Anda di halaman 1dari 2

Nahkoda Permata

Oleh: Rizia Alprisika

Rahwana menggerutu di bumi nusantara

Sayap jemari mulai terkulai nan lincah

Kemayu pesona kau nampakkan tak jemu nya

Anggun kebaya laksana permata cahya.

Biduk rindu madani disudut sana tersenyum indah

Dengan rona wajah seindah senja.

Wanita, dikau begitu mempesona

Fisika dunia jua menyembah kemolekannya

Sebutir peluhmu bisa runtuhkan dunia tanpa nestapa.

Lembayung Kartini sudah pasti,

Lirih sendiri ku bisiki,

Sebuah kisah perempuan zaman kini,

Di era reformasi filosofi.

Emban amanah tiada tara

Jeritan luka hiraukan begitu saja

Kemashyuran mu, kejernihan mu

Bak pedang pancang para pemfitnah.

Siar nyiur meramu permata

Aroma pelngai pun tak cukup terang memberi warna

Kembang perjuangan jadi bagian kekuatan dunia singgahsana.

Wanita, dirimu begitu mulia, berlipat-lipat kali istimewa


Ketangguhanmu membuat hati tertegun mentah

Maju tak gentar Arjuna meminta

Tak semudah membuka bak mata Najwa.

Globalisasi dunia kian mencerca

Gemuruh ombak menghantam samudera

Belalak Belanda terengah sudah

Lirik nirwana pupus tak hampa

Menggelegar berdikari emansipasinya.

Ranah panah mencuat ke udara

Itulah mangsanya.

Pendiri bangsa punya kisah

Karena mati berjuang jiwa, tumpah darah pun biasa

Pundak bahu membela kaumnya

Keistimewaan nyaris sempurna tatkala

Wanita Indonesia

Siap membawa bangsa, merubah amarah dunia

Karena wanita bidadari syurga.

(Bengkulu, 16 April 2019)

Biodata: nama Rizia Alprisika, program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian


Universitas Bengkulu. Asal kota Pagar Alam, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. (email:
riziarizia281@gmail.com. Alamat Pematang Gubernur, Bengkulu. No HP 0822-82394336).
Penulis merupakan mahasiswi semester empat dan menyukai bidang kepenulisan. Karya yang
pernah dibuat seperti Dikejar Newton, Menyengkal, Rafflesia Manunggal, Rembulan
Sepertiga, Puing Sutera dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai