DAFTAR ISI
Halaman 1 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Sesi ke 1- ORIENTASI
THE PROBLEM CAN NOT BE SOLVED
UNTIL YOU HAVE AN OUTCOME
Selamat malam semuanya, semoga semuanya dalam keadaan sehat wal afiat
dalam mencapai apa yang diinginkan.
Pada mentoring kali ini kita akan memulai dari sebuah kisah yang
melibatkan tiga orang sahabat.
Sebut saja mereka bertiga masing-masing mempunyai nama-nama sebagai
berikut ; Parman, Parmin, Parmon. Mereka merupakan sahabat yang sangat
akrab sekali, boleh dibilang mereka merupakan sahabat sedari kecil. Sahabat
yang saling berbagi segala hal. Hingga waktu jua yang memisahkannya.
Ya... betul mereka berpisah karena waktu lulusan sekolah menengah,
mengambil jalan hidup masing-masing, tentunya dengan alasan masing-
masing.
Singkat cerita, mereka bertemu lagi setelah 10 tahun berpisah sedari lulus
SMA. Dengan profesi, titel dan predikat, masing-masing. Tahu sendirilah
kalau teman lama bertemu setelah sekian lama apa yang akan terjadi.
Perlu Anda ketahui mereka ini punya cita-cita menjadi pengusaha semuanya.
Pengusaha yang sukses, berkah dan bahagia. Dan cita-cita inilah yang
menjadi obrolan mereka di bawah pohon mangga belakang sekolah. Ada hal
yang menarik bagi saya dengan hasil obrolan mereka ini. Karena diantara
mereka bertiga, ternyata yang berhasil mencapai cita-citanya hanya satu
orang.
Orang yang dimaksudkan tersebut bernama Parmon, seorang yang berhasil
menjadi pengusaha sukses, berkah dan bahagia, sesuai dengan janji mereka
saat di bawah pohon mangga belakang sekolah. Sedangkan parman menjadi
seorang tukang parkir di salah satu kawasan pertokoan dan parmin tak lebih
hanya menjadi kuli panggul di pasar tradisonal di kampungnya.
Bukan maksud hati merendahkan atau menyepelakan profesi mereka, akan
tetapi kita akan coba menganalisis, sebenarnya apa yang terjadi dalam dialog
mereka dulu saat di bawah pohon mangga belakang sekolah.
Halaman 2 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Parmon berkata : “kita sepakat bahwa mulai hari ini kita berjanji untuk
menjadi pengusaha sukses, berkah dan bahagia...?”
Parmin dan Parman menjawab ; “setujuuuuuuu.....”
Parmon bilang : “lantas bagaimana caranya ya...kita bisa menjadi
pengusahan seperti itu, apa yang harus dilakukan...?
Parmin bilang : “ Lah... apa gue bisa ya jadi pengusaha kaya begitu, secara
kan saya ini bukan turunan pengusaha !”
Parman bilang :” iya brow... apalagi saya turunan orang miskin, mikir usaha
bagaimana, wong buat makan saja susah”
Halaman 3 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Bismillahirahmanirahim...
Pada sesi ke-2 ini saya akan membagikan sebuah artikel yang seringkali saya
sampaikan disetiap waktu, baik secara tulisan maupun lisan. Artikel ini
berisi tentang cerita yang saya ceritakan kembali dari sebuah film. Silahkan
Anda simak ceritanya begini :
Alkisah ada seorang buta tua yang duduk di pertigaan simpang jalan sebuah
kota di Eropa sana. Ia duduk diatas alas semacam tikar, ia membawa kaleng
bekas susu untuk mewadahi uang recehan, ia memajang tulisan disebuah
robekan kardus.
Ia menuliskan I'AM BLIND PLEASE HELP ME, sedari pagi sampai menjelang
makan siang tiba, kaleng susu tersebut tak kunjung terisi. Tak terisi kaleng
tersebut juga menandakan tak terisi perutnya.
Wowwwww... kaleng bekas susu pak tua butapun secara cepat terisi penuh,
bahkan melebihi dari harapannya. Dalam benaknya ia bertanya -tanya.
Halaman 4 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Apa yang kamu lakukan dengan kardus yang telah saya tuliskan
sebelumnya...? Tanya pak tua buta kepada perempuan muda itu.
Saya tak melakukan apapun pada kardus yang berisi tulisan anda, hanya
saja saya menuliskan maksud anda dalam kalimat yang berbeda.
Dan tahukah anda apa yang ditulis oleh perempuan itu. Ia hanya
menuliskannya dengan kata yang berbeda seperti ini IT'S A BEAUTIFUL
DAY, BUT I CANN'T SEE IT
Narasi ke-2 :
Baik kakak...saya mau nawarkan sebuah produk yang dapat membuat
langsing kakak. Produk ini dirancang bagi orang-orang yang menginginkan
penurunan berat badan. Kualitas terjamin tokcer, harga juga murah meriah.
Ayo dibeli ya...?
Salam Inspirasi,
Ahmad Asari Asgar
www.sekolahtrainer.com
Halaman 5 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Bismillahirahmanirahim...
Pada sesi ke-3 saat ini, kita akan mulai dari sebuah keluhan. Iya beneran
keluhan yang biasanya datang dari para penjual. Ada sebuah kalimat
keluhan yang biasa sekali diucapkan. Salah satunya “Waduh bagaimana
ya... pasar lagi sepi ini, dagangan jadi numpuk kagak laku”.
Tahukah Anda bahwa dalam merespon dunia luar diri kita, sesungguhkan
kita ini dibatasi oleh area. Sebuah area yang terdiri dari beberapa bagian
penting, yang mempengaruhi kewenangan dan keputusan kita. Area tersebut
dibagi menjadi tiga bagian seperti ilustrasi diagram pie di bawah ini :
Halaman 6 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Dari diagram ke-1 di atas, kita dapat mengetahui penjelasan area-area yang
mengawinkan antara pelaku, Kewenangan, keputusan. Artinya setiap area
ada pelakunya sendiri, ada kewenangan yang digunakan sendiri, dan ada
keputusan yang muncul sendiri.
Kemudian yang tak kalah penting lagi bagi kita adalah perbuatan seperti apa
yang kita perbuat dalam masing-masing area. Atau dengan kata lainnya
siapakah yang bertanggungjawab atas area tersebut.
Sehingga jika kita gabungkan antara diagram ke-1 dan tabel ke-1, maka akan
memberikan kita gambaran yang sangat jelas sekali.
Misalnya ada seorang karyawan di sebuah perusahan yang minta naik gaji 3
(tiga) kali lipat dari gajinya sekarang. Hal tersebut dilakukan dengan banyak
sekali alasan baginya.
sebelum kita jawab sama-sama, kita mesti perjelas dulu, kira-kira Karyawan
yang punya keinginan seperti itu berada di area mana ?
Artinya situasi dan kondisi yang diinginkan mesti ada dialog antara Saya
(Karyawan) dengan Anda (Perusahaan), sehingga menimbulkan kesepakatan
antara keduanya (RESULT), yang kemudian dilaksanakan sebagai
tanggungjawab bersama (ACTION)
Salam Inspirasi,
Ahmad Asari Asgar
www.sekolahtrainer.com
Halaman 7 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Bismillahirahmanirrahim...
Selamat berjumpa kembali teman-teman NLP for Selling, di group Free
Mentoring. Pada sesi ke-4 kita akan masuk pada bahasan GOAL SETTING.
Dalam aktifitas penjualan, bahwa Goal Setting mestilah jelas, dan
kejelasannya ditandainya, sejauh mana kita detail mendeskripsikannya.
Adapun deskripsi kejelasan goal setting, diikat oleh beberapa istilah
keuangan. Baiklah teman-teman istilah keungan tersebut biasanya jadi
bahasan seminar, semoga sih antara judul seminar dan pembahasannya
nyambung. Ketiga istilah tersebut sebagai berikut :
LEVEL TARGET KEWAJIBAN HAK-HAK
Sales Omzet Orang yang bertanggung Orang yang berhak
jawab terhadap terjualnya mendapatkan reward,
barang yang diproduksi Insentive, bonus,
oleh perusahaan dalam imbalan ataupun
jangka waktu tertentu Komisi dari hasil
terjualnya barang
secara langsung
Manajer Profit Orang yang Orang yang berhak
bertanggungjawab mendapatkan reward,
terhadap terciptanya Insentive, bonus,
barang (produksi) yang imbalan ataupun
disesuaikan dengan Komisi dari terjualnya
permintaan atau proyeksi barang secara tidak
keuntungan penjualan langsung
Owner Cash Orang yang Orang yang berhak
bertanggungjawab mendapatkan
terhadap kecukupan modal keuntungan secara
perusahan tidak langsung dari
modal yang
dicukupkannya
Mungkin masih kurang jelas dari tabel deskripsi istilah di atas, karena belum
dibarengi dengan contoh kasusnya. Saya akan memberikan contoh ilustrasi
dari penggunaan ketiga Istilah diatas, sebagai berikut :
Halaman 8 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Asep pun putar otak, dengan diiringi melihat situasi dan kondisi sekitarnya.
Hasil pengamatan ia, sampai pada kesimpulan bahwa buka usaha di depan
rumah. Dengan mempunyai uang Rp 500.000, dan ia berencana untuk
membuka usaha berupa dagang gorengan.
Uang Cash Aseppun berubah menjadi Modal kerja. Dan Aseppun mulai
membuat gorengan dengan bahan yang ada, sehingga terciptalah 3 macam
jenis gorengan. Bala-bala, tempe dan Tahu dengan harga jual masing-masing
1000 / satuannya.
Halaman 9 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Okeh sekarang kita coba buat laporannya keuangan hari pertama, sehingga
diperoleh sebagai berikut :
Dari tabel laporan keuangan di atas kita dapat tarik kesimpulan bahwa ada
selisih positif dari modal kerja yang dikeluarkan. Nah... hasil pengurangan
atau selisih positif sebesar Rp. 500.000 dari dikuranginya Omzet penjualan
sebesar Rp. 1.000.000 dengan Modal kerja sebesar Rp. 500.000 disebut
PROFIT MARJIN dari Usaha Dagang Gorengan.
Lanjutkan bro...
Kemudian dari profit marjin sebesar Rp. 500.000 berapakah haknya Asep
sebagai Owner. Artinya ia mesti membanginya sesuai dengan porsinya. Jika
Profit Marjin yang di dapatkan oleh Asep dalam satu hari kemudian
dikonversi menjadi Free Cashnya, maka secara pribadi uangnya bertambah.
Akan tetapi kapasitas usahanya tetap bahkan juga berkurang karena ada
faktor eksternal yang tetap misalnya Inflasi. Akan tetapi jika Asep
berkeinginan menambah kapasitas produksi gorengannya, maka modal
kerjanya mesti ditambahkan dari profit marjinnya.
Apabila dilihat tabel diatas, bahwa Omzet Penjualan sebesar Rp. 1.000.000
dikurangi Modal Kerja awal sejumlah Rp. 500.000, ditambahkan Inflasi 5 %
dikalikan modal kerja menjadi Rp. 25.000, dan ditambahkan modal kerja
sebanyak 30 % sebesar Rp. 150.000, Sehingga Asep punya Modal ke-2
untuk dagang hari ke-2 sebanyak Rp. 675.000. adapun total sisa sebesar
Rp. 325.000 merupakan hasil dari dikuranginya profit marjin Rp. 1.000.000
oleh Modal Kerja ke-2 sebesar Rp. 675.000.
Halaman 10 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Dengan demikian, Asep punya uang sisa hasil usaha sebesar Rp.
325.000 yang tidak menggangu proses produksi usahanya. Dan istilah
ini disebut dengan FREECASH.
Baiklah dari ilustasi yang di atas, kita dapat mengetahui perbedaan ketiga
istilah keuangan secara sederhana. Sehingga ketika kita menyusun Goal
setting dapat secara tepat menyusunnya, mengerti apa yang mesti dilakukan,
dan mengerti efek yang akan terjadinya.
Salam Inspirasi,
Ahmad Asari Asgar
www.sekolahtrainer.com
Halaman 11 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Bismillahirahmanirrahim...
Semoga teman-teman masih berada di group ini ya... setelah agak belibet
dangan angka-angka di sesi ke-4. Hal yang ingin disampaikan yaitu kita
menjadi jelas berada di level apa dalam siklus Jual-Beli, dan kita menjadi
lebih jelas tentang target apa yang ingin kita capai. Beda level akan
berdampak pada beda target. Sehingga kita tidak terjebak dengan istilah-
istilah yang kelihatannya keren.
Apakah dengan omzet meningkat, profit margin Usaha saya ikut meningkat?
Apakah dengan profit margin saya meningkat, freecash saya ikut meningkat?
Apakah dengan Freecash saya meningkat, usaha saya juga ikut meningkat ?
By the way... saat ini kita akan masuk pada sesi ke-5. Pada sesi ke-5 ini ,
kita akan masuk pada pembahasan GOAL STATEMENT. Bagaimana caranya
membuat kalimat Goal Setting yang tepat, atau apa goal setting Anda ?
Loh kok... jadi mengarang kalimat sih... kan sudah jelas, hehehe....
Yakin sudah jelas... sebab kalimat goal yang kita buat, secara sadar maupun
tanpa sadar akan menjadi bagian dari diri kita. Akan banyak wujud dari
sebuah kalimat yang akan kita buat. Tentunya Anda masih ingat dengan
cerita yang saya berikan pada Anda di sesi ke-2 (silahkan dibaca lagi).
Halaman 12 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Perlu diketahui oleh Anda, bahwa ada 5 (lima) kriteria Goal Statement yang
baik, tepat dan benar penyusunannya, Diantaranya sebagai berikut :
1- Positive Statement
Coba dicek seberapa sering kita mengungkapkan kalimat Goal Statement
dalam bentuk kalimat negatif, walupun maksud yang diinginkan positif.
2- Present Tenses
selanjutnya kalimat Goal Statement mesti berada di waktu sekarang.
Seakan-akan terjadi saat ini dimasa sekarang. Artinya yang tadinya hanya
kalimat yang mengandung makna to be (akan, ingin, mau dan sejenisnya),
menjadi kalimat yang mengandung makna being (menjadi) atau behave
(mendapat).
TARGET To be Behave
Saya ingin omzet besar
Halaman 13 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
dengan gambaran Akhirnya. Oleh karena itu tak salah memang kita
membuat kalimat Goal Statement mengunakan kalimat yang bersifat
present tense supaya kita dapat gambaran akhir dari Goal Statement yang
kita buat.
3- Time Limited
Selanjutnya dalam membuat Goal Statement kita mesti memperhatikan
yang namanya batasan Waktu. Karena mau tidak mau kondisi fisik kita
dibatasi oleh waktu. Waktu juga menunjukkan seberapa banyak peluang
dan kesempatan yang dapat kita gunakan. Waktu juga akan membuat
seberapa cepat kita menggapai hal-hal yang kita inginkan dalam hidup
ini. Satu-satunya hal yang membatasi keinginan adalah kematian, maka
sebelum datang waktu kematian kita, kita masih boleh mengusahakan
apapun untuk mencapai keinginan kita.
4- Spesifik
Tema ini kaitannya dengan kejelasan ukuran sebuah goal statement.
Boleh dikatakan sebagai batasan. Sebab dalam penjulan, kita akan
mudah mengukur keberhasilan sebuah goal setting dengan kejelasan goal
statement.
Halaman 14 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
5- Emotion
Tema ini masih berkaitan dengan Goal Statement yang diungkapkan
dalam kalimat positif seperti dijelaskan di atas. Alasannya bahwa kalimat
yang negatif yang menyatakan maksud positif tetap akan diterima oleh
pikiran bawah sadar sebagai informasi yang benar. Pada saat setelah
diterima oleh pikiran bawah sadar, maka pikiran bawah sadar akan
meresponnya dalam bentuk persepsi.
Ketika kalimatnya negatif, maka respon yang muncul oleh pikiran
bawah sadar akan menimbulkan emosi-emosi yang negatif pula. Seperti
yang ditunjukkan dalam tabel 2 dia atas misalnya tentang seseorang yang
Ingin bahagia tapi mengungkapkannya dalam kalimat negatif, maka yang
akan diterima adalah muatan negatifnya. Jadi ketika kita bilang Saya
tidak ingin bersedih, maka pikiran bawah sadar kita akan mengkonstruk
kesedihan, padahal kita menginginkan kebahagiaan.
Pelibatan emosipun menjadi sangat penting dalam membuat Goal
Statement, selain emosi yang timbul akibat dari kalimat yang positif, maka
kitapun dapat merancang kalimat Goal Statement yang penuh dengan
emosi. Pelibatan emosi ini dapat menggunakan modalitas gaya belajar
kita. Unsur-unsur inderawinya mesti terlibat dalam pembuatan Goal
Statement, sehingga makin menguatkan informasi kebenarannya yang
akan diterima oleh pikiran bawah sadar kita.
Halaman 15 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Apabila kita cermati pola kalimat Goal Statement yang sudah bermuatan
Emosi, menjadi sebuah kalimat yang lebih bertenaga. Seakan-akan
memang apa yang kita harapkan terjadi seketika. Dan pola kalimat seperti
ini langsung mudah dimengerti oleh pikiran bawah sadar kita maupun
pikiran sadar kita.
Salam Inspirasi,
Ahmad Asari Asgar
www.sekolahtrainer.com
Halaman 16 dari 17
Free Mentoring NLP FOR SELLING
led by Coach Asari (NLP Coach & Grounded Business Coach)
Halaman 17 dari 17