Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berati “yang
paling utama”. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul Protein
mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan kadang
kala sulfur (S) serta fosfor (P). Protein berfungsi sebagai zat utama pembentuk
dan pertumbuhan tubuh. Sebagai zat utama pembentuk maksudnya Protein
merupakan zat utama pembentuk sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber
energi jika berkurang karbohidrat dan lemak di dalam tubuh. Kebanyakan
Protein merupakan enzim atau subunit enzim.
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan
melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Dari keseluruhan Asam amino
yang terdapat di alam hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada
protein. Tidak semua Asam amino terdapat di dalam molekul Protein, karena
memiliki tugas lain. Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen
lain, pada metabolisme Protein juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang
juga membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses
metabolisme dari Protein. Maka dari itu kami menyusun makalah ini yang di
dalamnya kami berusaha memaparkan dan menjelaskan secara rinci,
bagaimana proses metabolisme Protein.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami angkat untuk di bahas pada
makalah kami ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur protein?
2. Apa yang dimaksud dengan metabolisme protein?
3. Bagaimana penguraian protein dalam tubuh?
4. Bagaimana mekanisme kerja asam amino dalam darah?

Metabolisme Protein | 1
5. Bagaimana reaksi metabolisme asam amino?
6. Bagaimana pembentukan asetil koenzim A?
7. Apa yang dimaksud dengan siklus urea?
8. Apa yang dimaksud dengan biosintesis protein?
9. Apa penyakit yang ditimbulkan akibat gangguan metabolism protein?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu;
1. Mengetahui macam-macam struktur protein
2. Mengetahui pengertian metabolism protein
3. Mengetahui penguraian protein dalam tubuh
4. Mengetahui mekanisme kerja asam amino dalam darah
5. Mengetahui metabolisme asam amino
6. Mengetahui pembentukan asetil koenzim A
7. Mengetahui pengertian dari siklus urea
8. Mengetahui pengetian dari biosintesis protein
9. Mengidentifikasi penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolism
protein

Metabolisme Protein | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Protein
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein adalah makromolekul yang paling
banyak ditemukan di dalam sel makhluk hidup dan merupakan 50 persen atau lebih
dari berat kering sel.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur sertafosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam
sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk
hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam
amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling
banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius
pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode
genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai
cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom.
Protein memiliki jumlah yang sangat bervariasi yang mulai dari struktur
maupun fungsinya. Peranan protein diantaranya sebagai katalisator,
pendukung, cadangan, sistem imun, alat gerak, sistem transpor, dan respon

Metabolisme Protein | 3
kimiawi. Protein-protein tersebut merupakan hasil ekspresi dari informasi
genetik masing-masing suatu organisme tak terkecuali pada bakteri
(Campbell et al., 2009; Lehninger et al., 2004). Protein dan gen memiliki
hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik berupa DNA dienkripsi
dalam bentuk kromosom yang selanjutnya kode genetik tersebut ditranslasikan
menjadi protein melalui serangkain mekanisme yang melibatkan RNA dan
ribosom (Vo-Dinh, 2005).

B. Penyusun Protein
Protein tersusun dari peptida-peptida sehingga membentuk suatu
polimer yang disebut polipeptida. Setiap monomernya tersusun atas suatu asam
amino. Asam amino adalah molekul organik yang memiliki gugus karboksil
dan gugus amino yang mana pada bagian pusat asam amino terdapat suatu atom
karbon asimetrik (Gambar 1). Pada keempat pasangannya yang berbeda itu
adalah gugus amino, gugus karboksil, atom hidrogen, dan berbagai gugus yang
disimbolkan dengan huruf R. Gugus R disebut juga sebagai Rantai samping
yang berbeda dengan gugus amino. (Campbell et al., 2009).

Gambar 1. Struktur umum asam amino


Sumber : Lehninger et al., 2004

Asam amino dalam suatu protein memiliki bentuk L, terionisir dalam


larutan, dan memiliki bentuk C asimetris kecuali asam amino jenis glisin. Asam
amino standar memiliki jumlah sebanyak 20 macam. Dari 20 macam asam
amino tersebut terbentuklah suatu rantai polipeptida. Rantai asam amino akan
dilipat menjadi bentuk 3 dimensi dan menjadi bentuk protein spesifik yang
diperlukan oleh berbagai aktivitas metabolisme atau menjadi komponen suatu
sel (Lehninger et al., 2004; Vo-Dinh, 2005). Di dalam protein tersusun 20
macam asam amino yang memiliki karakteristik yang bebeda-beda sehingga

Metabolisme Protein | 4
dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan ciri rantai sampingnya (gugus R).
Pengelompokan tersebut antara lain asam amino bersifat polar (serin, treonin,
sistein, asparagin, dan glutamin); non-polar (glisin, alanin, prolin, valin, leusin,
isoleusin, dan metionin); gugus aromatik (fenilalanin, tirosin, triptofan);
bermuatan positif (lisin, histidin, arginin); dan bermuatan negatif (aspartat dan
glutamat). Pengelompokan tersebut didasarkan pada polaritas, ukuran, dan
bentuk dari suatu asam amino (Lehninger et al., 2004; Murray et al., 2009).

C. Struktur Protein
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai
macam struktur yang khas pada masing-masing protein. Karena protein
disusun oleh asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein
akan terangkai melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh
ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan
membentuk struktur yang bermacam-macam. Adapun struktur protein meliputi
struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener
(Gambar 2).

Gambar 2. Level dari struktur protein


Sumber : http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-
protein.html

1. Struktur Primer
Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan
urutan-urutan asam amino yang tersusun secara linear yang mirip seperti
tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi percabangan rantai

Metabolisme Protein | 5
(Gambar 4). Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–
amino dengan gugus α–karboksil (Gambar 3). Ikatan tersebut dinamakan
ikatan peptida atau ikatan amida (Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003).
Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino dari suatu
polipeptida (Voet & Judith, 2009).

Gambar 3. Struktur primer dari protein


Sumber : http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-
protein.html

2. Struktur Sekunder
Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur primer
yang linear distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH
di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh struktur
sekunder adalah α-heliks dan β-pleated (Gambar 5 dan 6). Struktur ini
memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat
secara berulang. (Campbell et al., 2009; Conn, 2008).

Metabolisme Protein | 6
Gambar 4. Struktur sekunder α-heliks
Sumber : http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-
protein.html

Gambar 5. Struktur sekunder β-pleated


Sumber : http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-
protein.html

Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen


karbonil pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus
amida pada suatu ikatan peptida empat residu asam amino di sepanjang
rantai polipeptida (Murray et al, 2009).
Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen
antara daerah linear rantai polipeptida. β-pleated ditemukan dua macam
bentuk, yakni antipararel dan pararel (Gambar 4 dan 5). Keduanya berbeda
dalam hal pola ikatan hidrogennya. Pada bentuk konformasi antipararel

Metabolisme Protein | 7
memiliki konformasi ikatan sebesar 7 Å, sementara konformasi pada
bentuk pararel lebih pendek yaitu 6,5 Å (Lehninger et al, 2004). Jika ikatan
hidrogen ini dapat terbentuk antara dua rantai polipeptida yang terpisah
atau antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal yang melipat sendiri
yang melibatkan empat struktur asam amino, maka dikenal dengan istilah
β turn yang ditunjukkan dalam Gambar 6 (Murray et al, 2009).

Gambar 6. Bentuk konformasi antipararel


Sumber : http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-
protein.html

Gambar 7. Bentuk konformasi pararel


Sumber : http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-
protein.html

Metabolisme Protein | 8
Gambar 8. Bentuk konformasi β turn yang melibatkan empat residu asam
amino
Sumber : http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-
protein.html

3. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang
tindih di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak
beraturan dari ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino
(Gambar 9). Struktur ini merupakan konformasi tiga dimensi yang
mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini
distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik,
ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan
hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat
hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak
berikatan dengan air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik
secara umum akan berada di sisi permukaan luar yang berikatan dengan
air di sekelilingnya (Murray et al, 2009; Lehninger et al, 2004).

Metabolisme Protein | 9
Gambar 9. Bentuk struktur tersier dari protein denitrificans cytochrome C550
pada bakteri Paracoccus denitrificans
Sumber : http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-
protein.html

4. Struktur Kuarterner
Struktur kuarterner adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau
promoter protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari
sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan membentuk protein
kompleks yang fungsional. ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah
ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik.
Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein
multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan
protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan
protein tetramerik (Gambar 10) (Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).

Metabolisme Protein | 10
Gambar 10. Beberapa contoh bentuk struktur kuartener.
Sumber : http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-
protein.html

D. Metabolisme
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme,
termasuk yang terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua
arah lintasan reaksi kimia organik, katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai
molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi anabolisme, yaitu reaksi
yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap
oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat
bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang
disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa
organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan
reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah
substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna
menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi
berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi

Metabolisme Protein | 11
disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang
disebut metabolomika.

E. Metabolisme Protein
Di dalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses
pencernaan. Baru di dalam lambung terdapat enzirnpepsine dan HCl yang bekerjasarna
memecah protein makanan menjadi metabolite intermediate tingkat polypeptida,
yaitu peptone, albumosa dan proteosa.
Di dalam duodenum protein makanan yang sudah mengalami pencernaan
parsial itu dicerna lebih lanjut oleh enzim yang berasal dari cairan pancreas dan dari
dinding usus halus. Pancreas menghasilkan enzim-enzim proteolitik trypsine dan
chemotrypsine, sedangkan sekresi dinding usus mula-mula disangka hanya terdiri
atas satu enzim yang diberi nama erepsine, tetapi kemudian ternya.ta bahwa erepsine
tersebut merupakan campuran dari sejumlan enzimenzim oligopeptidase, yaitu yang
memecah ikatan-ikatan oligopeptida. Oleh erepsine, oligopeptida dipecah lebih
lanjut menjadi asam-asam amino. Cairan empedu mengandung enzim yang
memecah protein ~
Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada
kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk biosintesis protei,
kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke
dalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati merupakan organ tubuh
di mana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme.
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari
proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah ke dalam jaringan
untuk digunakan. Proses anabolic maupun katabolic juga terjadi dalam jaringan
di luar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber,
yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan
hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah
tergantung dari keseimbangan antara pembentukan asam amino dan
penggunaannnya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino
dalam darah.

Metabolisme Protein | 12
F. Penguraian Protein Dalam Tubuh
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari
proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan
untuk digunakan. Proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam
jaringan diluar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga
sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam
sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam
darah tergantung keseimbangan antara pembentukan asam amino dan
penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino
dalam darah.
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu
dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati
dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari.
Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh 120 hari.
Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi
senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu :
1. Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau
katabolisme dan dibentuk sel – sel baru. Protein dalam makanan
diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam
jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen
yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea.
2. Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis
protein baru, tanpa ada sel yang mati. Protein dari makanan diuraikan lagi
dengan proses dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus
halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian
besar zat makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari
saluran pencernaan.
3. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.

Metabolisme Protein | 13
Gambar 11. Skema perombakan protein
Sumber : http://www.ebiologi.net/2015/10/proses-pencernaan-protein-dalam-tubuh-
manusia.html

Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di


katabolisme menjadi asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah.
Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah.
Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Asam amino
dalam darah di bawa ke hati menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel),
kemudian asam amino tersebut ada yang di simpan dalam hati (intra sel) dan
sebagian dibawa oleh darah ke jaringan-jaringan tubuh. Jumlah asam amino
dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang digunakan.
Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh
beberapa reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang bersangkutan. Enzim-
enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin,
tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan
dipeptidase.
Bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini diubah menjadi
protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari dalam tubuh
maka protein di rombak kembali menjadi asam amino. Dan asam amino ini
juga berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi untuk pembentukan
sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama dari semu protein,
enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan
energi.
Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila N masuk tubuh >
N yang keluar dari tubuh berarti sintesis protein lebih besar dari pada

Metabolisme Protein | 14
katabolismenya, terjadi misalnya pada masa penyembuhan, masa
pertumbuhan, masa hamil. Keseimbangan nitrogen yang negatif berarti
katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu kelaparan, sakit
keseimbangan nitrogen yag setimbang terdapat pada orang dewasa normal dan
sehat.

G. Asam Amino Dalam Darah


Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima
dan jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah
menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang
bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara
lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase,
tripeptidase dan dipeptidase.
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses
absorpsi melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh
darah. Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi.
Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorbsi lebih lambat
daripada asam amino netral.
Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah
biasanya sekitar 3,5 sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah makan
makanan sumber protein, konsentrasi asam amino dalam darah akan meningkat
sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Perpindahan asam amino dari
dalam darah kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor aktif yang
membutuhkan energi.

H. Reaksi Metabolisme Asam Amino


Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total
protein tubuh, khususnya protein otot. Dari total asam amino yang
dihasilkan melalui proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan kembali untuk
sintesis protein baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk Urea. Jika
jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino
untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Proses metabolisme

Metabolisme Protein | 15
protein meliputi degradasi protein (makanan dan protein intraseluler) menjadi
asam amino.
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan
pelepasan gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada
molekul asam amino. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati
dengan proses: deaminasi atau transaminasi.
1. Deaminasi
Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam
amino dalam bentuk urea. Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat
diubah menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam
bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang
menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :
Diaminasi:
asam amino + NAD+ → asam keto + NH3
Asam glutamat + NAD+  a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam
bentuk NH4+. Selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula
menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam
glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam
amino oksidase dan D-asam oksidase.
2. Transaminasi
Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam
keto. Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan
protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs.
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang
melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam
amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam
amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam
piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah

Metabolisme Protein | 16
menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam
keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin
transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis
dalamreaksi berikut :

Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus
amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin
transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam
piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai
kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam
cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa
piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi,
tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni
otak sehingga menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal,
sehingga harus diubah dahulu jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh
ginjal. Namun jika hati ada kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3
menjadi urea terganggu dan akan menimbulkan penumpukan NH3 dalam
darah yang disebut uremia. Berikut siklus urea untuk pengeluaran NH3 dari
dalam tubuh.
Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan maka
asam amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi
dalam siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses
perubahan asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat. Asam amino

Metabolisme Protein | 17
yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein
dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Proses
anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati dan jaringan. Asam amino
yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu:
a) Absorbsi melalui dinding usus
b) Hasil katabolisme protein dalam sel
c) Hasil anabolisme asam amino dalam sel

I. Pembentukan Asetil Koenzim A


Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme
asam amino dengan siklus asam sitrat. ada dua jalur metabolic yang menuju
kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui
asam asetoasetat
Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat
ialah alanin, sistein, serin dan treonin. Alanin menghasilkan asam piruvat
dengan langsung pada reaksi transaminasi dengan asam a ketoglutarat. Treonin
diubah menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim treonin aldolase. Glisin
kemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui pembentukan serin dengan
jalan penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal dan formil.
koenzim yang bekerja disini ialah tetrahidrofolat.

Metabolisme Protein | 18
Gambar 12. Metabolisme Protein
Sumber : http://www.nafiun.com/2012/11/metabolisme-protein.html

J. Siklus Urea
Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan
serangkaian reaksi kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat
bahwa urea terbentuk dari ammonia dan karbondioksidamelalui serangkaian
reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka namakan siklus urea.
Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati. Urea adalah suatu

Metabolisme Protein | 19
senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang
dikeluarkan dari dalam tubuh.
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia
bereaksi dengan satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim
karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi, karenanya reaksi ini
melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai
kofaktor dibutuhkan Mg++ dan N-asetil-glutamat.
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk
sitrulin. Dalam reaksi ini bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan
memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada pembentukan sitrulin adalah
ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel hati.
Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam
argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim
argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber
energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.
Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan
asam fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim
argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal. Reaksi
terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini arginin
diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam
reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang
terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk
membentuk sitrulin.

Metabolisme Protein | 20
Gambar 13. Siklus urea
Sumber : http://unsoed-inside.blogspot.com/2015/

K. Biosintesis Asam Amino


Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang
kompleks dan melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan
RNA.molekuk DNA merupakan rantai polinukleutida yang mempunyai
beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan berbentuk heliks ganda.
Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses
terbentunya molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan
piramidin pada molekul DNA menentukan urutan asam amino dalam
pembentukan protein. Peran dari DNA itu sendri sebagai pembawa informasi
genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang . dua tahap pembentukan
protein:
1. Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA
sesuai pesan yang diberikan oleh DNA.
2. Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan
informasi genetika kedalam proses pembentukan protein.

Metabolisme Protein | 21
Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang
terdapat dalam sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan
komponen yang membentuk ribosom dalam sel, perananya dalam dalam
sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum diketahui.
m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling
sedikit jumlahnya. kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai
nukleutida dalam molekul DNA. tiap tiga buah basa yang berurutan disebut
kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon yang terbentuk dalam dari
kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang terbentuk dari
kombinasi guanin-urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam amino yang
sama disebut sinonim, misalnya CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin.
perbedaan antara sinonim tersebut pada umumnya adalah basa pada
kedudukanketiga misalnya GUU,GUA,GUC,GUG.
Bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah
lengan asam amino yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino
tertentu dalam lipatan anti kodon. lipatan anti kodon mempunyai fungsi
menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam m RNA yang tedapat
dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap molekuln t RNA
membawa satu molekul asam amino masuk kedalam ribosom. pembentukkan
ikatan asam amino dengan t Rna ini berlangsung dengan bantuan enzim amino
asli t RNA sintetase dan ATP melalui dua tahap reaksi:
1. Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-
AMP-enzim.
2. Reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA
Proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon
UAA,UAG,UGA. karena dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang
mempunyai antikodon komplementer.

L. Kelainan Metabolisme Protein


Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian)
zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya.

Metabolisme Protein | 22
Gangguan metabolisme protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat
dalam tubuh. Protein merupakan sumber energi bagi tubuh. Salah satu penyakit
akibat gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan ditemukannya
penyakit yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan protein hampir
selalu disertai dengan kekurangan energi. Hubungan antara kekurangan protein
dan energi dapat tejadi karena protein merupakan salah satu sumber utama
pengahasil energi. Jika dalam makanan yang kita makan kurang mengandung
kurang mengandung energi maka tubuh akan mengambil protein lebih banyak
untuk menjadi energi. Ini berarti protein dalam tubuh akan semakin berkurang.
Penyakit yang terjadi karena kekurangan energy dan protein ini biasa disebut
dengan penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil. Penyakit KEP
ini juga dapat menyerang rang dewasa. Misalnya pada orang yang mengalami
kelaparan dalam waktu yang lama atau menderita penyakit kronis. Namun pada
umumnya penyakit terjadi pada anak-anak antara usia 2-5 tahun, ketika mereka
berhenti minum ASI dan menerima makanan tambahan. Yang kurang
mengandung protein atau tidak sama sekali. Ketika penyakit KEP ini
menyerang seorang anak, maka akan mucul gejala-gejala seperti kekurangan
energi (Marasmus ) dan kekurangan protein (Kwashiorkor).
Pada penderita Marasmus pertumbuhan penderita/anak yaitu berat
badan dan tinggi badan terganggu, penderita sangat kurus, adanya perbesaran
hati, kulit tampak keriput, pada bagian muka terdapat kulit yang berlipat-lipat
sehingga muka anak seperti muka orang tua yang sudah keriput, mudah
terserang diare, infeksi saluran pernapasan dan batuk rejan. Pada penderita
Kwashiorkor ciri-ciri yang terjadi adalah adanya gangguan pada pertumbuhan
berat badan dan tinggi badan, lemah, kurus, apatis, kulit tampak kering, rambut
tipis atau jarang, kehilangan nafsu makan, diare, adanya perbesaran pada hati,
dan anemia.
Ada lagi 2 penyakit akibat gangguan metabolism protein yaitu:
1. Hipoproteinemia. Disebabkan karena beberapa hal tersebut :

Metabolisme Protein | 23
a. Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih
b. Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati
c. Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga
pada penyakit ginjal
2. Hipo dan Agammaglubulinemia ada 3 jenis :
a. Hipoagammaglobulinemia kongenital
1) Penyakit herediter, terutama anak laki-laki antara 9 – 12 thn
2) Mudah terserang infeksi. Kematian sering terjadi akibat infeksi
3) Plasma darah tidak mengandung gamma protein
4) Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit artritis) karena
tubuh tidak dapat membentuk Ig.
b. Hipoagammaglobulinemia didapat Pada pria dan wanita pada semua
usia ditandai dengan:
1) Penderita mudah terkena infeksi
2) Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan
limfadenopathi dan splenomegali
c. Hipoagammaglobulinemia sementara
1) Hanya ditemukan pada bayi
2) Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang didapat
dari ibu habis dan anak harus membentuk gamma globulin sendiri.
Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara
langsung tapi kelebihan produksi protein dapat disebabkan karena gangguan
kerja insulin. Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes insipidus.

Metabolisme Protein | 24
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat di simpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur
tersier, dan struktur kuartener
2. Metabolisme protein adalah pemecahan protein menjadi asam amino
3. Penguraian protein dalam tubuh melalui proses katabolisme
4. Mekanisme asam amino masuk dalam darah yaitu setelah protein diubah
menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding
usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah.
5. Metabolisme asam amino melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian
baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses
utama pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.
6. Ada dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil koenzim
A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam asetoaseta.
7. Siklus urea adalah perbentukan urea dari ammonia dan karbondioksida
melalui serangkaian reaksi kimia.
8. Biosintesis protein adalah rangkaian langkah yang dilakukan untuk
membentuk protein yang dimulai dari basa-basa DNA yang ada kemudian
ke RNA lalu ke bentuk protein itu sendiri
9. Penyakit akibat Gangguan Metabolisme Protein antara lain;
a. Penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
b. Hipoagammaglobulinemia kongenital
c. Hipoagammaglobulinemia
d. Hipoagammaglobulinemia sementara

B. Saran
Protein dalam jumlah yang berlebihan dapat diubah menjadi lemak
tubuh dan menyebabkan kegemukkan. Oleh karena itu kita harus pandai-
pandai dalam mengatur asupan zat gizi agar seimbang.

Metabolisme Protein | 25
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, reece, et al. (2009). Biologi edisi Kedelapan Jilid 1, Jakarta : Penerbit
Erlangga
Lehninger, A. L. 2004. Principles of Biochemistry (Dasar-dasar Biokimia, alih
bahasa. Thenawidjaja M.). Edisi ke-2. Erlangga. Jakarta.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2009
Voet, Donald and Judith G. 2009.Biocheimstry Volume I. Canada : J. Wiley and
Sons
Vo-Dhin. 2005. Biokimia Dasar. Erlangga : Jakarta
http://unsoed-inside.blogspot.com/2015/
http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-protein.html
http://www.ebiologi.net/2015/10/proses-pencernaan-protein-dalam-tubuh-
manusia.html

Metabolisme Protein | 26

Anda mungkin juga menyukai