Fadil Fix
Fadil Fix
7.1 Tujuan
7.3 Peralatan
a. Mesin Los Angeles
Mesin terdiri dan silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 71 cm
(28 “) panjang dalam 50 cm (20 “).Silinder bertumpu pada dua poros pendek yang
tak menerus dan berputar path poros mendatar.Silinder berlubang untuk memasukan
benda uji, dan penutup lubang terpasang dengan rapat sehingga permukaan dalam
silinder tidak terganggu. Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang
penuh setinggi 8,9 cm (3,56 “).
b. Timbangan dengan ketelitian 5 (lima) gram.
c. Saringan No. 12 dan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalamTabel 7.1.
d. Talam/nampan.
e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampaidengan
(11O±5)°C.
f. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (17/8 “) dan berat masingmasing
antara 390 -445 gram.
g.Kuas, sikat kuningan .
7.6 Perhitungan
Prosentase keausan agregat kasar adalah sebagai benikut:
𝐴−𝐵
𝐾𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 = × 100%
𝐵
dimana: A = berat benda uj i semula (gram)
B = berat benda uji tertahan saringan No. 12 (gram).
7.7 Pelaporan
a. Hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah yang dihitung dan contoh aslinya,sampai
dengan 2 (dua) desimal.
b.Kesimpulan dañ hasil uji yang anda peroleh.
Catatan:
a. Pemeriksaan keausan agregat kasar dengan Mesin Los Angeles dapat dilakukanhanya
1 (satu) kali percobaan.
7.8 Referensi
1. AASHTO T-96-74
2. ASTM C-131-55
3. ASTM. C-535-9
4. PEDC Bandung, Penguf ian Bahan, Edisi 1983
19,0 2.500
12,5 2.500
4,75
Kesimpulan :
Dari pengujian yang telah kami lakukan dapat diketahui bahwa keausan benda uji yang kami
gunakan adalah 27,54%.
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap
beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar.
1.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan kadar air agregat.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian kadar air agregat.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.
1.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dan berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 ± 5)° C.
c. Talam atau Cawan, terbuat dan porselin atau logam tahan karat.
1.4 BendaUji
Berat contoh agregat minimum tergantung pada ukuran butir maksimum sesuai pada
tabel 1.1.
1.6 Perhitungan
(𝑊2 − 𝑊5 )
Kadar air agregat = × 100%
𝑊5
1.7 Pelaporan
a. Laporkan hasil perhitungan kadar air agregat dalam 2 (dua) desimal.
b. Kesimpulan dan hasil uji yang anda peroleh.
Catatan:
a. Pemeriksaan kadar air agregat dilakukan minimal 2 (dua) kali, kemudian diambil nilai
rata-ratanya.
1.8 Referensi
1. DPU. Manual Pemeriksaan Bahan Jalan PB-2 I O-76
2. ASTM C-556-67
3. PEDC. Bandung. Fengujian Bahan. Edisi 1983
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 38 38
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Kesimpulan:
Dari pengujian yang telah kami lakukan,dapat diketahui bahwa kadar air
agregat halus yang kami peroleh adalah 2,45 sedangkan kadar air agregat kasar adalah 2,9.
6.1 Tujuan
6.3 Peralatan
a. Tìmbangan dengan ketelitian 0,2 %, kapasitas maksimum 25 kg.
b. Alat Pemisah contoh (Riffle sampler).
c. Talam/nampan.
d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampaidengan(110±5)°
e. Satu set ayakan standar untuk agregat halus.
f. Satu set ayakan standar untuk agregat kasar.
g. Kuas, sikat kuningan
6.6 Perhitungan
Prosentase berat benda uji yang tertahan di atas saringan/ ayakan adalah:
𝐴
𝑌= × 100%
𝐵
dimana: A = berat benda uji yang tertahan di atas saringan/ayakan
B = berat benda uji total
6.7 Pelaporan
a. Hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah:
- Jumlah persentase sisa di atas masing-masing ayakan yang dihitung dancontoh
aslinya, sampai dengan 2 (dua) desimal.
- Modulus kehalusan dan masing - masing agregat (Modulus
kehalusandidefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif dan butir-butir agregat
yangtertinggal di atas satu set ayakan dibagi 100).
- Persentase tembus kumulatifpada masing-masing lubang ayakan.
- Gambar grafik persentase tembus kumulatif dan masing-masing agregat.
b. Kesimpulan dan hasil uji yang anda peroleh.
Catatan:
a. Pemeriksaan gradas i butiran agregat dengan saringan, dapat dilakukan hanya 1 (satu)
kali percobaan.
6.8 Referensi
1. AASHTO T-27-74
2. ASTM C-136-50
3. SK SNI T-15-1990, Tata Cara Perencanaan Campuran Beton Normal
4. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983