Anda di halaman 1dari 4

PERAWATAN SELANG DADA (WSD)

A. KONSEP DASAR

1. Water Seal Drainase (WSD)


WSD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan udara dan cairan
melalui selang dada.
2. Tujuan
a. Mengeluarkan udara, cairan atau darah dari area pleural
b. Mengembalikan tekanan negatif pada area pleural
c. Mengembangkan kembali paru yang kolaps atau kolaps sebagian
d. Mencegah refluks drainase kembali ke dalam dada
3. Indikasi
a. Pneumotoraks, disebabkan oleh :
 Spontan > 20% karena ruptur
 Luka tusuk tembus
 Klem dada yang terlalu lama
 Kerusakan selang dada pada sistem drainase
b. Hemotoraks, disebabkan oleh :
 Robekan pleura
 Kelebihan anti koagulan
 Pasca bedah torak
c. Torakotomi pada :
 Lobektomi
 Pneumektomi
d. Efusi pleural akibat : Post operasi jantung
e. Empiema disebabkan oleh :
 Penyakit paru serius
 Kondisi inflamasi
4. Tempat Pemasangan :
a. Apikal
 Letak selang pada intercostal III mid klavikula
 Dimasukkan secara anterolateral
 Fungsi: untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
b. Basal
 Letak selang pada intercostals V-VI atau intercostals VIII-IX mid aksiller
 Fungsi: untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura
5. Sistem Drainase
Selang dada bekerja sebagai drain untuk udara dan cairan. Untuk membuat tekanan negatif
intrapleural, sebuah segel diperlukan pada selang dada untuk mencegah udara luar masuk ke
sistem. Cara yang paling mudah yaitu dengan menggunakan sistem drainase dalam air.
6. Jenis WSD
a. Sistem Drainase Satu-Botol
Sistem drainase ini paling sederhana dan sering digunakan pada pasien dengan simple
pneumotoraks. Sistem ini terdiri botol dengan penutup segel yang mempunyai dua lubang
selang, satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk sampai dasar
botol. Air steril dimasukkan ke dalam botol sampai ujung selang yang kaku terendam 2
cm. Ini membuat segel air dengan penutup sistem bagian luar terhadap udara.ventilasi
dalam botol dibiarkan terbuka untuk memungkinkan udara dari area pleural keluar.

 Keuntungan :
Penyusunan sederhana, mudah untuk pasien yang dapat berjalan
 Kerugian :
- Saat drainase dada mengisi botol, lebih banyak kekuatan diperlukan untuk
memungkinkan udara dan cairan pleural untuk keluar dari dada masuk ke botol.
- Campuran darah drainase dan udara menimbulkan campuran busa dalam botol
yang membatasi garis pengukuran drainase.
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleural harus lebih tinggi dari tekanan botol.

b. Sistem Drainase Dua-Botol


Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai wadah penampung, dan yang kedua
bekerja sebagi water seal. Penghisapan dapat dilakukan pada segel botol dalam air dengan
menghubungkannya ke ventilasi udara.
 Keuntungan :
- Mempertahankan water seal pada tingkat konstan
- Memungkinkan observasi dan pengukuran drainase yang lebih baik
 Kerugian :
- Menambah area mati pada sistem drainase yang mempunyai potensial untuk
masuk ke dalam area pleural.
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleural harus lebih tinggi dari tekanan botol
- Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada adanya kebocoran
pleural.
c. Sistem Drainase Tiga-Botol
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambah ke sistem dua botol. Ini cara
yang paling aman untuk mengatur jumlah penghisapan. Botol ketiga disusun mirip dengan
botol segel dalam air.

 Keuntungan :
Sistem paling aman untuk mengatur penghisapan.
 Kerugian :
Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam
perakitan dan pemeliharaan.
PERAWATAN WSD

NAMA :
NIM :

NO. ASPEK YANG DINILAI 0 1 2 KET

1. Persiapan alat :
a. Stetoskop
b. Bak steril berisi (kom steril (2),gunting verban, pinset sirurgis(2),
anatomis(2))
c. NaCl
d. Kassa steril dan lidi kapas dalam tromol
e. Plester gunting plester
f. Bengkok
g. Korentang
h. Handscoon Steril dan bersih
i. Perlak pengalas
2. Persiapan perawat dan lingkungan
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
2. Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan.
3. Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman (tutp tirai)
3. Pelaksanaan prosedur
1. Cuci tangan
2. Pasang perlak pengalas
3. Pakai handscoon bersih
4. Keluarkan kedua kom dari bak steril dengan korentang
5. Ambil kapas lidi dan kasa steril dengan korentang dan letakan di salah satu
kom kemudian isi cairan NaCl
6. Ambil pinset dengan korentang kemudian lepaskan balutan yang ada di
dada klien(basahi plester dengan lidi kapas basah agar plester mudah
dibuka)
7. Lepaskan hanscoon dan pasang handscoon steril
8. Minta asisten untuk membuka tromol dan mengambil kasa steril dengan
korentang dan letakan di kom lain yang masih steril
9. Ambil gunting di dalam baki dan potong kasa untuk mempermudah
pembalutan.
10. Tutup luka dengan kasa yang telah digunting dari dua sisi kemudian
plester.
11. Rapikan alat.
12. Pastikan bahwa sambungan selang dengan botol WSD aman. Letakkan
botol WSD lebih rendah dari tempat tidurpasien (di lantai atau troli).
13. Cuci tangan
14. Evaluasi klien dan dokumentasi
Total Nilai

Anda mungkin juga menyukai