Anda di halaman 1dari 13

Dinas Pendidikan Wacanakan Kurikulum Pendidikan Agama, Begini Kisi-kisinya

Posted on Rabu, 17 Oktober 2018 by jawanto arifin

GENERASI PENERUS: Sejumlah siswa SMP Kota Pasuruan pulang dari sekolah. Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan berencana membuat kurikulum pendidikan agama. (Mokhamad Zubaidillah/Jawa Pos Radar
Bromo)

PASURUAN – Pemerintah Kota Pasuruan terus berupaya meningkatkan sistem pendidikan


dasar untuk pelajar. Terutama untuk lembaga pendidikan negeri yang dinilai perlu memperluas
pendidikan dalam sektor keagamaan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kota Pasuruan kini
mewacanakan bisa membuat kurikulum Pendidikan Agama
Kepala Dinas P dan K Kota Pasuruan, Suhariyanto mengatakan, sistem pendidikan selama ini
memang telah mengacu pada kurikulum K13. Ia juga menyebut empat aspek penilaian dalam
kurikulum tersebut. Yakni aspek keterampilan, pengetahuan, sosial dan spiritual.
“Terutama untuk sekolah negeri yang perlu diperbanyak pendidikan yang bernilai keagamaan.
Karena selama ini kan masih minim, pendidikan agama masih diberikan secara umum,” ujarnya.
Ia juga menyebut, pihaknya berencana untuk menerapkan kurikulum pendidikan keagamaan
secara meluas. Realisasinya, bisa menggunakan kurikulum muatan lokal. Lembaga pendidikan, baik
tingkat SD dan SMP, akan dikolaborasikan dengan lembaga pendidikan madrasah diniyah.
“Dengan begitu, akan menciptakan sekolah ramah anak. Karena ilmu agama yang dimiliki
pelajar di sekolah negeri bisa mengikuti dengan yang di pesantren misalnya,” jelasnya.
Sejauh ini, Suhariyanto mengaku pihaknya telah berkomunikasi dengan lembaga madin dan
pihak lainnya. Selain itu, ia juga akan mempersiapkan beberapa faktor internal yang diperlukan.
“Masih kami bicarakan dengan madin. Untuk menyesuaikan waktunya. Apakah perlu jam
tambahan atau bagaimana. Di internal, juga masih kami pertimbangkan terkait kebutuhan SDM,”
terang Suhariyanto.
Sementara itu, Anggota Komisi 1 DPRD Kota Pasuruan, Sabilal Rasyad menilai positif wacana
tersebut. Namun ia menyinggung pemerintah juga harus serius dalam melangkah. Agar wacana
tersebut tak hanya menguap, melainkan bisa diterapkan melalui kebijakan.
“Saya rasa ini wacana bagus. Faktanya memang nilai keagamanan di sekolah negeri masih
kurang. Namun ini wacana lama, namun dulu belum ada kesepakatan dengan Madin karena terbentur
soal waktu,” beber Sabilal.
Ia juga meminta agar pemerintah mematangkan wacana tersebut. Terutama untuk
mengakomodir faktor-faktor yang dibutuhkan. Ia juga menjelaskan, sejauh ini sudah ada beberapa
sekolah yang menerapkan adanya pendidikan keagamaan sebagai muatan lokal.
“Seperti di SD Tembokrejo itu sudah ada pendidikan tanfidz yang diberikan di jam ke nol,
sebelum jam pelajaran dimulai,” tuturnya.
Sabilal juga mengatakan, wacana itu bisa diperkuat melalui peraturan walikota. Dengan begitu,
pembahasannya pun harus dilakukan melalui dewan. “Dinas harus merinci apa saja kebutuhannya.
Seperti materi, ketersediaan SDM, termasuk juga rincian anggaran,” paparnya. (tom/fun)
Polres Pasuruan kumpulkan Forkopimda Untuk Lawan Terorisme
Sukron Senin, 14 Mei 2018 - 16:06 WIB

Kapolres Pasuruan AKBP Raydian

PASURUAN, (suarajatimpost.com) - Untuk melawan aksi Intoleransi dan Terorisme, Polres


Pasuruan gelar Silaturrahmi dengan mengundang beberapa tokoh agama, Koramil dan Pemerintahan
Daerah (PEMDA), di halaman gedung Tunggal Panaluan Polres Pasuruan, Senin (13/05), sekitar pukul
13.00.
Ketua MUI, KH. Nurul Huda menegaskan bahwa tokoh terorisme yang berkeliaran adalah orang
yang tidak sadar, dikarenakan di zaman Nabi Muhammad tidak diajarkan untuk membunuh, meskipun
berlainan agama.
"Di zaman Nabi Muhammad, tidak di ajarkan untuk membunuh meskipun berlainan agama,
teroris adalah orang yang tidak sadar terhadap ajaran agama," terang ketua MUI dalam sambutannya.
Gus Muafi sebagai Ketua Ansor Bangil mengatakan, Polri dan TNI harus tegas dalam melakukan
pengamanan.
"Agar saling membantu dan saling melengkapi kekurangan di pihak keamanan, demi utuhnya
NKRI," imbuhnya.
Kapolres Pasuruan sangat yakin bahwa pelaku terorisme adalah bukan dari agama Islam, dan
tidak boleh tumbuh di Kabupaten Pasuruan.
"Terimakasih kepada Forkopimda karena sudah menjaga dan mengamankan Kabupaten
Pasuruan, NKRI harus dirawat terus, supaya persaudaraan tidak terpecahkan," tegas AKBP Raydian
kepada suarajatimpost.com.
Antisipasi juga datang dari Kementrian Agama, yang membahas mengenai pendidikan, yang
harus meningkatkan aktifitas keagamaan di lingkungan sekolah baik dari SD, SMP, SMA dan MA.
Tiga pilar yang digelar tidak hanya datang dari TNI, POLRI dan PEMDA, acara juga turut
mengundang dari beberapa agama meliputi Islam, Kristen dan Hindu.
Dalam Silahturahmi 3 pilar, semua sepakat untuk memerangi terorisme di Indonesia serta tidak
takut kepada teroris.
Sikapi Tragedi Tolikara, Pasuruan Gelar Kesepakatan Damai Lintas Agama
24 Juli 2015

Pasuruan (wartabromo) – Untuk menjaga kerukunan dan persatuan umat beragama paska
tragedi Tolikara, Bupati Pasuruan beserta seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah
(Forkopimda) dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pasuruan menandatangani
Surat Pernyataan Bersama, di Pendopo Nyaweji Ngesti Wenganing Gusti Pemkab Pasuruan, Jumat
(24/7/2015).
Penandatanganan tersebut dilakukan langsung oleh Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf dan segenap
unsur Forkopimda Kabupaten Pasuruan, Kepala Kemenag, Barnoto, Ketua MUI, KH Nurul Huda, Ketua
PCNU, KH Sonhaji Abdussomad, Ketua FKUB, Suud Ibrahim, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Yazid
Manan, serta perwakilan dari tokoh lintas agama diantaranya Iran dari agama Hindu, Susanto dari agama
Budha, dan Yudhi Dharma dari perwakilan agama Konghucu dan perwakilan dari Bamag (Badan
Musyawarah Antar Gereja).
Berikut bunyi pernyataan sikap bersama :
1. Mengutuk dengan keras kasus penyerangan dan pembakaran tempat ibadah umat Islam di
Tolikara Provinsi Papua yang terjadi pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri 1436 H hari Jumat tanggal 17
Juli 2015 pukul 07.10 WIT yang jelas-jelas telah melanggar hukum dan prinsip-prinsip toleransi
beragama.
2. Menolak dengan tegas penggunaan cara-cara kekerasan, radikal dan melanggar perundang-
undangan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial dan keagamaan di masyarakat.
3. Menyerahkan sepenuhnya penyelesaian insiden Tolikara Papua kepada aparat keamanan /
Polri untuk memproses hukum secara adil, tepat dan cepat.
4. Mengajak kepada para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan seluruh elemen masyarakat agar
menjaga kondusifitas wilayah Kabupaten Pasuruan.
5. Menghimbau kepada semua pihak agar mewaspadai pihak-pihak tertentu yang bermain,
menghasut, mengadu domba antar umat beragama di wilayah Kabupaten Pasuruan.
6. Menghimbau kepada para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pimpinan Organisasi
Kemasyarakatan dan Keagamaan agar mengedepankan kerukunan intern dan antar umat beragama dan
menjaga toleransi beragama dalam rangka selalu menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang beradab
dan berperikemanusiaan.
Seluruh isi pernyataan sikap tersebut menurut Bupati Iryad, harus disosialisasikan oleh seluruh
pihak, mulai dari Camat, Kapolsek, Danramil, sehingga sampai pada masyarakat di manapun berada.
“Kita dulu pernah terjadi gesekan antar intern agama sendiri, dan itu betul-betil harus dipahami
betapa krusialnya arti sebuah perdamaian. Maka dari itu, saya menghimbau kepada seluruh masyarakat
untuk saling berkomunikasi satu sama lain, karena pada dasarnya damai itu indah,” kata Bupati.
(eml/yog)
Gugah Semangat Pemuda, Polisi dan TNI di Pasuruan Gelar Renungan Hari Lahir

Pancasila
Peristiwa Jumat, 1 Juni 2018 | 12:51 WIB Jurnalis: Redaksi FN
FaktualNews.co/Ilustrasi/
Ilustrasi (net)

PASURUAN, FaktualNews.co – Polres Pasuruan bersama TNI, tokoh lintas agama, ormas
kepemudaan dan ormas keagamaan, menggelar renungan peringatan hari lahirnya Pancasila.
“Kegiatan ini untuk meneguhkan komitmen kita agar kita lebih mendalami, lebih menghayati,
dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara. Pancasila harus
kita rawat dan harus tetap dipertahankan dari gangguan orang-orang yang ingin mengganggu dan
mengganti Pancasila sebagai dasar negara kita,” kata Kapolres Pasuruan, AKBP Raydian Kokrosono,
Kamis (31/5/2018) malam.
Malam renungan diikuti oleh seluruh Forkompimda Pasuruan serta sejumlah tokoh masyarakat.
Acara dimulai dengan doa bersama serta menyalakan lilin, sebagai simbol renungan terhadap
lahirnya Pancasila di Indonesia.
Ditambahkan Raydian, kegiatan renungan itu sebagai upaya bertujuan untuk merefleksi
bagaimana saktinya Pancasila itu juga harus dibela hingga titik darah penghabisan.
Dengan melibatkan tokoh pemuda dan ormas di Pasuruan, bertujuan untuk menggugah
semangat para pemuda supaya tidak luntur akan kecintaannya terhadap Pancasila sebagai dasar negara
yang tercinta Indonesia.
Sementara itu, Komandan Kodim 0819 Pasuruan Letkol Inf Mulliadi, menuturkan, bangsa
Indonesia harus senantiasa terus menggelorakan jiwa Pancasila kepada anak cucunya.
“Adanya kegiatan seperti ini membuat kami sangat terharu, karena peran pemuda sangat
penting dalam perkembangan zaman supaya Pancasila tidak akan terlupakan,” ujarnya singkat. (Abdul
Aziz Zubair)
Penganut Paham Kepercayaan di Kota Pasuruan Harus Segera Rubah Kolom Agama
Posted on Sabtu, 27 Oktober 2018 by jawanto arifin

Ilustrasi

PANGGUNGREJO – Keinginan penghayat kepercayaan di Kota Pasuruan agar diakui sebagai


warga negara Indonesia terwujud. Pemerintah Pusat sudah memberikan hak bagi mereka untuk
merubah kolom agama. Pemkot Pasuruan pun meminta agar penghayat kepercayaan segera
mengurusnya.
Kabid Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota
Pasuruan, Arfat mengungkapkan tidak ada perbedaan mencolok pada KTP bagi penghayat kepercayaan.
Mereka hanya diminta untuk membuat dua buah surat pernyataan.
Surat pertama berisikan tentang pernyataan tanggung jawab sebagai penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan surat kedua ditujukan kepada saksi atas perubahan agama
menjadi penghayat kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa.
“Perbedaan pada kolom kartu tanda penduduk (KTP) adalah kolom agama diganti menjadi kolom
kepercayaan. Selebihnya sama dengan KTP lainnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan penghayat kepercayaan di Kota Pasuruan sebanyak tiga kepala keluarga (KK). Dan
sejauh ini belum ada penghayat kepercayaan yang sudah mengajukan perubahan kolom agama pada
Dispendukcapil.
Ia mengaku pihaknya sudah siap melayani. Mereka bisa membawa persyaratan berupa kartu
keluarga (KK) asli untuk pengajuan KK baru. Serta dengan menyertakan surat pernyatan dari dinas
dengan tanda tangan dari dua orang saksi.
“Kami mempersilahkan bagi penghayat kepercayaan yang ingin merubah kolom agamanya setiap
jam kerja di Dispendukcapil. Saksi bisa dari pihak keluarga,”terang Arfat. (riz/fun)
Kemeriahan peringatan Paskah beberapa Gereja di Kebun Raya Purwodadi

Kebun Raya Purwodadi masih menjadi primadona bagi jemaat gereja untuk melakukan kegiatan
ibadah dan keagamaan. Hal ini didukung oleh posisi strategis Kebun Raya Purwodadi yang mudah
dijangkau yaitu di tepi jalan raya yang menghubungkan 3 kota besar Surabaya, Pasuruan dan Malang.
Kemudahan aksesibilitas ini juga ditunjang dengan kondisi lingkungan yang asri dan rindang dengan
koleksi tumbuhan yang ditata rapi serta taman–taman tematik yang cantik menjadikan suasana
keindahan alam di Kebun Raya Purwodadi menjadi daya tarik tersendiri. Tentunya pemandangan alam
seperti ini tidak akan di jumpai ditempat lain oleh mereka yang melaksanakan kegiatan peribadahan di
alam terbuka.
Bertepatan dengan peringatan hari paskah untuk memperingati wafatnya Isa Almasih tahun ini
yang jatuh pada tanggal 18 April 2014, rangkaian kegiatan keagaamaan dan permainan–permainan fun
games yang dilakukan oleh umat Nasrani di Kebun Raya Purwodadi sangat meriah. Kegiatan ini
berlangsung selama beberapa hari mulai tanggal 17–19 April 2014 oleh beberapa Gereja yang berasal
dari kota Malang dan kota Pasuruan. Tercatat 7 Gereja yang melakukan kegiatan peringatan hari Paskah
di Kebun Raya Purwodadi yaitu Gereja Penyebaran Injil, Gereja Filadelfia, GPIB Efrata, GSJA Sumber
Wuni, GPIB Efrata, GKJW Pandaan, dan GSJA Parakletos.
Berbeda dengan beberapa gereja lainnya yang melaksanakan kegiatan di tempat terbuka (seperti
di Lawn Saman, Lawn meeting point), untuk kegiatan Gereja Efrata yang diikuti 250 orang jemaat
melakukan perayaan hari Paskah pada tahun ini dengan memanfaatkan Aula in-door lantai atas Gedung
Serbaguna untuk kegiatan kerohanian dan lawn Fabaceae untuk permainan – permainan fun-games.
Bapak Thomas Pangarso, salah satu panitia Gereja GPIB Pandaan yang mengadakan acara di camping
ground menyatakan bahwa kegiatan ini rutin setiap tahun dilaksanakan di Kebun Raya Purwoddi karena
disamping nyaman dan indah, Kebun Raya Purwodadi memiliki fasilitas pengunjung yang mendukung
untuk melaksanakan ibadah diluar ruangan seperti toilet yang memadai dan bangunan kupel yang
representatif untuk sekedar bersantai menikmati alam. (Narasi : Syaiful A)
Puluhan Siswa SMPN 2 Pasuruan Mendadak Kesurupan saat Acara Istigotsah
Sinergi Jawa Pos15 December 2017 10:56 pm

TAK SADARKAN DIRI: Salah satu siswa di SMPN 2 Pasuruan yang kesurupan, Jumat (15/12) pagi.
(Fahrizal Firmani/Jawa Pos Radar Bromo)

PANGGUNGREJO – Suasana SMPN 2 Kota Pasuruan mendadak resah. Betapa tidak, dalam
sepekan ini telah terjadi 6 kali kesurupan. Terakhir, Jumat (15/12) pagi, 20 siswa mengalami kesurupan
saat mengikuti kegiatan Istighotsah di musala sekolah setempat.
Saat Jawa Pos Radar Bromo berkunjung ke sekolah, sejumlah siswa nampak berteriak. Siswa itu
ada yang lelaki dan perempuan. Selain berteriak, mereka juga menangis histeris.
Alhasil, warga lingkungan sekolah gempar. Siswa yang sadar, ikut membantu menenangkan. Ada
yang memegangi kawannya, ada juga yang membacakan doa. Upaya itu turut dibantu security sekolah.
Usaha yang dilakukan warga lingkungan sekolah, cukup efektif. Sebab, siswa maupun siswi yang
kesurupan, mulai sadarkan diri. Siswa yang sadar akhirnya diberi minuman.
Salah satu siswa yang kesurupan, tak ada ada yang bisa diajak berbicara. Mereka seperti
kehabisan tenaga. Acara istogotsah yang sejatinya hendak membaca surat yasin tersebut, akhirnya
dihentikan.
ADA PULUHAN: Suasana di musala SMPN 2 Pasuruan saat sejumlah siswa tak sadarkan diri dan
diduga mengalami kesurupan.
(Fahrizal Firmani/Jawa Pos radar Bromo)
Jawa Pos Radar Bromo sempat mencoba untuk meminta penjelasan dari pihak sekolah. Namun,
pihak sekolah enggan memberikan tanggapan. Security yang berjaga menjelaskan para guru dan
pengurus sekolah sedang sibuk.
“Maaf mas, guru dan kepala sekolah sedang sibuk mempersiapkan ujian. Jadi, belum bisa
memberikan komentar,” sebut security, Bambang.
Bambang adalah salah satu yang ikut membacakan doa, ketika siswa-siswi di SMPN 2 Pasuruan,
kesurupan Jumat pagi. Bambang membacakan surat-surat pendek Alquran seperti Al-Falaq, Annas, Al-
Ikhlas dan ayat Kursi.
Sekitar pukul 10.00, puluhan siswa yang kesurupan berhasil disadarkan. Pihak sekolah akhirnya
mengambil keputusan untuk memulangkan siswa. Acaa Istigotsah akhirnya buyar sebelum berakhir.
Informasi yang dihimpun, peristiwa kesurupan di SMPN 2 Pasuruan, bukanlah pertama kali yang
terjadi. Terhitung, insiden serupa terjadi sudah sepekan ini.
Pertama kali terjadi sejak Jumat sore lalu (8/12). Saat itu, seorang anggota organisasi siswa intra
sekolah (OSIS) bernama Sagita Rosi, mendadak berteriak.
Sontak, hal ini mengejutkan anggota OSIS lainnya. Sebab, kebetulan OSIS sedang melakukan
kegiatan gladi bersih untuk maulid Nabi Muhammad. Diduga, kesurupan ini terjadi karena Sagita
kecapekan. Ia berhasil disembuhkan oleh Bambang, security setempat.
“Pertama kali ada kesurupan Jumat pekan lalu. Saat itu, teman saya menjadi korbannya. Mungkin
karena kecepekan sehingga mudah dirasuki,”ungkap Andi, siswa kelas 9.
Rupanya, peristiwa ini terulang keesokan harinya. Saat perayaan Maulid Nabi Muhammad di Aula
sekolah setempat, 5 siswa mendadak kesurupan. Dan kesurupan ini kembali berhasil dihilangkan oleh
security setempat.
Kesurupan kembali terulang pada kegiatan Class Meeting selama 3 hari pada senin-rabu lalu (11-
13/12). Saat itu, ada 7 siswa yang mengalami kesurupan. Karena itu, kamis lalu (14/12), pihak sekolah
memanggil tokoh agama untuk menghilangkan kesurupan tersebut.
“Kamis lalu tokoh agama ini datang ke sekolah sekitar pukul 13.00. Ia (tokoh agama., Red) sempat
masuk ke unit kesehatan sekolah (UKS) selama 2 jam. Tapi, saya tidak tahu ia sedang apa,” ungkap Andi.
(br/fun/riz/fun/JP
Haul KH Hamid Ditetapkan sebagai Hari Libur Lokal
Sabtu, 19 Januari 2013 07:59 Daerah

Pasuruan, NU Online

Pemerintah Kota Pasuruan, Jawa Timur menetapkan, haul atau hari peringatan wafatnya KH Abdul
Hamid menjadi hari libur lokal.<>

Kabag Humas Pemerintah Kota Pasuruan, Raden Murahanto, Rabu, menjelaskan,keputusan itu diawali
dengan meliburkan seluruh pelajar di Kota Pasuruan pada haul yang akan digelar pada Senin, 21
Januari 2013..

Ia menjelaskan, pada perinhatan haul tersebut seluruh kegiatan belajar mengajar siswa di Kota
Pasuruan, akan dialihkan untuk belajar di rumah. Para pelajar yang libur mulai dari tingkat Taman
Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas.

“Sebenarnya ini bukan meliburkan, tapi para siswa dialihkan untuk belajar di rumah. Hal ini demi
menghormati Haul KH Abdul Hamid karena pada tahun sebelumnya sebagian besar siswa yang
beragama Islam di kota santri ini menghadiri haul tersebut,” katanya.

Ia menambahkan, diliburkannya para pelajar di Kota Pasuruan juga didasarkan pada Surat Edaran
Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan Nomor 420/64/423.102/2013 serta
Disposisi Nota Dinas Walikota Pasuruan Nomor 450/19/2013 tertanggal 9 Januari 2013.

“Sosialisasinya sudah dilakukan sejak surat edaran keluar, sehingga para pelajar tidak akan ketinggalan
informasi, mengingat sekolah-sekolah sudah kami beritahu sebelumnya melalui Dinas Pendidikan,”
jelasnya.

Sebagai langkah penetapan Haul KH Abdul Hamid sebagai libur lokal, Pemerintah Kota Pasuruan sudah
mengkonsultasikan kepada Bagian Biro Hukum dan Organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Pemerintah Kota Pasuruan sudah mengkonsultasikannya, tapi tinggal menunggu keputusan Gubernur
Jatim saja,” tegas Raden Murahanto.

Redaktur: Mukafi Niam


Sumber : Antara
Saat Nyepi, Jangan ke Bromo
Kompas.com - 26/03/2009, 01:25 WIB

PASURUAN, KOMPAS.com - Kawasan wisata Gunung Bromo yang meliputi wilayah Kabupaten
Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, ditutup total sepanjang Hari Raya Nyepi. Kepala Desa
Wonokitri, Wartono yang ditemui, Rabu (25/3) sore mengatakan, mulai Kamis (26/3) pukul 00.00 dini
hari, pintu gerbang Desa Wonokitri yang juga merupakan pintu gerbang kawasan wisata Gunung Bromo
lewat Kabupaten Pasuruan akan ditutup total.
"Tindakan itu dilakukan agar umat Hindu suku Tengger di kawasan Gunung Bromo bisa
melaksanakan Yoga Samadhi Hari Suci Nyepi dengan baik," kata Wartono. Djelaskan, mulai hari itu umat
Hindu suku Tengger di Gunung Bromo akan melaksanakan Catur Berata Penyepian, yakni umat akan
melakukan amati geni (berpantang menyalakan api), upawasa (berpuasa), amati karya (berpantang
melakukan aktivitas kerja), amati lelanguan (berpantang menghibur diri dan tidak menikmati
kesenangan), amati lelungan (berpantangan bepergian). Makanya, warga dari luar wilayah Tosari
diminta dengan hormat agar bisa menghormati umat Hindu yang sedang melaksanakan ibadah.
Dijelaskan, mulai Kamis (26/3) pukul 00.00 dini listrik di wilayah Tosari Gunung Bromo juga akan
dimatikan. Dengan demikian, praktis kegiatan yang berkaitan dengan wisata di Gunung Bromo juga akan
terhenti. Wisatawan diimbau untuk tidak mengunjungi Gunung Bromo selama Hari Raya Nyepi.
"Termasuk para pimpinan parpol peserta pemilu diimbau untuk tidak melaksanakan kampanye di
kawasan Gunung Bromo selama Hari Raya Nyepi," kata Wartono. Hal senada diungkapkan Ketua
Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Pasuruan, Siswoto yang ditemui secara terpisah. Ia
menjelaskan, dari delapan desa yang ada di wilayah Kecamatan Tosari, hanya Desa Tosari saja yang
terbuka.
"Seluruh desa yang ada di Tosari seluruhnya tertutup selama Hari Raya Nyepi," kata Siswoto. Ia
juga manambahkan, selain desa-desa di wilayah Tosari, masih ada desa yang komunitasnya beragama
Hindu di wilayah Kecamatan Puspo juga dinyatakan tertutup, yakni Desa Keduwung yang posisinya
berada di bawah Gunung Penanjakan. Lalu, dua desa yang penduduknya juga mayoritas Hindu di wilayah
Kecamatan Nongkojajar juga dinyatakan tertutup, yakni Desa Kayukebek, dan Desa Wonokoyo.
Siswoto menyebutkan, jumlah umat Hindu di Kabupaten Pasuruan tercatat sekitar 22 ribu jiwa.
Sebanyak 21 ribu umat Hindu tersebut adalah suku Tengger di Gunung Bromo. Siswoto mengimbau
warga di luar wilayah Tosari, diimbau untuk bisa menghormati umat Hindu yang sedang melaksanakan
ibadahnya. Para pimpinan parpol juga diimbau untuk tidak melaksanakan kampanye pemilu di wilayah
TosariselamaHariRayaNyepi.
KLIPING
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Pluralitas Masyarakat Kota Pasuruan Bedasarkan Perbedaan Agama

DISUSUN OLEH
DINTA MAULIDIYAH AL-YUSFITA (07)
NISRINA SHOFWAH FIRDAUS (12)
FARAH ORNYFALAH (07)
NADJA ANANTA R.P (11)
FATIMATUZ ZAHRO (08)
UPT SMP NEGERI 4 PASURUAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2018-2019

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kliping ini kami buat bertajuk pluralitas masyarakat Kota Pasuruan bedasarkan Perbedaan
agama.Sesuai dengan Pancasil,sila pertama yang berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha
Esa’.Sebagai warga Negara Indonesia,harus memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.Keyakinan tersebut menjadi beragam-ragam aliran/agama.Dengan banyak nya Agama
di Indonesia,banyak pula perayaan-perayaan hari besar,atau pun peristiwa yang melibatkan
unsur keagamaan.Oleh karena itu,setiap masyarakat mengharuskan sadar akan toleransi
kepada setiap umat beragama.supaya negara Indonesia ini menjadi negara yang damai.

1.2 Rumusan Masalah


A. Pluralisme juga dapat berarti kesediaan untuk menerima keberagaman (pluralitas),
artinya, untuk hidup secara toleran pada tatanan masyarakat yang berbeda suku,
gologan, agama,adat, hingga pandangan hidup.
B. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa pluralitas masyarakat Indonesia
yang demikian itu terjadi. Yang pertama,keadaan geografik wilayah Indonesia yang
terdiri atas kurang lebih tiga ribu pulau yang terserak di sepanjang equator kurang
lebih tiga ribu mil dari timur ke barat, dan seribu mil dari utara selatan, merupakan
faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terjadinya pluralitas sukubangsa di
Indonesia. Tentang berapa jumlah sukubangsa yang sebenarnya ada di Indonesia,
ternyata terdapat berbagai pendapat yang tidak sama di antara para ahli ilmu
kemasyarakatan. Hildred Geertz misalnya menyebutkan adanya lebih kurang tiga
ratus sukubangsa di Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan identitas kultural
yang berbeda-beda.
C. Dengan adanya pluralitas di Indonesia menuntut Masyarakatnya untuk ber-toleansi
supaya tidak terjadi permusuhan antar kelompok.

1.3 Tujuan Penulisan


Merangkum peristiwa-peristiwa keagamaan yang terjadi di Kota Pasuruan.
Sebagai refrensi bagi kami untuk membuat kliping Pluralitas Masyarakat Kota Pasuruan
Bedasarkan Perbedaan Agama,dalam rangka memenuhi tugas sekolah.
PEMBAHASAN
A.Definisi Pluralitas Agama

Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan
dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara
yang berlain-lainan pula:
 Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-
satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-agama lain pun
dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar.
 Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama memiliki klaim-
klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sahih. Pendapat ini seringkali menekankan aspek-
aspek bersama yang terdapat dalam agama-agama.
 Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakni upaya untuk
mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan pemahaman yang lebih baik antar
agama-agama atau berbagai denominasi dalam satu agama.
 Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyarat untuk ko-eksistensi
harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupun denominasi yang berbeda-beda.

B. Pluralisme menurut berbagai agama


Islam
Dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleran kepada pemeluk agama lain adalah
mutlak untuk dijalankan, sebagai bagian dari keberagaman(pluralitas). Namun anggapan bahwa
semua agama adalah sama (pluralisme) tidak diperkenankan, dengan kata lain tidak
menganggap bahwa Tuhan yang 'kami' (Islam) sembah adalah Tuhan yang 'kalian' (non-Islam)
sembah. Pada 28 Juli 2005, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa melarang paham
pluralisme dalam agama Islam.[1] Dalam fatwa tersebut, pluralisme didefiniskan sebagai ""Suatu
paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap
agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa
hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga
mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di
surga".
Kristen
Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir diprakarsai oleh John
Hick. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan fenomenologis, terminologi
pluralisme agama arti sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan
berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-masing agama. Dari sudut
pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah teori khusus mengenai hubungan antartradisi
dengan berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa
agama-agama besar dunia adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda mengenai
satu puncak hakikat yang misterius.[5][6]
Buddha
Dengan mencontoh pandangan Sang Buddha tentang toleransi beragama, Raja Asoka
membuat dekret di batu cadas gunung ( hingga kini masih dapat di baca ) yang berbunyi : “…
janganlah kita menghormat agama kita sendiri dengan mencela agama orang lain. Sebaliknya
agama orang lain hendaknya dihormat atas dasar tertentu. Dengan berbuat begini kita
membantu agama kita sendiri untuk berkembang disamping menguntungkan pula agama lain.
Dengan berbuat sebaliknya kita akan merugikan agama kita sendiri di samping merugikan
agama orang lain. Oleh karena itu, barang siapa menghormat agamanya sendiri dengan
mencela agama lain – semata – mata karena dorongan rasa bakti kepada agamanya dengan
berpikir ‘ bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri ‘ maka dengan berbuat demikian
ia malah amat merugikan agamanya sendiri. Oleh karena itu toleransi dan kerukunan
beragamalah yang dianjurkan dengan pengertian, bahwa semua orang selain mendengarkan
ajaran agamanya sendiri juga bersedia untuk mendengarkan ajaran agama yang dianut orang
lain… “

Anda mungkin juga menyukai