Anda di halaman 1dari 11

5.

PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT KASAR DENGAN MESIN LOS ANGELES

7.1 Tujuan

7.1.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah melakukan percobaan ini, anda alcan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap
beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar.

7.1.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan nilai persen keausan agregat kasar.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengjian keausan agregat kasar.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.

7.2 Dasar Teori


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan atau
kekuatankasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles.Ketahanan
atau kekuatan agregat akan membatasi kekuatan beton yang dapat dicapai bilamana
kekuatan agregat tersebut kurang atan kira-kira sama dengan kekuatan beton yang
direncanakan. Namun demikian biasanya sebagian besar agregat yang tersedia,
kekuatannya masih Iebih besar dan kekuatan beton.
Nilai keausan agregat dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan atas
lewat saringan No. 12 terhadap berat semula dalam persen.

7.3 Peralatan
a. Mesin Los Angeles
Mesin terdiri dan silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 71 cm
(28 “) panjang dalam 50 cm (20 “).Silinder bertumpu pada dua poros pendek yang
tak menerus dan berputar path poros mendatar.Silinder berlubang untuk memasukan
benda uji, dan penutup lubang terpasang dengan rapat sehingga permukaan dalam
silinder tidak terganggu. Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang
penuh setinggi 8,9 cm (3,56 “).
b. Timbangan dengan ketelitian 5 (lima) gram.
c. Saringan No. 12 dan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalamTabel 7.1.
d. Talam/nampan.
e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampaidengan
(11O±5)°C.
f. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (17/8 “) dan berat masingmasing
antara 390 -445 gram.
g.Kuas, sikat kuningan .

7.4 Benda Uji


8. Berat dan gradasi benda uji sesuai daftar 1.
9. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110 ±5)0 C
sarnpaiberatnya tetap.

7.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Benda uji dan bola-bOoa baja dimasukan ke dalam mesin Los Angeles.
b.Putar Mesin dengan kecepatan 30 sampal 33 rpm, 500 kali putaran untukgradasi A,
B, C dan D ; dan 1000 kali putaran untuk gradasi E, F dan G.Setelah selesai
pemutaran, keluarkan benda uji dan mesin, kernudian disaningdengan saningan No.
12, butiran yang tertahan diatasnya dicuci bersih danselanjutnya dikeringkan dalam
oven dengan suhu (110 ± 5) ° C sampaiberatnya tetap.

7.6 Perhitungan
Prosentase keausan agregat kasar adalah sebagai benikut:
𝐴−𝐵
𝐾𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 = × 100%
𝐵
dimana: A = berat benda uj i semula (gram)
B = berat benda uji tertahan saringan No. 12 (gram).

7.7 Pelaporan
a. Hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah yang dihitung dan contoh aslinya,sampai
dengan 2 (dua) desimal.
b.Kesimpulan dañ hasil uji yang anda peroleh.
Catatan:
a. Pemeriksaan keausan agregat kasar dengan Mesin Los Angeles dapat dilakukanhanya
1 (satu) kali percobaan.

7.8 Referensi
1. AASHTO T-96-74
2. ASTM C-131-55
3. ASTM. C-535-9
4. PEDC Bandung, Penguf ian Bahan, Edisi 1983

Tabel 7.2 Data Pengujian Keausan Agregat Kasar


Gradasi Pemeriksaan ......B.....
Ukuran Saringan (mm)
Berat Material (gram)
Lewat Tertahan

19,0 2.500

12,5 2.500

4,75

Berat Total Material (A) 5000


Berat Material tertahan saringan 12 (B) 3623
𝐴−𝐵
Keausan Agregat = × 100% 27,54%
𝐵

Kesimpulan :
Dari pengujian yang telah kami lakukan dapat diketahui bahwa keausan benda uji yang kami
gunakan adalah 27,54%.

1. PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT

1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap
beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar.
1.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan kadar air agregat.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian kadar air agregat.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.

1.2 Dasar Teori


Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat
dengan berat agregat dalam keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat
perlu diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan di dalam
campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung air), akan membuat campuran
juga lebih basah dan sebaliknya.

1.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dan berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 ± 5)° C.
c. Talam atau Cawan, terbuat dan porselin atau logam tahan karat.

1.4 BendaUji
Berat contoh agregat minimum tergantung pada ukuran butir maksimum sesuai pada
tabel 1.1.

Ukuran Butir (mm) Berat Agregat (kg)


50.8 8.0
63.5 10.0
Tabel 1.1 .Berat Agregat Untuk Pengujian 76.2 13.0
Kadar Air 88.9 16.0
101.6 25.0
Ukuran Butir (mm) Berat Agregat (kg) 152.4 50.0
6.3 0.5
9.6 1.5
12.7 2.0
19.1 3.0
25.4 4.0
38.1 6.0

1.5 Prosedur Pelaksanaan.


a. Timbangberat Talam/Cawan ( W1).
b. Masukan benda uji ke dalam Talam/Cawan dan timbang beratnya ( W2).
c. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
d. Keringkan benda uji berikut dengan Talam/ Cawan di dalam Oven dengan suhu
(110 ± 5) ° C, sampai beratnya tetap.
e. Timbang berat Talam/Cawan dan benda uji setelah dikeringkan ( W3).
f. Hitung berat benda uji kering oven (W5 = W4 – W1).

1.6 Perhitungan
(𝑊2 − 𝑊5 )
Kadar air agregat = × 100%
𝑊5

dimana: W3 = berat benda uji semula (gram)


W4 = berat benda uji kering oven (gram)

1.7 Pelaporan
a. Laporkan hasil perhitungan kadar air agregat dalam 2 (dua) desimal.
b. Kesimpulan dan hasil uji yang anda peroleh.

Catatan:
a. Pemeriksaan kadar air agregat dilakukan minimal 2 (dua) kali, kemudian diambil nilai
rata-ratanya.

1.8 Referensi
1. DPU. Manual Pemeriksaan Bahan Jalan PB-2 I O-76
2. ASTM C-556-67
3. PEDC. Bandung. Fengujian Bahan. Edisi 1983

Tabel 1.2 Data Pengujian Kadar Air Agregat Halus

Benda Uji
Pemeriksaan
I II

Berat Cawan W1 38 38

Berat Cawan + Benda uji W2 208 233


W3 = W2 –
Berat Benda uji 170 195
W1
Berat Cawan + Benda uji
W4 205,2 230
kering oven
Berat Benda uji kering
W5 167,2 192
oven
(𝑊2 − 𝑊5 )
Kadar air = × 100% 1,67 1,56
𝑊5

Kadar Air Rata-rata 2,45


Tabel 1.3 Data Pengujian Kadar Air Agregat Kasar

Benda Uji
Pemeriksaan
I II

Berat Cawan W1 69,5 70

Berat Cawan + Benda uji W2 526,5 574,5


W3 = W2 –
Berat Benda uji 457 504,5
W1
Berat Cawan + Benda uji
W4 514,2 559,6
kering oven
Berat Benda uji kering
W5 444,7 489,6
oven
(𝑊2 − 𝑊5 )
Kadar air = × 100% 2,76 3,04
𝑊5

Kadar Air Rata-rata 2,9

Kesimpulan:
Dari pengujian yang telah kami lakukan,dapat diketahui bahwa kadar air
agregat halus yang kami peroleh adalah 2,45 sedangkan kadar air agregat kasar adalah 2,9.

6. PENGUJIAN GRADASI BUTIRAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

6.1 Tujuan

6.1.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap
beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar.
6.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian gradasi butiran agregat halus
danagregat kasar.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.

6.2 Dasar Teori


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi/ pembagian
butiragregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.Gradasi
agregatadalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai
ukuran yang sama (seragam), maka volume poli akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-
butirnya bervariasi akan terjadi volume pon yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil,
akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi
sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi.
Pada agregat untuk pembuatan mortar atau beton, diinginkan suatu butiran
yang kemampatannya tinggi, karena volume porinya sedikit dan ini berarti hanya
membutuhkan bahan pengikat sedikit saja.

6.3 Peralatan
a. Tìmbangan dengan ketelitian 0,2 %, kapasitas maksimum 25 kg.
b. Alat Pemisah contoh (Riffle sampler).
c. Talam/nampan.
d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampaidengan(110±5)°
e. Satu set ayakan standar untuk agregat halus.
f. Satu set ayakan standar untuk agregat kasar.
g. Kuas, sikat kuningan

6.4 Benda Uji


a. Benda uji diperoleh dan alat pemisah contoh atau cara perempat, sebanyak:
1. Agregat halus
Ukuran maksimum No. 4, berat minimum 500 gram
Ukuran maksimum No.8, berat minimum l00 gram
2. Agregat Kasar
Ukuran maksimum 3,5 “, berat minimum 35 kg.
Ukuran maksimum 3 “, berat minimum 30 kg.
Ukuran maksimum 2,5 “, berat minimum 25 kg.
Ukuran rnaksimum 2 “,berat minimum 20 kg.
Ukuran maksimum 1,5 “, berat minimum 15 kg
Ukuran maksimum 1 “, berat minimum 10 kg.
Ukuran maksimum 3/4 “, berat minimum 5 kg.
Ukuran maksimum 1/2 “, berat minimum 2,5 kg.
Ukuran maksirnum 3/8 “, berat minimum 1 kg.
b. Bila agregat berupa campuran dan agregat haluš dan agregat kasar, agregattersebut
dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No. 4. Selanjutnyaagregat halus dan
agregat kasar yang harus disediakan sebanyak jumlah sepertitercantum di atas.

6.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5 ) °C, sampai
beratnyatetap.
b. Saring benda uji lewat susunan ayakan dengan ukuran saringan paling
besarditempatkan paling atas. Pengayakan ini dilakukan dengan tangan
ataumeletakan susunan ayakan pada mesin penggetar/ pengguncang, dan
digetarkan/digoncang selama 15 menit.
c. Bersihkan masing-masing ayakan, dimulai dan ayakan teratas dengan kuas.
Perhatikan!
Penyikatan jangan terlalu keras, sekedar menurunkan debu yang mungkin masih
melekat pada ayakan.
d. Timbang berat agregat yang tertahan di atas masing-masing lubang ayakan.
e. Hitung prosentase berat berida uji yang tertahan di atas masing-masing
ayakanterhadap berat total benda uji.

6.6 Perhitungan
Prosentase berat benda uji yang tertahan di atas saringan/ ayakan adalah:
𝐴
𝑌= × 100%
𝐵
dimana: A = berat benda uji yang tertahan di atas saringan/ayakan
B = berat benda uji total

6.7 Pelaporan
a. Hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah:
- Jumlah persentase sisa di atas masing-masing ayakan yang dihitung dancontoh
aslinya, sampai dengan 2 (dua) desimal.
- Modulus kehalusan dan masing - masing agregat (Modulus
kehalusandidefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif dan butir-butir agregat
yangtertinggal di atas satu set ayakan dibagi 100).
- Persentase tembus kumulatifpada masing-masing lubang ayakan.
- Gambar grafik persentase tembus kumulatif dan masing-masing agregat.
b. Kesimpulan dan hasil uji yang anda peroleh.
Catatan:
a. Pemeriksaan gradas i butiran agregat dengan saringan, dapat dilakukan hanya 1 (satu)
kali percobaan.

6.8 Referensi
1. AASHTO T-27-74
2. ASTM C-136-50
3. SK SNI T-15-1990, Tata Cara Perencanaan Campuran Beton Normal
4. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983

Tabel 6.1 Data Pengujian Gradasi Butiran Agregat Halus

Diameter Tertahan % Komulatif


Lubang Individu Individu Tertinggal Tembus
Saringan (gram) (%)
19,20 – 9,60 566,0 14,28 14,28 85,72
9,60 - 4,80 586,0 14,79 29,07 70,93
4,80 – 2,40 546,5 13,79 42,86 57,14
2,40 – 1,20 517,0 13,04 55,9 44,1
1,20 – 0,60 477,0 12,03 67,93 32,07
0,60 – 0,30 431,5 10,89 78,82 21,18
0,30 – 0,15 405,0 10,22 89,04 10,96
0,15 – 0,00 433,0 10,92 99,96 0,04
Jumlah 1.591,95 99,96
Modulus
Kehalusan

Catatan : berat pasir yang digunakan = 1.600,00 gram

Tabel 6.2 Data Pengujian Gradasi Butiran Agregat Kasar

Diameter Tertahan % Komulatif


Lubang Individu Individu Tertinggal Tembus
Saringan (mm) (gram) (%)
3,75 0,00
19 357,12
9,5 1057,68
4,75 180,95
Pan 4,03
Jumlah 1595,790
Modulus
Kehalusan
Catatan : berat kerikil yang digunakan = 1600,00 gram.

Anda mungkin juga menyukai