Anda di halaman 1dari 15

DETEKSI DINI MASALAH GIZI MAKRO

OBESITAS PADA ANAK BALITA

OLEH :

KELOMPOK 2

AMIRAH HASANAH (PO.71.4.231.16.1.006)


DWIYANTI WULANDASARI (PO.71.4.231.16.1.014)
KRISTINASRIWAHYUNINGSIH (PO.71.4.231.16.1.022)
MUH. ADE ZAINI AKBAR N. (PO.71.4.231.16.1.029)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIK
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Topik Praktek
Deteksi Dini Obesitas Pada Anak Balita

B. Mahasiswa Praktek
1. Amirah Hasanah
2. Dwiyanti Wulandasari
3. Kristina Sriwahyuningsih
4. Muh. Ade Zaini Akbar Nasution

C. Latar Belakang
Obesitas pada anak hingga kini masih meruakan masalah yang besar, satu dari
sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada anak dan
remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut World Health
Organization (WHO, 2014), anak-anak dan remaja obesitas berisiko tinggi
mengembangkan berbagai masalah kesehatan, dan juga cenderung menjadi orang dewasa
gemuk. Jumlah anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas hampir dua kali lipat
dari 5,4 juta pada tahun 1990 menjadi 10,6 juta pada tahun 2014. Hampir setengah dari
anak-anak di bawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun
2014 tinggal di Asia.
Obesitas pada anak balita merupakan masalah yang serius karena akan berlanjut
hingga usia dewasa yang dapat menjadikan faktor risiko penyakit tidak menular seperti
penyakit, kardiovaskuler, diabetes melitus, kanker, osteoathritis. Obesitas pada anak
sangat merugikan kualitas hidup anak seperti ganguan pertumbuhan tungkai kaki,
gangguan tidur, dan gangguan pernapasan (Kemenkes RI, 2012). Perubahan fisik
obesitas pada anak dapat menyebabkan kesakitan, kematian dan mengenai seluruh organ.
Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah
gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (Soetjiningsih,
2012). Faktor utama penyebab obesitas tersebut ialah kebiasaan hidup sehari-hari, seperti
pola makan, aktivitas fisik, dan pola tidur yang diterapkan pada anak dan akan memicu
beberapa masalah penyakit, masalah fisik, psikologis dan isolasi sosial pada anak
(Arisman, 2014).
Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan asupan energi
dibandingkan dengan yang diperlukan oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi
disimpan dalam bentuk lemak (Nugraha, 2009). Peranan faktor nutrisi dimulai sejak
dalam kandungan dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi oleh
berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama
kali mendapat makanan padat, asupan tinggi kaliri dari karbohidrat dan lemak (Syarief,
2013).

D. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan deteksi dini obesitas pada anak balita.
BAB II
PROSEDUR KERJA
A. Bahan dan Alat
1. Microtoice
2. Timbangan
3. Kuisioner

B. Sasaran dan Lokasi


Sasaran praktek adalah anak balita yang berusia 1-5 tahun dan tampak gemuk yang
berada pada masyarakat di sekitar kampus gizi daya atau tempat tinggal. Responden
adalah ibu dari balita.

C. Prosedur Kerja
1. Mahasiswa melakukan praktek secara kelompok di masyarakat sekitar kampus
atau tempat tinggal.
2. Mahasiswa meminta izin ke pihak terkait dan orang tua.
3. Mahasiswa melakukan asesmen gizi menggunakan formulir tertentu. Asupan
makanan dengan recall konsumsi 2 x 24 jam (bukan hari libur, tak berturut-turut).
4. Mahasiswa menganalisis data, merumuskan masalah, penyebab dan solusi yang
perlu dilakukan.
5. Mahasiswa memberi nasihat sesuai penyebab masalah.
6. Mahasiswa menyusun laporan sesuai format yang telah ditentukan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Identitas Subyek
 Nama Anak : Muhammad Afif
 Tanggal Lahir : 25-07-2015 Umur Anak : 3 tahun 7 bulan
 Nama Ibu : Diani Umur Ibu : 35 tahun
 Pendidikan Ibu : SMA
 Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
 Nama Ayah : Ahmad Umur Ayah : 35 tahun
 Pendidikan Ayah : SMA
 Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta
 Keluhan/Penyakit : Gejala Terlihat :
 Tingkat aktivitas (Bermain) : Sedang
 Penimbangan di Posyandu : Tidak aktif
 Alamat :

2. Data Antropometri dan Tanggal Pengukuran


Tanggal Pengukuran : Selasa, 12 Maret 2019
Berat badan : 21,9 kg Z skor BB/U : 2,66 (Gizi Lebih)
Tinggi badan : 99,8 cm Z skor TB/U : -0,24 (Normal)
Z skor BB/TB : 4,25 (Gemuk)
Nilai IMT : 22 kg/m2 Z skor IMT/U : 4,31 (Gemuk)
3. Kebutuhan Gizi Sehari dan Cara Perhitungan
a. Kebutuhan Gizi Sehari
1) Energi : 1.744,2 kkal
2) Protein : 65,4075 gram
3) Lemak : 48,45 gram
4) Karbohidrat : 261,63 gram

b. Cara Perhitungan
 BB Koreksi : BBI + [(BBA-BBI)] × 0,25
: 15,5 + [(21,9-15,5)] × 0,25
: 15,5 + [(6,4)] × 0,25
: 15,5 + 1,6
: 17,1 kg
1) Energi
= RDA × BB Koreksi
= 102 kkal × 17,1 kg
= 1.744,2 kkal
2) Protein
15%×Energi
=
4
3) Lemak
25%×Energi
=
9
4) Karbohidrat
60%×Energi
=
4
4. Menu Makanan Dua Hari Hasil Recall
1) Menu Recall Konsumsi Hari Pertama, Tanggal : 12 Maret 2019

Nilai Gizi
Waktu Menu Bahan Makanan URT Berat
E P L KH
Air Putih Air putih 1 gls 100
5:00 Susu Bubuk
Susu 4 sdtakar 80 170 7 5 26
Enfagro
1 1/2
Nasi Beras 36 129,6 2,448 0,252 28,404
sdnasi
Nugget 27 144 7,47 9,03 7,83
08.00 Nugget 3 buah
Serapan Minyak 5 45,1 0 5 0
Spageti Spageti La Fonte 1 piring 60 220 7 1 45
Air Putih Air putih 1 gls 100
Nasi Beras 1 sdnasi 24 86,4 1,632 0,168 18,936
Sayur Bening Bayam 1 sd sayur 16,5 5,94 0,5775 0,0825 1,0725
Daging bagian
13.00 128 386,56 23,296 32 0
Ayam Goreng paha 2 ptg
Serapan Minyak 5 45,1 0 5 0
Air Putih Air putih 1 gls 100
Durian 3 biji 20 26,8 0,5 0,6 5,6
Buah
Pir 1 buah 75 44,25 0,2925 0,3 11,295
16:30
Buavita Buavita 1/2 btl 500 260 0 0 66
Air Putih Air putih 1 gls 100
Total Energi 1563,75 50,216 58,4325 210,138
Total Kebutuhan 1744,2 65,4075 48,45 261,63
Persen Kecukupan (TE/Kebutuhan)x100 89,6543 76,7741 120,604 80,3186

2) Menu Recall Konsumsi Hari Pertama, Tanggal : 13 Maret 2019

Bahan Nilai Gizi


Waktu Menu URT Berat
Makanan E P L KH
Susu Susu
1 gls 80 170 7 5 26
Formula Enfagrow

Pagi Coco 1
115 2 1 23
Crunch mangkok
Cereal
Susu 2 sdk
40 85 3,5 2,5 13
Enfagrow susu
Daging
paha 1 ptg 40 169,12 10,192 14 0
Ayam atas
Kecap
Siang Serapan
5 45,1 0 5 0
minyak
Nasi Beras ½ piring 100 144 2,72 0,28 31,56
Buavita Buavita ½ btl 500 260 0 0 66
Malam Buah Pear 3 1,38 0,171 0,039 0,27
Total Energi 989,6 25,583 27,819 159,83
Total Kebutuhan 1744,2 65,4075 48,45 261,63
Persen Kecukupan (TE/Kebutuhan)x100 56,7366 39,1133 57,418 61,0900
5. Asupan Zat Gizi
Asupan Zat Gizi
Hari Ke- Energi Protein
Lemak (gr) KH (gr)
(kkal) (gr)
I 1563,75 kkal 50,216 gr 58,4325 gr 210,138 gr
II 844,6 kkal 25,583 gr 27,819 gr 126,83 gr
Rata-rata 1204,175 kkal 37,8995 gr 43,12575 gr 168,484 gr
Kebutuhan 1744,2 kkal 65,4075 gr 48,45 gr 261,63 gr
Persentase
69,038 % 57,94 % 89,01 % 64,397 %
Kecukupan Zat Gizi

6. Riwayat Gizi dan Pola Makan Seminggu Terakhir


 Frekuensi makan dalam satu hari : 2 kali sehari
 Kebiasaan minum susu : Setiap hari
 Kebiasaan sarapan pagi : Setiap hari
 Kebiasaan makan sayuran : Sering
 Kebiasaan makan buah : Setiap hari
 Kebiasaan makan snack/jajanan sehari : Jarang
 Kebiasaan makanan/minuman yang manis sehari : 2 kali sehari

7. Sanitasi Perumahan
 Bangunan rumah : Permanen
 Ventilasi udara : Cukup
 Pencahayaan : Listrik
 Sumber air : Air ledeng
 Tempat buang air besar : WC sendiri
 Saluran air kotor : Selokan lancar
 Kepemilikan kulkas : Ada
 Kebersihan dapur : Bersih
 Kebersihan kamar mandi : Bersih
 Kebersihan rumah : Bersih
 Kebersihan halaman : Bersih

8. Riwayat Penyakit
 Penyakit yang diderita sebelumnya sebulan terakhir : Flu dan Batuk
 Lamanya menderita penyakit tersebut : 3-4 hari
 Gejala penyakit dialami : Lemas
 Upaya penyembuhan yang dilakukan : Berobat sendiri
9. Nasihat yang Diberikan
1) Mengurangi pemberian minuman kemasan manis pada balita dan sebaiknya
digantikan dengan jus buah.
2) Mengurangi pemberian lauk pauk yang digoreng.
3) Meningkatkan kemauan makan sayuran pada anak.

B. Pembahasan
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, secara umum
obesitas adalah suatu kondisi abnormal yang ditandai oleh peningkatan lemak tubuh
berlebihan, umumnya ditimbun di jaringan subkutan, sekitar organ, dan kadang
terinfiltrasi ke dalam organ. Akumulasi lemak tubuh yang berlebihan dapat
mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, antara lain diabetes melitus, penyakit
jantung, stroke, dan kanker dan penyakit degenaratif lainnya.
Obesitas merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan energi karena terjadi
keseimbangan energi positif yang ditandai oleh kelebihan asupan energi dan
pengeluaran yang berkurang. Masalah obesitas merupakan masalah kesehatan yang
kompleks dan bersifat multifaktoral. Berbagai faktor berkontribusi terhadap
munculnya obesitas. Faktor utama munculnya obesitas adalah faktor genetik, perilaku,
dan lingkungan baik lingkungan fisik, biologis dan sosial.
1) Faktor Genetik
Faktor genetik berperan terhadap terjadinya obesitas sekitar 30-40% dari
seluruh kejadian obesitas. Peran faktor genetik terhadap berat badan dan
komposisi tubuh dilakukan dengan cara mempengaruhi beberapa faktor seperti
nafsu makan, asupan energi, resting energy expenditure (REE), termogenesis
makanan dan aktivitas termogenesis tanpa latihan fisik serta efisiensi
penyimpanan energi dalam tubuh.
2) Faktor Lingkungan
Diperkirakan faktor lingkungan berkontribusi sebesar 60-70%. Menurut
Alisson, et al dalam Swastika (2006) bahwa lingkungan yang memegang peranan
terhadap perkembangan obesitas dan prevalensi obesitas yaitu faktor demografi
dan biologis, sosiokultural dan faktor perilaku atau gaya hidup.
3) Faktor Biologis dan Demografi
a. Umur
Obesitas cenderung meningkat pada usia dewasa. Kasus obesitas pada orang
dewasa ditemukan sekitar 80-90% yaitu mulai golongan usia 20-64 tahun
berisiko terkena obesitas.
b. Jenis Kelamin
Obesitas lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan laki-laki.
Kemungkinan dipengaruhi proporsi lemak tubuh pada wanita lebih tinggi dan
banyak tersimpan di daerah peripheral seperti panggul dibandingkan pria yang
tersimpan di daerah perut.
c. Ras/Suku Bangsa
Obesitas banyak dijumpai pada beberapa daerah dengan ras dan etnik tertentu.
Variasi tersebut menggambarkan interaksi dari berbagai gen, kelas sosial,
kebudayaan dan adat istiadat di daerah tersebut. Obesitas di Indonesia cukup
tinggi ditemukan pada wilayah etnis Sulawesi, Maluku, dan Papua. Prevalensi
obesitas di wilayah tersebut berkisar antara 15-30%, terjadi akibat perilaku
penduduk local yang dikenal suka mengadakan pesta dan jamuan adat dengan
makanan yang mengandung lemak tinggi.
d. Sosio Kultural
1. Sosial Eknomi
Pada negara berkembang termasuk Indonesia, peningkatan pendapatan
mengarah pada peningkatan daya beli terhadap makanan, bertambahnya
penyediaan makanan keluarga dan peningkatan konsumsi makan.
Kebiasaan makan di luar rumah dalam bentuk siap saji atau fast food yang
tinggi energi, tinggi lemak dan rendah serat juga meningkat.
2. Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan
Pengetahuan dan tingkat pendidikan yang kurang tentang makanan sehat
dan gizi seimbang membuat masyarakat cenderung memilih makanan
sesuai dengan selera, sosial ekonomi dan trend sosial yang terjadi di
masyarakat. Selain itu, pengetahuan masyarakat yang kurang tentang pola
konsumsi makanan yang sehat dan seimbang, menyebabkan perilaku
makanan yang kurang tepat yang dapat berdampak pada asupan energi
berlebihan.
e. Faktor Perilaku
1. Pola dan Perilaku Makan
Perilaku mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan tidak seimbang
dapat menyebabkan keadaan gizi lebih yang selanjutnya membawa resiko
masalah kesehatan terutama penyakit degeneratif.
2. Aktifitas Fisik
Tersedianya berbagai kebutuhan yang sifatnya delivery juga membuat
masyarakat menjadi semakin malas bergerak. Kondisi ini sangat
mengurangi pengeluaran energi untuk aktivitas fisik. Jika aktivitas fisik
sangat rendah maka akan terjadi keseimbangan energi positif, kelebihan
energi yang masuk dari makanan yang dikonsumsi disimpan dalam tubuh
dalam bentuk cadangan lemak.

Berdasarkan hasil recall yang dilakukan, jumlah konsumsi balita berada di


bawah kebutuhan yang harus terpenuhi, padahal berdasarkan nilai Z-skor, balita yang
diamati memiliki status gizi lebih atau gemuk (obesitas). Meskipun demikian, ada
beberapa hal yang menjadi fokus utama setelah melakukan recall, yaitu konsumsi
minuman kemasan manis rasa buah dan cara pengolahan lauk hewani yaitu digoreng.
Seperti yang diketahui makanan yang tinggi lemak dan minuman manis memiliki
jumlah energi (kalori) yang tinggi pula. Apabila kalori tidak digunakan dengan
maksimal maka akan tersimpan dalam bentuk lemak. Seperti yang diketahui ada
banyak faktor yang dapat menyebabkan obesitas dan salah satu faktor yang paling
berperan berdasarkan kasus balita yang diperoleh adalah pola makan karena balita
suka mengonsumsi minuman manis.

Penanganan masalah obesitas atau kegemukan yang dialami balita tentu dapat
diatasi yaitu dengan cara perbaikan terhadap perilaku makan. Orang tua memiliki
peran penting dalam mengawasi dan mengontrol porsi makan yang dikonsumsi anak,
menghindari konsumsi makanan yang mengandung padat kalori seperti makanan yang
banyak mengandung lemak dan gula. Selain itu, orang tua juga diharapkan lebih
mengenalkan konsumsi makanan padat zat gizi seperti sayuran dan buah-buahan.
Cara-cara tersebut diharapkan mampu mengembalikan berat badan balita ke normal.
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
 Anak balita yang kami amati yaitu tergolong gemuk (obesitas). Hal itu dapat
dilihat berdasarkan hasil perhitungan Z-Skor yang dilakukan yaitu: nilai Z skor
BB/U: 2,66 (gizi lebih), Z skor TB/U: -0,24 (normal), Z skor BB/TB: 4,25
(gemuk), Z skor IMT/U : 4,31 (gemuk).
 Faktor utama munculnya obesitas adalah faktor genetik, perilaku, dan lingkungan
baik lingkungan fisik, biologis dan sosial.
 Untuk menangani masalah gizi lebih dapat dilakukan dengan cara melakukan
konseling kepada ibu balita.
DAFTAR PUSTAKA

Pakar Gizi Indonesia. 2006. Ilmu Gizi: Teori & Aplikasi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Scholar.unand.ac.id
LAMPIRAN
Tim Deteksi Dini Masalah Gizi Makro Kelompok 2

No Nama Tugas
Muh. Ade Zaini Akbar N. Mencari balita, pengukuran antropometeri,
1 Ketua
membuat laporan.
Amirah Hasanah Mencari balita, pengukuran antropometri,
2 Anggota
membuat laporan.
3 Dwiyanti Wulandasari Anggota Mencari balita, recall, membuat laporan.
4 Kristina Sriwahyuningsih Anggota Mencari balita, recall, membuat laporan.

Anda mungkin juga menyukai