BAB I
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah salah satu jenis proses pembelajaran untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan di luar sistem pengembangan sumberdaya manusia yang berlaku
dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada
teori.
Pelatihan juga merupakan suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan
prosedur yang sistematik dan terorganisasi dengan prosedur itu personalia nonmenejerial
belajar pengetahuan dan keterampilan teknis untuk mencapai tujuan tertentu.
Pelatihan adalah suatu proses pembelajaran yang berhubungan dengan upaya
pengubahan tingkah laku sumberdaya manusia agar tingkah laku itu sesuai dan memadai
untuk kebutuhan dan tujuan tertentu.
Latihan kerja berhubungan dengan sumber kekayaan perusahaan yang biasa merubah
sumbangan kekayaannya sendiri melalui usaha-usaha dan inisiatif-inisiatifnya sendiri.Ini
berarti bahwa setiap orang dalam kelompok manajemen organisasi harus menerima bagian
tanggung-jawabnya dalam latihan kerja.
Pengertian Pelatihan Menurut Para Ahli
Menurut Mondy, (2008: 210), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang
dirancang guna memberi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan para pembelajar
untuk dapat melaksanakan pekerjaan mereka pada saat ini.
Sedangkan Dessler (2008: 280), menyatakan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk
memberikan keterampilan yang dibutuhkan bagi karyawan baru maupun karyawan yang
sudah ada dalam melakukan pekerjaannya.
Bernard Keys dan Joseph Wolfe dalam Richard L. Daft (2011: 122), mengemukakan
bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan upaya terencana yang dilakukan perusahaan
untuk memfasilitasi pegawai untuk mempelajari berbagai keterampilan dan perilaku yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Menurut Bartol dalam Sri Wiludjeng (2007: 131), pelatihan dan pengembangan
merupakan suatu usaha perencanaan untuk menfasilitasi karyawan mempelajari tingkah laku
yang berhubungan dengan pekerjaannya yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
karyawan.
2
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka pelatihan dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan kemampuan karyawan
berupa pengetahuan dan keahlian yang dapat diterapkan dalam bidang kerja masing-masing
karyawan sesuai dengan kebutuhan karyawan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Program pelatihan yang baik merupakan pemberian pelatihan dengan metode yang
tepat dan memiliki alasan serta tujuan yang jelas mengapa pelatihan tersebut perlu dilakukan.
Tujuan utama pelatihan menurut Randall (1997: 325) adalah menghilangkan kekurangan
yang menyebabkan karyawan bekerja di bawah standar, baik kekurangan yang ada sekarang
maupun antisipasi terhadap kekurangan yang akan terjadi di masa mendatang. Pelatihan
sangat penting diberikan terhadap karyawan pada perusahaan-perusahaan dengan tingkat
produktivitas tetap atau menurun.
Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan menurut Moekijat (1999:83) adalah memberikan informasi
mengenai organisasi kapada karyawan baru, memberikan pengetahuan yang lebih banyak dan
lebih luas terhadap karyawan baru, mengurangi tingkat kecelakaan pekerjaaan yang tidak
baik dan kerusakan pada mesin maupun perlengkapan kerja, membantu karyawan
menyesuaikan diri terhadap metode-metode dan proses-proses baru yang terus-menerus
diadakan, dan mengurangi ketidakpuasan karyawan, absensi, dan perpindahan pegawai.
Pemberian pelatihan secara berkala dan sesuai dengan kebutuhan karyawan untuk
melakukan pekerjaannya memiliki peranan yang penting dalam organisasi. Pengumpulan
informasi yang relevan dibutuhkan untuk menentukan perlu atau tidaknya diadakan suatu
pelatihan. Proses ini kemudian disebut dengan analisis kebutuhan pelatihan.
Adapun tujuan utama pengembangan dan pelatihan sumberdaya manusia itu adalah;
melaksanakan kegiatan pendidikan bagi sumberdaya manusia yang bekerja dan akan
bekerja pada lingkungan industri sehingga mereka berkualitas dalam arti dapat
mengembangkan industri tempat mereka bekerja.
mengembangkan diri mereka masing-masing dan mengembangkan lingkungan
masyarakat sekitarnya.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia antara lain termanifestasi dalam
peningkatan pengetahuan, keterampilan,dedikasi,loyalitas, disiplin,sikap
perilaku,kesadaran, aktivitas, kreativitas, produktivitas,profesi hubungan insani
,akuntabilitas,semangat korps,dan karier.
3
Adapun fungsi latihan kerja lainnya bertujuan memberikan kesempatan dan cara kepada
semua pekerja untuk :
Menyesuaikan diri dengan puas terhadap tuntutan bisnis dan operasi-operasi industri
sejak hari pertama masuk bekerja
Memperoleh kemajuan sebagai kekuatan yang produktif dalam perusahaan dengan
jalan mengembangkan secara rutin kebutuhan keterampilan, pengetahuan dan sikap.
Pendekatan dalam latihan kerja
Dr. Howard Wilson, konsultan latihan kerja pada industry menjelaskan lima
kemungkinan pendekatan untuk latihan kerja :
1. Pembimbing mengerjakan semuanya. Dalam beberapa perusahaan seorang
pembimbing bertanggungjawab atas semua latihan kerja.
2. Pembimbing menugaskan asisten. Kadang-kadang seorang pembimbing menugaskan
seorang asisten khusus untuk melaksanakan fungsinya.Asisten tersebut melaksanakan
tugas itu sendiri atau dibantu oleh pembimbingnya.
3. Pembimbing dengan pengawasan. Beberapa perusahaan menugaskan fungsi latihan
kerja kepada pembimbing khusus yang bertanggung-jawab untuk tugas itu tapi
perusahaan itu memberi petunjuk dan instruksi kepadanya agar target tercapai.
4. Pembimbing dengan bantuan. Seorang pembimbing dalam latihan kerja diberi
bantuan kepadanya berupa staf asisten atau spesialis-spesialis latihan kerja dari luar
perusahaan.
5. Pembimbing tidak melakukan apa-apa. Beberapa perusahaan mengambil semua
pertanggung-jawaban latihan kerja dari pembimbing dan menugaskannya kepada
pelatih-pelatih tetap.
Banyak alasan yang menjadi landasan rasional mengapa organisasi pada umumnya, dan
perusahaan pada khususnya,mengimplementasikan program pengembangan dan pelatihan
sumberdaya manusia.pada dasarnya alasan yang menjadi landasan rasional penyelenggaraan
program pengembangan manajemen serupa dengan landasan rasional penyelenggaraan
pelatihan sumberdaya manusia.
Secara keseluruhan, tujuan strategis pengembangan manajemen dan pelatihan
nonmanajemen sumberdaya manusia itu adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi
organisasi sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan menghadapi persaingan.
Sebagai salah satu kegiatan pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia, kegiatan
untuk menetapkan tujuan umum pengembangan menejemen dan pelatihan pekerja itu dapat
pula diperinci dengan lebih kongkrit dalam bentuk-bentuk tujuan yang bersangkutan dengan
produktivitas, mutu, perencanaan sumber daya manusia, moral, kompensasi langsung,
kesehatan dan keamanan, pencegahan keusangan, dan perkembangan pribadi.
7
pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia harus memberikan bahan ajar
dengan standar kualifikasi yang didefinisikan dengan jelas dan tepat.
Prinsip orientasi pada kualitas. Setiap perencanaan pengembangan dan pelatihan
sumber daya manusia mempunyai tugas dan kewajiban untuk meningkatkan kualitas
kinerja para peserta dengan menggunakan bahan ajar dan proses pembelajaran yang
berkualitas.
Prinsip kesinambunan. Dengan mengikuti dinamika ilmu pengetahuan, teknologi,
kebutuhan peserta, dan lingkungan, setiap perencanaan pengembangan dan pelatihan
sumber daya manusia perlu dikelola secara bersinambung.
Prinsip efisiensi dan efektivitas. Setiap perencanaan pengembangan dan pelatihan
sumber daya manusia perlu diselenggarakan seefisien mungkin dan dilakukan dengan
analisis biaya dan manfaat. Perencanaan pengembangan dan pelatihan sumber daya
manusia pun perlu pula mempertimbangkan tingkat ketercapaian program pendidikan
dalam meraih tujuan yang telah dirumuskannya.
Pelatihan,Belajar dan Motivasi
Pelatihan tidak bermanfaat jika peserta tidak mendapatkan kemampuan atau motivasi
untuk mendapatkan keuntungan darinya.Berkaitan denga kemampua peserta membutuhkan
bacaan yang disyaratkan ,keterampilan menulis dan matematika,dan persyaratan tingkat
pendidikan,inteligensi,da pengetahua dasar.Pengusaha dapat melakukan beberapa langkah
meningkatkan motivasi belajar denga memberikan kesempatan praktik praktik aktif, dan
memperbolehkan peserta melakukan kesalahan atau mengeksplor berulang-ulang solusi untuk
meningkatkan motivasi dan pembelajaran.
Prinsip belajar yang berguna untuk pelatihan meliputi ,membuat bahan yang mudah
dipelajari (dengan memberikan contoh dan pandangan yang dipahami,mengatur
bahannya,membaginya menjadi bagian-bagian,dan menggunakan istilah yang dikenal dengan
bantuan visual),membuat ketentuan untuk memindahkan pelatihan, dan berusaha untuk
memotivasi orang yang dilatih.
Metode Pelatihan
1.On the Job Training
On the job training atau disingkat OTJ (pelatihan langsung kerja) berarti meminta
seseorang untuk mempelajari pekerjaan itu dengan langsung mengerjakannya.Setiap
karyawan, dari petugas persuratan hingga direktur perusahaan,melakukan OTJ saat mereka
bergabung dalam perusahaan. Jenis pelatihan OTJ yag paling dikenal adalah metode coaching
(membimbing) atau understudy (sambil belajar).
10
OTJ memiliki beberapa keunggulan .Metode ini relatif tidak mahal;orang yang dilatih
sambil bekerja,metode ini juga memberikan pembelajaran ,karena orang yang dilatih belajar
sambil melakukannya dan mendapatkan timbal balik yang cepat atas prestasi mereka. Hal yag
harus diperhatikan adalah jangan terlalu mengandalkan keberhasilan dari program
OTJ.Latihlah para pelatih dengan hati-hati dan berikan bahan pelatihan yang diperlukan.
2. Magang
Magang adalah suatu proses terstruktur dimana orang menjadi pekerja yang terampil
melalui kombinasi dari pelajaran dikelas dan pelatihan langsung dipekerjaan.
3. Belajar Secara Informal
Walaupun para manajer tidak mengatur belajar secara informal ,masih banyak yang
dapat mereka lakukan agar kegiatan ini terjadi.contoh transmisi dan distribusi Listrik Siemens
di Raleigh, Carolina Utara, meletakkan peralatan di area kantin agar dapat digunakan
karyawan untuk berdiskusi yang ada hubungannya dengan pekerjaan dan meyediakan
pemasangan papan tulis dan menyediakan spidol dapat memfasilitasi belajar secara informal.
4. Job Instruction Training
Banyak pekerjaan yang terdiri dari sebuah rangkaian langkah logis yang diajarkan
secara bertahap.Proses ini disebut job instruction training (JIT). Untuk memulainya ,buatlah
urutan langkah yang dibutuhkan dalam,pekerjaan,masing-masing urutan dalam rangkaian
yang tepat.
5.Pengajaran
Pengajaran memiliki beberapa keuntungan.Pengajaran merupakan cara yang cepat
dan sederhana untuk memberikan pengetahuan kepada sekelompok orang yang dilatih.
6. Pelajaran yang Terprogram
Medianya dapat berupa buku teks,komputer,atau internet,pelajaran yang terprogram
adalah metode belajar sendiri yang terdiri dari beberapa langkah :
1.Menyajikan pertanyaan,fakta,atau permasalahan kepada orang yang belajar
2.Mengizinkan orang itu untuk memberikan respons.
3.Memberikan timbal balik untuk mendapatkan jawaban yang akurat
Keuntungan dari pelajaran terprogram adalah dapat mengurangi waktu
pelatihan,memfasilitasi pembelajaran dengan baik,dapat segera memberikan timbal balik dan
mengurangi resiko kesalahan.
7. Teknik Pelatihan Kemampuan Membaca dan Menulis
Functional Illiterary-ketidakmampuan untuk membaca, menulis,dan berhitung adalah
persoalan serius dipekerjaan.Oleh karena itu perusahaan menguji kemampuan dasar
11
karyawan dan menyusun program keterampilan dasar dan program pemberantasan buta
huruf.
8. Pelatihan dengan Peralatan Audiovisual
Teknik pelatihan menggunakan adiovisual seperti film, powerpoint, video konferensi,
kaset audio, dan kaset video dapat sangan efektif dan telah luas digunakan.Audiovisual
biayanya lebih mahal dibadingkan pengajaran konvensional,tetapi memiliki beberapa
keuntungan .Tentu saja, audiovisual cenderung menjadi lebih menarik. Sebagai
tambahan,pertimbangan penggunaanya:
1. Ketika dibutuhkan ilustrasi mengenai rangkaian tertentu selama beberapa
waktu,seperti mengajari perbaikan mesin faks.Maka untuk dihentikan ,diulang,dan
dipercepat atau diperlambat.
2. Ketika dibutuhkan bentuk latihan dengan kejadian yang tidak mudah
didemonstrasikan dengan pengajaran langsung,seperti tur visual pada pabrik atau
operasi jantung.
3. Ketika dibutuhkan pelatihan untuk seluruh organisasi dan terlalu mahal untuk
memindahkanpara pelatih dari tempat satu ke tempat yang lain.
9. Pelatihan dengan Simulasi
Pelatihan simulasi (pelatihan diruang depan) adalah metode dimana orang-orang yang
dilatih belajar dengan peralatan yang sebenarnya atau dengan simulasi yang akan digunakan
dalam pekerjaan,tetapi sebenarnya mereka dilatih diluar pekerjaan.Pelatihan simulasi dapat
dilakukan diruangan terpisah dengan peralatan yang sama yang akan digunakan.
10. Pelatihan Berbasis-Komputer
Dengan pelatihan berbasis komputer (Computer based training-CBT) orang yang
dilatih menggunakan sistem berbasis komputer atau CD-ROM untuk secara interaktif.Sebagai
contoh seorang pengusaha menggunakan CBT untuk melakukan wawancara yang benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Pelatihan ini semakin realistis dan
interaktif.Sebagai contoh,pelatihan interaktif multimedia ,mengintegrasikan penggunaan
teks,foto,video,grafik,animasi dan berinteraksi.
11. Sistem Pendukung Kinerja Elektronik
Sistem ini merupakan batuan pekerjaan yang sekarang banyak dipakai. Sistem ini
adalah kumpulan peralatan dan tampilan komputer yang megotomatisasikan pelatihan,
dokumentasi dan dukungan telepon mengintegrasikan otomatisai ini ke dalam aplikasi , dan
memberikan pendukung yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih efektif.
12. Pelatihan Jarak Jauh berbasis-Internet
12
Perusahaan saat ini menggunakan beragam metode belajar jarak jauh untuk pelatihan
metode belajar jarak jauh diataranya adalah kursus korespondensi tradisional
,teletraining,video konferensi,dan pelatihan berbasis internet.
1. Teletraining adalah seorang pelatih di lokasi pusat mengajar kelompok karyawan
dilokasi yang jauh melalui sambungan televisi.Hal ini menghemat biaya untuk
mempertahankan karyawan berada ditempatnya dan tidak membayar biaya perjalanan.
2. Konverensi-video adalah perusahaan menggunakan video konferensi untuk melatih
karyawannya secara geografis secara terpisah jauh dari pelatih.Video ini mengizinkan
orang dalam satu lokasi untuk berkomunikasi langsung melalui sebuah kombinasi dari
peralatan audio dan visual denga orang dikota atau dinegara lain.
3. Pelatihan Melalui Internet adalah pelatihan ini banyak perusahaan menciptakan”portal
belajar” yang lengkap dan memuaskan kebutuhan karyawan. Fitur “meningkatkan
produktivitas” menjelaskan bagaimana mereka melakukannya.Mengirim pelatihan secara
online dapat sangat efektif mengurangi biaya.
Analisis Kebutuhan Pelatihan
1. Analisis Organisasi
Berfokus pada usaha bisnis keseluruhan dan terdiri dari:
Sasaran-sasaran organisasional
Analisis sumber daya manusia
Analisis indeks-indeks efisiensi
Analisis iklim organisasional
2. Analisis Operasi
Melibatkan pengumpulan data sistematis mengenai suatu pekerjaan atau kelompok
pekerjaan spesifik, Hal ini mencakup:
Standar-standar kinerja
Bagaimana tugas-tugas harus dijalankan untuk memenuhi standar-standar tersebut
keterampilan-keterampilan
Pengetahuan
Sikap-sikap yang diperlukan
3. Analisis Personal
Untuk mengetahui seberapa baik setiap pekerja menjalankan tugas-tugas yang
merupakan komponen-komponen dari pekerjaannya.analisisnya menggunakan:
Catatan-catatan objektif
13
Ukuran-ukuran situasional
Ukuran-ukuran pangamatan
Adapun model pelatihan menurut K.Michael Haywood dalam artikelnya “Effective Training
Toward Strategic Approach” yaitu:
1. Berfokus pada pengembangan pola pikir bersama untuk membangun kapabilitas
organisasional melalui SDM dan hal ini merupakan suatu proses berkelanjutan.
2. Harus ada suatu komitmen fundamental dan keyakinan dalam pendidikan, pelatihan,
dan pengembangan SDM.
3. Aktivitas-aktivitas pelatihan dan pengembangan harus dihubungkan dengan strategi
dan sasaran bisnis.
4. Strategi bisnis kompetitif dan praktik manajemen dirumuskan dan diimplementasikan
dengan mensyaratkan agar pelatihan dan pengembangan berfokus pada kebutuhan-
kebutuhan organisasional.
5. Pelatihan dapat membantu meningkatkan keunggulan kompetitif suatu perusahaan
hanya jika para pekerja tidak saja mendapat pengetahuan dan keterampilan yang
dipersyaratkan tetapi juga mampu menggunakan kompetensi yang dimiliki.
6. Penetapan sasaran-sasaran yang tepat untuk pelatihan berdasarkan perubahan dan
hasil yang diinginkan.
7. Pemerincian spesifikasi-spesifikasi pelatihan.
8. Pengevaluasian menyeluruh dari pelatihan dan komitmen dari semua partisipan
terhadap proses tersebut.
Teknik Pelatihan
Sebagian teknik pelatihan yang paling efektif mencakup:
1. Icebreakers (memecahkan ketegangan) dan energizers (membangkitkan semangat)
dengan cara:
Perkenalan
Pembukaan dan Pemanasan
Memberi semangat dan mengurangi ketegangan
Permainan dan teka-teki
Respon dan pemberian informasi
2. Presentasi interaktif,adapun anjuran dalam membuat presentasi yang interaktif adalah:
Keraskan suara anda
Pertahankan ritme yang sesuai
Bicaralah dengan jelas dan pasti
14
BAB II
MOTIVASI KERJA
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi
(motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan
bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan
potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143). ”Motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2007:93). “Motivasi adalah kondisi yang
menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya”.
Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak
dalam prilaku individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah maupun
daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula ungsur-
ungsur emosional insane yang berasangkutan
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa motivasi secara etimologi adalah
dorongan atau daya penggerak yang ada daya penggerak yang berada dalam diri seseorang
untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai sebuah tujuan.
Sedangkan secara terminonologi banyak para ahli yang memberikan batasan
tentang pengertian motivasi diantaranya adalah:
Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam
suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal ) atau
perangsang.
Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus
merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang
mendorong tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh
keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or
Endsof Such Behavior).
17
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya akan
ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau
temannya.
Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari
luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Malayu S.P Hasibuan (2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah
sebagai berikut:
1. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan
hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.
2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan
mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu
pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat
berakibat kurang baik.
Isi Teori Motivasi
A. Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia
memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,
orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan
sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif
psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan
pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
21
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman
untuk mencapai tujuan.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan
kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
22
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada
sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
D. Teori Motivasi Vroom (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan
mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom,
tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan
suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi
rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
E. Achievement Theory
Teori achievement Mc Clelland (1961),yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961),
menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya
Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)
F. Clayton Alderfer Erg
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada
kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan
(growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan
bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan
kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari
situasi ke situasi.
Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi
adalah sebagai berikut:
a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)
23
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya,
jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-
fasilitas yang men dukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para
karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang
nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.
Proses Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru
kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
3. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan
tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
4. Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan.
Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang
harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
5. Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan
karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta
perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan
dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
6. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu
karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti
memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
7. Team Work
24
Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai
tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya
terdapat banyak bagian.
Model-Model Motivasi
1. Model Tradisional
Model tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar
melakukan tugas mereka dengan berhasil, para menajer menggunakan sistem upah insentif,
semakin banyak mereka menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin
besar penghasilan mereka.
2. Model Hubungan Manusiawi
Model hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa memotivasi para
karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat mereka merasa
penting dan berguna, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi
lebih banyak waktu kebebasan untuk mengambil keputusan dalam menjalankan
pekerjaannya.
3. Model Sumber Daya Manusia
Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi yang sangat beraneka
ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn keinginan akan kepuasan, tetapi juga
kebutuhan untuk berprestasi dan mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model
ini, bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan
anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan
kemampuannya masing-masing.
Teori-teori Motivasi
1. Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau
mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau
bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif
berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja
lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah
pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
2. Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja.
Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau
rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih
haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat
25
mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan
kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
3. Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal
hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai
dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial,
kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
4. Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua
faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya
kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki.
Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada
juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor
kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun
pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
5. Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki
tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi
yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan
Goal Setting (penetapan tujuan)
26
DAFTAR PUSTAKA
Agus. TEORI-TEORI MOTIVASI. http://agus.blogchandra.com/teori-teori-motivasi/Dessler