KGD Pok 1
KGD Pok 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kualitas sistem penanggulangan kebakaran di
rumah sakit
C. MANFAAT
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Bangunan gedung adalah konstruksi bangunan yang diletakkan
secara tetap dalam suatu lingkungan, di atas tanah/perairan, ataupun di
bawah tanah/perairan, tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk tempat tinggal, berusaha, maupun kegiatan sosial dan budaya.
Sedangkan mengenai klasifikasi bangunan gedung sesuai dengan
Keputusan Menteri PU no. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
B. BAHAYA KEBAKARAN
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya
ancaman potensional dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal
terjadi kebakaran hinga penjalaran api, asap, dan gas yang
ditimbulkannya.
C. PENANGGULANGAN
3
sisi minimum 150 mm dan diletakkan pada sisi luar dinding dan diberi
tulisan “AKSES PEMADAM KEBAKARAN-JANGAN DIHALANGI”
dengan ukuran tinggi minimal 50 mm.
F. PROTEKSI KEBAKARAN
Suatu bangunan dilengkapi dengan proteksi kebakaran sedemikian rupa
sehingga:
5
H. SPO PENANGANAN KEBAKARAN DI RUMAH SAKIT
Pengertian : Langkah-langkah yang harus ditempuh bila terjadi kebakaran di
Rumah Sakit.
Saat kebakaran terjadi di rumah sakit, hal pertama yang harus dilakukan
adalah evakuasi pasien. Bawa pasien ke tempat aman dan tidak berpotensi
terkena api kebakaran. Setelah itu baru coba untuk menyelamatkan sarana
prasarana dan segera menghubungi dinas terkait juga berkoordinasi dengan
semua elemen di rumah sakit. Jika masih memungkinkan segera matikan
arus listrik di area kebakaran.
Apabila api masih kecil dan belum meluas, Anda bisa mencoba
memadamkannya menggunakan APAR. Dalam menggunakan APAR Anda
tidak boleh sembarangan, ada tekniknya tersendiri. Karena jika salah dalam
menggunakan APAR akan mengakibatkan error dan pemadaman api tidak
maksimal.
7
2. Aim: arahkan ujung selang atau nozzle ke titik api
3. Squeze: tekan tuas APAR
4. Sweep: sapukan media pemadam api dari kiri ke kanan di atas titik api
5. Dengan teknik ini diharapkan api dapat dipadamkan dengan cepat dan
maksimal.
8
APAR CO2.
Dengan banyaknya jiwa dan aset yang harus diproteksi di rumah sakit,
maka SOP APAR di rumah sakit harus dipelajari dengan baik. Pelatihan
penggunaan APAR dan penyediaan APAR harus dipersiapkan dengan
baik. Supaya mitigasi bencana kebakaran di rumah sakit bisa
dimaksimalkan. Dan jangan lupa untuk tetap merawat dan melakukan
inspeksi APAR dengan bantuan FIRECEK.
9
(fire stop)
1. Inspeksi
Inspeksi / pemeriksaan harus didefinisikan dengan baik, dan harus
meliputi:
Lokasi / daerah yang diperiksa
Frekuensi pemeriksaan
Apa kinerja yang dapat diterima
Siapa yang akan melakukan pemeriksaan
2. Sarana jalan keluar (means of egress).
3. Sarana jalan keluar meliputi eksit, eksis ke akses dan exit pelepasan,
tanda jalan keluar, penerangan darurat dan fan presurisasi tangga
kebakaran
4. Inspeksi harus dilakukan secara berkala setiap bulan, atau lebih
sering tergantung kondisi, untuk
Pintu:
Tidak boleh dikunci atau di gembok
Kerusakan pada penutup pintu otomatik (door closer)
Terdapat ganjal atau ikatan yang membiarkan pintu terbuka, pada
pintu yang harus selalu pada keadaan tertutup.
Halangan benda dan lain-lain di depan pintu eksit
Tangga kebakaran:
Terdapatnya ganjal atau ikatan yang membiarkan pintu tangga
terbuka.
Bersih, dan tidak digunakan untuk tempat istirahat/merokok
penghuni/karyawan, serta tidak digunakan untuk gedung
Tidak boleh dipakai untuk tempat peralatan seperti panel, unit AC
dan sejenisnya
Kerusakan pada lantai dan pegangan tangga.
Koridor yang digunakan sebagai jalur untuk keluar
Bebas dari segala macam hambatan
Tidak digunakan untuk gudang
Eksit pelepasan di lantai dasar yang menuju ke jalan umum atau
tempat terbuka di luar bangunan harus tidak boleh dikunci.
10
Tanda eksit:
Jelas kelihatan tidak terhalang
Lampu penerangannya hidup
5. Alat pemadam api ringan (APAR)
6. Alat pemadam api ringan meliputi alat pemadam portabel/jinjing dan
yang memakai roda.
7. Prosedur inspeksi/pemeriksaan, pengujian hidrostatik dan
pemeriksaan berkala mengikuti SNI 03-3987-1995 tata cara
perencanaan dan pemasangan alat pemadam api ringan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung
8. Cara penghembusan media pemadam
Pengisian kembali: semua alat pemadam api ringan yang dapat diisi
kembali, harus di isi kembali setelah stiap penggunaan atau seperti
ditunjukkan oleh hasil inspeksi atau pemeliharaan.
11
Luas lantai bangunan
Fungsi atau penggunaan bangunan
Ketinggian bangunan.
Beroperasi otomatis
Memberikan pencahayaan yang cukup tanpa penundaan
yang tidak perlu dalam upaya menjamin evakuasi yang
aman di seluruh daerah dalam bangunan di lokasi atau
tempat yang dipersyaratkan
Dilindungi terhadap kerusakan akibat kebakaran bila sistem
pencegahan darurat tersebut merupakan sistem yang
tersentralisasi.
Suatu tanda eksit harus jelas terlihat bagi orang yang menghampiri
eksit dan harus dipasang pada, di atas atau berdekatan dengan
12
setiap:
2) Eksit horisontal
13
6) Setiap tanda eksit harus:
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Demikian yang dapat saya tuliskan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak
kekurangannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis berharap para pembaca bersedia memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16