2015), 31-39
Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk alam, dan dalam material biologis krom
memisahkan atau mengurangi konsentrasi selalu berbentuk valensi tiga, karena krom
logam berat dalam perairan. Salah satu valensi enam merupakan salah satu
metode yang diharapkan mampu material organik pengoksidasi yang tinggi
memisahkan logam-logam tersebut adalah (Suhendrayatna,2001).
metode ekstraksi pelarut (Morrison dan
Freisher, 1996 ). Karakterisasi nikel (Cu)
Dengan memperhatikan perkembangan Tembaga (Cu) adalah suatu unsur
dari jenis-jenis ligan yang disintesis logam berat yang ditemukan di alam dalam
maupun metode-metode dalam keadaan bebas dan sebagai senyawanya.
penanganan logam-logam berat, maka Tembaga dalam bentuk senyawa umumnya
penelitian ini diarahkan untuk terdapat dalam mineral-mineral, terutama
mengembangkan suatu jenis ligan baru mineral sulfida, oksida dan karbonat.
yang memiliki sifat-sifat yang Tembaga merupakan unsur transisi
menguntungkan untuk pemisahan. Ligan berwarna coklat kemerahan yang
yang akan disintesis adalah senyawa asam mempunyai nomor atom 29 kerapatan 8,93
polieugenil oksiasetat dengan sisi aktif gram/cm3. Tembaga banyak digunakan
gugus karboksil. dalam industri alat-alat listrik, zat warna
dalam industri cat, dan dapat digunakan
2. Prinsip Dasar GPR
sebagai fungisida, yaitu tembaga sulfat
TINJAUAN PUSTAKA (CuSO4). Tembaga memiliki tingkat
Hasil analisis XRF sampel batuan oksidasi dari 0 sampai 2+, yang
ultrabasa yang telah dilakukan oleh merupakan oksidasi tertinggi dari tembaga
peneliti sebelumnya (Sudarmini, 2013) dalam bentuk senyawa (Ekowaty, 2005).
memberi informasi tentang kandungan
unsur batuan ultrabasa dari Desa Puncak Metode Spektrofotometer Serapan
Monapa Kec. Lasusua Kab. Kolaka Utara. Atom
Salah satunya adalah Cr, Cu, Fe, Ni, Mg, Spektrofotometer merupakan suatu
Mn, P, Zn dan T (Sudarmini, 2013). metode analisis kuantitatif yang
Penelitian tentang kandungan mineral pengukurannya berdasarkan banyaknya
logam dalam batuan ultrabasa di Desa radiasi yang dihasilkan atau yang diserap
Puncak Monapa, Kec. Lasusua juga oleh spesi atom atau molekul analit. Salah
dilakukan oleh Rajab (2013), tetapi dengan satu bagian dari Spektrofotometer ialah
menggunakan metode yang berbeda, yaitu Spektrofotometer Serapan Atom (SSA),
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) merupakan metode analisis unsur secara
salah satunya Cr, Cu, Fe dan Ni. kuantitatif yang pengukurannya
berdasarkan penyerapan cahaya dengan
Karakterisasi besi (Cr) panjang gelombang tertentu oleh atom
Logam krom merupakan logam logam dalam keadaan bebas (Skoog et. al.,
golongan transisi, diketemukan di alam 2000).
sebagai bijih terutama kromit (FeCr2O4).
Krom merupakan elemen berbahaya di Ligan
permukaan bumi dan dijumpai dalam Ligan adalah molekul sederhana yang dalam
kondisi oksida antara Cr(II) sampai senyawa kompleks bertindak sebagai donor
Cr(VI). Krom bervalensi tiga umumnya pasangan elektron (basa Lewis). Ligan
merupakan bentuk yang umum dijumpai di memiliki satu atau lebih pasangan elektron
Ekstraksi Logam Kromium (Cr) dan ….……………………..(Hasria, dkk) 33
persen ekstraksi ion logam kromium (%E) Tabel 3. Data pengukuran absorbans ion
pada sampel logam kromium murni. kromium pada batuan ultrabasa
1. Persen ekstraksi ion logam kromium (sebelum ekstraksi)
pada sampel Cr tunggal yang memiliki No. Sampel Absorbans
X1 kromium = 1,6667 ppm dan X0
Pengenceran 20
kromium = 10 ppm adalah sebagai 1. 8,3875
kali
berikut :
Pengenceran 30
(% E) = x 100 = 83,33% 2. 3,5
kali
2. Persen ekstraksi kromium pada sampel
campuran Cr dan Cu yang memiliki Tabel 4. Data pengukuran absorbans ion
X1 kromium = 1,9458 ppm dan X0 kromium pada batuan ultrabasa
kromium = 10 ppm adalah sebagai (setelah ekstraksi)
berikut :
No. Sampel Absorbans
(% E) = x 100 = 80,54%
Pengenceran 20
1. 77,99
kali
Pengenceran 30
2. 72,62
85 kali
80 83.33
80.54
Menentukan konsentrasi awal ion logam
75
kromium sampel batuan ultrabasa 20 kali
Cr Cr + Cu
dan 30 kali pengenceran dengan cara
berikut:
Gambar 5. Persen ekstraksi ion logam 1. Konsentrasi awal ion logam kromium
kromium murni dalam bentuk sampel batuan ultrabasa 20 kali
tunggal dan campuran pengenceran, dengan absorbans
menggunakan ligan kromium (Y0) = 0,2063, yaitu:
Polieugenol X0 = ) x 20 = 167,75 ppm
Kemampuan ligan untuk ekstraksi ion
kromium pada keadaan tunggal lebih besar 2. Konsentrasi awal ion logam kromium
dibandingkan dengan keadaan campuran. sampel batuan ultrabasa 30 kali
Perbedaan tersebut disebabkan karena pengenceran, dengan absorbans
pada larutan campuran terjadi peningkatan kromium (Y0) = 0,089, yaitu:
viskositas dan pengurangan aktivitas X0 = ) x 30 = 105 ppm
masing-masing ion logam dalam larutan.
Menentukan konsentrasi ion logam
Kemampuan Logam Kromium kromium sampel batuan ultrabasa 20 kali
Terekstraksi dari Batuan Ultrabasa dan 30 kali pengenceran setelah ekstraksi..
Menggunakan Ligan Polieugenol 1. Konsentrasi logam kromium pada
batuan ultrabasa 20 kali pengenceran,
Ekstraksi mineral logam kromium dalam dengan absorbans kromium (Y) =
batuan ultrabasa menggunakan ligan 0,00493
Polieugenol dilakukan pada pengenceran
X1 = ) x 20 = 77,99 ppm
20 kali dan 30 kali, masing-masing pada
pH 5,5 (volume 10 ml).
36 JAF, Vol. 11 No. 1 (2015), 31-39
64
62
64.81
77 60
76 59.01
58
75
74 56
76.35
73 20 kali 30 kali
72 72.31
71
70 Gambar 8. Persen ekstraksi ion logam
Cu Cu + Cr tembaga pada batuan
ultrabasa pada 20 kali dan
Gambar 7. Persen ekstraksi ion logam 30 kali pengenceran
tembaga murni dalam menggunakan ligan
bentuk tunggal dan polieugenol.
campuran menggunakan
ligan polieugenol. Berdasarkan pada Gambar 4.6 dapat
diketahui bahwa persen ekstraksi ion
Kemampuan Logam Tembaga logam tembaga dalam batuan ultrabasa
Terekstraksi dari Batuan Ultrabasa pada pengenceran 20 kali dan 30 kali
Menggunakan Ligan Polieugenol berbeda dengan persen ekstraksi masing-
masing adalah 64,81% dan 59,01%.
Untuk menguji kinerja ligan polieugenol Perbedaan tersebut disebabkan karena
dalam memisahkan ion logam dalam pada pengenceran 20 kali konsentrasi ion
larutan baik untuk logam murni maupun logam tembaga dalam larutan lebih besar
aplikasinya dalam bidang pertambangan dibandingkan dengan pengenceran 30 kali
dengan metode ekstraksi maka diuji sehingga peluang untuk membentuk
dengan memisahkan tembaga dalam kompleks dengan ion logam tembaga lebih
batuan ultrabasa. Percobaan ekstraksi besar. Karena pada konsentrasi tinggi
pemisahan tembaga dalam batuan jumlah ion logam dalam larutan menjadi
ultrabasa dilakukan pada kondisi pH 5,6 besar. Namun pada umumnya peningkatan
yang telah diencerkan 20 kali dan 30 kali persen ekstraksi ion logam dalam larutan
setara dengan konsentrasi 2,0301 dan seiring dengan meningkatnya konsentrasi
1,359 ppm. Hasil pengukuran absorbansi ion logam dalam larutan sampai
dan persen ekstraksi logam tembaga dalam konsentrasi optimum.
batuan ultrabasa ditunjukan pada Gambar
8.
38 JAF, Vol. 11 No. 1 (2015), 31-39