Anda di halaman 1dari 6

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KAFEIN DALAM

SAMPEL TABLET OBAT MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS


TIPIS KINERJA TINGGI (KCKT)
Nama : Rifqy Fikri Sukmawan
NIM : 1617705
Kelas : 2B
Kelompok 3

TUJUAN : Mengestimasi ketidakpastian pengukuran kafein dalam sampel obat secara


kromatografi lapis tipis kinerja tinggi (KCKT)

PRINSIP : Kafein merupakan senyawa organik yang banyak mengandung gugus fungsi yang
mampu menyerap sumber radiasi pada daerah sinar ultra violet. Oleh karena itu dalam
keadaan murni atau sudah terpisahkan dengan bahan organik yang lain maka kafein
dapat dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis yang dilengkapi dengan
detektor.

CARA KERJA
1. Pembuatan Larutan Induk kafein 10.000 mg/L
ditimbang standar kafein dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, kemudian ditera
1,0000 g dengan kloroform dan homogenkan

2. Pembutan Deret Standar Thiamin


Larutan Induk Kafein 10.000 mg/L

500 ppm 1000 ppm 1500 ppm

1,25 mL 2,50 mL 3,75 mL

Dimasukan ke Labu takar 25 mL

Tera dengan Kloroform

Homogenkan
3. Preparasi Sampel Tablet Obat
ditimbang 10 tablet thiamin dihitung bobot rata-rata Digerus,
satu persatu tiap tablet ditimbang
250 mg

Ditera dengan
disaring (filtrat ditampung dimasukka
Kloroform dan
pada tabung ulir) n ke labu
homogenkan
takar 25
mL
4. Pembuatan Fasa Gerak
Dipipet 8 mL kloroform; 2 mL aseton; 0,1
mL NH4OH kedalam tabung ulir, ditutup dimasukkan ke chamber, tutup dan
tunggu 15 menit
lalu homogenkan

5. Pengukuran
Injeksikan sampel dan Elusikan pada Chamber Amati hasil
pada scanner
standar pada lempeng silika yang berisi fase gerak, HPTLC
gel 60 F254 lalu keringkan indikator UV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen
Pengamatan Fisik
No Nama Bahan atau Reagen
Warna Bau Wujud
Padatan
1. Kafein Putih Tidak berbau
(serbuk)
2. Kloroform Tidak berwarna Bau khas klorofom Cairan
3. Sampel obat (Panadol) Putih Bau khas obat Padatan
4 Aseton Tidak berwarna Bau khas aseton Cairan
5 NH4OH Tidak berwarna Bau Khas Amonia Cairan

Tabel Data Pembuatan Larutan Standar Induk Kafein


Bobot
Volume Labu Perhitungan Konsentrasi Standar
Kafein Warna Larutan
Takar (L) Induk Kafein (mg/L)
(mg)
1000 0.1 Tak Berwarna 10000

Data Pembuatan Deret Larutan Standar


Volume Konsentrasi Standar Volume Labu Takar
Konsentrasi
No Induk yang dipindahkan yang dipergunakan Luas Area
deret (mg/L)
(mL) (mL)
1 1.25 25.0 500.00 6902.30
2 2.50 25.0 1000.00 8151.07
3 3.75 25.0 1500.00 10244.60
Rata- Rata 1000.00 8432.66
Slope 3.3423
Intersep 5090.3567
Korelasi (r) 0.9895
Data Preparasi Sampel dan Penentuan Kadar Kafein dalam
Bobot Tiap
Bobot Sampel Volume C terukur C sampel C sampel
Tablet Luas Area
(mg) Sampel (L) (mg/L) (mg/Kg) (mg/tablet)
(mg)
687.2 249.7 0.025 1085.9179 8719.82 108722.2547958 74.71
687.2 250.5 0.025 1219.8077 9167.32 121737.2971298 83.66
687.2 250.4 0.025 1301.5837 9440.64 129950.4532488 89.30
687.2 250.2 0.025 1202.43645 9109.26 120136.6683915 82.557919
Rata - Rata

Kurva Kalibrasi Deret Standar


12000
10000
f(x) = 3.3423x + 5090.3566666667
8000 R² = 0.9791501063
Luas Area

6000 Luas Area


Li near (Lua s Area )
4000
2000
0
400 600 800 1000 1200 1400 1600

Konsentrasi (mg/L)

FishBond

µ Reg µ Labu Takar

µ Kalibrasi

µ Efek T
Kadar Kafein
(mg/Kg)
µ Kalibrasi

µ PM µ Penimbangan

Data Ketidapastian asal Kurva kalibrasi

Deret
xi yi yc (yi-yc)^2 (xi-xr)^2
Standar

1 500.00 6902.30 6761.50667 19822.763 250000


2 1000.00 8151.07 8432.65667 79291.051 0
3 1500.00 10244.60 10103.8067 19822.763 250000
Jumlah 118936.58 500000
RSD 344.87183
RSD/b 103.18398
1+1/n 1.3333333
b^2 11.17097
xr 1000.00
yo 9109.2600
yr 8432.6567
(yo-yr)^2 457792.07
akar rumus 1.1896614
μreg 122.75401

Data Ketidakpastian Asal Faktor Presisi Metode

C terukur C sampel
Ulangan Luas Area Keterangan
(mg/L) (mg/Kg)

1 8719.82 1085.9179 108722.255 Syarat


2 9167.32 1219.8077 121737.297 keberterim
3 9440.64 1301.5837 129950.453 aan PM
Rataan 9109.26 1202.436446 120136.668 adalah
stdev 10704.2334 %RSD <
5%
%RSD 8.91

Data Ketidakpastian Asal Labu Takar


Labu Takar μV Labu
Takar
Ketidakpa Koe. Muai Air Volume (mL) Variasi (mL)
k μefek T (mL)
stian asal ( C) Suhu ( C)
temperatu
r 0.00021 25 8 1.7320508 0.0242487113

Ketidakpa
stian Asal Data Kal. Spek Pabrik (mL) 0.0334863
k μKal (mL)
Spesifikas
i
(Kalibrasi
) Pabrik
0.04 1.73205081 0.0230940108

Data Ketidakpastian Asal Penimbangan

Ketidakpa
stian Asal μpenimba
Data Kal. Spek Pabrik (g) k μKal (g)
Spesifikas ngan (g)
i
(Kalibrasi
) Pabrik
0.0004 2 0.0002 0.0002828
Kuantifikasi Ketidakpastian Gabungan Penetapan Kafein Dalam Obat Tablet
Sumber
(μXi/nilai (μXi/nilai (Xi))^2
Ketidakpa Nilai (Xi) Satuan μXi (Xi))
stian

Kurva
1202.4364 mg/L 122.754007 0.1020877 0.0104219045
Kalibrasi

Presisi
120136.668391 mg/Kg 10704.2334 0.0891005 0.0079388934
Metode

Labu
25 mL 0.0335 0.0013395 1.79413333E-06
Takar

Penimban
0.2500 g 0.000283 0.001131 0.00000128
gan

Jumlah 0.018363872
Nilai Ketidakpastian Gabungan μCSx 16280.12414653
Nilai Ketidakpastian Gabungan diperluas (U) 32560.24829305
Pelaporan (120136,67 ± 32560,25) mg/Kg
Pelaporan %(b/b) (12,01 ± 3,26) %(b/b)

KESIMPULAN
a. Kadar Kafein dalam Sampel Obat Tablet sebesar 82,56 mg/tablet
b. Nilai koefisien korelasi regresi standar r = 0.9895 dengan syarat keberterimaan r > 0
c. % RSD Presisi sampel sebesar 8,82% dengan syarat keberterimaan % RSD < 5%
d. Pelaporan Konsentrasi analit dan estimasi ketidakpastian gabungan yang diperluas sebesar
(120136,67 ± 32560,25) mg/Kg

Mengetahui Bogor, 16 Februari 2018


Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) (Rifqy Fikri Sukmawan)


1617705

TES FORMATIF
1. Mengapa perlu dihitung nilai ketidakpastian pengukuran ?
Jawab:
Ketidakpastian pengukuran sangat penting guna menjaga mutu hasil uji agar pengujian data
terukur betul-betul dapat dipertanggungjawabkan, karena menunjukan rentang dimana nilai benar
dari suatu hasil pengamatan berada. Estimasi ketidakpastian juga diperlukan untuk membantu
dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif terhapad kesesuain mutu produk terhadap
spesifikasi tertentu.

2. Mengapa pengukuran kafein dapat dilakukan menggunakan panjang gelombang


elektromagnetik ultra violet ?
Jawab:
Karena kafein dapat menyerap sumber radiasi pada daerah ultra violet.

3. Apa saja aspek kritis yang dapat mempengaruhi kelineran kurva kalibrasi?
Jawab:
Keproporsionalan sumbu x dan sumbu y, kemiringan / slope yang mendekati 1.

4. Apakah ketidakpastian kurva kalibrasi merupakan sumber ketidakpastian terbesar


dalam pengukuran estimasi keridakpastian kadar kafein? Jelaskan!
Jawab:
Iya, karena kurva kalibrasi menentukan kadar sampel yang berdasarkan hasil perbandingan
dengan standar, namun banyak aspek-aspek juga yang mempengaruhi pengukuran estimasi
ketidakpastian tersebut, yaitu presisi metode dan ketidakpastian dari alat yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai