Oleh :
Moh. Malikul Hasan (17204163149)
Desika Imafatul (17204163154)
Binti Roudhotul Aziizah (17204163162)
A. Pendahuluan
Pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan dan mencapai tujuan jika
siswa merasa nyaman dan tidak tertekan serta memiliki self efficacy yang memadai.
Bandura (1982) memaparkan bahwa self efficacy merupakan berfokus pada keyakinan
terhadap pelaksaan tugas dengan baik yang berhubungan perspektif
situasi.dalam(Suyitno, 2017) kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal atau tugas
dipengaruhi oleh kepercayaan diri yang dimilikinya. self efficacy yang terus
dikembangkan akan berdampak baik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Akan
tetapi, kebanyakan fakta yang ada di lapangan siswa dalam menyelesaikan soal tidak
yakin dengan kemampuan dan hasil jawaban yang dimilikinya. hal ini
berkesinambungan dengan self efficacy. Padahal belum tentu jawaban yang dimiliki
temannya itu benar dan jawaban yang didapat dari pengerjaan sendiri itu salah.
Beberapa penelitian telah dilakukan yang berkenaan dengan self efficacy siwa.
Dari beberapa penelitian tersebut salah satunya yang dilakukan oleh Juhrani, Hardi
Suyitno, dan Khumaedi (2017) yang berjudul “Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Berdasarkan Self-Efficacy Siswa pada Model Pembelajaran Mea ”
mengungkapkan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika yaitu
mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah. Sehingga tujuan tersebut sesuai dengan
karakteristik matematika dalam (Suyitno, 2017). Penelitian yang lain dari Henny
Nurdiana, Emi Pujiastuti, dan Sugiman (2018) dengan judul “Kemampuan Komunikasi
Matematis Ditinjau dari Self Efficacy Menggunakan Model Discovery Learning
Terintregasi Pemberian Motivasi” dengan kesimpulan tingkat self efficacy siswa
mempengaruhi pencapaian indikator komunikasi matematis sehingga berdampak pada
proses berpikirnya dalam (heny nurdiana, emi pujiastuti, dan sugiman, 2018.).
Berdasarkan beberapa penelitian di atas belum ada penelitian yang meneliti mengenai
kemampuan komunikasi berdasarkan self efficacy siswa dalam menyelesaikan soal
statistika, sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Manfaat dari penelitian ini untuk
membantu guru dalam menentukan perlakuan yang harus diterapkan supaya self
efficacy siswa bisa terus berkembang sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa
menjadi yang lebih baik.
B. Metode Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D yang terdiri dari 35 siswa.
Pengambilan sempel menggunakan teknik purporsive sampling maka dalam satu kelas
diambil 5 siswa sebagai perwakilan. Pengambilan 5 perwakilan yang terdiri dari 2 laki-
laki dan 3 perempuan untuk pengumpulan data wawancara.
Penentuan subjek penelitian didasarkan pada hasil angket self-efficacy peserta
didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui angket
karakter cara berpikir, tes, wawancara. Angket ini digunakan dalam pengumpulan data
mengenai self-efficacy yang dimiliki oleh siswa. Wawancara digunakan dalam
penelitian ini untuk memperoleh data secara langsung mengenai kemampuan
komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal tes kemampuan komunikasi.
Sehingga, hasil dari penelitian ini akan diurakan dalam bentuk deskripsi.
Dari hasil tes kemampuan komunikasi matematis yang terdiri dari 3 soal yang
dapat dinilai dengan cara pensekoran yang berdasarkan kemampuan komunikasi
matematis siswa. Pensekoran dapat dilakukan per indikator komunikasi matematis.
Setelah mengetahui ketercapaian tersebut masing-masing indikator kemampuan
komunikasi matematis yang terdiri dari 5 tahap atau tingkatan yaitu tahap 0 sampai
tahap ke 4. Berikut ini akan disajikan diagram batang yang menyatakan rata-rata
perolehan skor per indikator dari kemampuan komunikasi matematis yang diperoleh
setiap kelompok peserta didik yang berdasarkan Self-efficacy.
Pada indikator pertama yang ada pada kemampuan komunikasi matematis yaitu
membuat model dari situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkrit, gambar dan
metode-metode aljabar. Subjek A-19 belum menuliskan semua informasi yang
diketahui dan menggambarkan penyajian data masih belum tepat. Sedangkan subjek
A-21 juga belum menuliskan informasi yang diketahuinya dan tetapi menggambarkan
penyajian datanya sudah tepat. Ada informasi yang harus diketahuinya sebelum
menggambarkan bentuk penyajian datanya.
Pada indikator pertama yang ada pada kemampuan komunikasi matematis yaitu
membuat model dari situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkrit, gambar dan
metode-metode aljabar. Subjek A-15 belum menuliskan semua informasi yang
diketahui dan menggambarkan penyajian data masih belum tepat. Sedangkan subjek
A-22 juga belum menuliskan informasi yang diketahuinya dan tetapi menggambarkan
penyajian datanya sudah tepat. Ada informasi yang harus diketahuinya sebelum
menggambarkan bentuk penyajian datanya.
Pada indikator pertama yang ada pada kemampuan komunikasi matematis yaitu
membuat model dari situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkrit, gambar dan
metode-metode aljabar. Subjek A-07 sudah bisa menangkap semua informasi dari soal
lalu menuliskan semua yang diketahui dan menggambarkan penyajian data dengan
tepat.
Nurdiana, Henny. dkk. 2018. Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Self-
efficacy Menggunakan Model Discovery Learning Terintegrasi Pemberian
Motifasi.Siswa. Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika jurnal unnes.
hlm. (120-129).