Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril
Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebeas dari
mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu
dalam laboratorium mikrobiologi antara lain : Media yaitu; cair, semi solid, solid
(agak miring (siant), agak tegak (deep), agak cawan(plate)) dan peralatan yaitu;
autoklaf, tabung kultur, cawan petri, jarum inokulasi, pipet, waterbath, inkubator,
dan bahan biakkan guna memberikan pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan
semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk
1
sesungguhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran.
Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan
dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar. Oleh
karena itu, bagi seorang pemula di bidang mikrobiologi sangat perlu mengenal
sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme
Alat yang digunakan pada saat sterilisasi adalah cawan petri, erlenmeyer,
gelas kimia, tabung reaksi, autoklaf, oven, panci, wajan, kompor, dan batang
pengaduk.
Bahan yang digunakan pada saat sterilisasi alat adalah air, kertas, plastik
dan karet.
Cara sterilisasi alat terbagi atas 2 cara, yaitu cara basah (dengan autoklaf)
dan cara kering (dengan oven). Cara kerja steriliasi alat adalah sebagai berikut:
2
autoklaf dan di putar sekrup autoklaf dengan rapat. Diletakkan autoklaf di atas
tungku kompor gas. Dihidupkan kompor hingga suhu pada termometer mencapai
121oC. Dibiarkan selama 15-20 menit. Dimatikan kompor gas. Dibiarkan autoklaf
oven. Diatur suhu oven 160oC selama 2 jam. Setelah seleai dibiarkan oven hingga
1.4 Pembahasan
bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen
maupun tidak baik dalam bentuk vegetatip walaupun bentuk nonvegetatif (spora)
(Suriawiria, 2005).
harus disterilkan terlebih dahulu untuk membebaskan suatu bahan dan peralatan
tersebut dari semua bentuk kehidupan. Alat-alat yang di gunakan dalam strilisasi
yaitu autoklaf, kertas, cawan petridis, lampu bunses, korek api, jarum ose, alkohol
dan akuades.
panas kering dan panas basah (mengunakan uap air). Sterilisasi panas kering
dilakukan menggunakan lampu bunsen atau dengan oven. Pada kondisi panas
3
komponen sel dan virus teroksidasi. Panas basah (menggunakan uap air), lebih
mematikan dibandingkan panas kering pada suhu yang sama. Hal ini disebabkan
Sterilisasi panas basah ini dilakukan dengan alat autoklaf (Hadioetomo, 1993).
membunuh mikroba kontaminan pada alat atau bahan yang akan digunakan.
Sterilisasi basah menggunakan autoklaf ini menggunakan uap air jenuh pada suhu
121oC selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 121oC itu disebabkan
oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Bunsen digunakan untuk
memanaskan jarum ose. Pemanasan dilakukan sampai jarum ose memerah yang
artinya jarum ose tersebut sudah steril. Ada 4 hal utama yang harus diingat bila
a) Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul
b) Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenah iuap, karena itu tabung
dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak
terperangkap di dasarnya.
c) Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeable terhadap uap.
Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara
dan sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering digunakan
4
bahan yang sering disterilkan adalah pipet, tabung reaksi, cawan petri dari kaca,
(Hadioetomo, 1993).
membungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil, setelah itu
atur pengatur suhu oven menjadi 160oC dan alat disterilkan selama 2 jam.
Keuntungan dari sterilisasi kering yaitu tidak ada uap air yang membasahi
1.5 Kesimpulan
ada pada suatu benda. Pemilihan teknik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan
bahan yang akan disterilkan. Ada dua jenis sterilisasi yang digunakan yaitu
5
II MEDIA
memiliki syarat yang berbeda-beda untuk tumbuh. Untuk itu, kita harus mengerti
mikroorganisme tersebut.
melalui media. Menurut Singleton dan Sainsbury (2006) medium yang digunakan
medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau
bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya. Karena itu, untuk melihat dengan
6
jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan
organisme. Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril, artinya
pada bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba lain
yang tidak diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi (Suriawiria,
2005).
fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair.
Pada praktikum penyakit ini, media yang digunakan adalah media PDA
(Potato Dextrose Agar) dimana media ini menggunakan bahan dasar kentang
yang telah direbus dan diambil ekstraknya sebagai sumber nutrisi dari
substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
7
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang
merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.
Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien
dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat
Selain untuk menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi,
Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana
unsur tersebut berupa garam organik, sumber energy (karbon), vitamin dan zat
pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti
senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Suardana dkk, 2014). Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk mematikan semua organism yang teradapat pada
8
suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
(Mirsadiq, 2013).
Alat yang digunakan pada praktikum adalah LAFC (Laminar Air Flow
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah kentang, aquades, agar dan
1 tablet detromicyn.
Adapun cara kerja yang dilakukan adalah pertama disterilisasi alat yang
akan digunakan. Ditimbang kentang 200 gr dan dipotong dadu sekecil mungkin.
Direbus kentang dengan aquades sebanyak 500 ml. Ditambahkan 20 gram agar
dengan allumunium foil. Disimpan didalam kulkas jika media tidak langsung
2.4 Pembahasan
9
pertumbuhan jamur. Sedangan untuk mengembangbiakkan bakteri secara umum
menumbuhkannya dalam biakan murni. Untuk dapat melakukan hal ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrient yang di peruntukkan pada jamur dan juga macam
(Pelczar, 1986).
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
Media Cair (Liquid Media), yaitu media yang berbentuk cair seperti :
Nutrient Broth (NB), Brain Heart Infusion (BHI), Alkali Pepton Water
(APW), dll.
Semi Solid Media. Media ini digunakan untuk uji motilitas, karena
10
Media Padat, yaitu media yang berbentuk padat, media ini dapat berbentuk
media organik, contohnya : Blood Agar Plate (BAP), Mac Conkey (MC),
Media untuk isolasi, media ini mengandung semua senyawa esensial untuk
seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif
mikroorganisme.
11
Media diferensial, media ini bertujuan untuk mengidentifikasi
2.5 Kesimpulan
berbeda-beda untuk dapat tumbuh dengan baik. Secara garis besar, media
12
III PENGAMATAN GEJALA DI LAPANGAN
patogen biasanya terdiri atas jamur, bakteri, virus, dan nematoda. Penyakit hanya
akan terjadi apabila di suatu tempat terdapat tumbuhan inang yang rentan, patogen
yang virulen, dan lingkungan yang mendukung yang biasa kita sebut segitiga
abiotik dan yang bersifat biotik. Untuk yang bersifat biotik (tidak hidup) misalnya
polutan udara, polutan tanah, suhu yang ekstrim, kelembaban yang ekstrim,
oksigen dan cahaya yang berlebihan atau berkekurangan, unsur hara yang tidak
tepat dosis. Sedangkan penyakit yang bersifat biotik (hidup) sampai sekarang
dilaporkan ada 6 kelompok besar yaitu jamur, virus, viroid, nematoda, protozoa
sulit tidak semudah teori yang dipelajari didalam kelas, karena harus teliti
mengamati dan mencermati penyakit apa yang dialami oleh suatu tumbuhan.
Sering kali terdapat beberapa macam penyakit pada tumbuhan tertentu yang
menunjukkan gejala yang sama, sehingga dengan memperhatikan gejala saja kita
dapat menentukan diagnosis dengan pasti. Selain gejala, tanda dari penyakit juga
13
harus diperhatikan. Tanda merupakan semua pengenalan dari penyakit selain
reaksi tumbuhan inang (selain gejala), misalnya bentuk tubuh buah parasit,
2009).
adalah semua struktur pathogen yang terdapat pada permukaan tanaman yang
dapat dilihat secara makroskopis dan struktur tersebut berasosiasi dengan tanaman
yang sakit. Untuk mendiagnosis penyakit secara cepat dan tepat, tidak hanya
melihat dari gejala penyakit, tetapi juga melihat dari tanda penyakitnya. Sehingga
Alat yang digunakan pada praktikum adalah alat tulis, kertas, dan
kamera.
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah tanaman kakao yang akan
diamati.
Adapun cara kerja yang dilakukan adalah disapkan alat dan bahan. Dibawa
alat tulis dan kertas ke lapangan tempat tanaman kakao berada. Diamati tanaman
kakao apakah ada penyakit apa tidak pada buahnya. Difoto dan dicatat gejala jika
ada penyakit.
14
3.4 Hasil Pengamatan
didapati bahwa buah tanaman kakao yang diamati diduga terserang penyakit
3.5 Pembahasan
utama yang dapat mempengaruhi sistim produksi kakao di dunia. Penyakit ini
dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 90% terutama pada musim hujan
atau musim kemarau pada lahan dengan populasi semut yang banyak (Rosmana et
semua fase perkembangan buah kakao sehingga selain menyebabkan busuk buah,
palmivora. Biasanya ditandai dengan adanya pembusukan buah kakao dan disertai
bercak coklat kehitaman pada ujung atau pangkal buah kakao tersebut.
Pekembangan bercak coklat ini sangat cepat, bahkan dalam beberapa hari saja
15
akan membuat buah kakao menjadi busuk, basah dan bewarna coklat kehitaman
spektrum target yang luas, baik tumbuhan monokotil maupun dikotil.Buah kakao
yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung, tengah
(Singh,2001).
berwarna putih dengan spora berbentuk seperti buah pir (Atanasova et al., 2013).
atau terpercik air hujan. Pembentukkan spora Phytophthora palmivora ini dapat
dilihat dari adanya kumpulan warna putih di atas bercak-bercak hitam yang telah
melebar ke semua arah. Suhu yang berkisar 27–30°C dan ditunjang oleh tingkat
3.6 Kesimpulan
kakao yang diamati terserang busuk buah yang disebabkan oleh patogen
Phytophthora palmivora. Hal ini dilihat sesuai dengan gejala yang diamati,
dimana terjadi pembusukan buah kakao disertai warna cokelat kehitaman pada
16
IV ISOLASI PATOGEN TANAMAN
yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme
faktor, yaitu inang yang rentan, patogen yang virulen dan lingkungan yang
menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi dari patogenisitas. Gejala layu dan
rontok pada daun seiring dengan perkembangan bercak dapat diduga sebagai
penyakit pada buah kakao guna mendapatkan biakan murni sehingga lebih
17
4.2 Tinjauan Pustaka
dengan alami atau dengan bantuan manusia. Dengan berbagai teknik isolasi kita
akan coba mengetahui teknik mana yang paling tepat dan paling baik untuk
yang bersangkutan. Setalah bakteri dan jamur yang akan diamati tumbuh barulah
untuk mengetahui struktur patogen tersebut. Hal tersebut sangat penting kita
mengetahui seperti apa bentuk fisik patogen tersebut karena pada mata kuliah
ilmu penyakit tumbuhan tidak hanya mengetahui nama patogennya tetapi harus
mengetahui bentuk fisik patogen tersebut agar dalam melakukan analisis patogen
tidak terjadi kesalahan. Selain itu dengan mengetahui bentuk fisiknya kita dapat
tanaman apakah dengn patogen yang sama dapat menyerang tanaman lain atau
tidak.
filamen atau benang, bercabang, menghasilkan spora, tidak memilki klorofil dan
18
memilliki dinding sel yang mengandung kitin. 8000 jenis spesies jamur dapat
menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Beberapa jenis jamur dapat tumbuh dan
memperbanyak diri apabila memiliki inang, jamur tersebut disebut sebagai parasit
obligat, membutuhkan inang untuk sebagian daur hidupnya tetapi tetap mampu
menyelesaikan daur hidupnya pada bahan organik mati maupun pada tumbuhan
hidup, jamur yang seperti itu disebut parasit non-obligat (Agrios, 1996).
kompor, panci, batang pengaduk, gunting, api bunsen, pinset, dan laminar air
flow cabinet.
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah bagian buah yang memiliki
gejala penyakit yang disebabkan patogen yang ingin diisolasikan, air, gas, spiritus
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum adalah disiapakan alat dan
bahan. Diambil organ buah yang memiliki gejala penyakit. Bagian buah yang
setengah lagi terdapat bagian sehat. Diletakkan potongan bagian tanaman ke PDA
pengamatan.
19
4.4 Hasil Pengamatan
Gambar 2. Hasil pengamatan isolasi buah kakao kelompok 3 (kiri) dan kelompok
7 (kanan)
4.5 Pembahasan
20
metode ini sulit dilakukan dan hanya dapat digunakan untuk menumbuhkan
bakteri aerob saja. (Burrrow, 1959).
Hasil isolasi buah kakao yang diduga terkena penyakit busuk buah
hal ini sesuai dengan ciri-ciri fisik dari patogen Phytophthora palmivora.
4.6 Kesimpulan
Dari kegaitan isolasi buah kakao yang diduga terserang penyakit busuk
buah oleh Phytophthora palmivora didapatkan hasil isolasi dengan ciri-ciri fisik
dugaan sementara bahwa buah kakao yang diidentifikasi adalah benar terserang
21
V PEMURNIAAN BIAKAN
campuran, hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam
keadaan murni. Hal ini berarti bahwa harus diperoleh biakan murni yang hanya
mikroba satu dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba.
padat. Hal ini karena dalam medium padat, sel-sel mikroba akan membentuk
mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan
murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan
Biakan murni adalah biakan yang terdiri atas satu spesies mikroba yang
ditumbuhkan dalam medium buatan. Pada medium ini mikroba dapat tumbuh dan
berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini
molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil yang
lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih
Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri dan terlepas dari
spesies yang lain. Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana
22
mencegah pencemaran dari luar. Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal
Teknik biakan murni, populasi mikroba dialam sekitar kita besar lagi
macam tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya.
Dalam tehnik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu
biakan murni tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari
Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung
banyak mikroorganisme. Tahnik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan
Biasanya pemilihan medium yang dipakai bargantung pada banyak faktor seperti
bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan
yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan
alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau
suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip
23
dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain
yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkan dalam media padat, karena dalam media padat sel-sel
mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Winda,
2009).
Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari
dengan mikroba saprobe (saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja
2008).
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain seperti
tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai
2007)
benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.
Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Jarum ose steril yang telah
pada cawam petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali
24
membentuk garis horisontal disatu cawan. Jarum ose disterilkan lagi dengan api
bunsen setelah kering jarum ose tersebut digunakan untuk menggores goreskan
sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi
kompor, panci, spatula, gunting, api bunsen, pinset, cork borer dan laminar air
flow cabinet.
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah isolat patogen yang telah
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dibuka tutup petridish.
Diambil cork borer dan dipanaskan. Dibor hifa yang akan dijadikan biakan murni
potongan hifa yang telah di bor. Diletakan didalam media biakan baru. Ditutup
petridish dan diwrap dengan rapat. Diamati dan didokumentasikan hasil biakan
murni.
25
Gambar 4. Biakan murni Phytophthora palmivora (sumber: Afriyeni, et al.2013)
5.5 Pembahasan
dengan memindahkan koloni dari mikroba yang diinginkan dalam isolat ke dalam
media pertumbuhan yang baru sehingga di dapat koloni murni yang di harapkan
(Suriawiria, 2005).
berupa hifa cendawan saja, dengan menggunakan cork borer kemudian diletakkan
pada media PDA yang baru kemudian diwrap dan diinkubasi beberapa hari. Tanda
keberhasilan biakan murni pada jamur adalah tumbuhnya satu koloni jamur
Hasil pemurnian biakan yang dilakukan pada kedua isolat berhasil dan
tidak diterdapat kontaminasi oleh bakteri maupun jamur lain. Dari kedua biakan,
terdapat perbedaan warna hifa secara fisik. Dimana pada biakan satu warna hifa
adalah abu-abu cerah, sedangkan pada biakan dua warna hifa cenderung abu-abu
kehitaman. Untuk bentuk dan tekstur yang terlihat keduanya sama. Hanya pada
26
Berdasarkan ciri warna makroskopis yang didapat, dapat dinyatakan
bahwa jamur yang berada pada biakan murni bukanlah jamur Phytophthora
palmivora. Hal ini dapat dilihat dari warna koloni yang cenderung kehitaman.
diisolasi memiliki ciri makroskopis koloni berwarna putih, permukaan halus dan
menyatu dengan medium, dan bagian tepi koloni tidak rata. Berdasarkan ciri
makroskopis yang diperoleh pada biakan murni tersebut, patogen yang tumbuh
ditimbulkan oleh jamur ini hampir mirip dengan Phytophthora palmivora. Akan
tetapi warna koloni jamur Aspergillus niger ini berwarna putih kemudian berubah
berwarna hitam, bentuk tidak beraturan, dan tepi tidak rata. Hal ini sesuai ciri
5.6 Kesimpulan
makroskopis dapat disimpulkan bahwa isolat biakan murni yang diperoleh bukan
jamur Phytophthora palmivora hal ini didasarkan pada ciri-ciri fisik yang
diperoleh.
27
VI UJI BIAKAN GANDA
itu, saat ini metode pengendalian telah diarahkan pada pengendalian secara hayati.
et al. 2009). Di Indonesia sendiri, hingga saat ini telah banyak ditemukan
1990, baru 5 antagonis yang dianggap sebagai agen pengendali hayati yang
dari daerah atau Negara lain harus dipastikan bahwa antagonis yang diintroduksi
langkah awal, maka dilakukan dalam skala laboratorium dengan uji in vitro. Hal
yang lebih sempit serta keadaan lingkungan yang terkendali (Alfizar et al., 2013).
28
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum ini, agar mahasiswa
Sejauh ini upaya pengendalian jamur patogen telah banyak dilakukan, baik
pertumbuhan patogen untuk waktu yang lebih lama, tidak meninggalkan residu
Jamur antagonis yang sangat umum ditemukan dan biasa digunakan adalah
2011), Diplodia sp. (Sundari et al., 2014), dan beberapa jamur patogen lainnya.
Jamur Trichoderma spp. selain dari hasil eksplorasi di daerah setempat, APH
Introduksi antagonis untuk pengendalian hayati, dari luar daerah atau luar
negeri sebaiknya dilakukan uji in vitro terlebih dahulu. Uji in vitro diawali
dengan persiapan biakan murni jamur dengan cara menginokulasi biakan jamur
patogen dan antagonis pada medium PDA dan diinkubasi pada suhu 25o-27oC
selama 7x24 jam. Pengujian daya antagonisme secara in vitro dilakukan dengan
29
metode biakan ganda (dual culture) dengan cara memotong biakan murni jamur
yang telah dipersiapkan dengan cork borer steril dan diletakkan pada permukaan
medium PDA secara berpasangan antara jamur patogen dan jamur antagonis
selanjutnya diinkubasi pada suhu 25o-27oC selama 7x24 jam (Ningsih et al.,
2016).
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, kertas
label, penggaris, jarum ose, bunsen api, erlenmeyer, cork borrer, laminar air flow
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dipanaskan cork borrer.
Dipotong media biakan murni jamur Trichoderma sp. menggunakan cork borrer.
Dipanaskan jarum ose hingga berpijar dan diambil hasil potongan tersebut dengan
media baru. Dilakukan hal yang sama terhadap jamur patogen Phytophthora
palmivora dan diletakkan hasil potongan di media yang sama sejajar dengan
jamur Trichoderma sp. Ditutup petridish dan diwrap dengan rapat. Diamati hasil
30
6.4 Hasil Pengamatan
6.5 Pembahasan
lebih sempit serta keadaan lingkungan yang terkendali (in vitro). Tujuannya untuk
31
(2008) pengujian secara in vitro mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk pengujian ini relative murah karena hanya
bakteri.
yang berdasarkan mekanisme antibiosis. Selain itu metode ini tidak berlaku bagi
sistem patogen antagonis yang bersifat parasit obligat (Djatmiko et al., 2016).
jamur kakao menunjukan bahwa dari keempat isolat yang diuji, evektifitas dari
jamur Trichoderma sp. hanya berlaku pada isolat Ko2 x T1. Dimana besarnya
pengambatannya sangat kecil. Sedangkan pada ketiga isolat kakao lainnya, tidak
negatif.
32
6.6 Kesimpulan
Hasil uji biakan berganda pada jamur penyebab busuk buah kakao
menunjukan bahwa dari keempat isolat yang diuji, hanya satu isolat yang mampu
sangat kecil.
33
VII PENGAMATAN MIKROSKOPIS
Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide
terhadap warna koloni, bentuk permukaan, diameter koloni serta jumlah koloni,
khusus pada jamur pengatan terhadap hifa atau konidia yang tampak. Pengamatan
struktur jamur atau bakteri secara lebih detail dan kompleks (Waluyo, 2005).
yang diperoleh dengan mengamati ciri-ciri jamur yang diperoleh, sehingga perlu
Jamur adalah organisme bersel tunggal atau bersel banyak yang dinding
multiseluler terbentuk dari rangkaian sel yang membentuk benang hifa bersekat
miselium (Kawuri et al., 2016). Secara umum, jamur dibagi menjadi tiga kelas
34
yaitu divisi Zygomycota merupakan jamur dengan hifa bersekat, divisi
Ascomycota merupakan jamur dengan hifa tidak bersekat dan askuspora terdiri
saprofit, parasit atau simbiosis pada makhluk hidup lain atau pada inang tertentu
untuk memperoleh nutrisi. Pada keadaan tertentu, sifat jamur dapat berubah
yang sehat dan terhindar dari jamur. Berbagai jenis makanan yang sudah
ditumbuhi jamur umumnya akan busuk dan namun tidak basah (berlendir).
Apabila jamur dibiarkan berkembang biak, maka jamur akan membentuk koloni
yang dapat dilihat secara makroskopik serta merusak host atau inangnya. menurut
bahan makanan.
cover glass, pipet tetes, jarum pentol, jarum ose dan cawan petri.
35
7.4 Hasil Pengamatan
7.5 Pembahasan
diperoleh lebih mirip jamur Aspergillus niger. Dimana menurut Afriyeni et al.
bersekat. Konidiofor tegak dan panjang dengan kepala konidia membesar dan
berisi konidia. Dimana konidiofor halus yang tegak keatas akan membentuk
berwarna putih.
coklat violet, bagian atas membesar dan membentuk globusa, konidiofor halus,
tidak berwarna, vesikel globusa dengan bagian atas membesar, bagian ujung
7.6 Kesimpulan
yang menyebabkan busuk pada buah kakao adalah jamur Aspergillus niger.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
Kurniawan, A.C. 2013. Ketahanan Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap
Penyakit Busuk Buah (Phytophtora palmivora). Makalah Seminar Umum.
Program Studi Pemuliaan Tanaman, Universitas Gadjah Mada. 27
November 2013.
Nugroho, S., H.S. Darwis dan T. Liwang. 2001.Uji Antagonis beberapa isolat
Trichoderma sp. terhadap Ustilina zonata pada media PDA. Prosiding
Kongres Nasional XVI dan Seminar Ilmiah Pekanbaru.Riau. Hlm367-368
Pelczar, M.J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press:Jakarta
Pradhika. 2008. Media Pertumbuhan. http://ekmon
saurus.blogspot.com/2008/11/ bab-2-media-pertumbuhan.html. Diakses
pada tanggal 3 Mei 2019.
Rosmana A, Waniada C, Junaid M, Gassa A. 2010. Peranan semut Iridomirmex
cordatus (Hyminoptera: Formicidae) dalam menularkan patogen busuk
buah Phytophthora palmivora. Pelita Perkebunan. 26:169–176.
38