Iht 5
Iht 5
Iht 5
Disusun oleh:
NIM :155040207111156
KELOMPOK : B2
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB III
Metodologi
Bahan
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa daun kedelai yang masih
memiliki trikoma memilki jumlah tusukan yang lebih sedikit yakni 0 tusukan
dibandingkan dengan daun yang dihilangkan tricomanya yakni sebanyak 4
tusukan. Riptortus linearis memiliki tipe mulut menusuk dan menghisap sehingga
meninggalkan tanda berupa tusukan pada permukaan daun kedelai yang diamati.
Dengan adanya trikoma kemungkinan Riptortus linearis sulit untuk melakukan
penentrasi. Trikoma merupakan salah satu derivate dari epidermis yang berasal
dari bahasa yunani yang artinya rambut-rambut yang tumbuh dan berasal dari sel-
sel epidermis dengan bentuk, susunan serta fungsinya yang memang bervariasi
(Yayan, 1994). Trikoma pada jaringan epidermis mempunyai sifat khusus sebagai
daya pertahanan dari serangga, yang ditentukan oleh adanya kelenjar (glandula)
atau tidak (nonsecretory), kerapatan, panjang, bentuk, dan ketegakaan trikoma.
Tanaman yang termasuk dalam Solanaceae umumnya memiliki trikoma di
seluruh tubuhnya. Menurut Untung (1993) trikoma merupakan morfologi tanaman
kedelai yang secara tidak langsung mejadi barrier mekanis bagi suatu invasi hama,
namun juga dapat merangsang bagi aktifitas peneluran. Selain itu menurut
Suhartono (2006) trikoma yang rapat dan panjang dapat mengurangi banyaknya
luka tusukan stilet pengisap polong. Mekanisme ini digolongkan kedalam
ketahanan tanaman antixenosis. Antixenosis sendiri merupakan proses penolakan
tanaman terhadap serangga ketika proses pemilihan inang karena terhalang oleh
adanya struktur morfologi tanaman seperti trikoma pada batang, daun, dan kulit
yang tebal dan keras yang bertindak sebagai barier mekanis bagi serangga hama
(Untung, 1993). Dikatakan bahwa trikoma pada jaringan epidermis mempunyai
sifat khusus sebagai daya pertahanan dari serangga ditentukan oleh adanya
kelenjar (glandula) atau tidak (non sekretori), kerapatan, panjang, bentuk, dan
ketegakan trikoma (Suharsono, 2009).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman yang memiliki sistem
ketahanan seperti trikoma ini memiliki daya tahan yang lebih tinggi dibandingkan
tanaman yang tidak memiliki trikoma. Trikoma berperan sebagai perisai untuk
menghalangi serangga hama menusukkan mulutnya pada daun atau dapat
mencegah serangga meletakkan telur.
DAFTAR PUSTAKA
Harisha, CR. & Jani, S. 2013. Pharmaconostical Study on Trichomes of
Solanaceae and its Significance. Jamnagar : IPGT & RA Gujarat Ayurved
University
Sari Kurnia Paramita dan Suharsono. 2010. Trikoma Sebagai Faktor Ketahanan
Kedelai Terhadap Hama Penggerek Polong. Buletin Palawija (20): 80-83.
Suharsono. 2009. Hubungan Kerapatan Trikoma dengan Intensitas Serangan
Penggerak Tanaman Polong Kedelai. Malang. Unpublish
Suhartono. 2006. Antixenosis Morfologis Salah Satu Faktor Ketahanan Kedelai
Terhadap Hama Pemakan Polong. Buletin Palawija (12): 29-34.
Untung K. 1993. Konsep Pengendalian Hama Terpadu, Andi Offset. Yogyakarta.