Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI KULIAH PENGAUDITAN II

“AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN


DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI”

OLEH:
KURNIA FEBRIYANTI (F0316053)
ROHMAD ROHMADHON (F0316092)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN
DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

A. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan


Tujuan keseluruhann dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Ada lima
kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan:
1. Penjualan (penjualan tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapausan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih

B. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen Serta Catatan Terkait


Siklus penjualan dan penagihan (sales and collection cycle) melibatkan keputusan
serta proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada
pelanggan setelah keduanya bersedia untuk dijual.
Sebelum dapat menilai risiko pengendalian dan merancang pengujain pengendalian
serta pengujian substantif ats transaksi, auditor harus memahami fungsi bisnis dan
dokumen serta catatan suatu perusahaan.
1. Fungsi 1: Pemrosesan pesanan pelanggan
Dalam pemrosesan pesanan pelanggan terdapat 2 hal, yaitu pesanan pelanggan
(customer order) dan pesanan penjualan (sales order). Pesanan pelanggan adalah
permintaan akan barang dagang yang diajukan oleh pelanggan. Pesanan penjualan
adalah dokumen untuk mengomunikasikan deskripsi, kuantitas, dan informasi
terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan.
2. Fungsi 2: Pemberian kredit
Sebelum barang dikirim, orang yang berwenang harus menyetujui kredit bagi
pelanggan yang akan melakukan penjualan secara kredit. Indikasi diberikannya
persetujuan kredit atas pesanan penjualan sering kali berfungsi sebagai
persetujuan untuk mengirimkan barang.
3. Fungsi 3: Pengiriman barang
Fungsi ini merupakan titik awal siklus dimana perusahaan akan menyerahkan
aktiva. Dokumen pengiriman dibuat pada waktu pengiriman, yang dapat
dilakukan secata otomatis dengan komputer, berdasarkan informasi pesanan
penjualan. Dokumen pengiriman menunjukkan deskripsi barang dagang, kuantitas
yang dikirimkan, dan data yang relevan lainnya. Salah satu jenis dokumen
pengiriman adalah bill of lading, yang merupakan kontrak tertulis mengenai
penerimaan dan pengiriman barang antara pembawa dan penjual. Dokumen
pengirian sangatlah penting untuk menagih jumlah yang sesuai dengan yang
dikirim kepada pelanggan.
4. Fungsi 4: Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Ada 3 aspek paling penting dari penagihan:
1. Semua pengiriman telah ditagih (kelengkapan = completeness)
2. Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadian =
occurrence)
3. Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat (keakuratan = accurancy)

Ada 6 hal yang digunakan dalam penagihan dan pencatatan pelanggan:

1. Faktur penjualan: dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang


yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan data yang relevan
lainnya.
2. File transaksi penjualan: merupakan file yang dihasilkan komputer yang
mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi
selama suatu periode.
3. Jurnal penjualan atau listing: merupakan listing atau laporan yang dibuat dari
file transaksi penjualan yang biasanya mencantumkan nama pelanggan,
tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi bagi setiap transaksi,
seperti divisi atau lini produk.
4. File induk piutang usaha: merupakan file komputer yang digunakan untuk
mencatat penjualan individual, peenrimaan kas, serta retur dan pengurangan
penjualan bagi setiap pelanggan dan untuk mempertahankan saldo akun
pelanggan.
5. Neraca saldo piutang usaha: daftar yang menunjukkan jumlah piutang dari
setiap pelanggan pada suatu titik waktu.
6. Laporan bulanan: dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara
elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang
usahanya, jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran kas yang diterima,
memo kredit yang diterbitkan, dan saldo akhir yang jatuh tempo.
5. Fungsi 5: Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran, dan
pencatatan uang kas, yang mencakup uang tunai, cek, dan transfer dana
elektronik. Semua penerimaan kas didepositokan ke bank dan dicatat dalam file
transaksi penerimaan kas. File ini kemudian digunakan untuk membuat jurnal
penerimaan kas dan memperbarui file induk piutang usaha dan buku besar umum.
Ada 4 hal yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas:
1. Remittance advice: dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya
dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas.
2. Prelisting penerimaan kas: daftar yang disusun ketika kas diterima oleh
seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan,
piutang usaha, atau kas, dan yang tidak memiliki akses ke catatan akuntansi.
3. File transaksi penerimaan kas: file yang dihasilkan komputer yang
mencantumkan semua transaksi penerimaan kas yang diproses oleh sistem
akuntansi.
4. Jurnal penerimaan kas atau listing: listing ini berasal dari file transaksi
penerimaan kas dan mencantumkan semua transaksi selama suatu periode
waktu.
6. Fungsi 6: Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan penjualan
Perusahaan akan menyiapkan laporan penerimaan atas barang yang diretur dan
mengembalikannya ke gudang. Retur dan pengurangan penjualan dicatat dalam
file transaksi retur penjualan dan pengurangan, serta file induk piutang usaha.
-Memo kredit: dokumen yang mengindikasikan pengurangan jumlah dari
pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga.
-jurnal retur dan pengurangan penjualan: jurnal yang digunakan untuk menctatat
retur dan pengurangan penjualan.
7. Fungsi 7: Penghapusan piutang usaha tak tertagih
Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tertentu tidak dapat ditagih,
perusahaan harus menghapusnya. Formulir otorisasi piutang tak tertagih adalah
dokumen yang digunakan dalam lingkungan internal untuk menunjukkan otoritas
menghapus suatu piutang usaha tak tertagih.
8. Fungsi 8: Penyediaan piutang tak tertagih
Karena perusahaan diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya, prinsip-
prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutang tak
tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Biasanya
perusahaan mencatat transaksi ini pada akhir setiap bulan.

C. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas


Transaksi Penjualan
Ada 4 metodologi:
1. Memahami pengendalian internal-penjualan
Auditor memahami arus bagan klien, menyiapkan kuisioner tentang pengendalian
internal, dan melaksanakan pengujian penjualan walkthrough.
2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan-penjualan
Terdapat 4 langkah penting dalam penilaian ini:
1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian.
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya
bagi penjual.
3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu
mengaitkannya dengan tujuan.
4. Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya abgi setiap tujuan.

Terdapat 6 aktivitas pengendalian:

1. Pemisahan tugas yang memadai


2. Otorisasi yang tepat
3. Dokumen dan catatan yang memadai
4. Dokumen yang telah dipranomori
5. Laporan bulanan
6. Prosedur verifikasi internal
3. Menentukan luas pengujian pengendalian
Untuk audit perusahaan publik, auditor harus melaksanakan pengujian yang
ekstensif atas pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak kelemahannya
terhadap laporan auditor mengenai pengendalian internal atas pelaporan
keuangan. Luas pengujian pengendalian dalam audit perusahaan nonpublik
tergantung pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa
pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi risiko pengenadalian.
4. Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan
Terdapat tiga jenis salah saji penjualan:
1. Penjualan dicatat sementara pengiriman tidak pernah dilakukan
2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali
3. Pengiriman dilakukan kepada oelanggan fiktif

Dua jenis salah saji pertama disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan. Jenis
yang terakhir disebabkan oleh kecurangan.

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi:

 Transaksi penjualan yang ada telah dicatat


 Arah pengujian
Pengujian yang pertama adalah untuk transaksi yang dihilangkan (tujuan
kelengkapan), pengujian yang kedua adalah untuk transaksi yang tidak
ada (tujuan keterjadian)
 Penjualan dicatat dengan akurat
Memperhatikan hal-hal berikut:
- Mengirimkan jumlah barang yang dipesan
- Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
- Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi
 Transaksi penjualan dimasukkan dengan benar dalam file induk dan
diikhtisarkan dengan benar
 Penjualan yang dicatat diklasifikasikan dengan benar
 Penjualan dicatat pada tanggal yang benar

Ikhtisar Metodologi Penjualan

1) Tujuan audit yang berkaitand enagan transaksi


Memasukkan keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
2) Pengendalian kunci yang ada
Manajemen merancang pengujian pengendalian untuk mencapai enam
tujuan audit terkai transaksi.
3) Pengujian pengendalian
Untuk setiap pengendalian internal pada 2) auditor merancang pengujian
pengendalian untuk memverifikasi keefektifannya.
4) Defisiensi
Defisiensi yang diidentifikasi auditor emngindikasikan tidak adanya
pengendalian yang efektif.
5) Pengujian substantif atas transaksi
Pengujian inimembantu auditor apakah ada salah saji moneter dalam
transaksi penjualan.

Prosedur Audit Format Perncangan dan Kinerja

Metodologi ini membantu auditor dalam merancang program audit yang efektif
dan efisien yang akan merespons salah saji yang material yang unik pada setiap
klien. Dalam mengkonveersi program audit format menjadi program audit kinerja,
prosedur itu akan digabungkan kemudianmencapai hal-hal berokut:

- Mengeliminasi prosedur duplikat


- Memastikan bahwa ketika dokumen terterntu diperiksa, semua
prosedur yang akan dilakukan terhadap dokumen tersebut telah
dilakukan pada saat itu
- Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang
paling efektif.

D. Retur dan Pengurangan Penjualan


Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi danmetode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti memroses memo kredit, dua
perbadaan. Pertama yaitu materialitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan
penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan
kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian. Untuk retur dan pengurangan
penjualan umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk
mengungkapkansetiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh
retur atau pengurangan penjualan fiktif.
E. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas
Transaksi Penerimaan Kas
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses
berikut ini:
- Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
- Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang
digunakan untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian
- Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji
moneter bagi setiap tujuan
Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika mengaudit penerimaan kas adalah
emngidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya kecurangan.
 Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat
Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh auditor adalah ketika hal
tersebut terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau listing kas
lainnya, terutama jika penjualan dan penjualan dicatat secara serentak.
 Penyiapan bukti penerimaan kas
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas
yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti
penerimaan kas (proof of cash receipts)
 Pengujian untuk mengungkapkan lapping piutang usaha
Lapping piutang usaha adalah penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha
untuk menutupi kekurangan kas yang ada.

F. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih


Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang
tepat atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen
yang ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alasan
pelanggan tidak mampu membayar.

G. Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun dan Penyajian Serta


Pengungkapan
Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo yang
penting bagi piutang usaha karena kolektibilitas piutang merupakan pelaporan yang
penting. Hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan hampir bukan
merupakan masalah yang signifikan bagi piutang usaha.

H. Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas Transaksi


Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantif
atas rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan
untuk piutang tak tertagih.

Anda mungkin juga menyukai