Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Menyetujui,
Coach, Mentor,
2
HALAMAN PENGESAHAN
Coach, Mentor,
Narasumber,
3
KATA PENGANTAR
4
9. Orangtua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan doa
untuk dapat menyelesaikan Latsar Golongan III ini dengan baik.
10. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan XXVII
tahun 2019.
Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis berharap dapat masukan dari
berbagai pihak supaya rancangan aktualisasi menjadi lebih baik. Semoga
rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan
aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS, serta memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
5
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 8
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah....................................... 10
C. Tujuan ........................................................................................ 17
D. Manfaat ...................................................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara........................................................ 19
B. Nilai-nilai Dasar ASN................................................................... 21
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI................................... 25
D. Kesehatan Gigi dan Mulut Sebelum dan Selama Kehamilan..... 30
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Puskesmas........................................................................ 32
1 Dasar Hukum Pembentukan Organisasi ................................ 32
2 Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi ................................... 32
3 Struktur Organisasi dan Job Diskripsi .................................... 33
4 Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya Lainnya ............ 35
B............................................Tugas Jabatan Peserta Diklat
..........................................................................................36
C. Role Model.................................................................................. 36
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA................................................................................ 38
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi................................................... 47
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala............................. 49
BAB V PENUTUP.............................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………52
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................. 53
DAFTAR TABEL
6
Tabel 4.1. Rancangan Aktualisas............................................................39
Tabel 4.2. Jadwal Rancangan Aktualisasi...............................................45
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala …….................47
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib
memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa
percobaan. Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS),
ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk
mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional
seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini
mengedepankan penguatan nilai-nilai dasar profesi PNS dan
pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Kompetensi inilah
yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang
kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional
dalam melayani masyarakat serta berdaya saing.
Pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana kebijakan
publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan dengan penuh tanggung
jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam
menjalankan fungsinya, seorang ASN harus selalu memegang
teguh dan mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA yang meliputi
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi. ASN juga mempunyai kedudukan peran yaitu sebagai :
8
1) Manajemen ASN, 2) Whole of government, dan 3)
Pelayanan Publik.
Namun pada kenyataannya, pelaksanaan fungsi ASN belum
dilaksanakan dengan baik dan belum mengamalkan nilai-nilai dasar
ANEKA. Nilai-nilai dasar ANEKA belum diaplikasikan dalam
manajemen ASN, whole of government dan pelayanan publik.
Sebagian besar masyarakat memandang negatif para Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipandang
masyarakat yang tidak serius dalam bekerja, malas bekerja,
bekerja tidak sesuai jam kerja, kurang ramah, sombong dan
melakukan pelayanan secara tebang pilih. Oleh karena itu, saat ini
pemerintah Republik Indonesia sedang menggalakkan reformasi
birokrasi dengan tujuan agar para PNS dapat menjalankan tugas
secara baik, akan tetapi untuk terciptanya reformasi birokrasi perlu
didukung oleh sumber daya manusia dan sistem yang berkualitas.
Untuk tujuan tersebut maka perlu dibangun kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang PNS.
Puskesmas Simo adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang penting karena bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Kecamatan Simo. Puskesmas Simo adalah suatu unit pelaksanaan
fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,
pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh terpadu yang
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
di wilayah Kecamatan Simo. Indikator utama yang harus dimiliki
setiap puskesmas termasuk Puskesmas Simo adalah lingkungan
sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Sesuai dengan indikator cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu, maka inovasi merupakan salah satu upaya untuk
9
meningkatkan mutu cakupan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Simo sesuai dengan tugas pokok dokter gigi. Dalam rangka
merancang sebuah inovasi, yang pertama harus dilakukan adalah
identifikasi isu yang terjadi di Puskesmas Simo. Setelah isu
diidentifikasi dan ditetapkan, maka selanjutnya dapat disusun
kegiatan yang akan diaktualisasikan. Salah satu masalah yang
terjadi adalah cakupan pelayanan kesehatan gigi mulut ibu hamil
dan calon pengantin di Puskesmas Simo perlu ditingkatkan. Ibu
hamil dan calon pengantin yang nantinya akan mempunyai anak
dari usia nol bulan maka harus dipersiapkan kesehatannya.
Terutama kesehatan gigi mulut, apabila terganggunya kesehatan
gigi mulut ibu hamil dan calon pengantin maka akan berpengaruh
pada kesehatan janin atau calon bayi.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka penulis akan
merancang kegiatan aktualisasi dengan menerapkan ilmu dan nilai-
nilai yang telah didapatkan selama pelatihan sehingga mampu
memberikan perubahan yang bermanfaat untuk Puskesmas Simo
dalam meningkatkan mutu cakupan pelayanan.
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS terdiri atas
identifikasi isu dan penetapan isu sebagai berikut:
1. Identifikasi Isu
Isu atau masalah dapat ditemukan dari gap antara kondisi yang
terjadi di Puskesmas Simo dengan kondisi yang diharapkan.
Beberapa isu yang ditemukan oleh penulis terkait dengan
manajemen ASN, whole of government, dan pelayanan publik
adalah :
10
Tabel 1.1 Iden
tifikasi Isu
Identifikasi
No Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
Isu
11
Government medik di poli gigi
mulut
5. Belum Manajemen Belum terbentuk Terbentuk kegiatan rutin
optimalnya ASN, kegiatan rutin PPI PPI
pencegahan Pelayanan
dan publik, Etika
pengendalian publik
Infeksi (PPI)
di poli gigi
Puskesmas
Simo
2. Penetapan Isu
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis
isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan
prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu
dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan) dan USG (Urgency,
Seiourness, dan Growth).
a. Analisa Kriteria Isu dengan APKL
Berdasarkan identifikasi isu yang telah diuraikan di atas
dianalisis menggunakan APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan dan Kelayakan).
1) Aktual, benar-benar terjadi dan sedang hangat
diperbincangkan dalam masyarakat
2) Problematik, isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya
3) Kekhalayakan, isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak
4) Kelayakan, isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
12
Tabel 1.2 Analisis Isu APKL
No. Isu A P K L Keterangan
1. Belum optimalnya pelayanan
Memenuhi
gigi mulut ibu hamil dan calon pengantin + + + +
syarat
di Puskesmas Simo
2. Belum optimalnya pelayanan
gigi mulut anak usia pergantian gigi - + + + Positif 3
dewasa di Puskesmas Simo
3. Belum optimalnya pelayanan
gigi mulut pada Lansia pada Puskesmas - + - + Positif 2
Simo
4. Waktu tunggu pelayanan di poli gigi dan Memenuhi
+ + + +
mulut yang masih lama syarat
5. Belum optimalnya program pencegahan
pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas - + + + Positif 3
Simo
Keterangan :
+ = Memenuhi syarat - = Tidak memenuhi syarat
13
2. Seriousness, seberapa serius dikaitkan dengan akibat yang
muncul bila penyebab isu tidak dipecahkan dan masalah yang
akan timbul akan lebih serius dari masalah pokok
3. Growth, seberapa akan berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan masalah akan makin memburuk bila dibiarkan.
14
15
Tabel 1.4 Kegiatan Isu Terpilih
No. Isu Terpilih Kegiatan Aktor yang Terlibat Peran Aktor yang Terlibat
1. Belum optimalnya 1. Membuat SOP 1. Kepala Puskesmas 1. Kepala Puskesmas memberikan
pelayanan pelayanan gigi mulut ibu 2. Dokter gigi poli arahan, persetujuan dan pengesahan
gigi mulut ibu hamil dan calon Puskesmas terhadap SOP yang baru
hamil dan calon pengantin di poli gigi 2. Dokter gigi poli Puskesmas
Pengantin di menyusun dan mengusulkan
Puskesmas Simo rancangan SOP yang baru dan
melaksanakan serta memantau
pelaksanaannya
2. Membuat kartu 1. Kepala Puskesmas 1. Kepala Puskesmas memberikan
Penilaian Kesehatan 2. Dokter gigi poli arahan dan persetujuan
Gigi dan Mulut Puskesmas 2. Dokter gigi poli Puskesmas
3. Pemangku Jabatan membuat isi dan desain kartu
UKP penilaian
3. Pemangku Jabatan UKP
memberi persetujuan
3 Program penyuluhan 1. Kepala Puskesmas 1. Kepala Puskesmas memberikan
dan kerja sama lintas 2. Dokter gigi poli arahan
poli (KIA dan Gigi Mulut) Puskesmas 2. Dokter gigi poli Puskesmas membuat
3. Bidan desa atau isi penyuluhan dan informasi
petugas KIA program pelayanan
4. Kasubag Tata Usaha 3. Bidan desa atau petugas KIA
5. Kader desa membuat jadwal kegiatan dan
menentukan tempat sosialisasi
penyuluhan serta membentuk tim
penyuluhan
4. Kasubag tata usaha membuat
undangan penyuluhan
16
5. Kader desa menyebarkan informasi
dan undangan sosialisasi
penyuluhan
17
dan calon pengantin 3. Ibu hamil dan calon membagikan tooth mousse
sehingga mengurangi pengantin 3. Ibu hamil dan calon pengantin
terbentuknya plak gigi menggunakan tooth mousse
7. Pelaya 1. Dokter gigi poli 1. Dokter gigi poli Puskesmas
nan kuratif di poli Gigi Puskesmas memberikan pelayanan sesuai SOP
2. Ibu hamil dan calon dengan menerapkan nilai ANEKA
pengantin 2. Ibu hamil dan calon pengantin
menerima pelayanan dan mendapat
informasi dari kartu penilaian
kesehatan gigi mulut
18
3. Dampak Isu
Adapun dampak yang dimungkinkan terjadi apabila isu
tersebut tidak segera diselesaikan adalah sebagai berikut:
a. Bagi PNS
Tidak dapat menerapkan Nilai-nilai Dasar PNS (ANEKA)
pada pelaksanaan aktualisasi di Puskesmas Simo.
b. Bagi Unit Kerja / Organisasi
Tidak tercapainya visi dan misi serta tata nilai organisasi.
c. Bagi Stakeholder
Masyarakat khusus ibu hamil dan calon pengantin belum
mendapat pelayanan promotif, preventif (pencegahan),
dan kuratif (tindakan atau pengobatan) secara optimal
untuk kasus penyakit gigi mulut, sehingga dapat
berdampak pada kesehatan janin ibu hamil.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan
isu di atas maka rumusan masalah dalam rancangan
aktualisasi ini adalah bagaimana cara mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi (ANEKA) dalam optimalisasi pelayanan gigi mulut
ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas Simo
Boyolali.
C. Tujuan
Meningkatkan mutu cakupan pelayanan gigi mulut ibu hamil
dan calon pengantin di Puskesmas Simo
D. Manfaat
Kegiatan ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat untuk peserta diklat latihan dasar PNS
a. Dapat menerapkan nilai-nilai dasar PNS (ANEKA)
pada saat menjalankan tugas di Puskesmas Simo.
19
b. Dapat mengubah pola pikir sehingga menjadi individu
yang lebih profesional, berkomitmen, beretika dan
berintegritas.
c. Sebagai tempat belajar untuk mengemban tanggung
jawab penuh sebagai abdi Negara pada khususnya dan
pengabdi masyarakat pada umumnya.
d. Meningkatkan mutu pelayanan gigi mulut ibu hamil
dan calon pengantin di Puskesmas Simo
20
BAB II
LANDASAN TEORI
21
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945
mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat
tentang pembelaan negara. Dalam hal ini setiap PNS sebagai
bagian dari warga masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk melakukan bela negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai
bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga
negara yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan
dan jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki
kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa
memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet,
kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu
dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan
latihan-latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul
Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.
B. Nilai Nilai Dasar ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai
dasar sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai
22
dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti
korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN, maka perlu
diketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang tidak asing lagi kita dengar,
namun sering kita susah untuk membedakannya dengan
responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut
akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di
mana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas
semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok / institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan
yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun
yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga dapat berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
23
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun
orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Selain itu,
adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga
harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya
dan keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui
kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan
kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas
mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-
nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
24
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga
sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada
kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak
memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja
publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan
pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna,
dan santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
25
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai;
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai
komitmen mutu antara lain:
a. efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil
sesuai dengan target;
b. efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas
dan mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau
mengandung kebaruan;
d. berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di
persepsi individu terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana
korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan
gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat
pada diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung
terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak
akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. kerja keras merupakan hal yang penting dalam
rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target
dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil
maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
26
c. berani untuk mengatakan atau melaporkan pada
atasan atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada
pegawai yang melakukan kesalahan;
d. disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai
dengan undang-undang yang mengatur;
e. peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa
yang dirasakan orang lain;
f. jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan
kebenaran;
g. tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung
risiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk segala hal;
h. sederhana yang dapat diartikan menerima dengan
tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada dan diberikan
oleh Tuhan kepada kita;
i. adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan
dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan
peristiwa yang terjadi.
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam
menghadapi tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad
untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin profesional.
Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur
sipil negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara
yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari
intervensi politik, juga bebas dari praktik KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi
masyarakat;
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
27
selaras dengan perkembangan jaman. Adapun asas-asas
manajemen ASN, antara lain:
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. non diskriminatif;
k. persatuan;
l. kesetaraan;
m. keadilan;
n. kesejahteraan.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara
adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
28
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan
warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan
warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas
warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat
harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee
untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus
diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan
cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan
biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
29
membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam
arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya
secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih
penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan
sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu
menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan
berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara
kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
dialog atau pertukaran informasi;
joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk
kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
joint working, atau kolaborasi sementara;
30
joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan
utama salah satu peserta kerjasama;
satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama,
dibentuk sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya
dapat dibagi lagi menjadi:
aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama
salah satu peserta kerjasama;
union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-
masing masih nampak; merger, yaitu penggabungan
ke dalam struktur baru.
D. Kesehatan Gigi dan Mulut Sebelum dan Selama Kehamilan
Berdasarkan kebijakan pemerintah melalui Undang-Undang
No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan dinyatakan bahwa pelayanan
kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang harus
dilaksanakan. Kesehatan gigi dan mulut dapat mendukung
percepatan pencapaian MDGs khususnya 4 dan 5 yaitu
meningkatkan kesehatan balita dan ibu hamil. Untuk mencapai
kesehatan gigi dan mulut yang optimal pada balita dan ibu hamil,
maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat
dimulai dengan memperhatikan konsumsi makanan, pembersihan
plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi secara
teratur dan benar, pembersihan karang gigi, penambalan gigi
berlubang, dan pencabutan gigi yang sudah tidak bisa
dipertahankan lagi oleh dokter gigi, serta kunjungan berkala.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu
kesehatan gigi dan mulut yang optimal yang akan meningkatkan
kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Keadaan rongga mulut ibu hamil dapat dapat mempengaruhi
kondisi bayi yang dikandungnya. Perawatan gigi dan mulut dapat
dilakukan pada masa kehamilan, tetapi tetap mempertimbangkan
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin yang sedang
31
berkembang. Gigi berlubang yang tidak dirawat akan menyebabkan
masalah sistemik selama kehamilan dan dapat menyebabkan
kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah. Perubahan
hormonal pada saat kehamilan yang disertai adanya faktor lokal
seperti plak atau karang gigi akan menimbulkan pembesaran atau
peradangan pada gusi. Keadaan ini akan diperberat oleh kondisi
gigi dan mulut sebelum kehamilan yang sudah buruk. Sisa akar
atau gangren radik yang terdapat di rongga mulut harus diambil
terutama pada calon pengantin atau calon ibu hamil, karena
pencabutan gigi pada masa kehamilan akan meningkatkan risiko
kelahiran prematur. Untuk mencegah timbulnya gangguan di
rongga mulut selama kehamilan, perlu diciptakan tingkat
kebersihan mulut yang optimal.
32
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
33
2) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
Simo dalam Upaya meningkatkan Derajat Kesehatan
3) Menciptakan tata kelola administrasi Puskesmas yang
lebih bermutu
3. Strategi/Tata Nilai Puskesmas Simo
Strategi Puskesmas Simo
a. Profesional
Menjalankan tugas dengan keahlian, ketrampilan dan
pengetahuan di bidang untuk mencapai kinerja terbaik dengan
tetap menjunjung tinggi kode etik
b. Ramah
Bersikap dan tutur kata yang manis, akrab dan simpatik
c. Integritas
Membangun kepercayaan dengan kejujuran, tanggung jawab,
moral serta satu kata dengan perbuatan
d. Mutu
Memberikan layanan terbaik kepada seluruh pengunjung
dengan sikap ramah, sopan, tulus dan rendah hati sehingga
dapat memberikan kepuasan sesuai standar operasional
e. Adil
Tidak berpihak atau berat sebelah pada kepentingan tertentu.
4. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
Puskesmas Simo berada di kawasan perdesaan. Pola struktur
organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan di Puskesmas
kawasan perdesaan adalah sebagai berikut:
a. Kepala UPT Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan
tingkat pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas
minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan
manajemen Puskesmas.
b. Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan
diantaranya Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah
tangga, dan keuangan
c. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan
kesehatan masyarakat yang membawahi:
1) pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
2) pelayanan kesehatan lingkungan
3) pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
34
4) pelayanan gizi yang bersifat UKM
5) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6) pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
d. Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas,
antara lain:
1) pelayanan kesehatan jiwa
2) pelayanan kesehatan gigi masyarakat
3) pelayanan kesehatan tradisional komplementer
4) pelayanan kesehatan olahraga
5) pelayanan kesehatan indera
6) pelayanan kesehatan lansia
7) pelayanan kesehatan kerja
8) pelayanan kesehatan lainnya
e. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan
laboratorium Membawahi beberapa kegiatan,
yaitu:
1) pelayanan pemeriksaan umum
2) pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3) pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4) pelayanan gawat darurat
5) pelayanan gizi yang bersifat UKP
6) pelayanan persalinan
7) pelayanan kefarmasian
8) pelayanan laboratorium
f. Penanggungjawab jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan, yang membawahi:
1) Puskesmas Pembantu
2) Puskesmas Keliling
3) Bidan Desa
4) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
5. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain
Puskesmas menurut Permenkes RI No. 75 Tahun 2014
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengupayakan promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi – tingginya di wilayah kerjanya.
Jumlah Puskesmas di Kecamatan Simo ada 1 (satu) buah.
Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas terhadap
35
masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas didukung oleh sarana
pelayanan kesehatan berupa 2 Pustu (Puskesmas pembantu ), 9
Poskesdes dan Pusling (Puskesmas keliling ).
a. Tenaga Kesehatan
1) Jenis Tenaga Kesehatan
Data sumber daya masyarakat kesehatan (SDM Kesehatan)
di Puskesmas Simo Kabupaten Boyolali terdiri dari 6 jenis
yaitu :
1. Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter gigi.
2. Tenaga keperawatan meliputi bidan, perawat, perawat
gigi.
3. Tenaga kefarmasian D III asisten Apoteker.
4. Tenaga gizi D III gizi.
5. Tenaga kesehatan masyarakat.
6. Tenaga teknisi medis meliputi analisis laboratorium.
7. Tenaga fisioterapis.
2) Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan
Kebutuhan jumlah dan rasio tenaga kesehatan dihitung
dengan Anjab ABK (Analisis beban Kerja), serta sesuai
dengan standar ketenagaan Puskesmas Rawat jalan
mengacu pada Permenkes Nomor : 75 tahun 2014.
1 Dokter 2 1 1 PNS
2 Dokter Gigi 1 1 PNS
3 Perawat 6 4 2 PNS
4 Bidan 4 2 2 PNS
Tenaga -
5 Kesehatan 1 1 PNS
Masyarakat
6 Sanitarian/Kesl 1 - 1 PNS
7 Laboratorium
ing 1 1 - PNS
8 Tenaga
Medik Gizi 1 1 PNS
9 Tenaga 1 1 - PNS
10 Tenaga
Kefarmasian 5 5 - PNS
11 Administrasi
Pekarya 1 1 - PNS
12 Fisioterapis 1 1 - PNS
Jumlah 25 18 7 PNS
36
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat
C. Role Model
Panutan yang saya pilih adalah Ibu drg. Ninuk Sri Sunarsih.
Beliau adalah kepala Puskesmas Simo. Saya memilih beliau
sebagai role model karena beliau mengajarkan penerapan nilai-nilai
dasar PNS yang selaras dengan yang saya terapkan dalam
aktualisasi saya ini. Beliau mengajarkan menjadi PNS yang
profesional dan berintegritas dengan menerapkan nilai
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi. Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut saya dapat
melaksanakan kedudukan peran saya yaitu manajemen ASN,
whole of government dan pelayanan publik dengan baik.
37
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
38
Judul : Optimalisasi Pelayanan Gigi Mulut
Pada Ibu Hamil dan Calon Pengantin
Puskesmas Simo Boyolali
Gagasan Penyelesaian Isu :
1. Membuat SOP pelayanan gigi mulut ibu hamil dan calon
pengantin di poli gigi dan mulut
2. Membuat kartu penilaian kesehatan gigi dan mulut
3. Program penyuluhan dan kerja sama lintas poli (KIA dan Poli
gigi)
4. Membuat brosur tentang kesehatan gigi mulut pada ibu
hamil dan calon pengantin
5. Penyuluhan kesehatan gigi mulut pada ibu hamil dan calon
pengantin
6. Pemberian tooth mouse untuk menetralkan Ph rongga mulut
pada ibu hamil dan calon pengantin
7. Pelayanan Kuratif di poli gigi
39
TABEL 4.1 RANCANGAN AKTUALISASI
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
N Tahapan Keterkaitan Dengan Nilai- Kegiatan
Kegiatan Output/Hasil Terhadap Penguatan
o Kegiatan Nilai Dasar PNS Terhadap Visi
Nilai Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat SOP 1. Melakukan 1. Terarahnya Nasionalisme : Visi Puskesmas Profesional
pelayanan gigi diskusi pembuatan Diskusi bersama kepala Simo, yaitu (dilaksanakan
mulut ibu hamil penyusunan SOP puskesmas dengan terwujudnya dengan keahlian dan
dan calon SOP menjunjung sila ke-4 Simo yang keterampilan)
pengantin di poli Pancasila “Kerakyatan yang bermutu dalam
gigi dipimpin oleh hikmat pelayanan Integritas (tanggung
kebijaksanaan dalam jawab)
permusyawaratan Misi Puskesmas
Sumber perwakilan dan keadilan” Simo yang
kegiatan : pertama, yaitu
penugasan dari Etika Publik : memberikan
atasan Melakukan diskusi pelayanan prima
bersama kepala puskesmas dan profesional
dengan sikap sopan dan
hormat
2. Menyusun 2. Tersusunnya Akuntabilitas:
SOP dengan SOP yang Tanggung Jawab, Cermat
cermat dan baik dan teliti
teliti Menyusun SOP dengan
sistematis mulai dari pasien
datang sampai pasien
pulang
40
3. Mengusulkan 3. Rancangan Etika Publik:
rancangan SOP disetujui Sopan saat berkomunikasi
susunan oleh Kepala mengusulkan rancangan
SOP Puskesmas susunan SOP yang telah
dibuat
42
dengan bidan penyuluhan
desa atau
petugas KIA
46
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Simo pada tanggal 4 Mei 2019 sampai dengan 15 Juni 2019.
Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi
5. Penyuluhan 1. Doku-
kesehatan gigi mentasi
mulut pada ibu berupa
hamil dan calon foto/
pengantin video
48
dan calon
pengantIn
7. Pelayanan 1. Dokume
secara kuratif di ntasi
poli gigi dan foto/vidio
mulut
= hari libur
4. Membuat brosur tentang kesehatan gigi Desain dan biaya Komunikasi dengan PJ Mencari info terbaru
mulut pada ibu hamil dan calon pengantin UKP
5. Penyuluhan kesehatan gigi mulut pada Kurangnya jumlah Menghubungi agar Berkoordinasi dengan
ibu hamil dan calon pengantin sasaran masyarakat segera datang ke petugas terkait dengan
(Ibu hamil dan calon puskesmas atau baik dan selalu
pengantin) yang mencari orang lain menjaga komunikasi
50
datang yang bisa mengurus
hal tersebut
Memastikan bahwa
semua undangan
datang
6. Aplikasi tooth mousse untuk menetralkan Kurangnya jumlah Persiapan bahan lebih Menyiapkan bahan
Ph rongga mulut pada ibu hamil dan calon sasaran masyarakat awal dan dana dari sumber
pengantin sehingga mengurangi (Ibu hamil dan calon individu terlebih dahulu
terbentuknya plak gigi pengantin) yang
datang
Menyiapkan tooth
Persiapan bahan dan
mousse dengan
dana untuk
berbagai rasa
menyiapkan tooth
mousse
Sasaran masyarakat
(Ibu hamil dan calon
pengantin) yang tidak
mau menggunakan
tooth mousse
7. Pelayanan secara kuratif di poli gigi dan Kurangnya tenaga di Meminta bantuan Meminta bantuan
mulut tempat untuk tenaga lain tenaga lain
membantu kegiatan
pelayanan dan
dokumentasi
51
52
BAB V
PENUTUP
53
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu
Hamil Dan Anak Usia Balita Bagi Tenaga Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Jakarta, 2012.
Lembaga Administrasi Negara RI, Etika Publik: Modul pendidikan dan pelatihan
prajabatan golongan III. LAN RI, Jakarta, 2015.
Lembaga Administrasi Negara RI, Komitmen Mutu: Modul pendidikan dan pelatihan
prajabatan golongan III. LAN RI, Jakarta, 2015.
Lembaga Administrasi Negara RI, Anti Korupsi: Modul pendidikan dan pelatihan
prajabatan golongan III. LAN RI, Jakarta, 2015.
Lembaga Administrasi Negara RI, Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Kader
PNS. LAN RI, Jakarta, 2017.
Lembaga Administrasi Negara RI, Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Kader
PNS. LAN RI, Jakarta, 2017.
54
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Agama : Islam
Boyolali
Riwayat Pendidikan :
55