Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku :
Ritzer, George. 2014. Sosiologi Ilmu pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta : RajaGrafindo
Persada.
Referensi Jurnal :
Ahamad , Sufyan. 2012. Teori Dramaturgi Erving Goffman
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TEORI PERTUKARAN ( Exchange )


Teori ini termasuk dalam paradigma perilaku sosial. Tokoh utama dari teori ini yaitu
George Homan. Teori ini dibangun dengan maksud sebagai reaksi terhadap paradigma
Fakta Sosial, terutama menyerang ide Durkheim secara lansung dari 3 jurusan yaitu :
a. Pandangannya tentang emergence.
Homan mengakui bahwa selama berlangsunnya proses interaksi, timbul suatu
fenomena baru. Oleh penganut paradigma perilaku sosial sebagian dari konsep ini
dapat ditrima. Tetapi soalnya bagaimana cara menerangkan fenomena yang timbul dari
proses interaksi tersebut. Apakah diperlukan proporsisi baru lagi untuk menerangkan
sifat fenomena baru yang timbul dari interaksi tesebut melebihi dari pada yang
diperlukan untuk tingkah laku yangb sederhana? Menurut Homan ini tidak perlu.
b. Pandangannya tentang psikologi.
Sewaktu Durkheim menyusun teorinya di abad 19 ketika itu ia berhadapan dengan
konsep-konsep psikologi yang masih sangat primitive dan jauh dari kecanggihan
dengan konsep psikologi pada masa ini. Psikologi pada waktu itu memusatkan
perhatiannya terutama terhadap bentuk-bentuk tingkah laku yang bersifat instingtif dan
mengasumsikan bahwa sifat manusia adalah sama secara universal. Durkheim memang
berada tepat pada fase melepaskan sosiologi dari prngaruh psikologi. Tetapi sosiologi
pada masa ini sungguh bukan spsiologi seperti dizamannnya Durkheim yang masih
merupakan anak angkat psikologi. Sosiologi dalam masa ini sudah berdiri sendiri.
c. Metode penjelasan dari Durkheim.
Menurut durkheim objek studi sosiologi adalah barang sesuatu yang dianggap
sebagai barang sesuatu. Barang sesuatu yang menjadi objek studi sosiologi ini dapat
diterangkan bila dapat diketemukan faktor-faktor penyebabnya. Lebih khusus lagi
suatu fakta sosial dapat diterangkan bila dapat diketemukan fakta sosial lain yang
menjadi penyebabnya. Homan mengakui bahwa fakta sosial- fakta sosial tertentu selalu
menjadi penyebab dari fakta sosial yang lain. tapi penemuan sedemikian itu belum
merupakan suatu penjelasan. Menurut Homan yang perlu dijelaskan adalah hubungan
antyara penyebab dan akibat dari hubungannya itu selalu diterangkan oleh proporsisi
psikologi. Memang perlu diterangkan kenapa satu fakta sosial menjadi penyebab dari
fakta sosial yang lain. keterangannya tak dapat dihindarkan haruslah bersifat psikologi.
Artinya harus diterangkan melalui pendekatan perilaku ( behavioural ). Menurut
human, variable - variabel psikologi selalu menjadi variable perantara ( intervening
variabels ) diantara dua fakta sosial.
Keseluruhan dari teori pertukaran (Exchange) ini secara garis besarnya dalam
dikelompokkan dalam lima proposisi George Homan sebagai berikut :
1) Jika tingkah laku atau kejadian yang sudah lewat dalam konteks stimulus dan
situasi tertentu memperoleh ganjaran, maka besar kemungkinan tingkah laku
atau kejadian yang mempunyai hubungan stimulus dan situasi yang sama akan
terjadi atau dilakukan . proporsisi ini menyangkut hubungan antara apa yang
terjadi pada waktu silam dengan yang terjadi pada waktu sekarang.
2) Menyangkut frekuensi ganjaran yang diterima atas tanggapan atau tingkah laku
tertentu dan kemunkinan terjadinya peristiwa yang sama pada waktu sekarang.
Makin sering dalam peristiwa tertentu tingkah laku seseorang memberikan
ganjaran terhadap tingkah laku orang lain, makin sering pula orang lain itu
mengulang tingkah lakunya. Ini juga berlaku terhadap tingkah laku yang tidak
melibatkan orang lain, yang oleh paradigm fakta sosial tindak dianggap sebagai
obyek studi sosiologi seperti tingkah laku yang berhubungan dengan obyek
material.
3) Memberikan arti atau nilai kepada tingkah laku yang diarahkan oleh orang lain
terhadap actor. Makin bernilai bagi seseorang sesuatu tingkah laku orang lain
yang ditunjukkan terhadapnya makin besar kemungkinan atau makin sering ia
akan mengulangi tingkah lakunya itu. Dalam proposisi ketiga inilah Homan
meletakkan tekanan dari Exchange teorinya. Pertukaran kembali itu ( re-
exchange ) tentu berlaku terhadap kedua belah pihak. Ganjaran yang diberikan
kepada orang lain adalah yang mempunyai niali yng lebih rendah menurut
penilaian actor, tetapi mempunyai nilai yang lebih berarti bagi orang lain itu.
Sebab bila ganjaran yang akan diterimanya seimbang dengan cost yang
dibayarkan nya , maka sesuatu tingkah laku masih akan bersifat problematis
bagi orang tersebut. Tetapi kedalam perhitungan cost- benefit itu akan masuk
juga perhitungan subyektif , yang semata-mata tidak bersifat ekonomis.
Sehingga apa yang dinilai tinggi oleh seseorang mungkin tidak demikian bagi
orang lain . exchange tida akan terjadi kalau nilai seseautu yang di pertukarkan
itu sama.karena itu exchange hanya akan terjadi bila cost yang diberikan akan
menghasilkan benefit yang lebih besar. Karena exchange itu terjadi pada
konteks yang berbeda antara kedua pihak maka kedua pihak sama-sama merasa
mendapat untung.dan keuntungan itu mengandung unsur psikologis.
4) Makin sering orang menerima ganjaran atas tindakan nya dari orang lain, maka
berkurang nilai dari setiap tindakan yang dilakukukan berikutnya . ide proposisi
ini berasal dari hukum gosen dalam ilmu ekonomi.
5) Makin dirugikan seseorang dalam hubungan nya dengan orang lain ,makin
besar kemungkinan orang tersebut akan mengembangkan emosi .misalnya
marah. Proposisi ini berhubungan dengan konsep keadilan relative (relative
justice) dalam proses tukar menukar. 1

2.2 TEORI DRAMATURGI


Dalam ilmu sosiologi kita tidak asing lagi dengan teori dramaturgi,
dramaturgi adalah teori yang mengemukakan bahwa teater dan drama
mempunyai makna yang sama dengan interaksi sosial dalam kehidupan
manusia . Dimana dalam teori tersebut seseorang mempunyai sifat yang
berbeda antara didepan panggung dan dibelakang panggung , maksudnya apa
yang dilakukan seseorang itu didepan masyarakat, sahabat atau keluarga
(audiens). Adapun sejarah dramaturgi ini yaitu pada tahun 1945 Kenneth Duva
Burke (1897-1993) seorang teoritis literature amerika dan filsuf
memperkenalkan konsep dramatisme sebagai metode untuk memahami fungsi
sosial dari bahasa dan drama sebagai pentas simbolik kata dan kehidupan sosial
. tujuan dramatisme memberikan penjelasan logis untuk memahami motif
tindakan manusia , atau kenapa manusia melalukan apa yang mereka lakukan .
dramatisme memperlihatkan bahasa sebagai model tindakan simbolik

1
Ritzer, George. 2014. Sosiologi Ilmu pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Hlm 74-
80
ketimbang model pengetahuan, padangan burke adalah pandangan bahwa hidup
bukan seperti drama, tapi hidup itu sendiri adalah drama.
Dalam dramaturgi terdiri dari front stage (panggung depan yaitu bagian
pertunjukan yang berfungsi mendefinikan situasi penyaksi pertunjukan .Front
stage dibagi menjadi dua bagian. Pertama setting, yaitu pendangan fisik yang
harus ada jika ada aktor tersebut memainkan perannya , dan kedua front
personal yaitu berbagai perlengkapan sebagai pembahasan perasaan dari sang
actor. Back stage (panggung belakang) yaitu itu ruang dimana disitulah berjalan
pertunjukan oleh tim (masyarakat rahasia yang mengatur pementasan masing-
masing faktor.)
Goffman mendalami dramaturgi dari segi sosiologi. Yang menggali
segala macam prilaku interaksi yang dilakukan dalam pertunjukkan
penghidupan sehari-hari yang menampilkan diri sendiri dalam cara yang sama
dengan cara seorang actor menampilkan karakter orang lain dalam sebuah
pertunjukkan drama. Cara yang sama ini berarti mengacu pada persamaan yang
berarti ada pertunjukkan yang ditampilkan. Goffman mengacu pada
pertunjukkan sosiologi, pertunjukkan yang terjadi di masyarakat untuk
memberi kesan yang baik untuk mencapai tujuan. Tujuan dari presentasi
Goffman ini, adalah penerimaan penonton akan manipulasi. Sehingga seorang
actor berhasil, maka penonton akan melihat actor sesuai sudut dan memang
yang ingin diperlihatkan oleh actor tersebut. Dramaturgi yang mempelajari
konteks dari prilakunya tersebut yang dimana teori dramaturgi ini mengalami
bahwa interaksi antar manusia ada kesepakatan prilaku yang disetujui yang
dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari maksud interaksi sosial
tersebut.Dalam teori dramaturgi ini menjelaskan bahwa identitas manusia
adalah tidak stabil dan merupakan setiap identitas tersebut merupaj-kan bagian
kejiwaan psikologi yang mandiri. Identitas manusia bisa saja beruba-ubah
tergantung dari interaksi dengan orang lain. Dan disinilah dramaturgi ini masuk,
bagaimana kita menguasai interaksi tersebut.
Dalam dramaturgi ini interaksi sosial yang dimaknai sama dengan
pertunjukkan teater, manusia adalah actor yang berusaha untuk
menggabungkan karakteristik personal dan tujuan pada orang lain melalui
pertunjukkan dramanya sendiri. Dalam mencapai tujunnya tersebut, menurut
konsep dramaturgi manusia akan mengembangkan prilaku-prilaku yang
mendukung perannya tersebut. Selayaknyanya pertunjukkan drama, seorang
actor drama kehidupan juga harus mempersiapkan perlengkapan persiapan.
Dengan konsep dramturgi dan permainan peran yang dilakukan manusia,
terciftalah suasana-suasana dan kondisi interaksi yang kemudian memberikan
makna tersendiri munculnya pemaknaan ini sangat bergantung pada latar
belakang sosial masyarakat itu sendiri dan kemudian terbentuklah masyarakat
yang mampu beradaptasi dengan corak kehidupan.2

2
Ahamad , Sufyan. 2012. Teori Dramaturgi Erving Goffman. Diakses pada 18 Februari 2019
2.3 Hubungan antara Teori Pertukaran (Exchange Theory) dan Teori Dramaturgi
terhadap Pendidikan.
Adapun hubungan pendidikan yang dapat dikaitkan dengan kedua teori ini yaitu:
Pertama, teori pertukaran (exchange) menrut George Casper Homen, seperti yang
telah disebutkan tadi, pertukaran sosial ada cost (biaya), reward (imbalan),
profit(keuntungan). Cost adalah perilaku seseorang yang dapat dianggap mendapat
imbalan atau tidak. Reward adalah imbalan yang diberikan oleh cost. Sedangkan
profit adalah keuntungan maupun reward yang didapatkan dari cost. Ungkapan ini
memamg tidak semua menghasilkan keuntungan bagi seseorang yang
mengeluarkan dan memberikan reward tersebut. Jika teori pertukaran ini dikaitkan
dalam dunia peendidikan, maka ini masuk pada tujuan proporsisi sukses milik
George Homan, yang dimana setiap tindakan dilakukan seseorang akan
menghasilkan suatu perilaku yang khas dari orang tersebut, yaitu misalnya apabila
seseorang berhasil memperoleh tujuan (goals) nya maka orang tersebut akan
kembali mengulang tindakan tersebut. Seperti contoh ketika seorang mahasiswa
ingin mendapatkan nilai yang tinggi, maka ia akan berusaha semaksimal mungkin
mencapai nilai targer tersebut, dengan belajar yang tekun, giat, serta disiplin dalam
belajar. Dengan belajarnya yang tekun tadi, akan mendapatkan reward (imbalan)
atas usaha kerja kerasnya dalam mencapai target nilai yang diinginkan tersebut.
Profit yang dialami pun akan mendapatkan keuntungan dari kerja kerasnya tadi,
dan dari pembahasan inilah bahwa yang nama nya belajar dengan tekun, giat, dan
ulet tadi, dapat diperoleh dengan baik, atau dengan kata lain “Tiada Usaha yang
Mengkhianati Hasil”.
Adapun teori yang kedua yaitu, teori Dramaturgi kaitannya dengan
pendidikan yaitu, teori ini digunakan untuk menganalisis berbagai bentuk praktik
komunikasi nya. Selain untuk mnganalisis sebuah peristiwa, dramaturgi ini juga
dipakai sebagai sebuah strategi pembelajaran dalam pendidikan, seperti pengajaran
ilmu-ilmu sosial, budaya maupun politik. Seperti contohnya ruangan kelas itu
digunakan sebagai panggung dalam sebuah drama, pemerannya atau aktornya
adalah mahasiswa yang sedang menuntut ilmu. Dengan diarahkan atau disutradarai
oleh dosen sebagai pengajar dan sebagai transfer ilmu. Posisi mahasiswa di ruang
kelas ini sebagai audience, dan scenario yang lain adalah bahan pengajaran dengan
fokus-fokus materi yang disampaikan. Misalnya penyampaian materi mengenai
tentang kebudayaan yang di transferkan oleh dosen ke mahasiswa. Yang dimana
setting tersebut diatur oleh sedemikian rupa, jika dosen memberikan tugas
mengenai materi tersebut, maka mahasiswa harus mengerjakan tugas nya secara
cermat dan tetap focus pada materi yang disampaikan oleh dosen terhadap
mahasiswa nya. Itulah sepenggal kehidupan mengenai interaksi-interaksi yang
dibangun oleh para aktornya dalam memperbaiki kinerja dan goals nya (tujuan)
dalam menjalani peranannya sebagai dirinya sendiri terhadap apa yang diinginkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Perukaran (Exchange Theory) ini, termasuk kedalam paradigma
perilaku sosial, yang tokoh utamanya adalah George Homan. Sedangkan Teori
Dramaturgi merupakan teori khusus yang termasuk kedalam paradigma Definisi
Sosial, yang mana ini dikemukakan oleh tokoh Goffman. Kedua teori ini
membahas tentang realitas fakta hubungan yang terjadi pada interaksi masyarakat
saat ini, yang dapat kita lihat seperti, adanya pada teori pertukaran, yaitu pertama,
teori pertukaran (exchange) menrut George Casper Homen, seperti yang telah
disebutkan tadi, pertukaran sosial ada cost (biaya), reward (imbalan),
profit(keuntungan). Cost adalah perilaku seseorang yang dapat dianggap mendapat
imbalan atau tidak. Reward adalah imbalan yang diberikan oleh cost. Sedangkan
profit adalah keuntungan maupun reward yang didapatkan dari cost. Ungkapan ini
memamg tidak semua menghasilkan keuntungan bagi seseorang yang
mengeluarkan dan memberikan reward tersebut. Sedangkan pada teori Dramaturgi
ini yaitu tentang praktik komunikasi yang terjalin antar aktornya, dalam setting
yang diatur sedemikian rupa seperti halnya dalam menjalani kehidupan pada
realitas pada masa kini.

3.2 Saran
 Diharapkan penulis dan pembaca, dapat mengetahui, memahami, serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai adanya pembahasan Teori Pertukaran
(Exchange Theory), Teori Dramaturgi dan bagaimana kedua teori tersebut hubungannya
dengan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………..1
BAB I ............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
LATAR BELAKANG .................................................................................. Error! Bookmark not defined.
RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………..1

Tujuan……………………………………………………………………………..1
BAB II .......................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
2.1 TEORI PERTUKARAN ( Exchange ) ................................................................................................ 2
2.2 TEORI DRAMATURGI ...................................................................................................................... 4
2.3 Hubungan antara Teori Pertukaran (Exchange Theory) dan Teori Dramaturgi terhadap
Pendidikan. .................................................................................................................................................. 7
BAB III......................................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................................ 9
3.2 Saran ...................................................................................................................................................... 9
Tugas Makalah
( Hubungan Teori Pertukaran dan Teori Dramaturgi Dengan Pendidikan )

Disusun Oleh :

Novitasari / D1F017012 Qory Rahmanda Putra / D1F017080


Endah Purnama Sari / D1F017082 M. Devri Wahyudiansyah / D1F017010
Christina Simanjuntak / D1F017028 Rajif Dwiki Rahmad / D1F017038
Sepni Tika Lestari / D1F017042 Angga Prawinata / D1F017036
Elga Juliantika / D1F017054 Pajringga Nur Ilahi / D1F017050
Febry Reza Silalahi / D1F017046 Libra Hari Okta Nanda / D1F017088
Ocha Aprillia / D1F017032 Siska Apriani / D1F017026
Pince Ugipa /D1F017102 Shally Arafina / D1F017044

Mata Kuliah : Sosiologi Pendidikan


Dosen : Diyas Widiyarti, S.Sos., M.A.
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Bengkulu
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga Makalah yang
berjudul Hubungan Teori Pertukaran dan Teori Dramaturgi Dengan Pendidikan dapat
terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih atas bantuan teman-teman dan
dosen pembimbing yang telah berkontribusi dengan membantu memberikan pendapat tentang
materi yang akan kami jabarkan ini.

Dan harapan kami semoga Makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan wawasan, pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak sekali kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Makalah ini.

Universitas Bengkulu, 18 - Februari, 2019


Bab I

Pendahuluan

Latar Belakang

Manusia pastinya akan melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia
yang lain, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya. Interaksi
sosial merupakan bentuk dari dinamika sosial budaya yang ada dalam masyarakat. Dengan
demikian, interaksi sosial memungkinkan terjadinya perubahan – perubahan di dalam
masyarakatnya yang akan membentuk hal – hal yang baru dalam membuat dinamika masyarakat
menjadi hidup. Interaksi yang terjadi menjadi sebuah proses komunikasi untuk mencapai tujuan
atau kebutuhannya tersebut. Dalam proses tersebut terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan
keuntungan. Unsur – unsur ini muncul dalam dalam teori Pertukaran Sosial ( Social Exchange
Theory ). Dalam interaksi manusia menekankan dimensi ekspresif / aktivitas manusia. Pernyataan
ini, menekankan pada teori Dramturgi yang bermakna manusia ada dalam cara mereka
membicarakan diri dalam cara mereka membicarakan diri sendiri dalam interaksi dengan orang
lain yang juga mengekspresikanif.

Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kepribadian. Visi pendidikan Nasional ialah
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan beribawa untuk
memberdayakan semua Negara Indonesia, berkembang menjadi manusia yng berkualitas.
Sehingga mampu pro-aktif menjawab tantangan pada zaman kini yang selalu berubah, untuk
menggapai tercapainya visi ini. Ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk
dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip yang diterapakan
dalam pendidikan yaitu, diselenggarakan proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Sosial dan budaya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Struktur sosial masyarakat dan kebudayaan adalah suatu konteks, suatu lingkungan, dan segala
sesuatu yang berada didalamnya akan dapat dimengerti.

Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Teori Pertukaran (Exchange Theory) ?


2) Apa yang dimaksud dengan Teori Dramaturgi ?
3) Bagaimana hubungan Teori Pertukaran dan Teori Dramaturgi terhadap pendidikan ?
Tujuan

1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teori Pertukaran (Exchange Theory).
2) Untuk memberikan informasi mengenai apa yang dimaksud dengan Teori Dramaturgi.
3) Untuk memberikan pemahaman dan wawasan mengenai hubungan Teori Pertukaran dan
Teori Dramaturgi terhadap pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai