Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris beriklim tropis yang memiliki area

pertanian dan perkebunan yang cukup luas, pada iklim tersebut terdapat berbagai

jenis tanaman pangan yang dapat tumbuh subur, salah satunya adalah sagu. Sagu

ialah salah satu jenis tanaman hutan hujan tropis yang merupakan sumber

karbohidrat. Sagu juga dikonsumsi oleh sebagian masyarakat daerah dibeberapa

wilayah Indonesia sebagai makanan pokok, sagu juga dimanfaatkan sebagai

makanan tambahan berupa kue salah satunya sagu lempeng. Selain sebagai bahan

makanan sagu juga dapat diolah menjadi pakan ternak, bahan baku industrik

pangan, pestisida dan sebuah temuan baru menyebutkan bahwa pati sagu dapat

diolah menjadi Bio-Etanol yang merupakan salah satu sumber energi nabati yang

ramah lingkungan (Rizki Dwi Cahyani, M. Syaeful Fahmi, Fauzan Amin, PKM

ITB Bogor, 2009;)

Pati sagu (metroxylon sp.) merupakan sumber karbohidrat penting

dibeberapa negara tropis seperti Filipina, Malaysia, Kepulauan Pasifik, sebagian

Amerika Selatan dan termasuk Indonesia, terutama Indonesia bagian timur. Selain

digunakan sebagai makanan pokok (staple food), makanan tambahan

(complementary food), dan makanan ternak, pati sagu juga digunakan sebagai

bahan baku industri pangan, farmasi, pestisida, dan lain-lain (Haryanto dan

Pangloli, 1991).

1
2

Potensi sagu di Indonesia sangat besar, namun belum digarap secara

maksimal. Luas areal sagu di Indonesia baik yang tumbuh secara liar maupun

yang telah dibudidayakan belum diketahui secara pasti. Wahid (1993)

menyebutkan bahwa dari 2.2 juta ha sagu yang ada di seluruh dunia, lebih

separuhnya yaitu sekitar 1.4 juta ha terdapat di hutan-hutan Indonesia. Sedangkan

menurut Flach (1983), diperkirakan terdapat sekitar 1.114 juta ha lahan sagu di

Indonesia dan 994 ribu ha terdapat di Papua.

Provinsi Aceh merupakan kawasan pesisir yang memiliki potensi sebagai

habitat tanaman rumbia, ternyata dapat memberikan keuntungan tersendiri untuk

kemandirian ekonomi bagi masyarakat di Pantai Barat Aceh, buktinya batang

rumbia yang muda banyak ditemukan di area rawa ini dapat menjadi sumber

peningkatan pendapatan tetap bagi masyarakat pesisir tersebut. Sagu merupakan

salah satu potensi yang dimiliki daerah ini, sedangkan potensi lain juga masih

banyak dalam mendukung kemandirian pangan daerah tersebut (BPS Simeulue

2014).

Pertumbuhan usaha sagu di Kabupaten Simeulue sangat berjalan pesat,

terutama pada daerah pinggiran maupun aliran sungai (DAS), Banyak masyarakat

di Simeulue mengolah sagunya secara alami. Selain untuk kebutuhan sehari-hari

(sendiri) juga bisa dibuat kue tradisonal yang dibuat pada hari-hari besar Islam

dan diperjual-belikan.
3

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian permasalahan di atas adalah membutuhkan inovasi

untuk meningkat produksi sagu diantaranya :

1. Bagaimana teknik pengolahan sagu

2. Bagaimana memproduksi sagu dalam kapasitas besar.

1.3 Batasan Masalah

Berbagai pertimbangan dalam menentukan kapasitas rencana yang hendak

dicapai dari rancang bangun mesin, melalui pengujian komponen-komponen yang

diperlukan maka penulis merencanakan komponen-komponen dari mesin yang

diperlukan seperti;

1. Menentukan bentuk dari mata pisau parut,

2. Menentukan jenis poros yang di gunakan

3. Menentukan jenis bantalan yang akan digunakan,

4 Menentukan jenis puli dan sabuk yang akan digunakan,

5. Menentukan jenis pasak yang akan digunakan

I.4. Tujuan

Adapun Tujuan dari pada penelitian ini adalah

1. Merencanakan mata parut mesin parut sagu.

2. Menentukan kapasitas mesin parut sagu


4

1.5. Manfaat

1. Mempermudah para petani sagu dalam upaya pemarutan.

2. Untuk mendapatkan hasil parutan yang efisien.

Anda mungkin juga menyukai