Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik
Oleh:
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan karunian Nya kepada kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Perkembangan Emosi Peserta Didik. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik. Selain itu
Namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK ................................................. 1
PERKEMBANGAN EMOSI PESERTA DIDIK ......................................................... 1
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
Latar Belakang................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
Tujuan ............................................................................................................................... 5
BAB II ......................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
Pengertian Perkembangan Emosi ..................................................................................... 6
Jenis dan Ciri – Ciri Emosi .................................................................................................. 9
Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja ................................................................... 14
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA ............... 18
BAB III ...................................................................................................................................... 28
PENUTUP ............................................................................................................................. 28
KESIMPULAN ................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 29
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semua manusia pada umumnya memiliki dorongan dan minat yang besar
untuk mencapai atau ingin memiliki sesuatu. Adanya perilaku seseorang dan
munculnya berbagai kebutuhan seseorang disebabkan oleh dorongan dan minat yang
besar. Jika terpenuhi, itulah dasar dari pengalaman emosionalnya. Perjalanan hidup
seseorang satu dengan yang lainnya itu tidak sama. Semua memiliki jalan sendiri-
sendiri. Semua memiliki pola sendiri-sendiri pula. Jika seseorang bisa memenuhi apa
yang mereka inginkan, maka mereka akan memiliki emosi yang stabil, dengan
seseorang tidak bisa memenuhi apa yang mereka inginkan, maka mereka cenderung
dan tingkah lakunya. Oleh sebab itu, untuk memahami emosional peserta didik, guru
memang perlu mengetahui apa yang dia pikirkan dan dia lakukan. Yang lebih penting
lagi adalah mengetahui apa yang mereka rasakan. Gejala-gejala emosional seperti
marah, takut, malu, cinta, benci, dan lainnya perlu dicermati dan dipahami dengan
baik. Selanjutnya marilah kita tinjau secara rinci tentang perkembangan emosi pada
peserta didik.
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Pengertian Perkembangan Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis
berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan manusia, karena emosi dapat mejadi motivator perilaku dalam arti
(Prawitasari,1995)
tertentu, seperti perasaan senang atau tidak senang. perasaan senang atau tidak
perasaan senang dan tidak senang, beberapa contoh macam emosi yang lain
2006). Pengertian lain emosi adalah suatu pengalaman afektif yang kuat pada diri
baik keadaan mental maupun fisik serta berwujud suatu sikap dan tingkah-laku
Menurut Crow & Crow (1958) pengertian emosi itu adalah sebagai berikut:
adjusiment and mental and physiological stirred up states it the individual, and that
Jadi, emosi adalah pengalaman efektif yang di sertai penyesuaian diri dalam
diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang
nampak.
bentuk emosi untuk tiap jenis reaksi perubahan fisik tertentu seperti hal-hal sebagai
berikut:
a. Rasa marah
b. Rasa takut
Ditandai dengan tubuh terasa membeku, reaksi waspada, wajah pucat,
dan darah terasa mengalir ke otot rongga besar, misalnya kaki untuk dapat lari
c. Rasa bahagia
kerisauan.
d. Rasa cinta
Ditandai dengan adanya perasaan kasih sayang serta pola simpatik yang
menunjuk pada respons relaksasi, yaitu kumpulan reaksi pada seluruh tubuh yang
e. Rasa terkejut
Ditandai dengan naik alisnya individu. Hal ini merupakan reaksi untuk
f. Rasa jijik
g. Rasa sedih
Ditandai dengan menurunnya kegiatan atau semangat hidup yang
Jenis Emosi
Jenis emosi Crider dan kawan kawan (1983), mengemukakan dua jenis
emosi, yaitu emosi positif dan emosi negatif merupakan reaksi ketidakpuasan
seperti rasa benci, takut, marah, geram, dan lain-lai. Dan emosi positif
Luella cole (1963) mengemukakan bahwa ada tiga jenis emosi yang
a) Emosi Marah
b) Emosi Takut
menurut luella cole (1963), ketakutan yang dialami selama masa
ketakutan terhadap masalah atas sikap orang tua yang tidak adil dan
Pada saat akhir masa remaja dan pada saat memasuki perkembangan
dewasa awal, ketakutan atau kecemasan yang baru muncul adalah menyangkut
c) Emosi Cinta
Emosi ini sudah ada sejak bayi dan terus berkembang sampai dewasa.
Sedangkan pada masa remaja rasa cinta diarahkan pada lawan jenis. Pada
masa bayi rasa cinta diarahkan pada orang tua terutama pada ibu.
adalah jika remaja mengarahkan rasa cintanya kepada pemuda sesama remaja.
Demikian juga dengan remaja pria punya cinta normal mengarahkan cintanya
d) Emosi Gembira
certia panjang dan lengkap tentang apa yang terjadi dalam perkembangan
dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima
sebagai seorang sahabat atau bila ia jatuh cinta dan cintanya itu mendapatkan
sebagainya.
meriang,dan sebagainya.
CIRI-CIRI EMOSI
Menurut Biehler pada tahun 1972 dalam Sunarto, 2002:155, membagi ciri-ciri
emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12–15 tahun dan usia 15–18
1. Pada usia ini seorang siswa/anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.
2. Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa
percaya diri.
4. Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan
5. Remaja terutama siswa-siswa SMP mulai mengamati orang tua dan guru-guru
3. Siswa pada usia ini seringkali melamun, memikirkan masa depan mereka. Banyak di
antara mereka terlalu tinggi menafsirkan kemampuan mereka sendiri dan merasa
mudah muncul emosi negatif.emosi negatif dapat muncul berupa marah, benci,
sedih,dan sebagainya.
siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal
rasapercaya diri.
Remaja yang sudah mencapai kematangan emosi dapat dilihat dari ciri-ciri
Mampu menerima diri sendiiri dan orang lain apa ada nya.
Mampu menampilkan ekspresi emosi sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada.
imfulsif.
Kurang mampu memahami orang lain dan cendrung untuk selalu minta
antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan
yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi. Pada masa ini dipercaya
merupakan masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga dan
lingkungannya.
emotionality, yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau
tampak lebih intens dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat
mekanisme pertahanan diri. Emosi yang tinggi ini tidak berlangsung terus-menerus
selama masa remaja. Dengan bertambahnya umur maka emosi yang tinggi akan mulai
Karena berada pada masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa,
maka status remaja agak kabur,baik bagi dirinya mupun bagi lingkungannya.Conny
Semiwan mengibaratkan : “terlalu besar untuk serbet,tetapi terlalu kecil untuk taplak
meja” karena sudah bukan anak-anak lagi,tetapi juga belum dewasa. Masa remaja
diri belum sempurna.Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak
Secara garis besar, masa remaja dapat dibagi kedalam empat periode, yaitu :
ini.
1. Periode Pra-remaja
Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara remaja pria
maupun wanita. Perubahan fisik belum begitu tampak jelas, tetapi pada remaja putri
berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat
Selama periode ini perkembangan gejala fisik yang semakin tampak jelas
adalah perubahan fungsi alat-alat kelamin. Karena perubahan alat-alat kelamin serta
perubahan fisik yang semakin nyata ini, remaja seringkali mengalami kesulitan
mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang pula meras terasing, kurang
perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau
marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya.
Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi kerena adanya kecemasan terhadap dirinya
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja untuk
dapat menuju kea rah mampu memikul sendiri seringkali menimbulkan masalah
tersendiri bagi remaja. Karena tuntutan peningkatan tanggungjawab ini tidak hanya
datang dari orang tua atau anggota keluarganya melainkan juga dari masyarakat
sekiternya, maka tidak jarang masyarakat juga terbawa-bawa menjadi masalah bagi
remaja. Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat seringkali juga
menunjukan adanya kontradiksi antara nilai-nilai moral yang mereka ketahui, maka
tidak jarang pula remaja mulai meragukan apa yang disebut baik atau buruk.
mereka anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan di kalangan mereka
sendiri.lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa disekitarnya ingin memaksakan
nilai-nilainya agar dipatuhi oleh remaja tanpa disertai dengan alasan yamg masuk
akal menurut mereka atau bahkan orang tua atau orang dewasa menunjukkan
Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa
dan mulai mampu menunjukan pemikiran, sikap dan perilaku yang semakin dewasa.
Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang
selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga menjadi semakin labih
bagus dan lancar karena mereka sudah semakin memiliki kebebasan yang relative
terkendali serta emosinyapun mulai stabil. Pilihan arah hidup sudah semakin jelas
dan mulai mampu mengambil pilihan serta keputusan tentang arah hidupnya secara
lebih bijaksana meskipun belum bisa secara penuh. Mereka juga mulai memilih
cara-cara hidup dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri, orang tua, dan
fluktuasi gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat
fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari sering
kita lihat beberapa tingkah laku emosional, misalnya: agresif, rasa takut yang
berlebihan, sikap apatis, dan tingkah laku menyakiti-diri seperti : melukai diri sendiri,
sebagai berikut :
1. Perubahan jasmani
akibat yang tidak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap
remaja dapat menerima perubvahan kondisi tubuh seperti itu, labih-lebih jika
bervariasi. Ada yang pola interaksinya menurut apa yang dianggap terbaik
oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat mamaksakan kehendak,
memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dangan penuh cinta
kasih. Perbedaan pola intereksi orang tua seperti ini sangat berpengaruh
misalnya, ketika dulu masih anak-anak, orang tua bisa memukul anak jika
anak berbuat nakal, tetapi pada saat remaja cara- cara semacam itu justru
Too Big To Spank ’’ yang maknanya bahwa remaja itu sudah terlalu besar
untuk terpukul.
dalam keadaan konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasan orang tua.
perlawanan terhadap orang tua karena ingin menunjukan bahwa dirinya telah
berhasil menjadi orang yang lebih dewasa. Jika mereka berhasil dalam
merekapun belum merasa puas karena orang tua tidak menunjukan pengertian
yang mereka inginkan. Keadaan semacam ini sangat berpengaruh terhadap
secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dan
“gang’’ biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang
sangat tinggi.
diusahakan terjadi pada masa remaja awal saja karena biasanya bertujuan
masa remaja tengah atau remaja akhir karena masa ini para anggotanya
adalah hubungan cinta dangan teman lawan jenis. Pada masa remaja tengah
biasanya remaja benar-benar mulai jatuh cinta dangan lawan jenisnya. Gejala
ini sebenarnya sehat bagi remaja, tetapi juga tidak jarang menimbulkan
konflik atau gangguan emosi pada remaja jika tidak diikuti dengan bimbingan
dari orang tua atau orang yang lebih dewasa. Oleh sebab itu, tidak jarang
orang tua justru merasa tidak gembira atau bahkan cemas ketika anak
remajanya jatuh cinta. Ganguan emosional yang mendalam dapat terjadi
ketika cinta remaja tidak terjawab, ditolak, atau karena pemutusan hubungan
cinta sepihak sehingga banyak mendatangkan kecemasan bagi orang tua dan
remaja selain perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu sendiri
banyak teman laki-kaki sering dianggap tidak baik atau bahkan mendapat
predikat yang kurang baik juga. Penerapan nilai yang berbeda semacam
ini jika tidak disertai dengan pemberian pengertian secara bijaksana dapat
tindak kriminal dan kekerasan. Perlakuan dunia luar semacam ini akan
emosionalnya. Apabila kondisi orang tua saat ini dapat melakukan hubungan
yang penuh cinta kasih atau secara naluriah memberikan kepercayaan bahwa
kehadiran bayi tersebut sangat diinginkan dan dikasihi maka diharapkan akan
dapat hidup dalam lingkungan kasih sayang. Sebaliknya, jika kehadiran bayi
berikutnya, orang tua bersikap kurang dapat menerima, acuh tak acuh, apalagi
Disiplin yang tegas tetapi disertai kasih sayang akan membantu anak
kaku dan tanpa kasih sayang akan menimbulkan sikap keragu-raguan pada
diri anak dan bahkan akan kehilangan kepercayaan pada dirinya. Apabila ini
terjadi pada dua anak dalam satu keluarga (seayah/seibu) secara individual
b) Mengungkapkan perasaan
d) Mengelola perasaan
e) Menunda pemuasan
g) Mengurangi stress
individu adalah;
emosional.
amarah ).
relaksasi.
masalah orang lain dan berpikir dengan sudut pandang orang lain.
Belajarlah berkomonikasi.
Belajarlah membuka diri.
Mendidik anak menjadi orang yang kreatif adalah upaya menyukseskan masa depan
mereka. Banyak anak yang menjadi korban akibat dari salah didik yang berorientasi
ke mata pelajaran yang menempa aspek kognitif semata atau menggembirakan hati
yang sesaat. Dengan alasan mencoba meningkatkan harga diri anak melalui pujian
dan penghargaan, kita manjadi permissif (membiarkan) dalam hal disiplin dan
menuntut terlalu sedikit. Dalam upaya memberi mereka dunia yang serba
menyenangkan seperti dialam mimpi, kita lupa bahwa stress dan ketidak nyamanan
adalah bagian yang sama penting dalam pengalaman manusia seperti cinta dan kasih
sayang, dan ketika kita membebaskan mereka dari kesempatan belajar tentang
Banyak anak yang kelihatannya sukses dalam menerima pelajaran tapi ketika
dihadapkan kepada kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara baru tidak
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pontianak
Rineka Cipta
Rajawali Pers
Tim dosen FKIP UNTAN (2010). Hand Out Mata Kuliah Keahlian
Pontianak.
http://tiarprasetia.blogspot.co.id/2013/05/perkembangan-emosi-remaja.html