Anda di halaman 1dari 13

KONSEP POSYANDU LANSIA

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas 2
dengan dosen pengampu : ibu Puji lestari S.Kep.Ns,. M.Kes

Disusun oleh

KELOMPOK 3

1. Angela
2. Putri Amalia Indah (010116A002)
3. Fajar Diyo Nugroho (010116A034)
4. Eunike chrystina eryanti (0116A032)
5. Eka yulita
6. Della eka setiyaningsih (010116A019)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019/2020
A. Pengertian Posyandu Lansia
Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari oleh untuk masyarakat
yang dilaksanakan oleh kader-kader, yang ditugaskan adalah warga
setempat yang telah dilatih oleh masyarakat. (Meilani, 2009)
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
lansia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan
(Fatma, 2008).
Posyandu Lansia atau Kelopok Usia Lanjut (POKSILA) adalah
suatu wadah pelayanan bagi usia lanjut di masyarakat, dimana proses
pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-
pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik
beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif (Notoatmodjo,
2007)
Erfandi (2008 dalam Khadijah, 2010) menjelaskan bahwa
posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah
melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui
program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,
tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lanjut usia,
pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan
lanjut usia ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kesehatan lanjut usia untuk mencapai masa tua bahagia dan berguna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada lanjut usia,
pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lanjut usia melalui
beberapa jenjang. Pelayanan ditingkat masyarakat adalah Posyandu
Lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit (Fallen, 2011).
B. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan Posyandu Lansia secara garis besar menurut Efendi (2008
dalam khadijah, 2010)
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia.
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

Adapun tujuan dari dibentuknya posyandu lansia menurut Azrul


(1998), yaitu :

a. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas fisik sesuai


kemampuan dan aktifitas mental yang mendukung
b. Memelihara kemandirian secara maksimal
c. Melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan memadai
d. Melaksanakan pengobatan secara tepat
e. Membina lansia dalam bidang kesehatan fisik spiritual f. Sebagai
sarana untuk menyalurkan minat lansia
f. Meningkatkan rasa kebersamaan diantara lansia
g. Meningkatkan kemampuan lansia untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai
dengan kebutuhan

C. Manfaat Posyandu Lansia

Menurut Depkes RI (2006), manfaat dari posyandu lansia adalah :

a. Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar


b. Kesehatan rekreasi tetap terpelihara

c. Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang

D. Sasaran Posyandu Lansia

Sasaran pelaksanaan pembinaan POKSILA, terbagi dua yaitu:

1) Sasaran langsung, yang meliputi pra lanjut usia (45-59 tahun), usia
lanjut (60-69 tahun), usia lanjut risiko tinggi (>70 tahun atau 60 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan.
2) Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut
berada, masyarakat di lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang
peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut, petugas kesehatan
yang melayani kesehatan usia lanjut, petugas lain yang menangani
Kelompok Usia Lanjut dan masyarakat luas (Depkes RI, 2003).

E. Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu Lansia

Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader


kesehatan yang terlatih, tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh
tenaga kesehatan dari puskesms setempat baik seorang dokter bidan atau
perawat Menurut Vendarani, Redhono dan Subijanto (2011)
penyelengaraan posyandu lansia dilakukan dengan sistem 5 meja meliputi
:

a. Meja satu untuk pendaftaran Lansia mendaftar, kader mencatat


biodata lansia tersebut setelah itu lansia menuju meja berikutnya.
b. Meja dua untuk penimbangan, pengukuran tekanan darah dan
tinggi badan Kader melakukan pengukuran berat badan, tinggi
badan dan tekanan darah lansia.
c. Meja tiga untuk pengisian kartu menuju sehat (KMS) lanjut usia
Kader melakukan pencatatan kartu menuju sehat miliki lansia yang
berupa tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan indeks masa
tubuh.
d. Meja empat untuk penyuluhan Kader memberikan penyuluhan
yangdilaksanakan secara perorangan maupun secara kelompok
berdasarkan catatan yang ada di kartu menuju sehat dan pemberian
makanan tambahan.
e. Meja lima untuk pelayanan kesehatanPelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yaitu petugas
kesehatan dari pusksemas maupun rumah sakit, kegiatannya yang
meliputi pemeriksaan dan pengobatan ringan.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunnjungan Lansia di


Posyandu

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke


posyandu lansia, antara lain:
a. Pengetahuan, merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu, jarak antara rumah
tempat tinggal dan tempat layanan kesehatan (dalam km)
dan biaya transport adalah biaya yang dikeluarkan dari
rumah menuju ke fasilitas pelayanan kesehatan (dalam
rupiah).
c. Dukungan keluarga, dukungan sebagai informasi verbal
atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah
laku sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang
dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh
pada tingkah laku penerimanya.
d. Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan posyandu,
sarana prasarana dapat diartikan sebagai suatu aktifitas
maupun materi yang berfungsi melayani kebutuhan
individu atau kelompok di dalam suatu lingkungan
kehidupan.
e. Sikap dan perilaku lansia, sikap sebagai suatu pola perilaku
terdensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara
sederhana. Sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang
telah terkondisi. Hubungan Sikap dan Hubungan
f. Penghasilan atau ekonomi, penghasilan menentukan tingkat
hidup seseorang terutama dalam kesehatan. Apabila
penghasilan yang didapat berlebih, maka seseorang lebih
cenderung untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang
lebih baik, contohnya seperti rumah sakit dengan fasilitas
yang ada di lingkungan tempat tinggalnya (Ismawati, 2010
dalam Juniardi 2012).

G. Upaya-upaya yang Dilakukan Di Dalam Posyandu Lansia

1. Promotif Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan


tidak langsung untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses
advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
profesional, dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang
positif menjadi norma-norma sosial. Penyampaian 10 perilaku
yang baik bagi lansia, baik perorangan maupun kelompok lansia
adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta
meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan
sesuai kemampuan.
c. Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan
sesama. Universitas Sumatera Utara
d. Olahraga ringan setiap hari.
e. Makan sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai,
dan banyak minum (sebanyak air putih).
f. Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
Menurut Suyono (1997), ada beberapa tindakan yang disampaikan dalam
bentuk pesan “BAHAGIA” yaitu :
B-Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangi
A-Aturlah maanan hingga seimbang
H-Hindari faktor resiko penyakit degeneratif
A-Agar terus berguna dengan mempunyai hobi yang bermanfaat
G-Gerak badan teratur agar terus dilakukan
I-Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang
menegangkan
A-Awasi kesehatan dengan memeriksa badan secara periodic
2. Peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Meliputi
kegiatan peningkatan keagamaan (kegiatan doa bersama).
Peningkatan ketakwaan berupa pengajian rutin satu bulan sekali.
Kegiatan ini memberikan kesempatan mewujudkan keinginan
lanjut usia yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan
takwa
3. Peningkatan kesehatan dan kebugaran lanjut usia meliputi :
a. Pemberian pelayanan kesehatan melalui klinik lanjut usia
Kegiatan pelayanan kesehatan dengan cara membentuk suatu
pertemuan yang diadakan disuatu tempat tertentu atau cara
tertentu misalnya pengajian rutin, arisan pertemuan rutin,
mencoba memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat
sederhana dan dini. Sederhana karena kita menciptakan sistem
pelayanan yang diperkirakan bisa dilaksanakan diposyandu
lansia dengan kader yang juga direkrut dari kelompok pra usia
lanjut. Bersifat dini karena pelayanan kesehatan tersebut
dilaksanakan rutin tiap bulan dan diperuntukkan bagi seluruh
lanjut usia baik yang merasa sehat maupun yang merasa adanya
gangguan kesehatan. Selain itu aspek preventif mendapatkan
porsi penekanan dalam pelayanan kesehatan ini.
b. Penyuluhan gizi
c. Penyuluhan tentang tanaman obat keluarga
d. Olah raga, adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan
pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang,
apabila dilakukan secara baik dan benar. Manfaat latihan fisik
bagi kesehatan adalah sebagai upaya promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif. Ada berbagai jenis kegiatan yang dapat
dilakukan, salah satunya adalah olah raga. Jenis olah raga yang
bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu lansia adalah
pekerjaan rumah, berjalan-jalan, jogging atau berlari-lari,
berenang, bersepeda, bentuk-bentuk lain seperti tenis meja dan
tenis lapangan
e. Rekreasi
4. Peningkatan ketrampilan Kesenian, hiburan rakyat dan rekreasi
merupakan kegiatan yang sangat diminati oleh lanjut usia.
Kegiatan yang selalu bisa mendatangkan rasa gembira tersebut
tidak jarang menjadi obat yang sangat mujarab terutama bagi lansia
yang kebetulan anak cucunya bertempat tinggal jauh darinya atau
usia lanjut yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan
takwa. Peningkatan ketrampilan untuk lansia meliputi :
a. Demontrasi ketrampilan lansia membuat kerajinan
b. Membuat kerajinan yang berpeluang untuk dipasarkan
c. Latihan kesenian bagi lansia
5. Upaya pencegahan/prevention masing-masing upaya pencegahan
dapat ditunjukkan kepada :
a. Upaya pencegahan primer (primary prevention) ditujukan
kepada lanjut usia yang sehat, mempunyai resiko akan tetapi
belum menderita penyakit
b. Upaya pencegahan sekunder (secondary prevention) ditujukan
kepada penderita tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko.
Upaya ini dilakukan sejak awal penyakit hingga awal
timbulnya gejala atau keluhan
c. Upaya pencegahan tertier (tertiery prevention) ditujukan
kepada penderita penyakit dan penderita cacat yang telah
memperlihatkan gejala penyakit.

H. Tugas Petugas Puskesmas Dalam Pelaksanaan Posyandu lansia

Peran petugas puskesmas pada hari pelaksanaan posyandu :

1. Membimbing kader dalam pelaksanaan posyandu .


2. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai porsinya (biasanya di
meja 5).
3. Memberikan penyuluhan dan konseling, terutama untuk masalah
kesehatan yang sering dihadapi lansia, seperti penyakit radang
sendi, osteoporosis, depresi, insomnia, dan lain-lain.
4. Menganalisis hasil posyandu dan melaporkannya kepada
puskesmas sebagai bahan untuk menyusun rencana kerja di masa
yang akan datang maupun tindakan kondisional.
5. Melakukan deteksi dini bahaya yang mengancam lansia, seperti
stroke, demensia, dan lain-lain.
6. Melakukan rujukan ke puskesmas atau rumah sakit untuk kasus-
kasus tertentu yang tidak dapat diatasi di posyandu.
DAFTAR PUSTAKA

Meilani,Niken dkk.2009.Kebidanan Komunitas.Yogyakarta:Fitramaya

Ekasari,Fatma(2008).Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta:Salemba


Medika

Notoatmodjo(2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakart:Rineka Cipta

Erfandi(2008).Pengelolaan Posyandu Lansia,Diakses tanggal 17 Mei 2016 dari


http://www.puskesmas.com

Fallen,R dan R,Budi Dwi K(2011).Catatan Kuliah Keperawatan


Komunitas.Yogyakarta:Nuha Medika
LAMPIRAN:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) POSYANDU LANSIA


Pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia adalah suatu alat untuk mencatat kondisi
kesehatan pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan
KMS untuk memantau dan menilai kemajuan kesehatan Usia Lanjut yang di
laksanakan di kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas.

Tujuan a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,


sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat


dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

Persiapan 1. Bollpoint

2. KMS Lansia

Prosedur Kerja 1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin

2. Mengisi nomor KMS

3. - Mengisi register kartu rawat jalan

-Puskesmas/Puskesmas Pembantu

4. Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman KMS meliputi :


nama,tgl pendaftaran, jenis
kelamin,umur,agama,alamat,pendidikan,pekerjaan,status,tinggal
dengan

5. Menuliskan Indeks Masa Tubuh( IMT), Tekanan Darah, Berat Badan


dan Tinggi Badan pada grafik
CEKLIST PENGISIAN KMS POSYANDU LANSIA
No Aspek Yang Dinilai Dilakukan Tidak Kompeten Tidak
Dilakukan Kompeten

A. PERSIAPAN ALAT:

1. Bollpoint

2. Kms Lansia

B. 1. TAHAP KERJA :
Memilih KMS sesuai
jenis kelamin

2. Mengisi nomor KMS

3. - Mengisi register kartu


rawat jalan

-Puskesmas/Puskesmas
Pembantu

4. Mengisi kolom
identitas yang tersedia
pada halaman KMS
meliputi : nama,tgl
pendaftaran, jenis
kelamin,umur,agama,al
amat,pendidikan,pekerj
aan,status,tinggal
dengan

5. Menuliskan Indeks
Masa Tubuh( IMT),
Tekanan Darah, Berat
Badan dan Tinggi
Badan pada grafik

Anda mungkin juga menyukai