Anda di halaman 1dari 10

MINERAL DAN MINERALOGI I

A. Mineral dan Mineralogi


Mineral adalah suatu padatan yang berasal dari senyawa anorganik yang
memiliki susunan kimia tertentu dan pada umumnya mempunyai bangun kristalin.
Di dunia ini terdapat banyak jenis mineral dan lebih dari 4000 buah, susunan
kimia yang terdapat pada mineral berupa unsur major maupun minor, yang
berasal dari kristal yang terbentuk. Mempelajari suatu mineral akan berkaitan
dengan rumus kimia setalah dapat menganalisa bentuk sistem kristal dan sifat
fisik maupun kimia mineral.
Mineralogi adalah ilmu yang mengkaji dan mempelajari tentang mineral,
dimulai dari proses pembentukan mineral dan tempat keterjadiaanya, sifat-sifat
fisik mineral, sifat-sifat kimia mineral, sifat-sifat optik mineral, susunan atom
pembentuk dan klasifikasi mineral. Sifat kimia mineral menunjukkan susunan
kimia pembentuk mineral yang berkaitan dengan hubungan antar atom dan antar
molekulnya serta radius atom yang terdapat. Intinya mineralogi kimia lebih tertuju
pada klasifikasi dan penggunaan mineral tersebut. Sifat-sifat atau karakteristik
fisik lebih mengenai bangun atau struktur, belah, kilap, coreng kekerasan dan
berat jenis. Ilmu yang mempelajari tentang sifat fisik mineral disebut mineralogi
fisik, sedangkan yang mempelajari tentang sifat kimia mineral disebut mineralogi
kimia. Ada pula sifat-sifat optik mineral yang membahas indeks refraksi dan
bagian yang mempelajarinya disebut mineralogi optik.

Sumber: rainbowresource
Foto 1
Ragam Mineral
B. Sifat Fisik Mineral
Sifat-sifat fisik mineral yang terkaji dalam mineralogi fisik ini pada
umumnya membahas morfologi, warna, transparasi, coreng, kilap, belahan,
kekerasan, kemagnitan, berat jenis, radioaktif dan kegetasan.
1. Kilap
Kilap adalah kualitas penampakan pecahan yang dihasilkan akibat
cahaya yang memantul. Kilap biasanya dikaitkan dengan indeks refraksi, refraksi
sendiri adalah suatu bidang yang terpantulkan. Berikut ini adalah jenis-jenis kilap:
 Kilap logam yang mepunyai indeks refraksi lebih dari 3,0 misalnya galena
dan kalkopirit.
 Kilap sub-logam yang mempunyai indeks refraksi 2,6 – 3,0 misalnya
belerang dan zircon.
 Kilap intan yang mempunyai indeks refraksi 1,9 – 2,6 misalnya sinabar
dan kuprit.
 Kilap kaca yang mempunyai indeks refraksi yaitu 1,3 – 1,9 misalnya fluorit
dan kriolit.
2. Warna
Warna yang terlihat pada mineral adalah warna yang dapat ditangkap
oleh mata ketika terkena sinar. Pada awalnya warna pada mineral asal mulanya
ada tiga, yaitu:
 Idiochromatism, warna yang merupakan dasar dan telah melekat pada
proses pembentukan mineral, dapat juga dipengaruhi oleh adanya unsur
kimia yang mempengaruhi seperti kromat, vanadium, mangan, kobalt,
dan nikel.
 Allochromatism, warna pada mineral yang sama namun keterdapatan
warnanya berbeda, misalnya terjadi pada kuarsa yaitu warna tembus
pandang pada kuarsa umumnya dan warna ungu pada ametis.
 Pseudochromatism, warna mineral yang terkena interferensi sinar pantul.
Akibat adanya iinterferensi sinar ini akan terbentuk pelangi pada bidang
mineral, contohnya terjadi pada labradorite.
3. Kekerasan
Kekerasan pada mineral yaitu terbentuknya goresan jika digoreskan oleh
mineral yang sama atau yang berbeda. Berikut ini adalah Skala Mohs:
Tabel 1
Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)
Kekerasan Mineral
(Hardness)

1 Talc

2 Gypsum

3 Calcite

4 Fluorite

5 Apatite

6 Orthoclase

7 Quartz

8 Topaz

9 Corundum

10 Diamond

Sumber: wikimohs.blogspot.com

4. Bidang Belah
Bidang belah yang terdapat pada mineral merupakan kemampuan kristal
untuk mengikuti bidang kristal yang sejajar, bidang belah ini biasanya terdapat
pada bidang lemah atau rekahan.

Sumber: gurugeologi11.blogspot.com
Foto 2
Obsidian Pecahan Konkodial
5. Berat Jenis
Berat jenis mineral merupakan perbandingan antara berat mineral dan
volume mineral. Berat jenis mineral juga ditentukan oleh berat atom dan radius
atom.
6. Morfologi
Pada dasarnya morfologi mineral ditentukan oleh bentuk kristal. Bentuk
kristal ini digolongkan menjadi 3 yaitu:
 Isometrik, mempunyai 3 sisi sama dalam tiga arah, contohnya yang
berbentuk kubus pada pirit dan berbentuk octahedral pada magnetit.

Sumber: wikimedia.com
Foto 3
Pirit Bentuk Kubus

 Memanjang satu arah biasanya prismatic, menjarum, membenang.


Contohnya pada turmalin.
 Memanjang 2 arah, satu arah lainnya pendek. Contohnya pada mika.

Sumber: wikimedia.com
Foto 4
Turmalin
7. Transparasi
Pengertian dari transparasi disini adalah kemampuan kristal meneruskan
cahaya, yang dipengaruhi faktor tebal atau tipisnya suatu bidang dan dari cahaya
tersebut ada yang diserap dan ada juga yang dipantulkan. Penyerapan dan
pemantulan cahaya dipengaruhi faktor kedudukan sistem kristal yang berlaku
pada mineral tembus cahaya dan mineral kedap cahaya. Transparasi dibedakan
menjadi 3 bagian yaitu:
 Tembus pandang, contohnya kalsit dan topaz.
 Tembus cahaya contohnya zamrud dan sinabar.
 Kedap cahaya contohnya pirit dan grafit.
8. Coreng
Coreng adalah warna dari bubuk mineral yang mencorengkan mineral
pada porselen yang tidak diglasir. Beberapa mineral mempunyai warna coreng
yang sama dengan warna mineralnya dan beberapa mineral mempunyai warna
berbeda dengan warna mineralnya. Seperti magnetit yang berwarna hitam dan
mempunyai coreng hitam, namun hematit yang berwarna abu tua mempunyai
coreng berwarna merah.
9. Kemagnetan
Kemagnetan adalah gaya tarik mineral terhadap medan magnet. Mineral
ada yang bersifat kuat bila ditarik magnet disebut magnetik, ada yang dapat
ditarik magnet namun lemah yang disebut paramagnetik, dan tidak dapat ditarik
oleh magnet disebut diamagnetik.
10. Kegetasan, Keuletan dan Kelenturan
Kegetasan mineral merupakan sifat dari mineral jika dipukul dapat
menyebabkan pecahan, keuletan mineral adalah kemampuan mineral untuk
mengubah bentuk akibat adanya tekanan, sedangkan kelenturan adalah
kemampuan mineral untuk kembali ke bentuk semula dan tidak mengalami
fracture.
11. Radioaktifitas
Hanya sedikit mineral yang mempunyai sifat radioaktif atau suat sinar
radiasi yang dapat merusak sel dan jaringan. Contoh mineral yang mempunyai
sifat radioaktif yaitu uraninit yang mempunyai unsur uranium. Namun ada
beberapa mineral juga yang mempunyai sifat radioaktif seperti monazite dan
xenotim yang mempunyai radiasi cukup tinggi.
C. Klasifikasi Mineral
Sebagaimana diketahui banyak dan beragam jenis mineral yang lebih dari
4000 jenis sangat sulit untuk dipelajari dan dikenal satu per satu, salah seorang
ilmuwan asal Swedia bernama Berzelius menggolongkan mineral menjadi 8
golongan berdasarkan sifat unsur kimia pembentuknya. Unsur-unsur yang paling
dominan menyusun mineral yaitu oksigen dan silikat. Berikut ini adalah klasifikasi
mineral menurut Berzelius yaitu:
1. Native Elements
Native elements atau unsur-unsur murni merupakan satu unsur bebas
dan digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
 Logam, misalnya emas (Au), cooper (Cu), platina (Pt).

Sumber: segesogeos.com
Foto 5
Platina
 Semi logam, misalnya arsenic (As) dan bismuth (Bi).
 Non logam, misalnya belerang (S) dan intan (C).
2. Sulfides and Sulfosalts
Pada golongan sulfides ini unsur sulfur bersatu dengan unsur logam dan
semi logam, sulfosalts memiliki ciri yang sama dengan sulfides, mineral yang
termasuk sulfosalts adalah enargite dan bournonite. Sulfides digolongkan
menjadi 2 kelompok yaitu:
 Tellurides, kondisi dimana tellurium menggantikan sulfur, contohnya
sylvanite.
 Arsenides, kondisi dimana arsenic menggantikan sulfur, contohnya
smaltite.
3. Halides
Golongan halides adalah unsur dan senyawa logam yang bersatu dengan
unsur halogen yaitu klorin, bromin, iodin dan fluorin. Contoh mineralnya yaitu halit
(NaCl) dan kriolit. Identik dengan kristal garam maka golongan ini mempunyai
bentuk isometrik dan bersifat sangat lunak.

Sumber: segesogeos.com
Foto 6
Mineral Halite
4. Oxides and Hydroxides
Seperti berasal dari katanya dari kata oksida, maka golongan ini unsur-
unsur bersatu dengan oksigen dan yang paling terkenal yaitu hematit dan
magnetit. Perbedaannya dengan hidroksida yaitu karena adanya senyawa
hidroksil (OH), seperti pada mineral gibsit dan brusit.

Sumber: geology.net
Foto 7
Hematit
5. Carbonates, Nitrates and Borates
Senyawa logam dan semi logam bersatu dengan karbonat contohnya
adalah kalsit, yang bersatu dengan nitat radikal misalnya nitratin.
6. Sulfates, Chromates, Molybdates and Tungstates
Unsur-unsur dan senyawa logam yang bergabung dengan sulfat radikal
misalnya mineral gypsum dan barit. Unsur-unsur dan senyawa logam yang
bergabung dengan kromat radikal misalnya mineral krokoit. Unsur-unsur dan
senyawa logam yang bergabung dengan molibdat radikal misalnya mineral
wulfenit. Unsur-unsur dan senyawa logam yang bergabung dengan tungstat
radikal misalnya mineral wolframit.
7. Phospates, Arsenates and Vanadates
Unsur-unsur dan senyawa logam yang bergabung dengan fosfat radikal
misalnya mineral autunit dan turquoise. Unsur-unsur dan senyawa logam yang
bergabung dengan arsenat radikal misalnya mineral mimetit dan adamit. Unsur-
unsur dan senyawa logam yang bergabung dengan vanadat radikal misalnya
mineral karnotit.

Sumber: irocks.com
Foto 8
Turquoise
8. Silicates
Mineral-mineral silikat merupakan mineral yang paling banyak
keterdapatannya dan penyusun utama batuan beku dan batuan metamorf.
Bersusunan unsur silikat dan oksigen (Si – O) dan digolongkan menjadi 6
golongan yaitu:
 Nesosilicate, misalnya mineral silimanit dan zircon.
 Sorosilicate, misalnya mineral akermonit dan zoisit.
 Cyclosilicate, misalnya mineral beril dan benitoit.
 Inosilicate, misalnya hornblende dan jadeit.
 Phylosilicate, misalnya mineral kaolinit dan serpentin.
 Tectosilicate, misalnya mineral ortoklas dan oligoklas.
KESIMPULAN

Mineral adalah senyawa padat anorganik yang mempunyai susunan kimia


tertentu dengan karakteristik bangun kristalin. Kajian mengenai apapun tentang
mineral terdapat dalam mineralogi yang membahas tentang sifat fisik, sifat kimia,
sifat optik, proses keterbentukan dan keterjadian suatu mineral hingga susunan
kimianya. Mineral dan kristal adalah penyusun batuan, dan ada pula kristal yang
disebut sebagai mineral utama.
Sifat fisik mineral ada 10 yaitu kilap, warna, belahan, coreng, kekerasan,
berat jenis, kemagnitan, transparansi, radioaktifitas dan sifat dalam mineral
tersebut. Sifat fisik mineral menunjukan adanya karakter mineral yang beraneka
ragam dan banyak jenisnya. Dengan adanya klasifikasi mineral menurut
Berzelius memudahkan untuk memahami banyaknya mineral karena telah
terkelompokkan berdasarkan susunan kimianya.
DAFTAR PUSTAKA

Bukti, Samuel, 2010. ”Jenis - Jenis Mineral”,


http://geologisamuel.blogspot.co.id/2012/10/Jenis-mineral.html.
Diakses tanggal 13 Oktober 2015 pukul 20.00 WIB.
Gibran, Renaldi, 2011. ”Mineralogi”,
https://gibranbloggeologi.com/2011/09/21/mineralogi.html.
Diakses tanggal 13 Oktober 2015 pukul 21.00 WIB.
Ramadanti, Bella, 2014. ”Mineral”,
http://bellarmdntfile.blogspot.com/2014/07/kristalografi.html.
Diakses tanggal 14 Oktober 2015 pukul 21.00 WIB.
Zoelva, Sahdan, 2013. “Sifat Fisik Mineral”,
http://tulisanpanjul.blospot.com/2014/03/sifat-fisik-mineral.html.
Diakses tanggal 7 Oktober 2015 pukul 19.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai