Anda di halaman 1dari 18

Free Mentoring NLP FOR SELLING

led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

DAFTAR ISI

- Sesi ke-1 Orientasi hal 1


- Sesi ke-2 Power of Word hal 4
- Sesi ke-3 Change Area hal 6
- Sesi ke-4 Goal Setting hal 8
- Sesi ke-5 Goal Statement hal 12
- Penulis hal 17

Halaman 1 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Sesi ke 1- ORIENTASI
THE PROBLEM CAN NOT BE SOLVED
UNTIL YOU HAVE AN OUTCOME

Selamat malam semuanya, semoga semuanya dalam keadaan sehat wal afiat
dalam mencapai apa yang diinginkan.
Pada mentoring kali ini kita akan memulai dari sebuah kisah yang
melibatkan tiga orang sahabat.
Sebut saja mereka bertiga masing-masing mempunyai nama-nama sebagai
berikut ; Parman, Parmin, Parmon. Mereka merupakan sahabat yang sangat
akrab sekali, boleh dibilang mereka merupakan sahabat sedari kecil. Sahabat
yang saling berbagi segala hal. Hingga waktu jua yang memisahkannya.
Ya... betul mereka berpisah karena waktu lulusan sekolah menengah,
mengambil jalan hidup masing-masing, tentunya dengan alasan masing-
masing.
Singkat cerita, mereka bertemu lagi setelah 10 tahun berpisah sedari lulus
SMA. Dengan profesi, titel dan predikat, masing-masing. Tahu sendirilah
kalau teman lama bertemu setelah sekian lama apa yang akan terjadi.

Tetiba Parmon celetuk kepada kedua orang temannya ; “brow ingatkah


obrolan kita di bawah pohon mangga belakang sekolah ?” kedua temannya
mengangukkan kepala menyepakati bahwa mereka ingat kejadian itu.
Parman menyambung pertanyaan itu ; “iya bray... gue inget banget apa yang
kita bicarakan !”
Parmin juga ikut nyambung pernyataan ; ”saya juga dong, pasti ingat lah”

Perlu Anda ketahui mereka ini punya cita-cita menjadi pengusaha semuanya.
Pengusaha yang sukses, berkah dan bahagia. Dan cita-cita inilah yang
menjadi obrolan mereka di bawah pohon mangga belakang sekolah. Ada hal
yang menarik bagi saya dengan hasil obrolan mereka ini. Karena diantara
mereka bertiga, ternyata yang berhasil mencapai cita-citanya hanya satu
orang.
Orang yang dimaksudkan tersebut bernama Parmon, seorang yang berhasil
menjadi pengusaha sukses, berkah dan bahagia, sesuai dengan janji mereka
saat di bawah pohon mangga belakang sekolah. Sedangkan parman menjadi
seorang tukang parkir di salah satu kawasan pertokoan dan parmin tak lebih
hanya menjadi kuli panggul di pasar tradisonal di kampungnya.
Bukan maksud hati merendahkan atau menyepelakan profesi mereka, akan
tetapi kita akan coba menganalisis, sebenarnya apa yang terjadi dalam dialog
mereka dulu saat di bawah pohon mangga belakang sekolah.

Halaman 2 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Lanjutan dialog mereka bertiga seperti ini :......

Parmon berkata : “kita sepakat bahwa mulai hari ini kita berjanji untuk
menjadi pengusaha sukses, berkah dan bahagia...?”
Parmin dan Parman menjawab ; “setujuuuuuuu.....”
Parmon bilang : “lantas bagaimana caranya ya...kita bisa menjadi
pengusahan seperti itu, apa yang harus dilakukan...?
Parmin bilang : “ Lah... apa gue bisa ya jadi pengusaha kaya begitu, secara
kan saya ini bukan turunan pengusaha !”
Parman bilang :” iya brow... apalagi saya turunan orang miskin, mikir usaha
bagaimana, wong buat makan saja susah”

Walaupun masing-masing sudah mengungkapkan kata setuju, disertai


dengan pernyataan berikutnya. Nah ... kenyataan setelah 10 tahun saat ini
ketemu ternyata yang berhasil menepati janji hanyalah Parmon.
Oke kita analisis peryataan mereka, pernyataan parmon mengandung
harapan untuk menjadi, karena pernyataannya berorientasi pada solusi apa
yang mesti ada untuk menjadi pengusaha yang mereka ikat dalam sebuah
janji bersama. Sedangkan pernyataan parmin dan parman mengandung
keputus-asa-an untuk menjadi seperti yang mereka janjikan. Orientasi
keduanya (parman-parmin), yaitu pada problem yang mereka alami dan
diamini sebagai masalah utama.
Dari orientasi pernyataan mereka sesunguhkan akan berdampak pada kerja
dan kinerja mereka dalam mengejar atau mewujudkan hal apa yang ingin
terjadi pada diri mereka. Dengan kata lain bahwa apa yang mereka katakan
mempunyai dampak terhadap perilaku masa depannya. Ketika
mengamininya, maka secara otomatis masuk ke dalam diri sebagai sebuah
keyakinan. Tentunya keyakinan yang tidak memberdayakan diri. Sehingga
apa yang menjadi janji mereka, bukannya mendekat malah menjadi jauh dari
apa yang mereka inginkan.

Nah... sekarang coba Anda pertanyakan


pada diri Anda, Anda mau mengikuti
pernyataan nya siapa...?
Salam Inspirasi,
Ahmad Asari Asgar
www.sekolahtrainer.com

Halaman 3 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Sesi ke 2-POWER OF WORD


CHANGE YOUR WORD,
CHANGE YOUR WORLD

Bismillahirahmanirahim...

Pada sesi ke-2 ini saya akan membagikan sebuah artikel yang seringkali saya
sampaikan disetiap waktu, baik secara tulisan maupun lisan. Artikel ini
berisi tentang cerita yang saya ceritakan kembali dari sebuah film. Silahkan
Anda simak ceritanya begini :

Alkisah ada seorang buta tua yang duduk di pertigaan simpang jalan sebuah
kota di Eropa sana. Ia duduk diatas alas semacam tikar, ia membawa kaleng
bekas susu untuk mewadahi uang recehan, ia memajang tulisan disebuah
robekan kardus.

Anda tahu apa yang ia tuliskan...?

Ia menuliskan I'AM BLIND PLEASE HELP ME, sedari pagi sampai menjelang
makan siang tiba, kaleng susu tersebut tak kunjung terisi. Tak terisi kaleng
tersebut juga menandakan tak terisi perutnya.

Dalam benaknya, ia berkata ; sependengaran saya, banyak sekali orang lalu


lalang. Kok ya... mereka ga paham tentang apa maksud saya, padahal telah
menuliskannya secara jelas bahwa saya sedang butuh bantuan.

Tiba-tiba ada seorang perempuan muda tinggi semampai, berparas cantik,


ramput dikepang kuda, memakai stelan blezer hitam, bersepatu pentopel
warna hujau tai kuda. Persis kaya wanita-wanita karier pada umumnya di
Eropa.

Perempuan muda itu kemudian berhenti sejenak di depannya sambil


memperhatikan serius situasi dan kondisi. Ternyata ada satuhal yang sangat
menarik perhatiannya. Satuhal itu adalah tanda yang bertuliskan I'M BLIND
PLEASE HELP ME

Perempuan muda itu, membalik bagian kardus tulisan tersebut. Diambilnya


spidol besar dari tasnya, dan ia menulis sebuah kalimat, Lantas pergi saja
setelah menulis kalimat tersebut.

Wowwwww... kaleng bekas susu pak tua butapun secara cepat terisi penuh,
bahkan melebihi dari harapannya. Dalam benaknya ia bertanya -tanya.

Beberapa saat berlalu, perempuan muda yang menuliskan sesuatu kalimat


pada kardus pak tua buta, sambil mengecek kaleng susunya, tentunya iapun
menambahi isi kaleng tersebut.

Halaman 4 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Apa yang kamu lakukan dengan kardus yang telah saya tuliskan
sebelumnya...? Tanya pak tua buta kepada perempuan muda itu.

Saya tak melakukan apapun pada kardus yang berisi tulisan anda, hanya
saja saya menuliskan maksud anda dalam kalimat yang berbeda.

Dan tahukah anda apa yang ditulis oleh perempuan itu. Ia hanya
menuliskannya dengan kata yang berbeda seperti ini IT'S A BEAUTIFUL
DAY, BUT I CANN'T SEE IT

Dan begitu pula dalam berjualan....kekuatan kata - kata sangat menentukan


tingkat closing Anda. Karena kata merupakan senjata para penjual untuk
menyakinkan para pembeli untuk membeli produk Anda. Terutama sekali
pilihan kata. Sebagai perbandingannya saya berikan contoh sebagai berikut:

STATMENT-A STATEMENT-B OUTCOME


Saya tidak mau kegemukan Saya ingin langsing Kurus
Saya tidak ingin miskin Saya ingin kaya Sejahtera
Saya tidak ingin Rumah Saya ingin Rumah tangga Mawaddah
tangga berantakan harmonis

Sampai sini sudah kepikir bagaimana cara menyampaikan pesan produk


Anda penting bagi konsumen, Yes kata Kuncinya positive statement. Oke
sekarang kita tuliskan positive statement dalam bentuk Narasi. Silahkan
Anda coba amati narasi berikut ini :
Narasi ke-1 :
baik Kakak...saya mau menawarkan sebuah produk baru yang dapat
mengatasi kegemukan kakak. Produk ini dirancang bagi orang-orang yang
punya masalah kelebihan berat badan. Kualitas terjamin tokcer, harga juga
murah meriah. Ayo dibeli ya...?

Narasi ke-2 :
Baik kakak...saya mau nawarkan sebuah produk yang dapat membuat
langsing kakak. Produk ini dirancang bagi orang-orang yang menginginkan
penurunan berat badan. Kualitas terjamin tokcer, harga juga murah meriah.
Ayo dibeli ya...?

Nah... sekarang coba Anda pertanyakan pada diri


sendiri, Jika sebagai pembeli nyaman yang mana ?

Salam Inspirasi,
Ahmad Asari Asgar
www.sekolahtrainer.com

Halaman 5 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Sesi ke 3-AREA OF CHANGE


IF YOU WANT TO CHANGE,
THAN CHANGE YOUR SELF

Bismillahirahmanirahim...
Pada sesi ke-3 saat ini, kita akan mulai dari sebuah keluhan. Iya beneran
keluhan yang biasanya datang dari para penjual. Ada sebuah kalimat
keluhan yang biasa sekali diucapkan. Salah satunya “Waduh bagaimana
ya... pasar lagi sepi ini, dagangan jadi numpuk kagak laku”.

Sepintas memang benar kalimat yang diucapkan, akan tetapi sebenarnya


kalimat tersebut memberikan pengaruh kepada diri kita. Secara tidak sadar
kita mengiyakan situasi dan kondisi yang demikian. Malah lebih parah lagi,
sampai kagak mau jualan lagi. Sakit hati sama pasar yang sedemikian rupa.

Mungkin kitanya yang terlalu baper, sehingga kita menyakiti perasaan


bahkan diri sendiri dengan kondisi yang ada. Memangnya nggak boleh bawa
perasaan kalau dagang. Jawabannya ya... tentu bolehlah, dengan catatan
bahwa perasaan itu harus menjadi sesuatu yang memberdayakan diri.

Tahukah Anda bahwa dalam merespon dunia luar diri kita, sesungguhkan
kita ini dibatasi oleh area. Sebuah area yang terdiri dari beberapa bagian
penting, yang mempengaruhi kewenangan dan keputusan kita. Area tersebut
dibagi menjadi tiga bagian seperti ilustrasi diagram pie di bawah ini :

Diagram ke-1 : AREA OF CHANGE

Halaman 6 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Dari diagram ke-1 di atas, kita dapat mengetahui penjelasan area-area yang
mengawinkan antara pelaku, Kewenangan, keputusan. Artinya setiap area
ada pelakunya sendiri, ada kewenangan yang digunakan sendiri, dan ada
keputusan yang muncul sendiri.

Kemudian yang tak kalah penting lagi bagi kita adalah perbuatan seperti apa
yang kita perbuat dalam masing-masing area. Atau dengan kata lainnya
siapakah yang bertanggungjawab atas area tersebut.

Coba Anda amati dengan benar tabel di bawah ini :

AREA AUTHORITY RESULT ACTION


CHANGE Saya Saya Saya
INFLUENCE Saya dan Anda Saya dan Anda Kami
NEUTRAL Orang lain Orang lain Orang lain

Sehingga jika kita gabungkan antara diagram ke-1 dan tabel ke-1, maka akan
memberikan kita gambaran yang sangat jelas sekali.

Misalnya ada seorang karyawan di sebuah perusahan yang minta naik gaji 3
(tiga) kali lipat dari gajinya sekarang. Hal tersebut dilakukan dengan banyak
sekali alasan baginya.

Pertanyaaannya apakah mungkin....?,

sebelum kita jawab sama-sama, kita mesti perjelas dulu, kira-kira Karyawan
yang punya keinginan seperti itu berada di area mana ?

Yes betul berada di area INFLUENCE.

Artinya situasi dan kondisi yang diinginkan mesti ada dialog antara Saya
(Karyawan) dengan Anda (Perusahaan), sehingga menimbulkan kesepakatan
antara keduanya (RESULT), yang kemudian dilaksanakan sebagai
tanggungjawab bersama (ACTION)

Nah... sekarang tugas Anda yaitu


menjawab pernyataan sebagai berikut !
“Waduh bagaimana ya... pasar lagi sepi ini,
dagangan jadi numpuk kagak laku”.

Salam Inspirasi,
Ahmad Asari Asgar
www.sekolahtrainer.com

Halaman 7 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Sesi ke 4-GOAL SETTING


SEMAKIN DETAIL
SEMAKIN JELAS TARGETNYA

Bismillahirahmanirrahim...
Selamat berjumpa kembali teman-teman NLP for Selling, di group Free
Mentoring. Pada sesi ke-4 kita akan masuk pada bahasan GOAL SETTING.
Dalam aktifitas penjualan, bahwa Goal Setting mestilah jelas, dan
kejelasannya ditandainya, sejauh mana kita detail mendeskripsikannya.
Adapun deskripsi kejelasan goal setting, diikat oleh beberapa istilah
keuangan. Baiklah teman-teman istilah keungan tersebut biasanya jadi
bahasan seminar, semoga sih antara judul seminar dan pembahasannya
nyambung. Ketiga istilah tersebut sebagai berikut :
LEVEL TARGET KEWAJIBAN HAK-HAK
Sales Omzet Orang yang bertanggung Orang yang berhak
jawab terhadap terjualnya mendapatkan reward,
barang yang diproduksi Insentive, bonus,
oleh perusahaan dalam imbalan ataupun
jangka waktu tertentu Komisi dari hasil
terjualnya barang
secara langsung
Manajer Profit Orang yang Orang yang berhak
bertanggungjawab mendapatkan reward,
terhadap terciptanya Insentive, bonus,
barang (produksi) yang imbalan ataupun
disesuaikan dengan Komisi dari terjualnya
permintaan atau proyeksi barang secara tidak
keuntungan penjualan langsung
Owner Cash Orang yang Orang yang berhak
bertanggungjawab mendapatkan
terhadap kecukupan modal keuntungan secara
perusahan tidak langsung dari
modal yang
dicukupkannya

Mungkin masih kurang jelas dari tabel deskripsi istilah di atas, karena belum
dibarengi dengan contoh kasusnya. Saya akan memberikan contoh ilustrasi
dari penggunaan ketiga Istilah diatas, sebagai berikut :

Asep merupakan seorang CSO di sebuah perusahaan retail tertama, akan


tetapi di tahun ketiga ia memutuskan untuk berdikari. Hitung punya hitung,
ternyata uang aman yang tidak menganggu kebutuhan lainnya sisa Rp
500,000. Usaha yang mudah, murah dan cepat yang dapat dilakukannya
untuk saat ini.

Halaman 8 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Asep pun putar otak, dengan diiringi melihat situasi dan kondisi sekitarnya.
Hasil pengamatan ia, sampai pada kesimpulan bahwa buka usaha di depan
rumah. Dengan mempunyai uang Rp 500.000, dan ia berencana untuk
membuka usaha berupa dagang gorengan.

Pergilah Asep ke pasar untuk membeli bahan-bahan baku membuat


gorengan. Ada Terigu seharga Rp. 10.000/kg, garam seharga Rp. 8.000,
tempe seharga Rp. 6.000/kantong (ukuran 20x5 cm), tahu seharga Rp.
6.000/kg, penyedap rasa seharga Rp. 500/bungkus, minyak goreng seharga
Rp. 14.000/kg, sayur kol seharga Rp. 23.000/kg, sayur wortel Rp.
24.000/kg, daun bawang seharga Rp. 5.000/iket.

Diperolehlah rincian belanja Asep, sebagai berikut :

No. NAMA BAHAN HARGA SATUAN BANYAK JUMLAH


1. Terigu Rp10.000 Kilogram 15 Rp 150.000
2. Garam Rp8.000 Gram 5 Rp 40.000
3. Tempe Rp6.000 Kantong 10 Rp 60.000
4. Tahu Rp6.000 Kilogram 10 Rp 60.000
5. Penyedap rasa Rp500 Bungkus 16 Rp 8.000
6. Sayur kol Rp23.000 Kilogram 2 Rp 46.000
7. Minyak goreng Rp14.000 Kilogram 3 Rp 42.000
8. Sayur wortel Rp24.000 Kilogram 1 Rp 24.000
9. Daun bawang Rp5.000 Iket 10 Rp 50.000
10. Ongkos OJOL Rp10.000 Jalan 2 Rp 20.000
TOTAL BELANJA Rp 500.000

Uang Cash Aseppun berubah menjadi Modal kerja. Dan Aseppun mulai
membuat gorengan dengan bahan yang ada, sehingga terciptalah 3 macam
jenis gorengan. Bala-bala, tempe dan Tahu dengan harga jual masing-masing
1000 / satuannya.

Diperolehlah produk gorengan hari pertama sebagai berikut :

No. Produk Harga Banyak Jumlah


1. Bala-bala Rp 1.000 400 Rp 400.000
2. Goreng tempe Rp 1.000 300 Rp 300.000
3. Goreng tahu Rp 1.000 300 Rp 300.000
TOTAL 1000 Rp 1.000.000

Baiklah kita lanjutkan sekarang ya...


Anggaplah Asep berhasil menjual seluruh gorengan tersebut di hari
pertamanya dagang. Ia berhasil menjual 1000 gorengan dengan pendapatan
hari itu sebanyak Rp. 1.000.000. Nah... pendapatan sebanyak Rp. 1.000.000
dari hasil dagang Asep di hari pertama disebut dengan OMZET PENJUALAN.

Halaman 9 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Okeh sekarang kita coba buat laporannya keuangan hari pertama, sehingga
diperoleh sebagai berikut :

NO. AKUN DEBIT KREDIT


1. Modal Kerja Rp500.000 Rp -
2. Omzet Penjualan Rp - Rp1.000.000
JUMLAH Rp - Rp 500.000

Dari tabel laporan keuangan di atas kita dapat tarik kesimpulan bahwa ada
selisih positif dari modal kerja yang dikeluarkan. Nah... hasil pengurangan
atau selisih positif sebesar Rp. 500.000 dari dikuranginya Omzet penjualan
sebesar Rp. 1.000.000 dengan Modal kerja sebesar Rp. 500.000 disebut
PROFIT MARJIN dari Usaha Dagang Gorengan.

Lanjutkan bro...

Kemudian dari profit marjin sebesar Rp. 500.000 berapakah haknya Asep
sebagai Owner. Artinya ia mesti membanginya sesuai dengan porsinya. Jika
Profit Marjin yang di dapatkan oleh Asep dalam satu hari kemudian
dikonversi menjadi Free Cashnya, maka secara pribadi uangnya bertambah.
Akan tetapi kapasitas usahanya tetap bahkan juga berkurang karena ada
faktor eksternal yang tetap misalnya Inflasi. Akan tetapi jika Asep
berkeinginan menambah kapasitas produksi gorengannya, maka modal
kerjanya mesti ditambahkan dari profit marjinnya.

Oleh karena Asep merupakan orang yang berkeinginan kuat meningkatkan


pertumbuhan dagangnya, maka ia membuat peraturan terkait Free Cashnya,
sehingga terjadilah Casflow sebagai berikut :

NO. AKUN DEBIT KREDIT


1. Omzet Penjualan Rp - Rp 1.000.000
2. Modal Kerja awal Rp 500.000 Rp -
3. Inflasi 5 % x Modal Kerja Rp 25.000 Rp -
4. Tambahan modal kerja 30% Rp 150.000 Rp -
JUMLAH Rp 675.000 Rp1.000.000
TOTAL SISA (K-D) Rp - Rp 325.000

Oke sampai sini pusingkah... hehehe

Apabila dilihat tabel diatas, bahwa Omzet Penjualan sebesar Rp. 1.000.000
dikurangi Modal Kerja awal sejumlah Rp. 500.000, ditambahkan Inflasi 5 %
dikalikan modal kerja menjadi Rp. 25.000, dan ditambahkan modal kerja
sebanyak 30 % sebesar Rp. 150.000, Sehingga Asep punya Modal ke-2
untuk dagang hari ke-2 sebanyak Rp. 675.000. adapun total sisa sebesar
Rp. 325.000 merupakan hasil dari dikuranginya profit marjin Rp. 1.000.000
oleh Modal Kerja ke-2 sebesar Rp. 675.000.

Halaman 10 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Angka Inflasi 5 % diambil dari angka Inflasi Indonesia yang rata-rata 3 %


sampai dengan 4 %, maka kita ambil angka inflasi yang besar yaitu 5 % saja,
untuk jaga-jaga ada kenaikan harga komoditas di pasar.

Dengan demikian, Asep punya uang sisa hasil usaha sebesar Rp.
325.000 yang tidak menggangu proses produksi usahanya. Dan istilah
ini disebut dengan FREECASH.

Baiklah dari ilustasi yang di atas, kita dapat mengetahui perbedaan ketiga
istilah keuangan secara sederhana. Sehingga ketika kita menyusun Goal
setting dapat secara tepat menyusunnya, mengerti apa yang mesti dilakukan,
dan mengerti efek yang akan terjadinya.

Nah... sekarang goal setting seperti apakah


yang akan ada buat !

Salam Inspirasi,
Ahmad Asari Asgar
www.sekolahtrainer.com

Halaman 11 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Sesi ke 5- GOAL STATEMENT


CARA MEMBUAT KALIMAT GOAL YANG TEPAT ?

Bismillahirahmanirrahim...

Semoga teman-teman masih berada di group ini ya... setelah agak belibet
dangan angka-angka di sesi ke-4. Hal yang ingin disampaikan yaitu kita
menjadi jelas berada di level apa dalam siklus Jual-Beli, dan kita menjadi
lebih jelas tentang target apa yang ingin kita capai. Beda level akan
berdampak pada beda target. Sehingga kita tidak terjebak dengan istilah-
istilah yang kelihatannya keren.

Apalagi dengan godaan-godaan tema yang bombastis diluaran sana, seperti


Cara dahsyat meningkatkan Omzet 1000 persen. Wah keren ini judul, dan
ternyata omzet bertambah, tapi tidak berpengaruh terhadap cashflow pada
akun freecash. Artinya usaha jalan, tapi kemakmuran kita tidak bertambah,
lah wong duitnya habis muter di usahanya. Atau jangan-jangan omzet yang
meningkat hanya habis untuk belanja modal berikutnya, karena kita tidak
pernah memperhitungkan angka inflasi harga barang jenis komoditas
maupun transportasi.

Apakah dengan omzet meningkat, profit margin Usaha saya ikut meningkat?
Apakah dengan profit margin saya meningkat, freecash saya ikut meningkat?
Apakah dengan Freecash saya meningkat, usaha saya juga ikut meningkat ?

Nah... kalau teman-teman selesai membaca materi sesi-4, semua pertanyaan


tersebut sepertinya dapat di jawab, sebelum masuk ke sesi ke-5 yaitu GOAL
STATEMENT

By the way... saat ini kita akan masuk pada sesi ke-5. Pada sesi ke-5 ini ,
kita akan masuk pada pembahasan GOAL STATEMENT. Bagaimana caranya
membuat kalimat Goal Setting yang tepat, atau apa goal setting Anda ?

Loh kok... jadi mengarang kalimat sih... kan sudah jelas, hehehe....

Yakin sudah jelas... sebab kalimat goal yang kita buat, secara sadar maupun
tanpa sadar akan menjadi bagian dari diri kita. Akan banyak wujud dari
sebuah kalimat yang akan kita buat. Tentunya Anda masih ingat dengan
cerita yang saya berikan pada Anda di sesi ke-2 (silahkan dibaca lagi).

Saya pernah menyampaikan mengenai goal statement baik melalui lisan


ataupun tulisan. Salah satunya melalui tulisan telah saya bukukan dalam
buku saya yang ke-4, dengan judul HYPNOACTION ; Grab Your Success with
Hypnosys and NLP, yang diterbitkan tahun 2017 oleh Deepublish Jogyakata.
Dan saat ini akan saya sampaikan kembali dengan versi pembaharuan
pembahasaannya yang disesuaikan dengan pembahasan NLP for Selling.

Halaman 12 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Perlu diketahui oleh Anda, bahwa ada 5 (lima) kriteria Goal Statement yang
baik, tepat dan benar penyusunannya, Diantaranya sebagai berikut :

1- Positive Statement
Coba dicek seberapa sering kita mengungkapkan kalimat Goal Statement
dalam bentuk kalimat negatif, walupun maksud yang diinginkan positif.

TARGET GOAL STATEMENT


SALAH BENAR
OMZET Saya tidak ingin gak laku Saya ingin omzet besar

PROFIT Saya tidak ingin rugi Saya ingin profit besar

FREECASH Saya tidak ingin nombok Saya ingin freecash besar

Sejak sekarang ubahlah cara ber-Goal Statement anda dengan


menggunakan kalimat-kalimat positif yang mengutarakan maksud positif.

2- Present Tenses
selanjutnya kalimat Goal Statement mesti berada di waktu sekarang.
Seakan-akan terjadi saat ini dimasa sekarang. Artinya yang tadinya hanya
kalimat yang mengandung makna to be (akan, ingin, mau dan sejenisnya),
menjadi kalimat yang mengandung makna being (menjadi) atau behave
(mendapat).

TARGET To be Behave
Saya ingin omzet besar

OMZET Saya mau omzet besar Saya mendapat


omzet besar
Saya akan punya omzet besar

Saya ingin profit besar

PROFIT Saya mau profit besar Saya mendapat


profit besar
Saya akan punya profit besar

Saya ingin Freecash besar

FREECASH Saya mau Freecash besar Saya mendapat


Freecash besar
Saya akan punya Freecash besar

Saya jadi teringat nasehatnya Steven Covey tentang kebiasaan Manusia


yang Produktif dan efektif. Tepatnya nasehat nya yang kedua mengatakan
kepada saya Begin with The End in Mind ; mulailah segala sesuatu

Halaman 13 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

dengan gambaran Akhirnya. Oleh karena itu tak salah memang kita
membuat kalimat Goal Statement mengunakan kalimat yang bersifat
present tense supaya kita dapat gambaran akhir dari Goal Statement yang
kita buat.

3- Time Limited
Selanjutnya dalam membuat Goal Statement kita mesti memperhatikan
yang namanya batasan Waktu. Karena mau tidak mau kondisi fisik kita
dibatasi oleh waktu. Waktu juga menunjukkan seberapa banyak peluang
dan kesempatan yang dapat kita gunakan. Waktu juga akan membuat
seberapa cepat kita menggapai hal-hal yang kita inginkan dalam hidup
ini. Satu-satunya hal yang membatasi keinginan adalah kematian, maka
sebelum datang waktu kematian kita, kita masih boleh mengusahakan
apapun untuk mencapai keinginan kita.

TARGET SEBELUMNYA SESUDAHNYA


OMZET Saya mendapat omzet besarSaya mendapat omzet
besar pada tanggal 1
Januari 2019
PROFIT Saya mendapat profit besar Saya mendapat profit
besar pada tanggal 1
Januari 2019
FREECASH Saya mendapat Freecash besar Saya mendapat Freecash
besar pada tanggal 1
Januari 2019

Oleh karena itu sebuah kalimat Goal Statement mestilah dibatasi


waktunya, agar secara sadar kita dapat mengatur hal-hal yang diperlukan
untuk mencapainya. Pada saat ada batasan waktu, biasanya kita lebih
emosional untuk mengerjakannya, Goal Statement ini akan terus menjadi
Goal Statement yang penting untuk diwujudkan dengan berbagai usaha.

4- Spesifik
Tema ini kaitannya dengan kejelasan ukuran sebuah goal statement.
Boleh dikatakan sebagai batasan. Sebab dalam penjulan, kita akan
mudah mengukur keberhasilan sebuah goal setting dengan kejelasan goal
statement.

TARGET SEBELUMNYA SESUDAHNYA


OMZET Saya mendapat omzet besar Saya mendapat omzet 1
pada tanggal 1 Januari 2019 milyar pada tanggal 1
Januari 2019
PROFIT Saya mendapat profit besar Saya mendapat profit
pada tanggal 1 Januari 2019 500 juta pada tanggal 1
Januari 2019
FREECASH Saya mendapat Freecash besar Saya mendapat Freecash
pada tanggal 1 Januari 2019 150 juta pada tanggal 1
Januari 2019

Halaman 14 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

Kata besar, meningkat, tinggi, banyak dan kata yang sejenisnya,


menunjukkan belum spesifik. Dan kita akan kesultan untuk mengukur,
serta menterjemahkan ke dalam keputusan yang akan kita ambil, dengan
kata lain kita mengalami kebingungan tafsir kalimat kita sendiri.

5- Emotion
Tema ini masih berkaitan dengan Goal Statement yang diungkapkan
dalam kalimat positif seperti dijelaskan di atas. Alasannya bahwa kalimat
yang negatif yang menyatakan maksud positif tetap akan diterima oleh
pikiran bawah sadar sebagai informasi yang benar. Pada saat setelah
diterima oleh pikiran bawah sadar, maka pikiran bawah sadar akan
meresponnya dalam bentuk persepsi.
Ketika kalimatnya negatif, maka respon yang muncul oleh pikiran
bawah sadar akan menimbulkan emosi-emosi yang negatif pula. Seperti
yang ditunjukkan dalam tabel 2 dia atas misalnya tentang seseorang yang
Ingin bahagia tapi mengungkapkannya dalam kalimat negatif, maka yang
akan diterima adalah muatan negatifnya. Jadi ketika kita bilang Saya
tidak ingin bersedih, maka pikiran bawah sadar kita akan mengkonstruk
kesedihan, padahal kita menginginkan kebahagiaan.
Pelibatan emosipun menjadi sangat penting dalam membuat Goal
Statement, selain emosi yang timbul akibat dari kalimat yang positif, maka
kitapun dapat merancang kalimat Goal Statement yang penuh dengan
emosi. Pelibatan emosi ini dapat menggunakan modalitas gaya belajar
kita. Unsur-unsur inderawinya mesti terlibat dalam pembuatan Goal
Statement, sehingga makin menguatkan informasi kebenarannya yang
akan diterima oleh pikiran bawah sadar kita.

TARGET SEBELUMNYA SESUDAHNYA


OMZET Saya mendapat Saya mendapat omzet 1 milyar pada
omzet 1 milyar tanggal 1 Januari 2019. Saya
pada tanggal 1 menyaksikan Istri dan anak di
Januari 2019 sebelah saya. Mereka mengatakan
“kami bangga punya Kepala keluarga
kaya Papah”. Sayapun merasakan
semakin bahagia dan senang atas
goal ini.
PROFIT Saya mendapat Saya mendapat profit 500 juta pada
profit 500 juta tanggal 1 Januari 2019. Saya
pada tanggal 1 menyaksikan Istri dan anak di
Januari 2019 sebelah saya. Mereka mengatakan
“kami bangga punya Kepala keluarga
kaya Papah”. Sayapun merasakan
semakin bahagia dan senang atas
goal ini.
FREECASH Saya mendapat Saya mendapat Freecash 150 juta
Freecash 150 pada tanggal 1 Januari 2019. Saya
juta pada tanggal menyaksikan Istri dan anak di
1 Januari 2019 sebelah saya. Mereka mengatakan
“kami bangga punya Kepala keluarga

Halaman 15 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

kaya Papah”. Sayapun merasakan


semakin bahagia dan senang atas
goal ini.

Apabila kita cermati pola kalimat Goal Statement yang sudah bermuatan
Emosi, menjadi sebuah kalimat yang lebih bertenaga. Seakan-akan
memang apa yang kita harapkan terjadi seketika. Dan pola kalimat seperti
ini langsung mudah dimengerti oleh pikiran bawah sadar kita maupun
pikiran sadar kita.

Nah... sekarang buatlah goal Statement


Anda, dengan memenuhi 5 kriteria
tersebut ?

Salam Inspirasi,
Ahmad Asari Asgar
www.sekolahtrainer.com

Halaman 16 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)

PROFIL COACH ASARI

COACH ASARI merupakan seorang Trainer, Coach yang


aktif mengajar di Kelas-kelas Training, Kelas-kelas Formal,
baik di Indonesia maupun di Malaysia. Beliau salah satu
International NLP Practitioner & New Code NLP standart
ITANLP UK desain by Grinder (Co-Creator NLP), Master
Trainer NLP by Neo NLP Society, Trainer NLP
Coach™ by NLP Coach Association, Trainer HR &
Leardership Trainer HRNLP by HRNLP Indonesia,
Instructor Hypnotherapy by IBH, Grounded
Business Coach by IGBC™, Body Language
Practitioner by International Body Language
Center.

Beberapa lembaga di Malaysia pernah menjadi klien


nya seperti Saffone Counsulting, Sdn,Bhd Malaysia, Advanced Leadership Center,
Sdn, Bhd Malaysia, Neo Synergy Training, Sdn, Bhd Malaysia Dan banyak lembaga
di Indonesia

Untuk mengundang beliau dapat di TELP : 08523-1425-3373

Halaman 17 dari 17

Anda mungkin juga menyukai