Anda di halaman 1dari 13

PEMELIHARAAN UNGGAS PEDAGING

(Dr. Ir. Abdul Malik, MP)

Pemeliharaan unggas pedaging membutuhkan waktu yang relative singkat.


Umur potong umumnya berkisar antara 5 sampai 6 minggu. Pada umur tersebut ayam
pedaging dapat mencapai bobot 1,8-2,3 kg.dan itik manila dapat mencapai 3.5 – 4 kg.
Namun demikian pencapaian bobot badan tersebut sangat tergantung pada managemen
pemeliharaan yang diterapkan. Strain yang sama bisa menghasilkan penampilan yang
berbeda dengan potensi genetiknya apabila dipelihara pada lingkungan yang berbeda.
Lingkungan pada kehidupan unggas pedaging bisa berupa lokasi peternakan, pakan,
kandang, kondisi klimat (suhu dan kelembaban) bahkan bisa juga tenaga kerja serta
sarana produksi yang lain. Uraian dalam bab ini lebih ditekankan pada prinsip-prinsip
beternak, agar dapat menerapkannya sesuai dengan kondisi di daerah maisng-masing.
Pada prinsipnya pengelolaan unggas pedaging tidak boleh kaku, harus dinamis dan
luwes. Oleh karena itu diperlukan pengertian prinsip-prinsip dan falsafah beternak.
Manajemen pemeliharaan unggas pedaging dibedakan menjadi 3 tahap kegiatan
kerja yaitu:
- Tahap persiapan
- Tahap pemeliharaan masa Starter
- Tahap pemeliharaan masa Fisnisher
A. Tahap Persiapan
Sebelum unggas tiba di kandang semua keperluan yang dibutuhkan harus
sudah dipersiapkan. Persiapan yang kurang baik bisa berdampak serius pada usaha
pemeliharaan unggas selanjutnya, yang semuanya mengarah pada tingkat
produktivitas unggas yang jelek dan pada akhirnya menimbulkan pada kerugian
secara ekonomis. Walaupun pada tahap ini unggas belum ada di kandang, beberapa
peralatan yang akan digunakan dalam proses pemeliharaan harus sudah dalam
kondisi siap pakai. Beberapa peralatan yang harus disiapkan adalah:
a. Kandang
Kandang yang akan dipergunakan untuk pemeliharaan unggas harus sudah
dalam keadaan bersih. Bersih dari kotoran maupun dari bibit-bibit penyakit.
Oleh karena itu kotoran yang ada di kandang harus dibersihkan kemudian
semua bagian kandang di semprot desiafektan dengan menggunakan
pencucihama seperti Lysol, karbol, kreolin dan kapur. Kandang-kandang
yang baru saja dipergunakan penanganannya harus lebih ketat. Apabila pada
pemeliharaan sebelumnya unggas terserang penyakit, maka akan sangat baik
jika dilakukan fumigasi. Kemudian tutuplah kandang dengan layar ¾ bagian
dan memberikan ¼ bagian atas tetap terbuka (untuk pertukaran udara agar
tetap lancar).
b. Penataan Lantai
Pada kandang sistem slat maupun postal, untuk memelihara unggas periode
starter lantai kandang ditambah litter. Taburkan bubuk kapur secukupnya
pada lantai kandang, kemudian taburkan bahan litter seperti sekam, serbuk,
kayu, atau pasir diatasnya sampai ketinggian 5 cm. bahan litter yang
digunakan harus dalam keadaan baik, tidak berbau dan tidak berjamur.
Semprot litter dengan desinfektan terlebih dahulu sebelum peletakan 5 lapis
Koran sebagai penutup litter tersebut. maksud dari pemberian Koran tersebut
diantaranya menjaga kehangatan, menjaga anak unggas agar tidak memakan
bahan litter serta mudah membersihkan.
c. Chick Guard
Chick guard merupakan dinding pembatas anak unggas dan biasanya terbuat
dari seng atau sesek. Kegunaan dari chick guard adalah mengendalikan anak
unggas agar tidak bertebaran secara bebas, mengoptimalkan kehangatan
ruangan serta meningkatkan efisiensi pakan. Chick guard dipasang
melingkar bulat dengan garis tengah 3 meter, tinggi chick guard 40 cm
dalam 1 chick guard diisi doc sebanyak 500-750 ekor. Oleh karena itu
jumlah chick guard yang disediakan disesuaikan dengan jumlah anak unggas
yang akan didatangkan.
d. Alat pemanas (brooder)
Alat pemanas (indukan) merupakan sarana yang vital pada pemeliharaan
unggas pedaging periode starter, mengingat unggas mempunyai sifat
homeothermik yakni harus mampu mempertahankan suhu tubuh yang
konstan atau suhu tubuh tidak tergantung lingkungan. Bagi unggas dewasa
tidak menjadi masalah karena mampu menjaga suhu tubuh dari lingkungan
yang dingin mengingat tubuh sudah tertutup bulu, sementara unggas kecil
bulu belum tumbuh secara sempurna. Oleh karena itu untuk mempertahankan
suhu tubuh perlu diciptakan suhu lingkungan yang hangat sebagaimana kalau
diasuh oleh induknya. Sebagai pengganti induk kandang harus dilengkapi
dengan alat pemanas atau indukan.
Bentuk alat pemana bisa bulat atau persegi. Bahan alat pemanas sebaiknya
terbuat dari seng dengan maksud panas mudah merambat kesekitarnya. Sumber panas
yang digunakan bisa dari minyak tanah, gas atau listrik. Satu alat pemanas untuk 1 chick
guard. Tinggi alat pemanas dari lantai 1,5 meter dan diletakkan ditengah-tengah chick
guard. Untuk mengontrol suhu ruangan thermometer harus dipasang pada chick guard
(tidak perlu setiap chick guard dipasang thermometer, cukup 1 atau 2 saja yang ada
termometernya). Alat pemanas sudah dinyalakan sebelum unggas datang dan 2-3 jam
sebelum unggas dilepas suhu ideal sudah tercapai.
e. Tempat Minum
Sebelum digunakan kembali, terlebih dahulu tempat minum dicuci dengan air
yang mengandung desinfektan dan dibilas dengan air bersih. Tempat minum
dalam satu chick guard disediakan 10-15 buah kapasitas 1 liter dan diperiksa
terlebih dahulu apakah ada yang bocor atau tidak. Bibir tempat minum diberi
kerikil secukupnya agar anak unggas tidak sampai kecebur air. Jumlah
tempat minum yang disediakan disesuaikan dengan jumlah anak unggas yang
akan dipelihara, dan penggunaan tempat minum sebaiknya disesuaikan
dengan umur dan bobot unggas.
Tabel 1. Kebutuhan tempat minum sesuai umur ayam pedaging.
Umur (hari) Jenis tempat minum
1-14 Kapasitas 1 litter atau gallon, tetapi harus diberi
batu kecil/kelereng (untuk 50 ekor).
14 panen Kapasitas 1-2 gallon (50-60 kg berat badan).

Penempatan tempat minum diatur secara merata dan jangan diletakkan


dibawah summber panas. Satu jam menjelang kedatangan doc, air minum
harus sudah tersedia. Tiga jam pertama pada saat anak unggas datang perlu
diberi air gula dengan kadar 1-2%.

Tabel 2. Luas Kandang Postal Ayam Pedaging dan Kebutuhan Tempat Minum
dan Tempat Pakan Per 1000 Ekor.
Luas Tempat minum Tempat makan
Berat Badan (gr)
Kandang 1 Gallon/2 gallon buah gantung
300 18 6 5 Idem tempat
400 24 8 6-7 minum
500 30 10 8-9
600 36 12 10
700 41 14 11-12
800 47 16 13-14
900 53 18 15
1000 59 20 16-17
1100 5 22 18-19
1200 71 24 20
1300 77 26 21-22
1400 83 28 23-24
1500 89 30 25
1600 95 34 27
1700 100 37 28-29

f. Tempat pakan
Tempat pakan yang dipergunakan dalam pemeliharaan harus sudah tersedia
dan sudah dalam keadaan bersih. Jumlah kebutuhan tempat pakan sudah
dihitung. Sebagaimana tempat minum penggunaannya disesuaikan dengan
umur dan bobot badan unggas.
Tabel 2. Kebutuhan Tempat Pakan Sesuai Umur Ayam Pedaging.
Umur (Hari) Jenis Tempat Makan
1–3 Kertas Koran atau box DOC
Bentuk berlobang atau panjang (1 m untuk
4 – 14
50 ekor)
Bentuk bergantung atau panjang (7 kg
15 – panen
untuk 50 kg berat badan)

Sebelum dipergunakan tempat pakan dicuci dengan air yang mengandung


desinfektan dan dibilas dengan air bersih sebelum digunakan. Untuk tempat
pakan unggas umur 1-5 hari dapat memakai tempat pakan lepek, box/kerdos
kutuk dengan kapasitas 100 ekor per box/lepek.
Semua peralatan yang dibutuhkan sudah disiapkan untuk pemeliharaan
masa awal ini kemudian ditata sedemikian rupa dengan pertimbangan.
a. Alat pemanas harus bisa memanasi semua ruangan secara merata.\
b. Semua unggas memperoleh kesempatan mengambil minum dengan
mudah.
c. Semua unggas memperoleh kesempatan mengambil makan dengan
mudah.
d. Memudahkan tenaga kerja menangani pekerjaan rutinnya.
B. Tahap Pemeliharaan Periode Starter.
Periode starter adalah masa anak unggas berumur antara 1 hari sampai 4 minggu.
Pada periode ini merupakan masa-masa yang rawan, terutama pada saat berumur 1
hari sampai 14 hari hari pertama. Selain kondisi fisik yang masih lemah, tubuh
unggas belum tertutup bulu secara sempurna, sehingga sangat peka terhadap
perubahan lingkungan. Kegiatan pada periode ini dibedakan menjadi dua yaitu:
A. Unggas Tiba Di Kandang
Sebelum anak unggas dipindahkan ke kandang semua peralatan yang diperlukan
sudah ditata termasuk alat pemanas sudah dihidupkan serta suhu
Yang dibutuhkan sudah dicapai, tempat minum yang sudah berisi air gula sudah
diletakkan di dalam chick guard.
a. Segera masukkan anak unggas dipindahkan ke kandang yang telah disiapkan
dengan hati-hati (usahakan seminim mungkin menimbulkan stress). Agar
efisiensi pada saat memindahkan anak unggas ke kandang sekaligus dilakukan
penghitungan terhadap jumlah kutuk yang diterima dan kegitan seleksi/culling
terhadap anak unggas yang abnormal. Jumlah yang normal, abnormal dan yang
mati semuanya harus tercatat, guna memudahkan melakukan manajemen
selanjutnya. Sebagai contoh, dengan mengetahui jumlah unggas yang dipelihara
maka dalam menetukan jumlah pakan yang harus diberikan dalam setiap hari
bisa ditentukan secara tepat.
b. Anak unggas yang pertama diletakkan di kandang diperkenalkan terlebih dulu
dengan air minum, dan apabila sudah terbiasa minum, maka perilaku ini akan
diikuti oleh teman-temannya.
B. Kegiatan Rutin
a. Pemberian Minum
Setelah anak unggas berada di kandang, maka selama 2 sampai 3 jam pertama
diberi kesempatan untuk minum terlebih dahulu. Air minum yang diberikan
mengandung gula, vitamin dan mineral dengan maksud dapat segera membantu
memulihkan kondisi kelelahan dan cekaman akibat perjalanan. Setelah lebih 3
jam air gula diganti dengan air minum yang mengandung vitamin elektrovit.
Pada 1 sampai 5 hari pertama air minum disarankan mengandung antibiotic
spektum luas dan vitamin elektrolit. Air minum diberikan secara bebas.
Tabel 3. Kebutuhan Air Minum Ayam Pedaging per 1000 Ekor/Hari (Liter)
Temperatur
Umur (minggu)
22 ̊C 32 ̊C
1 38 56
2 61 117
3 95 186
4 125 246
5 151 295
6 174 341
7 193 379
8 208 409

b. Pemberian Makan
Dua sampai tiga jam pertama setelah anak unggas diberi kesempatan minum air
gula, kemudian anak unggas sebaiknya diberikan pakan tepung jagung terlebih
dahulu selama 5 jam, setelah itu baru diberi pakan jadi. Pemberian pakan dan
tepung jagung dimaksudkan untuk membantu mensuplai energi tubuh, sehingga
kondisi anak unggas segera pulih.
Pemberian pakan tidak perlu dibatasi, sebab untuk medapat bobot badan akhir
yang baik perlu tersedia pakan yang cukup sepanjang hari. Berikan pakan yang
bersih dan segar pisahkan bial ada kotoran atau sekam.
Tempat pakan 1 (satu) alas box dapat dipakai untuk 100 ekor doc. Setelah usia 5
hari secara bertahap dapat diganti dengan tempat pakan gantung diameter 40 cm
untuk 90 ekor doc.
c. Suhu Ruangan
Bagi anak unggas yang belum mempunyai bulu sempurna akan sangat
terganggu terhadap setiap perubahan suhu lingkungan. Pengaturan suhu yang ideal
bagi anak unggas sangat vital, hal ini mengingat naka unggas baru proaktif makan
dan minum apabila kondisi ideal terutama suhu terpenuhi.
Tabel 4. Kebutuhan Suhu Anak Unggas Periode Starter.
Umur (minggu) Suhu ( ̊C) Suhu (̊F)
1 35,0 95
2 32,2 90
3 29,4 85
4 26,6 80
5 23,8 75
6 21,1 70

Untuk melihat apakah suhu udara kandang sudah selesai dengan yang diharapkan
oleh anak unggas bisa dilihat dari perilaku anak unggas seperti pada gambar di
bawah ini:
d. Layar
pada periode starter, keberadan layar atau tirai dinding kandang sangat vital,
mengingat pada periode ini dibutuhkan suhu ruangah yang relatip tinggi. Terkait
dengan pengaturan suhu dan ruangan udara di dalam kandang, setiap hari harus
di atur terhadap besar kecilnya layar dibuka semakin lebar. Oleh karena itu
pedoman yang paling mudah adalah dengan melihat perilaku unggas dan
kepengapan udara kaang.
e. Alas
Pada hari pertama anak unggas masih berlantai koran untuk menjaga kebersihan
dari kekeringan lantai maka setiap hari alas koran perlu ditarik satu per satu.
Pada hari berikutnya anak sudah bisa berlantai litter sekam/subyek kawu.
Penataan atas koran bisa dilakukan dengan dua cara: pertama alas Koran, ditata
lengkap lima, kemudian untuk menjaga kebersihan lantai tiap pagi hari diambil
satu lapis, kedua pada hari pertama diberi satu lapis Koran kemudian pada hari
berikutnya untuk menjaga kebersihan lantai dilapisi lagi koran satu lapis.
f. Control meliputi.
 Control kesehatan, setiap hari harus selalu dilakukan pengamatan
terhadap unggas-unggas yang sakit. Dengan melakukan pengamatan
secara ketat, maka dapat sedini mungkin pencegahan terhadap penyakit
bisa dilakukan, dengan demikian penyakit tidak sampai meyerang
unggas. Pengontrolan terhadap unggas yang sakit lebih mudah dilakukan
pada malam hari.
 Pemisahan anak unggas yang abnormal dan kecil. Anak unggas ini
sebaiknya dikeluarkan dari kandang utama dan harus mendapatkan
penanganan tersendiri, sebab apabila masih dicampur dengan unggas
yang normal maka disamping mengganggu unggas yang normal juga
dimungkinkan menjadi pintu masuk berbagai penyakit.
 Kondisi litter, litter harus selalu dalam keadaan kering dan jangan
sampai lembab atau menggumpal. Apabila basah atau menggumpal
segera diganti dengan yang baru. Litter yang lembab dan menggumpal
akan menjadi sarang yang baik bagi perkembangan bibit penyakit seperti
virus, baketri, jamur dan lainnya.
 Penyemprotan kandang dengan desinfektan harus secara rutin dilakukan.
Kegiatan ini dimaksudkan agar bibit-bibit penyakit yang di kandang
tidak sempat berkembangbiak.
 Menjelang akhir minggu tempat pakan dan minum diberikan dengan
jumlah 15-16 buah (kapasitas 2 gallon) untuk pemeliharaan 1000 ekor
dan diatur berseling anatara tempat pakan dan tempat minum.
 Mengontrol keadaan kepadatan ruangan, kebutuhan tempat pakan tempat
minum.
C. Tahap Pemeliharaan Periode Finisher
Periode finisher adalah masa antara umur 4 sampai 6 minggu. Pada masa
tersebut unggas pedaging mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sekali dan
konsumsi pakan sangat efisien. Oleh karena itu untuk memperoleh produktivitas yang
tinggi, manajemen pemeliharaan harus baik dan tepat dalam arti harus disesuaikan
dengan perkembangan unggas. Sebagai contoh, dengan pertumbuhan yang cepat berarti
menambah berat badan dan besar tubuh unggas, dengan demikian akan menambah luas
ruangan, luas dan jumlah tempat pakan dan minum serta kebutuhan nutrisi.
Pemeliharaan pada periode ini merupakan kelanjutan dari periode
sebelumnya, hamper semua kegiatan rutin yang dilakukan diperiode starter dilakukan
juga di periode ini. semua kegiatan rutin harian muali pagi sampai sore hari tetap
dilanjutkan. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a. Kepadatan kandang
Dari hasil penelitian, kepadatan untuk dataran rendah sampai dataran pantai
kepadatan yang baik adalah 8 – 9 ekor per meter2 dan untuk dataran tinggi atau
daerah pegunungan kepadatan yang disarankan 11 – 12 ekor per meter2. Jumlah
ayam yang semakin banyak dari yang dianjurkan dalam per meter2 akan
menyebabkan dampak negative diantaranya.
- Konsumsi pakan menjadi berkurang, kepadatan kandang yang semakin
meningkat menyebabkan tempat pakan menjadi sempit, sehingga mengurangi
kesempatan unggas untuk makan.
- Pertumbuhan terhambat dampak selanjutnya dari konsumsi yang menurun
adalah pertumbuhan terhambat.
- Munculnya sifat kanibal, ruangan yang semakin sempit menyebabkan udara
kandang menjadi panas/sumpek dan kedaan ini mendorong sifat kanibal muncul.
- Kasus penyakit meningkat, akibat dari ruangan yang tidak nyaman
menyebabkan tekanan pada unggas yang selanjutnya unggas menjadi stress.
- Mortalitas meningkat, dampak selanjutnya adalah kasus kematian pada unggas
meningkat.
Tabel 5. Pengaruh Kepadatan Kandang Terhadapat Bobot Badan dan Mortalitas
Ayam Pedaging.
Kepadatan ruang Rata-Rata Bobot Badan
Mortalitas (%)
(m/ekor) Ayam (kg)
0,09 1,87 2,1
0,08 1,86 2,3
0,07 1,84 2,6
0,06 1,82 3,0
0,05 1,79 3,6
0,04 1,75 4,5
0,03 1,70 5,8
b. Kontrol Litter
Bahan litter apapun yang digunakan dalam pemeliharaan unggas pedaging tidak
bisa lepas dari kebasahan dan penggumpalan. Kecenderungan ini akan semakin
meningkat jika kondisi lingkungan semkain panas dan produktivitas ungga stinggi,
dikarenakan kedua kondisi tersebut menyebabkan konsumsi minum meningkat.
Oleh karena itu pemilihan bahan litter perlu diperhatiakn serta control terhadap
kondisi litter harus dilakukan setiap hari. Apabila ada yang basah, segera ditambah
litter yang kering.
c. Pemberian Pakan dan Minum
Dalam pemberian pakan dan minum, pada prinsipnya adalah sama yaitu harus selalu
tersedia setiap saat jangan sampai tempat pakan kosong. Tempat pakan dan tempat
minum jumlahnya selalu disesuaikan dengan umur dan bobot badan unggas.
Kebersihan tempat pakan dan minum harus selalu dijaga.
d. Layar Kandang
Prinsip pengaturan layar adalah dengan semakin besar unggas maka layar dibuka
semakin lebar. Disamping itu juga dilihat perilkau unggas, pada siang hari apabila
terlihat unggas terengah-engah maka segera layar diperlebar, dengan harapan
membantu mendinginkan suhu ruangan kandang.
e. Lampu Penerangan
Pada masa finisher peran lampu sangat penting yaitu memberi kesempatan pada
unggas untuk makan minum dengan leluasa, dengan harapan pertumbuhan unggas
bisa maksimal. Oelh karena itu pemberian penerangan selama 24 jam sangat baik
untuk dilakukan terutama pada umur 5-6 minggu.
f. Lingkungan Kandang
Unggas adalah golongan hewan yang paling labil artinya setiap ada perubahan
terlebih yang bersifat mendadak akan membuat unggas stress. Perubahan terlebih
yang bersifat mendadak akan membuat unggas stress. Oleh karena itu lingkungan
sekitar kandang harus dijaga selalu tenag, aman dari hewan liar maupun suara-suara
gaduh.

D. Program Pencegahan Penyakit


Program pencegahan penyakit yang diterpakn pada pemeliharaan ayam pedaging
meliputi beberapa kegiatan yaitu:
1. Program Sanitasi
Pada setiap pergantian pemeliharaan kelompok unggas, kandang dan semua
peralatan yang akan dipergunakan dalam proses budidaya sebelumnya harus
dilakukan sanitasi secraa ketat dan benar. Sanitasi juga dilakukan pada saat proses
produksi, yakni melakukan penyemprotan desinfektan pada ruangan kandang. Bisa
dilakukan pada siang atau pagi hari.
2. Program Vaksinasi
Vaksinasi yang ditetapkan pada pemeliharaan ayam pedaging sangat sederhana,
tidak sekomplek pada pemeliharaan ayam petelur. Sampai ayam dipotong vaksinasi
yang diterapkan hanya 3 kali.
Tabel 6. Program Vaksinasi Ayam Pedaging
Umur Jenis obat/vaksin Dosis Keterangan
4 hari ND Lasota + IB N 120 Ids Tets mata
14 hari Gumboro aktif ND Ids Air minum/cekok
21 hari Lasota : IB H 120 Ids Air minum, tetes mata

3. Program Isolasi
Unggas-unggas yang diduga sudah terinfeksi penyakit sebaiknya segera
diisolasi/dijauhkan dari kelompok unggas yang sehat. Dengan harapan tidak terjadi
penularan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai