Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR DASAR TEKNIK SUNGAI

BANGUNAN PENGATUR SUNGAI ( KRIB )

Disusun Oleh :

Kelompok V

RUSDI SAPUTRA 0723 1711 102

JULHAM ADINGKU 0723 1711 138

FADLI FAUJI ANJAS 0723 1711 083

M ABDUL AZIS SAMSURI 0723 1711 090

RUHNI MUSTAFA 0723 1811 131

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KHAIRUN

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
ini tepat pada waktunya.

Tugas ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan untuk memenuhi
penilaian dari mata kuliah dasar – dasar teknik sungai, Tugas ini hanya membahas
tentang bangunan pengatur sungai yaitu krib.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian tugas ini
masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik serta bimbingan dari pembaca sekalian.

Penulis berharap agar tugas ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca dan seluruh pihak yang
terkait.

Penulis

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................................1
Kata pengantar ........................................................................................................2
Daftar isi ..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4


1.1 Latar belakang .............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................5
1.3 Tujuan penulisan .........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................6


2.1 Pengertian bangunan pengatur sungai ..........................................................6
2.2 Krib sebagai bangunan pengatur sungai ......................................................6
2.3 Klasifikasi krib .............................................................................................8
2.4 Perencacanaan krib.......................................................................................9
2.5 Konstruksi Krib ..........................................................................................12
2.6 Pemilihan tipe krib .....................................................................................13

BAB III PENUTUP ...............................................................................................15

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................15


3.2 Saran ..........................................................................................................15
Daftar pustaka .......................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang di bangun
pada sungai dan berfungsi :
a) Mengatur aliran air agar tetap stabil
b) Sebagai pengendalian banjir Jenis-jenis Bangunan Pengatur Sungai

Jenis – jenis bangunan pengatur sungai

a) Perkuatan lereng
b) Pengarah arus (krib) atau pelindung tebing tidak langsung
c) Tanggul
d) Dam penahan sedimen (check dam)
e) Ground sill

Morfologi sungai merupakan hal yang menyangkut tentang geometri, jenis,


sifat, dan perilaku sungai dengan segala aspek perubahannya dalam dimensi ruang dan
waktu, dengan demikian menyangkut sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang
saling berkaitan. Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk secara alamiah
.Akan tetapi di samping fungsinya sebagai saluran drainase, dan dengan adanya air
yang mengalir di dalamnya, sungai menggerus tanah dasarnya secara terus menerus
sepanjang masa eksistensinya dan terbentuk lembah sungai. Volume sedimen yang
sangat besar yang di hasilkan dari keruntuhan tebing. Tebing sungai di daerah
pegunungan kemiringan sungainya curam, gaya Tarik aliran airnya cukup besar. Tetapi
setelah aliran sungainya curam, gaya tarik aliran airnya cukup besar. Tetapi setelah
aliran sungai mencapai dataran, maka gaya tariknya sangat menurun. Dengan demikian
beban yang terdapat dalam arus sungai berangsur-angsur diendapkan. Karena itu
ukuran butiran sedimen yang mengendap di bagian hulu, sungai itu lebih besar dari
pada di bagian hilir.

Dengan terjadinya perubahan kemiringan yang mendadak pada saat alur


sungai keluar dari daerah pegunungan yang curam dan memasuki dataran yang
lebih landau, pada lokasi ini terjadi pengendapan yang sangat intensif yang
menyebabkan mudah berpindahnya alur sungai dan terbentuk apa yang di sebut

4
kipas pengendapan. Pada lokasi tersebut sungai bertambah lebar dan dangkal,
erosi dasar sungai tidak terjadi lagi, bahkan sebaliknya terjadi pengendapan
yang sangat intensif. Dasar sungai secara terus menerus naik, dan sedimen yang
hanyut terbawa arus banjir tersebut dan mengendap secara luas membentuk
dataran aluvasi.

Pada daerah dataran yang rata alur sungai erosi pada tebing bagian luar
belokan yang berlangsung sangat intensif, sehingga terbentuk meander. Dalam
keadaan tersebut apabila terjadi banjir yang besar dapat menimbulkan luapan
yang dan tergerusnya dinding bagian kuar belokan sungai. Untuk mengatasi hal
tersebut dapat di buat sudetan yaitu saluran baru yang bertujuan untuk
melangsungkan aliran debit banjir dari titik awal (hulu) ke titik akhir (hilir)
meander. Sudetan dapat juga di buat untuk mengalihkan sebagian debit banjir
ke sungai yang lain yang berdekatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan beberapa masalah


sebagai berikut:

a) Apa yang maksud dengan krib ?


b) Bagaimana perencanaan krib ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dan manfaat yang dapat


dicapai adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui krib


b) Untuk mengetahui perencanaan krib

5
BAB II
PEMBAHASAN

BANGUNAN PENGATUR DAN PENGENDALI ALIRAN PADA


SUNGAI

2.1 Pengetian Bangunan Pengatur Sungai

Bangunan pengatur dan pengendali aliran pada sungai adalah suatu bangunan
air yang dibangun pada sungai dan berfungsi mengatur aliran air agar tetap stabil
dan sebagai pengendalian banjir.

2.2 Krib Sebagai Bangunan Pengatur Sungai

Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai ke arah tengah,
guna berfungsi untuk mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah:

 Mengatur arah arus sungai


 Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai
 Mempercepat sedimentasi
 Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan
 Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai
 Mengonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.

Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan
mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila
krib dibangun secara kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian
sungai sebelah hilir akan mengalami kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan
penelaahan dan penelitian yang sangat saksama sebelum penetapan type suatu krib
yang akan di bangun.

Tujuan dari pengaturan alur sungai antara lain adalah sebagai berikut :

6
 Mengatur aliran sungai sedemikian rupa sehingga pada waktu banjir air dapat
mengalir dengan cepat dan aman,
 Mengatur kecepatan aliran sungai yang memungkinkan adanya pengendapan
dan pengangkutan sedimen dengan baik,
 Mengarahkan aliran ke tengah alur sungai agar tebing sungai tidak terkikis,
 Mengarahkan aliran sungai sehingga dapat dipergunakan untuk pelayaran.

Dinding Krib

Krib untuk melindungi tebing sungai


tehadap longsor Penggunaan Krib

7
2.3 Klasifikasi Krib
a. Krib Permeable

Pada tipe permeable, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan ini akan
melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energy
yang terkandung dalam aliran sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengan
itu mengendapkan sedimen yang terkandung dalam aliran. Krib permeable
terbagi dalam beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang, rangka pyramid,
dan jenis rangka kotak. Krib permeable disebut juga dengan krib lolos air. Krib
lolos air adalah krib yang diantara bagian-bagian konstruksi nya dapat dilewati
aliran, sehingga kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan
dengan bagian konstruksi krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan
angkutan muatan di tempat ini.

Permeable Krib

b. Krib Impermeable
Krib dengan konstruksi tipe impermeable disebut juga krib padat
atau krib tidak lolos air, sebab air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh
krib. Bangunan ini digunakan untuk membelokkan arah arus sungai dan
karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan ujung krib atau
bagian sungai di sebelah hilirnya. Untuk mencegah gerusan, di
pertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi fleksibel seperti
matras atau hamparan pelindung batu sebagai pelengkap dari krib padat.
Dari segi konstruksi, terdapat beberapa jenis krib impermeable misalnya
brojong kawat, matras dan pasangan batu.

8
Impermeable Krib

c. Krib Semi Permeable


Krib semi permeable ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib
permeable dan krib padat. Biasanya bagian yang padat terletak disebelah
bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi. Sedangkan bagian atasnya
merupakan konstruksi yang permeable disesuaikan dengan fungsi dan
kondisi setempat. Krib semi permeable disebut juga dengan Krib semi lulus
air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong sehingga
rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.

d. Krib Silang dan Memanjang


Krib yang formasinya tegak lurus atau hampir tegak lurus sungai dapat
merintangi arus dan dinamakan krib melintang. Sedangkan krib yang
formasinya hampir sejajar arah arus sungai di sebut krib memanjang.

2.4 Perencanaan Krib

Dalam mempersiapkan perencanaan krib, diperlukan survey mengenai


topografi, debit dan kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen yang ada

9
disungai. Tipe dan cara pembuatan krib ditetapkan secara empiris dengan
memperhatikan pengalaman masalalu dalam pembuatan krib yang hampir sejenis.

Secara umum, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan krib adalah
sebagai berikut:

 Karena cara pembuatan krib sangat tergantung pada resim sungai, perlu
diperoleh data mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama
atau hampir sama, kemudahan pelaksanaannya dan besarnya pembiayaan.
 Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu lebar, maka
permukaan air sungai normal harus dinaikkan dengan krib yang panjang,
dengan memperhatikan biaya pelaksanaan dan pemeliharaannya.
 Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk melindungi tebing sungai
terhadap pukulan air, panjang krib harus diperhitungkan pula terhadap
timbulnya pukulan air pada tebing sungai di seberangnya.
 Krib tidak berfungsi baik pada sungai kecil dan sempit alurnya.

Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk menaikan permukaan normal air


sungai, perlu dipertimbangkan kapasitasnya disaat terjadinya debit yang lebih besar
atau debit banjir.

2.4.1 Formasi Krib


Terdapat 3 macam formasi krib yaitu :
 Krib Tegak lurus : krib yang arahnya tegak lurus aliran.
 Krib condong kearah hulu disebut juga sebagai krib tajam : krib yang arahnya
menyerong ke hulu
 Krib condong kearah hilir.

2.4.2 Penentapan tinggi krib


Penetapan tinggi krib pada umumnya akan lebih menguntungkan apabila
evaluasi mercu krib dapat dibuat serendah mungkin ditinjau dari stabilitas
bangunan terhadap gaya yang mempengaruhinya, sebaiknya elevasi mercu dibuat
0,50-1,00 meter diatas elevasi rata-rata permukaan air rendah. Dari hasil
pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib yang telah dibangun dan berfungsi

10
dengan baik, diperoleh angka perbandingan antara tinggi krib dan kedalaman air
banjir (hg/h) sebesar 0,20 – 0,30.

Arah aliran dan sudut sumbu krib

2.4.3 Panjang dan Jarak Antara krib

Panjang dan jarak antara krib ditetapkan secara empiris yang didasarkan pada
pengamatan data sungai yang bersangakutan antara lain :

a. Situasi sungai
b. Lebar sungai
c. Kemiringan sungai
d. Debit banjir
e. Kedalaman air
f. Debit normal
g. Transportasi sedimen dan
h. Kondisi sekeliling sungai.

11
2.4.4 Krib Memanjang

Krib memanjang adalah krib yang ditempatkan hampir sejajar dengan arah
arus sungai dan biasanya digunakan untuk melindungai tebing alur sungai dan
mengatur arah arus sungai agar alur sungai tidak mudah berpindah-pindah.

2.5 Konstruksi Krib


a. Krib tiang pancang: adalah contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik
untuk krib memanjang maupun krib melintang. Konstruksi nya sangat
sederhana dan dapat meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok
untuk bagian sungai yang tidak deras arusnya.

Krib tiang pancang

b. Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya
terdiri dari lapisan batu atau krikil yang sulit dipancang dan krib rangka
ini mempunyai kemampuan bertahan yang lebih besar terhadap arus
sungai dibandingkan dengan krib tiang pancang.

Krib Rangka

12
c. Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan
awet serta sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai
yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing
blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi setempat antara lain
dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada
contoh-contoh yang sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-
krib sejenis yang pernah dibangun.

2.6 Pemilihan Tipe Krib

Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan resim
sungai pada lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya, tingkat
kesulitan dan jangka waktu pelaksaannya. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dan
dipelajari adalah bentuk denah, kemiringan memanjang dan bentuk penampung
lintang krib, elevasi muka air, debit, kecepatan arus bahan dasar dan arah
pergeseran pada sungai. Selanjutnya tipe krib ditetapkan berdasarkan fungsi
hidraulika dari krib, pengalaman-pengalaman yang pemah ada dan contoh-contoh
bangunan krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang lalu.

Dalam proses penentuan tipe kirb diperlukan perhatian khusus pada hal-hal
sebagai berikut :

13
 Krib permeabel yang rendab dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup
memadai untuk melindungi tebing sungai.
 Krib tidak cocok untuk sungai-sungai yang sempit alumya atau untuk sungai-
sungai kecil.
 Krib permeabel bercelah besar, seperti krib tiang pancang

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai ke arah tengah,
guna mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah:

a) Mengatur arah arus sungai ,


b) Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai ,
c) Mempercepat sedimentasi ,
d) Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan,
e) Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai,
f) Mengonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan

3.2 Saran
Dalam mempersiapkan perencanaan krib, diperlukan survei mengenai
topografi, debit dan kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen yang ada di
sungai. Tipe dan cara pembuatan krib ditetapkan secara empiris dengan
memperhatikan pengalaman masa lalu dalam pembuatan krib yang hampir sejenis.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/1964091019910
11-SUKADI/02-Penelitian/01-Perencanaan_Bendungan

Waduk.pdfTriatmodjo,Bambang.2009.PerencanaanPelabuhan.Beta
Offset:Yogyakarta

Linsley R.K, 1989. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta Airlangga

16

Anda mungkin juga menyukai