KELOMPOK 1
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan
gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila ditandai dengan BB/PB atau
BB/TB dengan ambang batas antara -2 SD s/d -3 SD dengan rujukan WHO, 2005.
Adapun gejala KEP ringan ditandai dengan sering terjadi pada anak pada masa
pertumbuhan walaupun pada dewasa juga dapat terjadi. Gejala klinis sering muncul
pada KEP ringan, diantaranya adalah pertumbuhan linear terganggu atau terhenti,
kenaikan berat badan berkurang atau terhenti, ukuran lingkar lengan atas (LILA)
menurun, dan narurasi tulang terhambat. Terkadang, nilai z skor indeks BB/TB juga
menunjukkan nilai yang normal atau menurun, tebal lipat kulit normal atau berkurang,
dan umumnya menderita anemia ringan. Selain itu, aktivitas dan perhatian berkurang
serta terkadang disertai dengan kelainan kulit dan rambut.
Keadaan patologi dapat menunjukkan perubahan nyata pada komposisi tubuh,
seperti lebih banyak mengandung cairan karena menghilangnya lemak, otot, dan
jaringan lain. Penderita KEP memiliki lebih banyak cairan ekstraselular sehingga
akan muncul gejala edema. Konsentrasi kalium tubuh menurun sehinggan
menimbulkan gangguan absobsi makanan dan sering mengalami diare. Pada jaringan
hati terdapat timbunan lemak sehingga hati terlihat membesar. Pankreas juga tampak
mengecil, akibat produksi enzim pankreas mengalami gangguan. Pada ginjal terjadi
atrofis sehingga terjadi perubahan fungsi ginjal seperti berkurangnya filtrasi. Pada
sistem endokrin, umumnya sekresi insulin rendah, hormon pertumbuhan menigkat,
TSH meningkat, terapi fungsi tiroid menurun.
Adapun KEP berat terdiri dari kwashiorkor, marasmus dan marasmik
kwashiorkor. Kwashiorkor adalah keadaan yang diakibatkan oleh kekurangan
makanan sumber protein yang parah. Sedangkan marasmus adalah keadaan yang
diakibatkan oleh kekurangan makanan sumbe energi yang parah. Kasus kwashiorkor
dan marasmus umumnya terjadi dilingkungan masyarakat dengan tingkat ekonomi
rendah.
B. TUJUAN
Melakukan deteksi dini kurang energi protein pada anak dibawah dua tahun
(BADUTA)
BAB II
METODE
E. PROSEDUR KERJA
1. Mahasiswa melakukan praktek secara kelompok di masyarakat sekitar kampus
atau tempat tinggal.
2. Mahasiswa meminta izin kepihak terkait dan orang tua.
3. Mahasiswa melakukan assesment gizi menggunakan formulir tertentu. Asupan
makanan dengan recall komsumsi 2 x 24 jam ( bukan hari libur, tidak berturut-
turut).
4. Mahasiswa menganalisis data, merumuskan masalah, penyebab dan solusi yang
perlu.
5. Mahasiswa memberi nasehat sesuai penyebab masalah.
6. Mahasiswa menyusun laporan sesuai format yang telah ditentukan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Identitas Subjek
a. Nama Anak : Azzahra Hafizah
b. Tanggal lahir : 23-03-2017 Umur Anak : 22 bulan
c. Nama Ibu : St. Sahria Umur Ibu : 26 tahun
d. Pendidikan Ibu : SMA
e. Pekerjaan Ibu :Ibu rumah tangga
f. Nama Ayah : Syamsuddin Umur Ayah : 28 tahun
g. Pendidikan Ayah : SMA
h. Pekerjan Ayah : Wiraswsta
i. Keluhan /penyakit : Flu dan demam Gejala terlihat : Lemas
j. Imunisasi : lengkap
k. Penimbangan di posyandu : Tidak
l. Alamat : Jl. Manuruki, Berua Raya
2. Data Antroprometri Dan Tanggal Pengukuran
Tanggal pengukuran : 19-2-2019
Berat Badan : 8,8 kg kg, Z-skore BB/U : -2,06
Panjang Badan : 77,9 cm cm, Z-skore TB/U : -2,16
Lingkar kepala : 47,5 cm cm, Z-skore BB/PB : -1,24
Nilai IMT : 14,2 Z-skore IMT/U : -0,96
7. Sanitasi Perumahan
Bangunan rumah : permanen/setengah permanen/darurat
Ventilasi udara : cukup/kurang
Pencahayaan : listrik/lain
Sumber air : air ledeng/sumur/umum/sungai
Tempat buang air besar : WC sendiri /WC umum/cemplung/lainnya
Saluran air kotor : selokan lancar/buntu menggenang
Kepemilikan kulkas : ada/tidak ada
Kebersihan dapur : bersih/kurang
Kebersihan rumah : bersih/kurang
Kebersihan halaman : bersih/kurang
8. Riawayat Penyakit
Penyakit yang diderita sebelumnya sebulan terakhir : Flu dan demam
Lamanya menderita penyakit tersebut : 4 hari
Gejala penyakit dialami : batuk/panas/muntah/loyo/anoreksia/berak
encer/berakdarah
Upaya penyembuhan yang dilakukan :berobat
sendiri/dukun/klinik/puskesmas/RS
B. PEMBAHASAN
Dari hasil praktek telah diperoleh status gizi anak berdasarkan indeks BB/U
anak tersebut masih kurang dan indeks TB/U termasuk kategori pendek. Asupan
yang kurang merupakan salah satu penyebab langsung masalah gizi tersebut.
Selain itu, penyakit infeksi yang diderita anak seperti flu dan demam juga menjadi
penyebab langsung masalah gizi karena mengakibatkan anak kurang nafsu makan.
Dari hasil recall asupan anak tergolong kurang, dapat dilihat dari konsumsi
makanan yang tidak beranekaragam dan kurang mengonsumsi makanan sumber
protein serta sayur dan buah. Dilihat dari aspek sanitasi lingkungan juga dapat
mempengaruhi adanya penyakit infeksi dimana hal tersebut dapat mengakibatkan
imunitas tubuh anak menurun.
C. KESIMPULAN
1. Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan
gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila ditandai dengan
BB/PB atau BB/TB dengan ambang batas antara -2 SD s/d -3 SD.
2. Asupan anak kurang dari kebutuhan
3. Berdasarkan hasil deteksi yang kami lakukan diperoleh anak dengan status
gizi kurang berdasarkan indeks BB/U, dan tergolong pendek berdasarkan
indeks TB/U. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu asupan
kurang, penyakit infeksi dan sanitasi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA