DISUSUN OLEH;
NIM : 2720162886
KELAS : IIIB
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Tempat: Poli Kebidanan RSUP Dr. Sardjito
Praktikan
Mengetahui,
( …………………………. ) (………………………………)
2
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I KONSEP DASAR MEDIS...............................................................
A. Definisi.....................................................................................................
B. Etiologi.....................................................................................................
C. Klasifikasi.................................................................................................
D. Tanda dan Gejala .....................................................................................
E. Patofisiologi .............................................................................................
F. Komplikasi ..............................................................................................
G. Penatalaksanaan .......................................................................................
H. Pengkajian fokus......................................................................................
I. Diagnosa keperawatan..............................................................................
J. Perencanaan keperawatan.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
B. Etiologi
4
Sel kanker serviks pada awalnya berasal dari sel epitel pada serviks yang
mengalami mutasi sehingga terjadi perubahan perilaku yang abnormal.
Keadaan sel yang tumbuh tidak terkendali dan keadaan abnormal sel yang
tidak dapat diperbaiki inilah yang menyebabkan pertumbuhan menjadi
kanker.
Ada beberapa kejadian yang erat hubungannya dengan kejadian kanker
serviks yaitu insiden kanker sering terjadi pada mereka yang sudah menikah
dibanding dengan yang belum menikah, dapat juga dialami pada wanita pada
coitus pertama yang dialami pada usia yang sangat muda, kejadian meningkat
dengan tingginya paritas dan jarak persalinan yang terlalu dekat, selain itu
pada golongan dengan sosial ekonomi rendah yang berhubungan dengan
masalah higienis seksual yang kurang bersih, pada mereka yang sering
berganti-ganti pasangan (promiskuitas), perokok dan pada wanita yang
terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 atau 18.
Penyebab utama dari kanker serviks adalah adanya infeksi virus HPV.
HPV merupakan penyebab bagi kanker serviks sel skuamosa pada serviks
yang merupakan salah satu jenis kanker serviks yang paling sering terjadi
(Nurwijaya, 2010).
C. Klasifikasi
5
g. Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain
6
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang
lambatl aun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.
b. Markroskopis
1) Stadium Preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa.
2) Stadium Permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum.
3) Stadium Setengah Lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio.
4) Stadium Lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya
seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.
7
Tahap III : Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau
telah meluas kesalah satu atau kedua dinding panggul.
Penyakit nodus limfe yang teraba tidak merata pada
dinding panggul. Urogram IV menunjukkan salah satu
atau kedua ureter tersumbat oleh tumor.
Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina,
sedang ke parametrium tidak dipersoalkan.
Tahap IIIb : Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak
ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan
dinding panggul ( frozen pelvic ) atau proses pada
tingkatan klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal
ginjal.
Tahap IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan
melibatkan mukosa rektum dan atau kandang kemih
(dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadi metastasi
keluar paanggul atau ketempat - tempat yang jauh.
Tahap IVa : Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah
menginfiltrasi mukosa rektrum dan atau kandung kemih.
Tahap IVb : Telah terjadi penyebaran jauh.
Berikut tanda dan gejala umum yang paling sering muncul dialami
penderita kanker servix (Safitri, 2015)
Ada dua jenis keputihan yang dapat diderita oleh wanita, yakni
keputihan normal dan keputihan tidak normal.
8
fisiologis juga bisa dikenali melalui warnanya yang bening, tidak
berbau, encer dan tidak menimbulkan rasa gatal.
b. Keputihan tidak normal ini biasa disebut dengan nama keputihan
patologis. Keputihan ini disebabkan oleh berbagai macam hal. Dapat
disebabkan jamur, bakteri ataupun virus. Jika lendir keputihan
berwarna putih kekuningan atau kuning kehijauan, berbau,
menyebabkan rasa gatal yang teramat sangat dan bahan nyeri, maka
kemungkinan besar itu disebabkan oleh jamur. Jika kondisi ini
dianggap sepele, maka keputihan yang tidak normal bisa saja
berkembang menjadi gejala kanker leher rahim. Kemungkinan
berkembang menjadi kanker akan lebih meyakinkan, jika jumlah
cairan keputihan yang keluar begitu banyak, terus menerus,
menimbulkan gatal bercampur nyeri, transparan, tak berbau, bahkan
juga menyebakan pendarahan setelah berhubungan seksual. Selain
dapat menyebabkan infeksi pada rahim, keputihan yang didiamkan
juga bisa menyebar kesaluran telur dan menyebabkan peradangan.
9
melahirkan. Memang, darah hanya keluar dalam ukuran yang sangat
sedikit. Namun, banyak wanita justru mengabaikan keberadaan darah
tersebut dan menganggapnya hal sepele. Beberapa pendarahan tidak
normal yang perlu diwaspadai, antara lain:
E. Patofisiologi
Patofisiologi Serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan
intraepitel, berubah menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadikan kerservik
ssetelah 10 tahun atau lebih. Secara histopatologilesi pre invasive biasanya
berkembang melalui beberapa stadium displasia (ringan, sedang dan berat)
menjadikan sinomain dan akhirnya invasif. Berdasarkankan
sinogenesisumum, proses perubahan menjadikan keakibatkan oleh adanya
mutasi gen lisiklus sel.
Gen pengendali tersebut adalah onkogen, tumor supresor gene, dan repair
genes. Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang berlawanan
dalam karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya
transformasimaligna, sedangkan tumor supresor gen akan menghambat
perkembangan tumor yang diatur oleh gen yang terlibat dalam pertumbuhan
sel.
Meskipun kanker invasive berkembang melalui perubahan intra epitel,
tidak semua perubahan ini progress menjadi invasif. Lesi preinvasif akan
10
mengalami regresise cara spontan sebanyak 3 -35%. Bentuk ringan
(displasiaringandansedang) mempunyai angka regresi yang tinggi. Waktu
yang diperlukan dari displasia menjadi karsinomainsitu (KIS) berkisar antara
1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinomains itu menjadi
invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992).
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya
perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini
dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya
akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan
keseimbangan hormon.
Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk
preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya
proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka,
pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi kekanali sserviks. Lesi
dapat meluas keforniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya dapat
menginvasi kerektum dan atau vesikaurinaria.
Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona
transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen
pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat
serta control pertumbuhan sel normal sehingga terjadi keganasan
Prawirohardjo, 2008).
11
Patway
12
G. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi menurut Rohmat, (2010) yaitu :
1. Kerusakan pembuluh darah utama akibat tindakan operasi yang
menyebabkan perdarahan masif. Kondisi ini bisa mengancam
keselamatan jiwa pasien.
2. Kerusakan pada kandung kemih, rektum, ureter (saluran dari ginjal ke
kandung kemih), dan saraf. Pasien mungkin harus menjalani tindakan
operasi lagi bila diperlukan.
Potensi efek samping yang merugikan pasca operasi:
a. Sulit untuk buang air kecil.
b. Edema (retensi cairan yang menyebabkan pembengkakan pada
daerah yang terkena dampaknya) pada tungkai bagian bawah, mati
rasa ringan di bagian paha.
c. Getah bening terakumulasi di dalam rongga panggul sehingga
menyebabkan limfosel (massa kistik berukuran besar yang berisi
cairan limfatik) dan infeksi.
d. Perdarahan atau hematosel (pengumpulan darah) di vagina, infeksi
luka.
e. Tidak bisa hamil.
H. Penatalaksanaan
Menurut Andhi Djuanda, (2009) yaitu :
Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkan
stadium lanjutanya dengan pengobatan dan penyinaran. Tolak ukur
kebersihan pengobatanya itu bisa digunakan adalah langkah harapan hidup 5
tahun. Harapan hidup 5 tahun sangat tergantung dari stadium atau drajatnya
beberapa penliti menyebutkan bahwa angka harapan hidup untuk kanker leher
Rahim akan menurun dengan stadium yang lebih lanjut. Pada penderita
kanker leher Rahim ini juga mendapatkan sitistika dalam genetologi.
13
2. Golongan obat-obatan yang mematikan pada fase tertentu dimana
proliferasi termasuk obat fasespesifik.
3. Golongan obat yang merusak selakan terapi pengaruh proliferasi selebih
besar, termasuk obat-obatan siklus spesifik.
I. Pengkajian Fokus
Pengkajian fokus menurut Ocviyanti, (2008) adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat penyakit sekarang
Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat,
misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau
membawa ke rumah sakit dengan segera serta kurangnya pengetahuan
keluarga.
4. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakna apakah didalam anggota keluarga ada yang menderita
penyakit seperti ini atau penyakit menular lain.
5. Riwayat psikososial.
14
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah
sakit dan bagaimana keluarga tentang penyakit kanker serviks.
15
K. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nutrisi kurang dari Masukan yang adekuat serta 1. Kaji adanya pantangan atau 1. Pengkajian penting dilakukan
kebutuhan tubuh b.d kalori yang mencukupi kebutuhan adanya alergi terhadap untuk mengetahui status
anoreksia, mual dan tubuh. makanan tertentu. nutrisi pasien sehingga dapat
2. Kalaborasi dengan ahli gizi
muntah menentukan intervenisi yang
dalam pemberian menu
diberikan
yang sesuai dengan diset 2. Untuk menambah nutrisi bagi
yang ditentukan. pasien agar membantu
3. Pantau makanan oleh klien
mempercepat proses
4. Anjurkan agar membawa
membaik
makanan dari rumah jika
3. Agar mengetahui makanan
diperlukan dan sesuai
yang dikonsumsi oleh pasien
dengan diet. 4. Mulut bersih dapat
5. Lakukan perawaan mulut
mengangkat nafsu makan
sebelum makanan sesuai
ketentuan.
16
2. Resiko tinggi Pasien bebas dari perdarahan dan 1. Observasi tanda-tanda vital. umum
2. Observasi tanda-tanda 2. Untuk mengetahui adanya
terhadap cedera b.d hupoksis jaringan
perdarahan. pendarahan
trombositnya
3. Lakukan tindakan yang 3. Agar mencegah adanya
tidak menyebabkan pendarahan dalam
perdarahan. melakukan aktivitas
4. Kolaborasi dengan petugas 4. Untuk mengetahui hasil
laboratorium untuk laboratorium dan mencegah
pemeriksaan darah lengkap adanya komplikasi yang
(hb dan trombosit) terjadi
5. Kolaborasi dalam tindakan
transfusi tc (trombosit
concentrated)
17
3. Intoleransi aktivitas Pasien mampu mempertahankan adanya keletihan pasien. terhadap terapi latihan yang
2. Anjurkan kepada pasien
berhubungan dengan tingkat aktifitas yang optimal direncanakan
untuk mempertahankan 2. Melatih kekuatan dan irama
keletihan sekunder
pola istirahat atau tidur jantung selama aktivitas
akibat anemia dan
3. EKG memberikan gambaran
sebanyak mungkin dengan
pemberian
yamg akurat mengenai
diimbangi aktifitas.
kemoterapi.
3. Bantu pasien merencanakan konduksi jantung selama
aktivitas berdasarkan pada istirahat maupun aktivitas
4. Mengetahui setiap
istirahat atau keletihan yang
perkembangan yang muncul
dialami.
4. Anjurkan kepada klien segera setelah terapi.
untuk melakukan latihan
ringan.
5. Observasi kemampuan
pasien dalam melakukan
aktivitas.
4.
18
DAFTAR PUSTAKA
Andhi, Djuanda. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Rasjidi Imam. (2010). Kanker Serviks Dalam Buku Epidemiologi Kanker Pada
Wanita, Jakarta, Sagung Seto.
Safitri, Astrid dkk. 2015. Kupas Tuntas Kanker: Payudara, Leher Rahim, Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
19