Anda di halaman 1dari 41

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN

TENTANG PENYAKIT ASAM URAT


DENGAN KEPATUHAN PENDERITA DALAM PENGOBATAN
DI PUSKESMAS SINGOSARI

OLEH
LIA BUDI ANGGRAINI
NIM 04.2.0516

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG


Juli 2007
ABSTRAK

Anggraini, Lia Budi. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit


Asam Urat dengan Kepatuhan Penderita Dalam Pengobatan di
Puskesmas Singosari. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Farmasi Putra
Indonesia. Pembimbing Drs. Jamhari HS., M. Pd., Apt

Kata kunci : Pengetahuan penyakit asam urat, kepatuhan penderita dalam


pengobatan.

Penyakit asam urat merupakan salah satu penyakit yang sering diderita
oleh sebagian masyarakat di Kecamatan Singosari. Penyakit ini tidak dengan
mudah hilang setelah pemberian obat, rasa nyeri akan timbul jika penderita tidak
patuh pada pengobatan selain itu konsumsi makanan yang banyak mengandung
purin juga dapat meningkatakan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan penyakit asam
urat dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan di Puskesmas Singosari.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah penderita penyakit asam
urat yang berobat di Puskesmas Singosari yang berjumlah 45 responden.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Singosari pada bulan April-Mei
tahun 2007. Rancangan penelitian yang digunakan adalah survei analitik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang penyakit asam urat dengan kepatuhan penderita dalam
pengobatan di Puskesmas Singosari.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan penderita yang masih memiliki
pengetahuan yang rendah tentang penyakit asam urat agar lebih giat mencari
informasi dan memiliki kepatuhan dalam pengobatan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................4
1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................4
1.5 Asumsi Penelitian................................................................................5
1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian.......................................5
1.7 Definisi Istilah .....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asam Urat............................................................................................7
2.2 Pengetahuan.........................................................................................13
2.3 Sikap dan Perilaku...............................................................................13
2.4 Kerangka Teori....................................................................................15
2.5 Hipotesis Penelitian.............................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian..........................................................................17
3.2 Populasi dan Sampel............................................................................17
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................18
3.4 Instrumen Penelitian............................................................................18
3.5 Definisi Operasional Variabel.............................................................18
3.6 Pengumpulan Data...............................................................................20
3.7 Analisis Data.......................................................................................21
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian...................................................................................24
4.2 Analisis Data.......................................................................................25
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................27
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan.........................................................................................29
6.2 Saran...................................................................................................29
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................31
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................32
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel.............................................................18


Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel Pengetahuan
Tentang Penyakit Asam Urat dengan Kepatuhan Penderita................25
Tabel 4.2 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Tentang Penyakit Asam Urat dengan Kepatuhan Penderita................25
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Responden...........................................................................32


Lampiran 2 Tabel Nilai Angket yang Diperoleh.................................................39
Lampiran 3 Tabel Nilai Rata-Rata Angket..........................................................41
Lampiran 4 Perhitungan Standart Deviasi...........................................................42
Lampiran 5 Perhitungan Analisis Data................................................................43
Lampiran 6 Tabel Chi Kuadrat............................................................................44
Karya Tulis Ilmiah

oleh LIA BUDI ANGGRAINI ini

telah diperiksa dan disetujui

pada tanggal dua puluh delapan Juli 2007

Pembimbing

Drs. Jamhari HS., M. Pd., Apt


Karya Tulis Ilmiah

oleh LIA BUDI ANGGRAINI ini

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal dua puluh delapan Juli 2007

Dewan Penguji

Drs.Jamhari HS., M. Pd., Apt Penguji I

Masruhen, SF., Apt Penguji II

Dra. Linda Rosdiana T., Apt Penguji III

Mengetahui, Mengesahkan,

Pembantu Direktur Bidang Akademik Direktur Akademi Farmasi

Akademi Farmasi

Endang Susilowati, S.Si., Apt Kartini, A. Md., ST


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Penderita Tentang Penyakit

Asam Urat dengan Kepatuhan Pengobatan di Puskesmas Singosari” ini tepat pada

waktunya.

Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai persyaratan

untuk menyelesaikan program akhir DIII di Akademi Farmasi “Putra Indonesia”

Malang.

Sehubungan dengan terselesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Saya

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak, yaitu :

1. Ibu Kartini, A. Md., ST, selaku Direktur Akademi Farmasi

“Putra Indonesia” Malang

2. Bapak Drs. Jamhari HS., M. Pd., Apt, selaku dosen pembimbing

3. Bapak Masruhen, SF., Apt, selaku dosen penguji nasional

4. Ibu Dra. Linda Rosdiana T, Apt., selaku dosen penguji ahli

5. Bapak dan Ibu dosen Akademi Farmasi serta semua staf

6. Kedua Orang Tua yang memberikan doa dan motivasi

7. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang langsung maupun tidak

langsung telah memberikan bimbingan, bantuan serta arahan kepada

penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih

mempunyai kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat diharapkan.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat.

Malang, Juli 2007

Penulis
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit asam urat adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan salah

satu jenis rematik. Dalam istilah kedokteran penyakit ini lebih dikenal dengan Artritis

gout, yang merupakan radang sendi, terutama pada sendi ibu jari kaki, siku, lutut,

pergelangan kaki atau tangan dan bahu (vitahealth, 2006:12). Hal ini disebabkan oleh

kelainan metabolisme asam urat yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan

artritis akut secara bergelombang. Salah satu penyebab meningkatnya asam urat

dalam darah adalah semakin tinggi asupan makanan yang mengandung purin.

Contohnya adalah: daging, baik daging sapi, babi, kambing, atau makanan dari laut

(sea food), kacang-kacangan, bayam, jamur, dan kembang kol (vitahealth,2006:28).

Akibatnya pembentukan purin dalam tubuh akan terus meningkat.

Pria dan wanita pada segala usia dapat terserang penyakit ini, risiko asam urat

akan meningkat jika terjadi pada usia diatas 40 tahun terutama pada pria. Pada

wanita, hormon estrogen rupanya dapat memperlancar proses pembuangan asam urat

dalam ginjal. Oleh karena itu, saat wanita mengalami menopause, yang umumnya

juga akan mengalami gangguan tulang, maka risiko terkena asam urat menjadi sama

dengan pria (vitahealth,2006:29).

Penderita asam urat biasanya diberikan obat yang dapat menghambat

pembentukan asam urat, dan jika pada saat terjadi serangan dianjurkan
2

mengkonsumsi obat-obat jenis analgesik dan antiinflamasi, untuk mengatasi rasa

nyeri dan radang yang terjadi.

Sehubungan dengan pengobatan yang dilakukan penderita asam urat,

kesembuhan tidak hanya bergantung pada obat yang menghambat pembentukan asam

urat saja. Ada beberapa hal yang mempengaruhinya yaitu kepatuhan penderita dalam

pengobatan, perawatan dan pencegahan, serta pengetahuan penderita asam urat

tentang penyakit asam urat itu sendiri. Patuh atau kepatuhan merupakan salah satu

perilaku yang akan timbul dengan adanya sikap dari tiap individu (Azwar, 2002:8).

Sedangkan menurut Secord dan Backman, sikap adalah sebagai keteraturan

tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan

(konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Dalam interaksi

sosialnya, individu bereaksi membentuk pola pikir tertentu terhadap berbagai obyek

psikologis yang dihadapinya (Azwar, 2002:5). Misalnya saja, seseorang tahu peran

penting kebersihan untuk menunjang kesehatan individu maupun lingkungan. Namun

belum tentu orang tersebut akan selalu menjaga kebersihan, hal ini mungkin disebab

oleh berbagai faktor. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap

antara lain: pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,

pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan, dan lembaga agama, serta

faktor emosional dalam diri individu (Azwar,2002:30).

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa, pengetahuan penderita

tentang penyakit asam urat mungkin saja bisa mempengaruhi sikap penderita yang

menimbulkan suatu perilaku patuh atau tidak patuh pada pengobatan.


3

Jadi ada kemungkinan bahwa tingkat pengetahuan tentang penyakit asam urat

berpengaruh terhadap kepatuhan penderita untuk melakukan pengobatan.

Ada beberapa kemungkinan yang dapat timbul dari hubungan ini diantaranya

adalah: semakin tinggi pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat maka

semakin patuh pada pengobatan atau semakin tinggi pengetahuan penderita tentang

penyakit asam urat maka semakin tidak patuh pada pengobatan bisa juga semakin

rendah tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat maka semakin

patuh pada pengobatan atau semakin rendah tingkat pengetahuan penderita tentang

penyakit asam urat maka semakin tidak patuh pada pengobatan.

Dari uraian diatas, akan dilakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita tentang

penyakit asam urat dengan kepatuhan pengobatan di Puskesmas Singosari.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah kemungkinan adanya hubungan

antara tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat dengan kepatuhan

pengobatan di Puskesmas Singosari.

Adapun pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat di

Puskesmas Singosari?

2. Bagaimanakah kepatuhan terhadap pengobatan penyakit asam urat yang dilakukan

oleh penderita di Puskesmas Singosari?


4

3. Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit asam

urat dengan kepatuhan pengobatan di Puskesmas Singosari?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat

pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat dengan kepatuhan penderita asam

urat pada pengobatan di Puskesmas Singosari.

Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat di

Puskesmas Singosari.

1.3.2 Untuk mengetahui kepatuhan penderita pada pengobatan penyakit asam urat di

Puskesmas Singosari.

1.3.3 Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan penderita tentang

penyakit asam urat dengan kepatuhan pengobatan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Menginformasikan mengenai kepatuhan penderita pada pengobatan penyakit

asam urat sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh tenaga kesehatan

dan instansi yang terkait untuk memberikan informasi atau keterangan tentang

pengobatan asam urat kepada penderita asam urat.

1.4.2 Menginformasikan tentang penyakit asam urat pada masyarakat umumnya dan

penderita asam urat khususnya.


5

1.5. Asumsi Penelitian

1.5.1 Tingkat pengetahuan penderita tentang suatu penyakit dipengaruhi oleh

keikut sertaan penderita pada kegiatan penyuluhan kesehatan

1.5.2 Tingkat pengetahuan penderita tentang suatu penyakit dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan

1.6. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan penderita

tentang penyakit asam urat yang kemungkinan berhubungan dengan kepatuhan

pengobatan.

Keterbatasan penelitian ini adalah responden dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang menderita penyakit asam urat dan berobat di Puskesmas Singosari.

1.7. Definisi Istilah

Definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.7.1 Tingkat pengetahuan artinya tinggi rendahnya pengetahuan penderita asam urat

tentang segala sesuatu yang dimengerti dan diketahui tentang penyakit asam

urat beserta pengobatannya.

1.7.2 Penyakit asam urat adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat

dalam tubuh secara berlebihan yang diakibatkan produksi asam urat meningkat

atau proses pembuangannya melalui ginjal menurun, atau akibat peningkatan

asupan makanan kaya purin


6

1.7.3 Kepatuhan pengobatan adalah responden melakukan pengobatan secara baik

yang meliputi minum obat dengan teratur, menghindari makanan yang dapat

meningkatkan kadar asam urat serta melakukan perawatan terhadap penyakit

asam urat yang diukur menggunakan angket atau kuesioner.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Urat

2.1.1 Definisi Penyakit Asam Urat

Penyakit asam urat adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat

dalam tubuh secara berlebihan. Penyakit ini bisa diakibatkan karena produksi asam

urat memang meningkat, atau proses pembuangannya melalui ginjal menurun, atau

akibat peningkatan asupan makanan kaya purin (vitahealth,2006:11).

Asam urat sendiri adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan

protein (terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang

dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak), yang

seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau keringat (vitahealth,2006:13).

Adapun metabolisme terbentuknya asam urat adalah sebagai berikut:

purin hypoxantin xantin asam urat


xo xo

xo
allopurinol oxypurinol

xo = xanthinoxydase

Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa pada perombakan protein inti

(DNA/RNA) terbentuk basa-basa purin adenin dan guanin. Adenin dirombak menjadi

hypoxantin, guanin menjadi xanthin. Hypoxanthin diubah menjadi xanthin oleh

enzim xanthinoxydase dan selanjutnya menjadi asam urat (Tjay,2002:319).


8

Dengan allopurinol yang efektif sekali untuk menormalkan kadar asam urat

dalam darah serta berdaya mengurangi sintesa urat atas dasar persaingan substrat

dengan zat-zat purin berdasarkan enzim xantinoxydase (XO). Purin seperti

hipoxanthin dan xanthin dirombak oleh XO menjadi asam urat. Tetapi dengan adanya

allopurinol, XO melakukan aktivitasnya terhadap obat ini sebagai ganti purin.

Akibatnya ialah perombakan hipoxanthin dikurangi dan sintesa urat menurun

(Tjay,2002:322).

Kadar normal asam urat darah rata-rata adalah 3 sampai 7 mg/ml, dengan

perbedaan untuk pria 2,1-8,5 mg/dl dan wanita 2,0-6,6 mg/dl. Untuk mereka yang

lanjut usia, kadar tersebut sedikit lebih tinggi (vitahealth,2006:13).

Risiko asam urat akan meningkat pada usia diatas 40 tahun, terutama pada

pria. Karena pada usia 40 tahun produksi testosteron menurun drastis dan selanjutnya

menyusut terus maka efek anabol testosteron akan berkurang. Efek anabol adalah

daya retensi protein atau menghambat perombakannya, khususnya dalam jaringan

otot. Lagi pula testosteron dapat meningkatkan pembentukan protein dan

pertumbuhan sel-sel otot (Tjay,2002:642).

Sedangkan pada wanita , hormon estrogen rupanya dapat memperlancar

proses pembuangan asam urat dalam ginjal. Oleh karena itu, saat wanita mengalami

menopause, yang umumnya juga akan mengalami gangguan tulang, maka risiko

terkena asam urat menjadi sama dengan pria (vitahealth,2006:29).

Penumpukan asam urat paling sering terjadi pada sendi di pangkal jempol

kaki. Tetapi dapat pula menyerang persendian lainnya, seperti sendi-sendi pada jari-

jari tangan, pergelangan tangan, siku, lutut, dan pergelangan kaki. Sendi yang terkena
9

terlihat bengkak, kemerahan, terasa panas, dan luar biasa nyerinya. Rasa nyeri

terutama terasa di malam hari atau pagi hari ketika baru bangun tidur.

2.1.2 Penyebab Asam Urat

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan asam urat antara lain:

1. Menurunnya kemampuan tubuh untuk membuang asam urat melalui urin

dikarenakan gangguan pada ginjal, tekanan darah tinggi, dan dehidrasi

2. Meningkatnya konsumsi bahan-bahan makanan yang mengandung banyak purin

3. Mengkonsumsi obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan produksi asam urat,

seperti diuretik, etambutol, pirazinamid

4. Akibat konsumsi alkohol berlebih

5. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga

Dari beberapa faktor diatas, faktor menurunnya kemampuan tubuh untuk

membuang asam uratlah yang paling berpengaruh pada penumpukan asam urat.

Selain itu faktor makanan juga sangat berpengaruh pada pembentukan asam urat.

Jenis makanan yang dapat merangsang pembentukan asam urat adalah makanan yang

mempunyai kadar karbohidrat dan protein tinggi macam kacang-kacangan, kerupuk

emping atau mlinjo, daging (terutama jeroan), dan ikan.

2.1.3 Gejala Asam Urat

Gejala khas yang dirasakan apabila terjadi peningkatan asam urat dalam

tubuh adalah rasa nyeri yang sering terjadi pada sendi di pangkal jempol kaki. Tetapi

dapat pula menyerang persendian lainnya, seperti sendi-sendi pada jari-jari tangan,
10

pergelangan tangan, siku, lutut, dan pergelangn kaki. Sendi ibu jari tersebut akan

terlihat membengkak, kemerahan, dan sakit, kadang-kadang disertai rasa demam,

yang menggambarkan adanya proses peradangan. Proses ini diakibatkan kristal urat

yang akan mengaktifkan sistem peradangan tubuh. Rasa nyeri terutama terasa di

malam hari atau pagi hari ketika baru bangun tidur.

Pada minggu pertama serangan biasanya mengenai satu sendi, dan berakhir

dalam beberapa hari. Tetapi lama-kelamaan menyerang beberapa sendi bersamaan.

Penyakit ini makin hari makin berat dan menyiksa penderitanya. Rasa nyeri tersebut

selain disertai demam yang menggambarkan adanya peradangan juga disertai gejala-

gejala lainnya seperti: menggigil, denyut jantung cepat, badan lemah, dan jumlah sel

darah putih meningkat (leukositosis)(Yatim,2006:35).

2.1.4 Pengobatan Asam Urat

Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi gejala serangan akut (mendadak)

asam urat, mencegah kambuhnya kembali radang sendi dan pembentukan batu urat.

Sedangkan untuk serangan kronis (kambuhan), dokter akan melakukan serangkaian

pemeriksaan untuk memastikan kondisi pasiennya. Apakah si pasien mengalami

serangan berulang karena terbentuknya batu urat, ataukah masih dalam tahap

hiperurisemia (vitahealth,2006:36).

Pemakaian obat-obatan penurun kadar asam urat, mengurangi produksi asam

urat atau membuat ekskresi asam urat meningkat harus dengan pengawasan dokter.

Begitu pula dengan pemakaian obat-obatan untuk kelainan sendi ataupun ginjal.
11

Ada beberapa jenis obat yang biasa diberikan dokter kepada penderita

kelebihan asam urat. Untuk mengurangi pembentukan asam urat di dalam tubuh

dokter biasa memberikan obat yang mengandung zat aktif Allopurinol yang bekerja

menghambat enzim xanthinoxydase yang dapat mengubah hipoxantin menjadi xantin

dan selanjutnya menjadi asam urat. Obat ini juga mempercepat pembuangan asam

urat melalui ginjal (vitahealth,2006:38). Mungkin juga dokter akan memberikan obat-

obatan untuk mengatasi radang dan rasa sakit yaitu analgesik dan antiinflamasi,

misalnya parasetamol, piroxicam, atau ibuprofen.

Siksaan nyeri akibat radang sendi juga dapat dikurangi dengan obat gosok,

yang bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri dan kejang otot.

2.1.5 Pencegahan Asam Urat

Usaha pencegahan lebih baik daripada usaha pengobatan. Belum ditemukan

cara yang efekif, tapi usaha pencegahan asam urat pada umumnya adalah

menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan. Oleh karena itu

bagi pria atau wanita yang memiliki kelebihan berat badan atau memakai obat

tertentu yang dapat meningkatkan produksi asam urat sebaiknya melakukan diet

rendah purin dan kontrol berkala kadar asam urat di laboratorium serta melakukan

olahraga yang juga bermanfaat untuk mencegah kerusakan sendi. Ada baiknya jika

mereka dengan kecenderungan kelebihan asam urat lebih banyak minum untuk

mencegah saturasi atau penjenuhan asam urat didalam darah, sehingga pengendapan

asam urat di persendian dapat dikurangi. Banyak minum juga mendorong kita untuk

sering buang air kecil, yang juga berarti membuang asam urat dalam tubuh.
12

2.1.6 Perawatan Asam Urat

Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan darurat sewaktu terjadi

serangan, pengobatan dokter, dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa.

Tindakan darurat tersebut dapat berupa:

- Istirahatkan sendi agar cepat sembuh.

- Minum obat pereda sakit (analgesik) untuk menghilangkan rasa nyeri.

- Minum banyak air untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh

melalui urin.

Bila terjadi komplikasi kelumpuhan pada penderita usia lanjut, perlu

dilakukan perawatan khusus untuk melatih agar dapat bergerak mandiri

(vitahealth,2006:32).

2.1.7 Mencegah Serangan Berulang

Untuk mencegah serangan kembali biasanya diberikan kolsisin, atau

disarankan untuk diet dan menurunkan berat badan. Sedangkan allopurinol diberikan

untuk pengobatan seumur hidup untuk menurunkan produksi asam urat

(vitahealth,2006:42).

Penderita asam urat juga harus mengurangi menu kaya puri sebagai sumber

asam urat, minum lebih banyak untuk mencegah pengendapan asam urat serta

melakukan olahraga ringan secara teratur untuk memperkuat otot dan sendi

(vitahealth,2006:87).
13

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(Notoadmodjo,2003:121).

2.3 Sikap dan Perilaku

2.3.1 Sikap

Definisi sikap menurut Secord dan Backman adalah sikap sebagai keteraturan

tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan

(konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Azwar,2003:5).

Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu

terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Beberapa faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang

lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan, lembaga agama, serta

faktor emosi dalam diri individu (Azwar,2003:30).

2.3.2 Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang

dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoadmodjo,2003:114).
14

2.3.2.1 Proses Perubahan Perilaku

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yaitu:

- Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (obyek) terlebih dahulu

- Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

- Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya)

- Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

- Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,

dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti

ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku

tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama

(Notoadmodjo,2003:122).

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa pengetahuan kemungkinan

mempengaruhi pembentukan perilaku yang dalam penelitian ini adalah kepatuhan

penderita terhadap pengobatan.


15

2.4 Kerangka Teori

Asam urat adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam

darah, yang disebabakan oleh peningkatan asupan makanan yang banyak

mengandung purin. Penyakit ini juga dipengaruhi beberapa faktor lain yaitu

menurunnya kemampuan tubuh untuk membuang asam urat melalui urin, konsumsi

obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan asam urat, serta konsumsi alkohol

berlebih. Penyakit ini banyak diderita pria biasanya pada usia diatas 40 tahun,

sedangkan pada wanita kebanyakan sesudah menopause.

Gejala yang timbul pada penyakit asam urat dapat berupa rasa nyeri pada

persendian ibu jari atau sendi yang lainnya, sendi akan membengkak, kemerahan, dan

sakit, kadang-kadang disertai demam. Pemberian obat untuk mengurangi

pembentukan asam urat dalam tubuh dapat diberikan obat yang mengandung zat aktif

allopurinol dan sebagi analgetik – antiinflamasi biasanya diberikan parasetamol,

piroxicam, atau ibuprofen.

Selain pengobatan pada penyakit asam urat, juga perlu dilakukan perawatan

sewaktu terjadi serangan, misalnya saja mengistirahatkan sendi, segera minum

analgesik, dan minum banyak air untuk membantu mengeluarkan asam urat dari

tubuh melalui urin.

Penyakit asam urat dapat dicegah dengan membatasi konsumsi makanan yang

kaya purin dan banyak minum, melakukan kontrol berkala kadar asam urat di

laboratorium serta berolahraga. Dan sebaiknya penderita asam urat mencegah

terjadinya serangan kembali. Namun dengan pengetahuan tentang penyakit asam urat
16

yang dimiliki oleh penderita sebagai stimulus mungkin akan mempengaruhi sikap

penderita yang menimbulkan suatu perilaku patuh atau tidak terhadap pengobatan.

Mungkin dengan semakin tinggi tingkat pengetahuan penderita tentang

penyakit asam urat, semakin patuh pada pengobatan atau semakin tinggi tingkat

pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat, semakin tidak patuh pada

pengobatan. Tetapi juga ada kemungkinan dengan semakin rendah tingkat

pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat, semakin patuh pada pengobatan

atau semakin rendah tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat,

semakin tidak patuh pada pengobatan. Tingkat pengetahuan tentang penyakit asam

urat tersebut akan diteliti apakah terbukti berhubungan dengan kepatuhan penderita

dalam menjalankan pengobatan di Puskesmas Singosari.

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara tingkat

pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat dengan kepatuhan pengobatan.


17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dibahas, penelitian ini dapat digolongkan

kedalam penelitian dengan metode survei (survei research method) yang bersifat

analitik. Metode survei analitik yaitu mengamati tingkat pengetahuan penderita asam

urat terhadap kepatuhan pengobatan di Puskesmas Singosari, yang dilanjutkan

dengan menganalisa hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini

dilaksanakan dengan cara seksional silang (cross sectional) yaitu mengamati

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam waktu bersamaan atau

sekaligus.

Penelitian ini dibagi dalam tiga tahap. Pertama adalah tahap persiapan yaitu

pembuatan proposal yang bertujuan untuk mendapatkan persetujuan agar penelitian

ini dapat dilakukan. Kedua adalah tahap pelaksanaan, yaitu penyebaran angket

kepada responden dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan

menggali informasi secara luas dari responden. Tahap akhir adalah pengumpulan dan

analisa data hasil pengisian angket untuk membuat kesimpulan hasil penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah penderita asam urat dan

berobat di Puskesmas Singosari periode Januari 2006 sampai dengan Maret 2007

yang berjumlah 45 orang.


18

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Singosari. Adapun waktu

penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2007.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Tingkat pengetahuan penyakit asam urat yaitu wawasan responden mengenai

penyakit asam urat baik pengertian, penyebab, gejala dan jenis obat yang

didapat dengan cara menguji menggunakan angket atau kuesioner.

- Kepatuhan pengobatan adalah responden melakukan pengobatan secara baik

yang meliputi pencegahan, pengobatan dan perawatan yang diukur

menggunakan angket atau kuesioner.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Alat Hasil


No Variabel Sub Variabel
Sub Variabel Ukur Ukur
1 Tingkat - pengertian - wawasan Angket Tinggi
pengetahuan penyakit asam responden tentang no (  -1/2
penyakit urat arti penyakit asam 1,2,3,4, SD)<X≤
asam urat urat, nama lain, 5 nilai
penderita, dan terbesar
kadar normal asam angket
urat dalam darah
Rendah
X≤(  -
1/2 SD)
19

Definisi
Alat
No Variabel Sub Variabel Operasional Sub Hasil Ukur
Ukur
Variabel
- penyebab - wawasan Angket
penyakit asam responden no 6,
urat tentang jenis- 7, 8
jenis makanan
yang
menyebabkan
peningkatan
kadar asam urat
- gejala penyakit - wawasan Angket
asam urat responden no 9
tentang gejala
khas yang terjadi
pada saat kadar
asam urat dalam
darah meningkat
- jenis obat - wawasan Angket
penyakit asam responden no 10
urat tentang obat
yang tepat bagi
penyakit asam
urat
2 Kepatuhan - pencegahan - responden Angket Tinggi
terhadap melakukan atau no 11 (  -1/2
pengobatan tidak suatu SD)<X≤
upaya untuk nilai
mencegah terbesar
terjadinya angket
peningkatan
kadar asam urat
kembali Rendah
- pengobatan - responden Angket X≤(  -1/2
melakukan no 12, SD)
secara teratur 13, 16
atau tidak dalam
pengobatan
penyakit asam
urat
20

Definisi
Alat
No Variabel Sub Variabel Operasional Sub Hasil Ukur
Ukur
Variabel
- perawatan - responden Angket
melakukan atau no 14,
tidak perawatan 15, 17,
secara rutin 18, 19,
20

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan instrumen angket atau

kuesioner. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,1997:128). Dalam hal ini laporan yang

diberikan responden mengenai wawasan tentang penyakit asam urat dan kepatuhan

responden dalam melakukan pengobatan.

Alasan pemilihan kuesioner dalam penelitian ini adalah mempermudah

pengumpulan data sehingga dalam waktu yang singkat dapat diperoleh data yang

banyak dan memudahkan dalam pengolahan data.

Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan kuesioner kepada responden

2. Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden

3. Mengecek kembali kuesioner yang telah diisi dan terkumpul

4. Melakukan analisis data dan kesimpulan


21

3.7 Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari responden dilakukan analisis data yang terdiri

dari dua tahap. Pertama, membuat tabel distribusi sampel berdasarkan tingkat

pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat dengan kepatuhan pengobatan.

Kedua, mencari hubungan antara tingkat pengetahuan penderita asam urat dengan

kepatuhan dalam melakukan pengobatan.

3.7.1 Menentukan kriteria variabel pengetahuan dan kepatuhan

Kriteria variabel pengetahuan dan kepatuhan ditentukan dengan cara

pemberian skor pada tiap jawaban. Jawaban yang diharapkan diberi skor 1 dan

jawaban yang tidak diharapkan diberi skor 0. Selanjutnya dilakukan penghitungan SD

(standar deviasi) digunakan rumus :

   
2

SD=
n 1

Keterangan:

SD = standart deviasi

X = nilai angket

n = jumlah sampel

Adapun kriteria variabel pengetahuan dan kepatuhan adalah :

- Dikategorikan tinggi jika (  -1/2 SD) < X ≤ Nilai Angket Terbesar

- Dikategorikan rendah jika X ≤ (  -1/2 SD)

3.7.2 Uji statistik untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan penderita

terhadap penyakit asam urat dengan kepatuhan pengobatan.


22

3.7.2.1 Merumuskan Hipotesis

Menurut Arikunto (1997:64) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui

data yang terkumpul.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita tentang

penyakit asam urat dengan kepatuhan pengobatan.

Ha: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit

asam urat dengan kepatuhan pengobatan.

3.7.2.2 Menghitung distribusi chi kuadrat (X2)

X 2 dihitung menggunakan rumus (Sudjana, 1996:285)

n ad  bc  1 2n 
2
2
X =
a  b a  c b  d c  d 
Selanjutnya X2 hitung dibandingkan dengan X2 tabel pada α= 0,05 dan

dk = satu

Dari hasil uji hipotesis maka diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria

sebagai berikut:

1. Bila X2 hitung < X2 tabel maka Ho diterima sedangkan Ha ditolak artinya

tidak terjadi hubungan antara tingkat pengetahuan penderita tehadap

penyakit asam urat dengan kepatuhan pengobatan di Puskesmas Singosari.

2. Bila X2 hitung > X2 tabel maka Ha diterima sedangkan Ho ditolak artinya

ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit asam

urat dengan kepatuhan melakukan pengobatan di Puskesmas Singosari.


23

3.7.2.3 Menentukan derajat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

- Koefisien kontingensi C

X2
Cc =
X2 n

Keterangan :

Cc : koefisien kontingensi

X2 : chi squere

n : jumlah sampel seluruhnya

- Koefisien maksimum

m 1
Cmaks =
m

Keterangan :

Cmaks : koefisien kontingensi maksimum

m : harga minimum antara banyak baris dan banyak kolom

Selanjutnya dengan membandingkan antara harga Cc dengan Cmaks dapat

diketahui derajat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, apabila

makin dekat harga Cc kepada Cmaks makin besar derajat hubungan antara variabel-

variabel tersebut. Dengan kata lain variabel yang satu makin berkaitan dengan

variabel yang lain. Dan dilanjutkan

3.7.2.4 Menentukan Koefisien Korelasi

Menggunakan nilai yang diperoleh dari skor angket untuk menentukan nilai

koefisien korelasi dan persentase dari determinan.


24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengelompokan sampel berdasarkan pengetahuan tentang penyakit asam urat

Berdasarkan hasil perhitungan SD maka klasifikasi responden didasarkan

pada kriteria sebagai berikut :

- Pengetahuan Tinggi : 4,8 < X ≤ 10 sebanyak 36 responden (80 %)

- Pengetahuan Rendah : X ≤ 4,8 sebanyak 9 responden (20 %)

Dari kriteria diatas, tingkat pengetahuan responden tentang penyakit asam

urat sudah tinggi.

4.1.2 Pengelompokkan sampel berdasarkan kepatuhan penderita penyakit asam urat

Berdasarkan hasil perhitungan SD maka klasifikasi responden didasarkan

pada kriteria sebagai berikut :

- Kepatuhan Tinggi : 5,5 < X ≤ 10 sebanyak 41 responden (91,1%)

- Kepatuhan Rendah : X ≤ 5,5 sebanyak 4 responden (8,9%)

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa 45 sampel yang melakukan

pengobatan penyakit asam urat di Puskesmas Singosari, sebanyak 41 orang (91,1%)

patuh dan 4 orang (8,9 %) tidak patuh terhadap pengobatan penyakit asam urat.

Data distribusi sampel yang melakukan pengobatan di Puskesmas Singosari

berdasarkan variabel pengetahuan tentang penyakit asam urat dengan kepatuhan

penderita penyakit asam urat ditunjukkan pada tabel 4.1.


25

Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel Pengetahuan Tentang

Penyakit Asam Urat dengan Kepatuhan Penderita

Kepatuhan
Variabel Jumlah
Patuh Tidak Patuh
Pengetahuan Sampel
n % n %
Tinggi 36 35 97,2 1 2,8
Rendah 9 6 66,7 3 33,3

Pada tabel 4.1 ditunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan tinggi

sebanyak 36 orang (80 %) terdapat 35 orang (97,2 %) patuh dan 1 orang (2,8 %) tidak

patuh terhadap pengobatan penyakit asam urat. Sedangkan responden yang

berpengetahuan rendah sebanyak 9 orang (20 %) terdapat 6 orang (66,7 %) patuh dan

3 orang (33,3 %) tidak patuh terhadap pengobatan penyakit asam urat.

4.2 Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang penyakit

asam urat dengan kepatuhan penderita penyakit asam urat dalam pengobatan maka

dilakukan analisis sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Asam

Urat dengan Kepatuhan Penderita Dalam Pengobatan

Pengetahuan
Patuh Tidak Patuh Jumlah
Kepatuhan
Tinggi 35 1 36
Rendah 6 3 9
Jumlah 41 4 45
26

Berdasarkan tabel 4.2 diatas selanjutnya dilakukan perhitungan chi kuadrat

(X2). Dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = satu didapat X20.95(1) =3,84 dan

X2 hitung = 4,96. Karena X2 hitung > X2 tabel maka ada hubungan antara tingkat

pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat dengan kepatuhan pengobatan di

Puskesmas Singosari.

Untuk mengetahui derajat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

kepatuhan maka dilakukan penghitungan koefisiensi kontingensi C dengan rumus

X2
Cc = dan didapat koefisiensi 0,315. Selanjutnya harga C yang diperoleh
X2 n

dibandingkan dengan koefisiensi kontingensi maksimum yang dihitung dengan rumus

m 1
Cmaks = dan didapat Cmaks = 0,707.
m

Dengan membandingkan harga Cc dengan Cmaks maka dapat diketahui

bahwa derajat hubungan antara tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit asam

urat dengan kepatuhan pengobatan di Puskesmas Singosari saling berhubungan.

Sedangkan dari penghitungan koefisien korelasi didapatkan nilai r = 0,48 ;

r2 = 0,23 dan determinan sebesar 23%. Hal ini menunjukkan hubungan antara tingkat

pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat dengan kepatuhan pengobatan di

Puskesmas Singosari sebesar 23%.


27

BAB V

PEMBAHASAN

Asam urat merupakan salah satu jenis penyakit yang sering diderita oleh

beberapa masyarakat disekitar wilayah Puskesmas Singosari. Pengetahuan tentang

penyakit asam urat yang dimiliki oleh penderita mempengaruhi pembentukan sikap

yang menimbulkan perilaku patuh atau tidak patuh terhadap pengobatan.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa penderita asam urat yang berobat di

Puskesmas Singosari memiliki pengetahuan yang tinggi tentang penyakit asam urat.

Hal ini dibuktikan dengan prosentase responden dengan pengetahuan tinggi 80 %

(36 orang) dan pengetahuan rendah 20 % (9 orang). Dari 45 responden, 41 orang

patuh pada pengobatannya dan 4 orang lainnya tidak patuh pada pengobatan. Jika

tingkat pengetahuan dan kepatuhan dihubungkan maka didapatkan data seperti pada

tabel 4.2 dimana responden dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki tingkat

kepatuhan pengobatan penyakit asam urat yang tinggi pula. Dari masing-masing

kategori tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa prosentase jumlah responden yang

tidak patuh lebih kecil daripada prosentase jumlah responden yang patuh pada

pengobatan penyakit asam urat.

Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan dan hasil uji Chi Kuadrat maka

hipotesis yang ditolak adalah Ho. Sedangkan hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu

ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang penyakit asam urat dengan

kepatuhan penderita dalam pengobatan di Puskesmas Singosari.


28

Adapun dari analisis data menunjukkan bahwa hasil uji statistik koefisiensi

kontingensi dan koefisien korelasi ternyata ada hubungan antara tingkat pengetahuan

tentang penyakit asam urat dengan kepatuhan penderita sebesar 23%. Hal ini

menunjukkan bahwa penderita yang memiliki pengetahuan lebih tinggi memiliki

kepatuhan yang tinggi terhadap pengobatan.


29

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

6.1.1 Tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit asam urat di Puskesmas

Singosari sudah tinggi. Hal ini dibuktikan bahwa 80 % penderita penyakit

asam urat kategori tingkat pengetahuannya tinggi dan 20 % memiliki tingkat

pengetahuan yang rendah.

6.1.2 Kepatuhan penderita penyakit asam urat terhadap pengobatan di Puskesmas

Singosari juga sudah tinggi, dari 45 responden penelitian terdapat 91,1 %

patuh terhadap pengobatan.

6.1.3 Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang penyakit asam urat dengan

kepatuhan penderita terhadap pengobatan di Puskesmas Singosari, yaitu

penderita dengan tingkat pengetahuan lebih tinggi memiliki kepatuhan yang

tinggi terhadap pengobatan.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

6.2.1 Penderita dengan pengetahuan lebih tinggi diharapkan tetap menggali lebih

luas informasi tentang penyakit asam urat dan tetap menerapkan sikap patuh

tehadap pengobatan.
30

6.2.2 Penderita dengan pengetahuan yang rendah diharapkan lebih giat untuk

mengikuti penyuluhan dan mencari informasi tentang suatu penyakit, serta

patuh dalam menjalani pengobatan.

6.2.3 Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhans tentang suatu

penyakit dengan benar dan selalu memotivasi penderita untuk selalu patuh

pada pengobatan.

6.2.4 Hendaknya dilakukan penelitian lanjutan terhadap hasil penelitian ini tentang

faktor-faktor lain yang kemungkinan hubungannya lebih erat dengan

kepatuhan penderita asam urat terhadap pengobatannya.


DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Azwar, S. 2002. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset

Indonesia, Departemen Kesehatan. 1999.Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia

Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta : Depkes RI.

Notoadmodjo, Drs. Soekijo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT.

Rineka Cipta

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Edisi keenam. Bandung : Tarsito.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardjo. 2002. Obat-Obat Penting. Edisi kelima.

Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Vitahealth. 2006. Asam Urat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Yaitm, Faisal. 2006. Penyakit Tulang dan Persendian. Jakarta : Pustaka Populer

Obor.

31

Anda mungkin juga menyukai