Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Berdasarkan Self-

Efficacy Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Statistika

Oleh :
 Moh. Malikul Hasan (17204163149)
 Desika Imafatul (17204163154)
 Binti Roudhotul Aziizah (17204163162)

A. Pendahuluan

Kemampuan berkomunikasi di dalam pembelajaran matematika khususnya di


sekolah menengah pertama kurang mendapat perhatian dari para guru. Karena guru
lebih cenderung menekankan pada kemampuan berhitung, pemecahan masalah
maupun penalaran. Sehingga kemampuan komunikasi siswa pada matematika sangat
lemah. Sehingga siswa kurang dapat mengkomunikasikan ide-ide matematikanya
secara jelas dan benar serta baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan hasil
penelitian Rohaeti (2003), Wihatma (2004), dan Purniati (2004) menyimpulkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa pada Sekolah Menengah Pertama sengat
rendah. Matematika memiliki bahasa sendiri dalam komunikasi, berdasarkan (Capraro
dan Rupley, 2012). Untuk lebih lanjutnya (Bicer dan Capraro, 2013) mengungkapkan
bahwa adanya mata pelajaran matematika karena ada bahasa komunikasi di dalam
matematika yang memiliki sebuah peran yang sangat penting dalam (Suyitno, 2017).

Baroody (1993) menjelaskan bahwa pentingnya komunikasi dalam


pembelajaran matematika, karena mathematics as language dan mathematics learning
as social activity. Sebagai Bahasa, matematika digunakan orang dalam menyampaikan
ide dengan menggunakan simbol dan pengertian yang mempunyai arti tunggal
dalam(Komunikasi, Melalui, & Matematika, 2016). Pendidikan matematika di sekolah
mempunyai tujuan untuk memberikan penekanan pada ketraampilan dalam
menerapkan ilmu matematika, baik pada kehidupan sehari-hari maupun dalam
membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya (suherman et al., 2003). Selain
aktivitas di dalam kelas (sekolah), matematika juga digunakan oleh masyarakat dalam
aktivitas sehari-harinya. Seperti di dalam aktivitas perdagangan, pertanian,
pertambangan dan sebagainya dalam (Suyitno, 2017).

Matematika yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran matematika telah


menghasilkan berbagai aktivitas siswa dan guru dalam mendiskusikan matematika.
Tujuan mata pelajaran matematika berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 yaitu siswa harus memiliki kemampuan:
(1) Memahami suatu konsep matematika, dengan menjelaskan keterkaitan antar
menerapkan konsep matematika atau suatu algoritma matematika, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan tentang gagasan dan pernyataan di dalam soal
matematika; (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah
, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh; (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau dengan
media untuk memperjelas keadaan atau suatu masalah; (5) Mempunyai sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tau, dan
perhatian, serta suatu minat dalam mempelajari matematika, serta mempunyai sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan dan mencapai tujuan jika
siswa merasa nyaman dan tidak tertekan serta memiliki self efficacy yang memadai.
Bandura (1982) memaparkan bahwa self efficacy merupakan berfokus pada keyakinan
terhadap pelaksaan tugas dengan baik yang berhubungan perspektif
situasi.dalam(Suyitno, 2017) kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal atau tugas
dipengaruhi oleh kepercayaan diri yang dimilikinya. self efficacy yang terus
dikembangkan akan berdampak baik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Akan
tetapi, kebanyakan fakta yang ada di lapangan siswa dalam menyelesaikan soal tidak
yakin dengan kemampuan dan hasil jawaban yang dimilikinya. hal ini
berkesinambungan dengan self efficacy. Padahal belum tentu jawaban yang dimiliki
temannya itu benar dan jawaban yang didapat dari pengerjaan sendiri itu salah.
Beberapa penelitian telah dilakukan yang berkenaan dengan self efficacy siwa.
Dari beberapa penelitian tersebut salah satunya yang dilakukan oleh Juhrani, Hardi
Suyitno, dan Khumaedi (2017) yang berjudul “Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Berdasarkan Self-Efficacy Siswa pada Model Pembelajaran Mea ”
mengungkapkan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika yaitu
mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah. Sehingga tujuan tersebut sesuai dengan
karakteristik matematika dalam (Suyitno, 2017). Penelitian yang lain dari Henny
Nurdiana, Emi Pujiastuti, dan Sugiman (2018) dengan judul “Kemampuan Komunikasi
Matematis Ditinjau dari Self Efficacy Menggunakan Model Discovery Learning
Terintregasi Pemberian Motivasi” dengan kesimpulan tingkat self efficacy siswa
mempengaruhi pencapaian indikator komunikasi matematis sehingga berdampak pada
proses berpikirnya dalam (heny nurdiana, emi pujiastuti, dan sugiman, 2018.).
Berdasarkan beberapa penelitian di atas belum ada penelitian yang meneliti mengenai
kemampuan komunikasi berdasarkan self efficacy siswa dalam menyelesaikan soal
statistika, sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Manfaat dari penelitian ini untuk
membantu guru dalam menentukan perlakuan yang harus diterapkan supaya self
efficacy siswa bisa terus berkembang sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa
menjadi yang lebih baik.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian


kualitatif digunakan untuk memperoleh jawaban atas masalah yang ada dalam
penelitian ini yaitu mendiskripsikan kemampuan komunikasi berdasarkan self-efficacy
siswa dalam menyelesaikan soal statistika. Data kualitatif didapat melalui wawancara
dengan siswa secara mendalam.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D yang terdiri dari 35 siswa.
Pengambilan sempel menggunakan teknik purporsive sampling maka dalam satu kelas
diambil 5 siswa sebagai perwakilan. Pengambilan 5 perwakilan yang terdiri dari 2 laki-
laki dan 3 perempuan untuk pengumpulan data wawancara.
Penentuan subjek penelitian didasarkan pada hasil angket self-efficacy peserta
didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui angket
karakter cara berpikir, tes, wawancara. Angket ini digunakan dalam pengumpulan data
mengenai self-efficacy yang dimiliki oleh siswa. Wawancara digunakan dalam
penelitian ini untuk memperoleh data secara langsung mengenai kemampuan
komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal tes kemampuan komunikasi.
Sehingga, hasil dari penelitian ini akan diurakan dalam bentuk deskripsi.

Flow Chart Penelitian

C. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil tes kemampuan komunikasi matematis yang terdiri dari 3 soal yang
dapat dinilai dengan cara pensekoran yang berdasarkan kemampuan komunikasi
matematis siswa. Pensekoran dapat dilakukan per indikator komunikasi matematis.
Setelah mengetahui ketercapaian tersebut masing-masing indikator kemampuan
komunikasi matematis yang terdiri dari 5 tahap atau tingkatan yaitu tahap 0 sampai
tahap ke 4. Berikut ini akan disajikan diagram batang yang menyatakan rata-rata
perolehan skor per indikator dari kemampuan komunikasi matematis yang diperoleh
setiap kelompok peserta didik yang berdasarkan Self-efficacy.

Tabel 1. Pengelompokan Siswa ditinjau dari Self-efficacy

Self-efficacy Banyak Presentase


Tinggi 6 31,26%
Sedang 24 46,86%
Rendah 5 21,88%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat diperoleh bahwa siswa dengan self-efficacy


lebih mendominasi daripada siswa dengan self-efficacy tinggi dan siswa yang self-
efficacy nya rendah. Dari 35 siswa yang telah mengisi angket self-efficacy terdapat 6
siswa yang memiliki self-efficacy tinggi, 24 siswa memiliki self-efficacy sedang dan 5
siswa memiliki self-efficacy rendah. Masing-masing karakteristik dipilih 5 siswa untuk
dianalisis kemampuan komunikasi matematisnya secara mendalam. Pemilihan subjek
penelitian kategori pada self-efficacy rendah diperoleh dari 2 siswa dari kelompok
siswa self-efficacy rendah dengan skor per indikator kemampuan komunikasi
matematis 2 terendah pada hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa pada
materi statistika. Untuk pemilihan subjek penelitian yang kategorinya self-efficacy
sedang diperoleh oleh dua siswa dari kelompok siswa self-efficacy sedang dengan skor
per indikator kemampuan komunikasi matematis yang berada di tengah. Dan untuk,
pemilihan subjek penelitian kategori self-efficacy tinggi diperoleh 1 siswa dari
kelompok siswa self-efficacy tinggi dengan skor per indikator kemampuan komunikasi
matematis, dua tertinggi pada hasil tes kemampuan komunikasi matematis.
Berdasarkan hasil skor yang diperoleh siswa dalam pengisian angket self-efficacy dan
hasil tes kemampuan komunikasi matematis, terpilih satu siswa dengan self-efficacy
tinggi yaitu A-07, dua siswa dengan self-efficacy sedang yaitu A-15 dan A-22, dan
siswa dengan self-efficacy rendah yaitu A-19 dan A-21.

a. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa self efficacy Rendah

Pada indikator pertama yang ada pada kemampuan komunikasi matematis yaitu
membuat model dari situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkrit, gambar dan
metode-metode aljabar. Subjek A-19 belum menuliskan semua informasi yang
diketahui dan menggambarkan penyajian data masih belum tepat. Sedangkan subjek
A-21 juga belum menuliskan informasi yang diketahuinya dan tetapi menggambarkan
penyajian datanya sudah tepat. Ada informasi yang harus diketahuinya sebelum
menggambarkan bentuk penyajian datanya.

Pada indikator kedua yang ada pada kemampuan komunikasi matematis,


menyusun refleksi dan membuat klasifikasi tentang ide-ide matematika, yaitu
menggunakan kemampuan membaca, menyimak, dan mengamati untuk
menginterprestasi dan mengevaluasi suatu ide matematika. Subjek A-19 mengenai
ilustrasi permasalahan dalam soal gambar belum dapat menentukan yang ditanya dan
jawaban dengan benar. Sedangkan subjek A-21 mengenai ilustrasi permasalahan soal
gambar sudah dapat menentukan yang ditanya dan jawabannya dengan benar.

Pada indikator ketiga yang ada pada komunikasi kemampuan matematis,


menyusun refleksi dan membuat klasifikasi tentang ide-ide
matematik;mengembangkan pemahaman dasar matematika, termasuk aturan-aturan
definisi matematika, menggunakan kemampuan membaca, menyimak, dan
mengintreprestasi dan mengevaluasi suatu ide matematika; mengapresiasi nila-nila dari
suatu notasi matematis termasuk aturan-aturannya dalam mengembangkan ide
matematika. Baik subjek A-19 dan A-21 belum membuat langkah-langkah
penyelesaian, hal itu dikarenakan subjek belum memahami maksud dari soal yang
diberikan.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwasannya subjek penelitian self-


efficacy rendah yaitu A-19 dan A-21 dalam menuliskan informasi yang didapatkan dari
soal kurang dipahami sehingga menimbulkan kebinggungan dalam menyelesaikan soal
sehingga subjek tidak bisa menyelesaikan dalam kurun waktu yang diberikan.

b. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa self efficacy Sedang

Pada indikator pertama yang ada pada kemampuan komunikasi matematis yaitu
membuat model dari situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkrit, gambar dan
metode-metode aljabar. Subjek A-15 belum menuliskan semua informasi yang
diketahui dan menggambarkan penyajian data masih belum tepat. Sedangkan subjek
A-22 juga belum menuliskan informasi yang diketahuinya dan tetapi menggambarkan
penyajian datanya sudah tepat. Ada informasi yang harus diketahuinya sebelum
menggambarkan bentuk penyajian datanya.

Pada indikator kedua yang ada pada kemampuan komunikasi matematis,


menyusun refleksi dan membuat klasifikasi tentang ide-ide matematika, yaitu
menggunakan kemampuan membaca, menyimak, dan mengamati untuk
menginterprestasi dan mengevaluasi suatu ide matematika. Subjek A-15 dan subjek A-
22 mengenai ilustrasi permasalahan dalam soal gambar sudah dapat menentukan yang
ditanya dan jawaban dengan benar.

Pada indikator ketiga yang ada pada komunikasi kemampuan matematis,


menyusun refleksi dan membuat klasifikasi tentang ide-ide matematik;
mengembangkan pemahaman dasar matematika, termasuk aturan-aturan definisi
matematika, menggunakan kemampuan membaca, menyimak, dan mengintreprestasi
dan mengevaluasi suatu ide matematika; mengapresiasi nila-nila dari suatu notasi
matematis termasuk aturan-aturannya dalam mengembangkan ide matematika. Subjek
A-15 sudah dapat menentukan pokok permasalahan matematika. Sedangkan subjek A-
22 belum bisa membuat langkah pertama dalam menyelesaiakan masalah matematika,
akan tetapi subjek A-22 mempunyai jawaban yang benar.

Berdasarkan uraian diatas diperoleh informasi bahwa subjek penelitian dengan


self-efficacy sedang yaitu subjek A-15 dan subjek A-22 dalam menuliskan informasi
pemecahan masalah sudah cukup bisa namun ada beberapa penyelesaian masalah
matematika kurang tepat.

c. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa self efficacy Tinggi

Pada indikator pertama yang ada pada kemampuan komunikasi matematis yaitu
membuat model dari situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkrit, gambar dan
metode-metode aljabar. Subjek A-07 sudah bisa menangkap semua informasi dari soal
lalu menuliskan semua yang diketahui dan menggambarkan penyajian data dengan
tepat.

Pada indikator kedua yang ada pada kemampuan komunikasi matematis,


menyusun refleksi dan membuat klasifikasi tentang ide-ide matematika, yaitu
menggunakan kemampuan membaca, menyimak, dan mengamati untuk
menginterprestasi dan mengevaluasi suatu ide matematika. Subjek A-07 mengenai
ilustrasi permasalahan dalam soal gambar sudah dapat menentukan yang ditanya dan
memberikan jawaban dengan benar.

Pada indikator ketiga yang ada pada komunikasi kemampuan matematis,


menyusun refleksi dan membuat klasifikasi tentang ide-ide
matematik;mengembangkan pemahaman dasar matematika, termasuk aturan-aturan
definisi matematika, menggunakan kemampuan membaca, menyimak, dan
mengintreprestasi dan mengevaluasi suatu ide matematika; mengapresiasi nila-nila dari
suatu notasi matematis termasuk aturan-aturannya dalam mengembangkan ide
matematika. Subjek A-07 mampu menangkap informasi dengan baik dan sudah
mampu membuat langkah-langkah penyelesaian dengsan tepat, hal itu dikarenakan
subjek sudah memahami maksud dari soal yang diberikan.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwasannya subjek penelitian self-


efficacy tinggi yaitu A-07 dalam menuliskan informasi yang didapatkan dari soal sudah
baik. Langkah-langkah dalam menyelesaikan soal juga sudah terstruktur dengan baik,
sehingga mampu menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan indikator yang ada.
D. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1.)


Kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal statistika. Sudah
mencapai ketuntasan belajar hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuan komunikasi
matematis siswa yang sudah mencapai ketuntasan. 2.) Deskripsi kemampuan
komunikasi matematis siswa berdasarkan self-efficacy yaitu : a. Siswa dengan self-
efficacy rendah kurang baik dalam hal penyapaian indikator komunikasi matematis
nya. Sehingga, siswa masih mengalami kesalahan dalam menuliskan informasi yang
didapatkan dari soal kurang dipahami sehingga menimbulkan kebinggungan dalam
menyelesaikan soal sehingga subjek tidak bisa menyelesaikan dalam kurun waktu yang
diberikan. b. Siswa dengan self-efficacy sedang cukup baik dalam hal penyapaian
indikator komunikasi matematis nya. Sehingga, siswa masih mengalami kesalahan
dalam dalam menuliskan informasi pemecahan masalah sudah cukup bisa namun ada
beberapa penyelesaian masalah matematika kurang tepat. c. Siswa dengan self-efficacy
tinggi sudah baik dalam hal penyapaian indikator komunikasi matematis nya.
Sehingga, siswa dapat menuliskan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal juga
sudah terstruktur dengan baik, sehingga mampu menyelesaikan soal dengan tepat
sesuai dengan indikator yang ada.
Daftar Pustaka

Haji, Saleh dan M. Ilham Abdullah . 2016. Peningkatan Kemampuan Komunikasi


Matematik Melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Jurnal Ilmiah Program
Studi Matematika STIKIP Siliwangi Bandung, 5(1), 42–49.

Nurdiana, Henny. dkk. 2018. Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Self-
efficacy Menggunakan Model Discovery Learning Terintegrasi Pemberian
Motifasi.Siswa. Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika jurnal unnes.
hlm. (120-129).

Suyitno, H. dkk. 2017. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Berdasarkan


Self- Efficacy Siswa pada Model Pembelajaran Mea. Universitas Negeri
Semarang. Indonesia., 6(2), 251–258.

Anda mungkin juga menyukai