Anda di halaman 1dari 5

1. Organ-organ apa saja yang terlibat pada skenario?

Organ-organ yang terlibat pada skenario Beberapa kelenjar endokrin : 


Glandula Hypofise  Glandula Thyreoidea  Glandula Parathyreoidea  Glandula
Suprarenalis  Pancreas  Testis/ovarium  Epiphyse (Glandula Pinealis) 
Thymus

Glandula Hypophyse (Glandula Pituitaria) :


Adenohypophyse menghasilkan growth hormon, thyroid stimulating hormone
(TSH), adrenocorticotrophic hormone (ACTH), gonadotrophic hormone (GTH),
follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH).
Neurohypophyse menghasilkan hormon oxytocin dan anti-diuretic hormone
(ADH).

Glandula Suprarenalis (Adrenal Gland ) :


2 buah : Glandula suprarenalis sinistra et dextra  Terdapat 2 bagian : cortex (
luar 9/10) dan medulla (dalam, 1/10).  Bagian korteks menghasilkan hormon
kortikokortikoid dan mineralokortikoid  Bagian medulla menghasilkan hormon
adrenal dan noradrenalin.

PANCREAS:
Hormon yang dihasilkan yaitu gastrin, kolesistokinin, sekretin, glukagon dan
insulin. LETAK: Retroperitoneal.
KEL. EKSOKRIN dan KEL. ENDOKRIN. Bagian KEL. EKSOKRIN yang punya
Ductus Pancreaticus. Bagian KEL. ENDOKRIN yaitu bagian PULAU-PULAU
LANGERHANS dari Pancreas, terdiri sel : Sel a HormonGLUCAGON, Sel beta
Hormon INSULIN.

THYMUS :
Terdiri dari 2 Lobus, Pada orang dewasa Regressi pada > 20 tahun, Produksi
hormon THYMOSIN  pengaturan Immunologis(merangsang kerja sel limfosit T).

TESTIS:
Hormon yang dihasilkan yaitu estrogen dan testosterone.

OVARIUM :
Hormon yang dihasilkan yaitu estrogen dan progesterone.

2. Penyebab berat badan menurun ?


a. Pengaruh Hormon Insulin
Hormon insulin berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel. Apabila ada
gangguan pada sekresi dan kerja insulin akan menimbulkan peningkatan
kadar glukosa darah (hyperglikemia). Hyposekresi insulin disebabkan oleh
rusaknya sel β. Resistensi insulin disebabkan tidak adanya atau tidak
sensitifnya reseptor insulin yang berada dipermukaan sel. Hyposekresi dan
resistensi insulin menyebabkan glukosa tidk masuk ke dalam sel sehingga
tidak dihasilkan energi. Akibatnya, terjadi penguraian glikogen dalam otot.
Dan pemecahan protein sehingga menyebabkan penurunan berat badan.

b. Pengaruh Hormon Tiroid Hormon tiroid berperan dalam metabolisme yang


terjadi dalam tubuh. Kelebihan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
kecepatan metabolisme basal yang terjadi dalam tubuh. Apabila glukosa tidak
mampu mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh, maka tubuh
menggunakan glikogen dan protein sebagai bahan bakar penggantinya.
Akibatnya, massa otot menurun dan berat badan pun menurun

c. Pengaruh Hormon Kortisol Salah satu hormon yang mengatur regulasi berat
badan adalah kortisol. Apabila terjadi penurunan kortisol, akan berakibat
pada menurunnya metabolisme dalam tubuh.

3. Hormon-hormon yang terlibat pada scenario ?


1. Kortisol
o Peningkatan kortisol dapat menyebabkan berat badan meningkat
o Dapat meningkatkan nafsu makan
o Menghambat hormone Tiroid, GH, dan hormone reproduksi.
o Menyebabkan penyimpanan trigliserida & penurunan lemak
o Merangsang produksi glukosa
2. Insulin
Berat badan turun saat insulin mengalami penurunan, lalu terjadi pembakaran
lemak didalam tubuh.
Makanan tinggi glikemik terutama karbohidrat menyebabkan pelepasan
insulin.
3. Tiroid
Penting dalam metabolism
Penderita hipotiroid bias bertambah berat badannya.
Pasien yang memiliki tiroid terlalu aktif sering mengalami peningkatan nafsu
makan
4. GH (Growth Hormon)
Dapat menyebabkan diabetes dan resistensi insulin.
Apabila testosterone mengalami penurunan, maka berat badan juga ikut
mengalami penurunan, baik kepada pria maupun wanita.
5. Estrogen.

4. Hubungan antara penurunan berat badan dengan gejala ?

 Sekresi insulin menurun > glukosa tidak bisa masuk kedalam sel > sel
melakukan glikoneogenesis dan lipolisis > muscle wasting dan jaringan
lemak berkurang > lemas/lelah/berat badan menurun.

 Resistensi insulin > glukosa darah meningkat > darah mengental > darah
ke otak berkurang > mengantuk.

penurunan berat badan juga menyebabkan massa otot berkurang. Hal itu
disebabkan karena kurangnya ATP, yang merupakan efek dari
ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan proses metbolisme dalam
tubuh. Metabolisme didalam tubuh menjadi cepat (biasanya dipengaruhi oleh
hormon tiroid) namun suplai O2 tidak dapat menyeimbangi kebutuhan
metabolisme tubuh sehingga tubuh melakukan kompensasi beruba
metabolisme anaerob namun ATP yang dihasilkan sedikit dan disamping itu
juga dihasilkan asam laktat. Sehingga tubuh menjadi lelah dan lemas.

5. Patomekanisme gejala pada scenario ?


A. Kram Pada Kedua Tungkai
Faktor neurotropik Nerve growth factordiperlukan untuk mempercepat dan
mempertahankan pertumbuhan saraf. Pada penderita diabetes kadar NGF
serum cenderung turun dan berhubungan dengan neuropati.
B. Lemah dan Lemas
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta pancreas masuknya glukosa ke dalam
sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa itu dimetabolisasikan menjadi
tenaga. bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel,
akibatnya glukosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya
kadarnya di dalam darah meningkat. Dalam keadaan ini badan akan menjadi
lemah dan lemas karena tidak ada sumber energi di dalam sel.
C. Mengantuk
disebabkan karena penurunan insulin yang menyebabkan tingginya kadar
glukosa darah. Tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) akan
mengakibatkan viskositas darah meningkat. Peningkatan viskositas darah
akan menyebabkan penurunan volume plasma. Penurunan volume plasma
ini juga berarti bahwa volume darah yang dipompa oleh jantung menurun. Hal
ini berdampak pada kurangnya transpor darah ke otak sehingga otak tidak
mendapatkan cukup oksigen. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya rasa
kantuk.

6. Diagnosis Banding ?
DIABETES MELITUS TIPE-2

Patogenesis Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh


adanya kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin
dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu:  Rusaknya sel-sel β pancreas karena
pengaruh dari luar (virus,zat kimia, dll).  Desensitasi
 atau penurunan reseptor
glukosa pada kelenjar pancreas.  Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di
jaringan perifer.

Patofisiologi Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang


berperan yaitu : 1. Resistensi insulin 2. Disfungsi sel β pancreas

Faktor resiko :

1. Obesitas (kegemukan) Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan


kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT >23 dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%. 1,2

2. Hipertensi Peningkatan hipertensi berhubungan erat dengan tidak tepatnya


penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada
sirkulasi pembuluh darah perifer.

3. RiwayatKeluarga Diabetes Mellitus Seorang yang menderita Diabetes Mellitus


didugamempunyai gen diabetes.Didugabahwabakat diabetes merupakan gen
resesif.Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang
menderita Diabetes Mellitus.

4. Dislipedimia

5. Umur Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus


adalah >45 tahun

6. Faktor Genetik

Gejala klinis Gejala diabetes mellitus dibedakan menjadi akut dan kronik
Gejala akut diabetes mellitus yaitu : Poliphagia (banyak makan) polidipsia
(banyak minum), Poliuria (banyak kencing/seringkencing di malam hari), nafsu
makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam
waktu 2-4 minggu), mudah lelah.

Gejala kronik diabetes mellitus yaitu : Kesemutan, kulit terasa panas atau
seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah
mengantuk.

Penatalaksanaan

Terdapat 4 pilar utama pengelolaan penderita DM yaitu :

1. Penyuluhan Penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan pengertian dan


pengetahuan sebanyak mungkin pada penderita DM.

2. Perencanaan makan Strandar diet bagi penderita DM adalah makanan


dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak.
Komposisi gizi yang dianjurkan adalah sebagai berikut : Karbohidrat 60 – 70 %
Protein 10 – 15 % Lemak 20 – 25 % Jumlah kalori yang diberikan disesuaikan

3. Latihan Jasmani Disarankan latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali


seminggu ) selama kurang lebih 30 menit
4. Obat berkhasiat hipoglikemik, obat hipoglikemik oral (OHO) dan insulin.

Anda mungkin juga menyukai